CA MAMAE
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan
Maternitas
Dosen Pengampu: Nung Ati, SST., S.Kep., Ners., MH.KES.
Oleh:
Kelompok 4
Ari M Ripaldi 19.107
Agus Triawan 20.103
Arin Riwanna Fitriani 20.107
Dea Isnaeni Soleha 20.112
Hilda Kamila Khoerunisa 20.118
Meylani Tri Putri 20.127
Oktaviandi Nurjaman 20.133
Rio Rafael Ibrahim 20.140
Sisnuari Alipa 20.142
Siti Nurhayati 20.145
Thias Nur Syifa 20.148
Winda Aprilyani 20.149
Zaini Fitria Cahya Agustin 20.151
l. Ekstremitas
1) Inspeksi
Mengkaji kesimetrisan dan pergerakan ekstremitas atas dan
bawah, lihat ada tidaknya lesi, lihat ada tidaknya cyanosis,
periksa kekuatan otot lemah/kuat
2) Palpasi
Mengkaji bila terjadi pembengkakan pada ekstremitas atas
maupun bawah. Kekuatan Otot Edema Fraktur Atropi
m. Genetalia dan sekitarnya
1) Inspeksi
Apakah terpasang kateter atau tidak.
n. Status Neurologis
1) Status neurologis
a) Pemeriksaan Nervus
1. Nervus olfaktorius
Fungsinya untuk penciuman. Cara pemeriksaannya
yaitu pasien memejamkan mata kemudian
instruksikan pasien untuk memebedakan bau yang
diciumnya seperti teh, kopi, dll. Lihat apakah ada
gangguan pada penciuman pasien
2. Nervus optikus
Fungsinya untuk penglihatan. Cara pemeriksaanya
yaitu dengan menggunakan snellen card dan lapang
pandang. Lihat apakah pasien dapat melihat dengan
jelas.
3. Nervus okulomotoris
Fungsinya untuk melihat pergerkan kelopak mata
dan bola mata, kontriksi dilatasi pupil. Cara
pemeriksaanya yaitu dengan tes putaran bola mata,
mengangkat kelopak mata kearah atas, cek reflek
pupil. Lihat apakah pasien dapat menggerakkan
bola mata keatas dan kebawah, kemudian lihat
apakah pasien dapat mengangkat kelopak mata
keatas jika tidak itu menunjukkan bahwa ada ptosis,
lihat apakah refleks pupil normal/tidak.
4. Nervus trochlearis
Fungsinya untuk melihat pergerakan mata. Cara
pemeriksaannya yaitu dengan tes putaran bola mata.
Lihat apakah pasien dapat menggerakkan bola mata
keatas, kebawah maupun kesamping kanan dan kiri.
5. Nervus trigeminus
Fungsinya untuk melihat gerakan mengunyah,
sensasi wajah, lidah dan gigi, reflek kedip. Cara
pemeriksaanya yaitu dengan menggerakkan rahang
ke semua sisi, pasien disuruh untuk memejamkan
mata kemudian sentuh menggunakan benda yang
ujungnya tumpul/tajam pada dahi dan pipi untuk
melihat sensasi wajah sebelah kanan dan kiri
kemudian sensasi raba atau nyeri, menyentuh
permukaan kornea dengan menggunakan kapas
untuk melihat reflek kedip pasien normal/tidak.
6. Nervus abdusen
Fungsinya untuk melihat gerakan bola mata. Cara
pemeriksaannya yaitu dengan tes putaran bola mata.
Lihat apakah pasien dapat menggerakkan bola mata
keatas, kebawah maupun kesamping kanan dan kiri.
7. Nervus facialis
Fungsinya untuk melihat ekspresi wajah dan fungsi
pengecap. Cara pemeriksaanya yaitu melihat apakah
wajah pasien bagian kanan dan kiri simetris/tidak,
minta pasien untuk mengerutkan dahi bagian yang
lumpuh lipatannya tidak dalam, minta pasien
mengangkat alis, minta pasien menutup mata
kemudian pemeriksa membuka dengan tangan,
minta pasien memoncongkan bibir atau nyengir,
minta klien menggembungkan pipi lalu tekan pipi
kanan dan kiri lihat apakah kekuatannya sama bila
ada kelumpuhan maka angin akan keluar dari
bagian yang lumpuh, kemudian cek fungsi pengecap
dengan meminta pasien menjulurkan lidah
kemudian letakkan gula/garam/sesuatu yang asam
maupun pahit lihat apakah pasien dapat
membedakan rasa tersebut.
8. Nervus akustikus
Fungsinya untuk pendengaran. Cara pemeriksaanya
yaitu dengan menggunakan weber, ritme dan
schwabach.
9. Nervus glosofaringeus
Fungsinya untuk melihat reflek platum (menelan).
Cara pemeriksaanya yaitu minta pasien membuka
mulut kemudian tekan lidah kebawah dengan
menggunakan tongue spatel kemudian minta pasien
untuk mengucapakan a…a…a… dengan panjang
lihat apakah pasien mampu mengucapkan atau
terbata-bata amati kesimetrisan uvula, minta pasien
menelan ludah tanyakan apakah ada gangguan
menelan seperti terasa nyeri/tidak.
10. Nervus vagus
Fungsinya untuk melihat reflek platum (menelan)
dan reflek muntah. Cara pemeriksaanya yaitu minta
pasien membuka mulut lihat apakah uvula berada di
tengah, kemudian minta pasien untuk memasukkan
jari di belakang lidah lihat reflek muntah pada
pasien baik/tidak, minta pasien menelan ludah
tanyakan apakah ada gangguan menelan seperti
terasa nyeri/tidak.
11. Nervus asesorius
Fungsinya untuk melihat pergerakan kepala dan
bahu. Cara pemeriksaanya yaitu minta pasien
mangangkat kepala keatas, menundukkan kepala
dan menggelengkan kepala kesamping kanan dan
kiri lihat apakah pasien mampu menggerakkan bahu
dan berikan tahanan minta pasien untuk menahan
tahanan tersebut lihat apakah pasien mampu
menahan tahanan yang diberikan.
12. Nervus hipoglosus
Fungsinya untuk melihat keadaan lidah. Cara
pemeriksaannya yaitu minta pasien membuka mulut
kemudian lihat bentuk lidah kemudian apakah
terdapat kelumpuhan maka lidah akan tertarik ke
sisi yang sakit.
b) Pemeriksaan Refleks
1. Refleks bisep
Caranya yaitu dengan merefleksikan siku klien
kemudian letakkan lengan bawah klien diatas paha
dengan posisi telapak tangan keatas, letakkan ibu
jari kiri diatas tendon bisep klien, perkusi ibu jari
pemeriksa dengan reflek hammer, amati adanya
fleksi ringan yang normal pada siku klien dan
rasakan kontraksi otot bisep.
2. Reflek trisep
Caranya yaitu dengan memfleksikan siku klien
kemudian sangga lengan klien dengan tangan non
dominan, palpasi tendon trisep sekitar 2-5 cm diatas
siku, perkusi menggunakan reflek hammer pada
tendon trisep, amati adanya ekstensi ringan yang
normal pada siku klien.
3. Reflek brakioradialis
Caranya yaitu dengan meletakkan lengan klien
dalam posisi istirahat atau pronasi, ketukkan reflek
hammer secara langsung pada radius 2-5 cm diatas
pergelangan tangan, amati adanya fleksi dan
supinasi normal pada lengan klien dan jari-jari
tangan sedikit ekstensi.
4. Reflek patella
Caranya yaitu dengan meminta klien untuk duduk di
tepi meja kemudian periksa agar kaki klien dapat
menggantung dengan bebas tidak menginjak lantai,
tentukan lokasi tendon patella, ketukkan hammer
langsung pada tendon, amati adana ekstensi kaki
atau tendangan kaki yang normal.
5. Reflek Achilles
Caranya yaitu dengan meminta klien untuk duduk di
tepi meja kemudian periksa agar kaki klien dapat
menggantungkan dengan bebas tidak menginjak
lantai, dorsofleksikan sedikit pergelangan kaki klien
dengan menopang kaki klien pada tangan
pemeriksa, ketukkan hammer pada tendon Achilles
tepat diatas tumit, amati dan rasakan plantar fleksi
(sentakan ke bawah) yang normal pada kaki klien.
6. Reflek Abdominal
Caranya yaitu dengan memposisikan klien supine
dan buka area abdomen, lakukan pemeriksaan
dengan cara menggoreskan sikat pemeriksa secara
vertical, horizontal dan diagonal pada daerah
epigastrik sampai umbilicus (normalnya dinding
abdomen akan kontraksi).
7. Reflek Babinski atau Plantar
Caranya yaitu dengan menggunakan bagian jarum
dan reflek hammer kemudian goreskan tepi lateral
telapak kaki klien mulai dari tumit melengkung
sampai pangkal ibu jari, babinski (+) jika dorsum
fleksi ibu jari diikuti fanning (pengembangan) jari-
jari.
8. Reflek Chaddock
Caranya yaitu dengan menggoreskan bagian
maleolus lateral (buku lali) dari arah lateral kearah
medial sampai dibawah ibu jari kaki, chaddock (+)
jika dorsum fleksi ibu jari diikuti fanning
(pengembangan) jari-jari.
9. Reflek Openhim
Caranya yaitu dengan melakukan pengurutan Krista
anterior tibia dari proksimal ke distal, openhim (+)
jika dorsum fleksi ibu jari diikuti faning
(pengembangan) jari-jari
10. Reflek Gordon
Caranya yaitu dengan melakukan penekanan pada
daerah betis klien secara keras, amati respon
Gordon (+) jika dorsum fleksi ibu jari diikuti
fanning (pengembangan) jari-jari.
11. Reflek Schaffer
Caranya yaitu dengan memencet tendon Achilles
secara keras, amati respon schaffer (+) jika dorsum
fleksi ibu jari diikuti fanning (pengembangan) jari-
jari.
Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan dengan tampak meringis, bersikap protektif, gelisah dan sulit tidur.
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional,dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
(SDKI,PPNI.2017)
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
D.172 L. 145 I. 201
Nyeri Tingkat nyeri Manajemen Nyeri Observasi
Akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan sela Observasi 1. Menyediakan informasi mengenai
ma 2x24 jam dengan tujuan nyeri akut 1. Mengetahui strategi nyeri yang akan kebutuhan/efektivitas intervensi
menurun dengan kriteria hasil : dirasakan Identifikasi lokasi, karakteristik, 2. Membantu perawat untuk mengetahui seberapa
Indikator Awal Target durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri tingkat nyeri
Keluhan nyeri 2 5 2. Identifikasi skala nyeri 3. Bahasa tubuh atau isyarat nonverbal dapat bersifat
Meringis 2 5 3. Identifikasi respons nyeri non verbal fisiologis dan psikologis serta dapat digunakan
Sikap Protektif 2 5 bersamaan dengan isyarat verbal untuk menentukan
Ketegangan Otot 2 5 luas dan keparahan masalah
Terapeutik
Ket : 4. Berikan teknik nonfarmakologis untuk Terapeutik
1 : Meningkat mengurangi rasa nyeri (teknik relaksasi napas 4. Melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan
2 : Cukup meningkat malam) oksigen pada jaringan terpenuhi dengan mengurangi
3 : Sedang 5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
4 : Cukup menurun nyeri 5. Mengetahui hal yang memperburuk kondisi pasien
5 : Menurun
Edukasi Edukasi
6. Jelaskan strategi meredakan nyeri 6. Mengetahui strategi nyeri yang akan dirasakan
L. 58
Kontrol Nyeri Kolaborasi Kolaborasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan sela 7. Kolaborasi pemberian analgetik 7. Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri
ma 3x24 jam dengan tujuan nyeri akut akan berkurang
meningkat dengan kriteria hasil :
Indikator Awal Target
Melaporkan nyeri
2 5
terkontrol
Kemampuan 2 5
mengenali penyebab
nyeri I.251 Observasi
Dukungan orang Pemberian analgesik 1. Mengetahui adanya alergi obat
2 5 Observasi 2. Mengetahui tanda-tanda vital pasien sebelum dan
terdekat
1. Identifikasi riwayat alergi obat sesudah pemberian obat
Ket : 2. Monitor ttv sebelum dan sesudah pemberian 3. Mengetahui efektifitas obat yang sudah diberikan
1 : Menurun algesik
2 : Cukup Menurun 3. Monitor efektifitas analgesic Terapeutik
3 : Sedang 4. Agar pasien memperoleh jenis analgesic yang tepat
4 : Cukup Meningkat Teurapeutik dan mendapat efek yang optimal sehingga nyeri yang
5 : Meningkat 4. Diskusikan jenis analgesik yang disukai dirasakan dapat berkurang
untuk mencapai analgesia optimal
Edukasi
L. 65 Edukasi 5. Agar pasien dapat mengetahui efek terapi dan
Mobilitas Fisik 5. Jelaskan efek teerapi dan efek samping obat kemungkinan efek samping obat yang dirasakan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan sela
ma 3x24 jam dengan tujuan nyeri akut Kolaborasi Kolaborasi
meningkat dengan kriteria hasil : 6. Kolaborasi oemberian dosis dan jenis 6. Untuk mempercepat proses penyembuhan dan
Indikator Awal Target analgesik ,sesuai indikasi pengurangan rasa nyeri sehingga pemberian analgesic
Pergerakan dapat di control dan mendapat efek yang optimal
2 5
ekstremitas
Kekuatan otot 2 5 I.111
Rentang gerak Edukasi Teknik Nafas
2 5 Observasi
(ROM)
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan Observasi
Ket : menerima informasi 1. Untuk mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
1 : Menurun pasien menerima informasi
2 : Cukup Menurun Teurapeutik
3 : Sedang 2. Sediakan materi dan media pendididkan Terapeutik
4 : Cukup Meningkat kesehatan 2. Agar pasien bisa memahami pendidikan kesehatan
5 : Meningkat 3. Berikan kesekmpatan untuk bertanya
3. Agar pasien mengerti informasi yang disampaikan
Edukasi
4. Jelaskan tujuan dan manfaat teknik nafas Edukasi
5. Jelaskan prosedur teknik nafas 4. Agar pasien mengetahui tujuan dan manfaat teknik
6. Anjurkan memposisikan tubuh senyaman nafas
mungkin 5. Agar pasien mengetahui langkah-langkahnya
L. 96 6. Agar pasien merasa nyaman
Pola Tidur
Setelah dilakukan asuhan keperawatan sela
ma 3x24 jam dengan tujuan nyeri akut
membaik dengan kriteria hasil : I.246
Indikator Awal Target Pemantauan Nyeri
Observasi
Keluhan sulit tidur 2 5 Observasi
1. Agar mengetahui faktor pencetus dari pereda nyeri
Keluhan sering 1. Identifikasi faktor pencetus pereda nyeri
2 5 2. Agar mengetahui kualitas dari nyeri tersebut
terjaga 2. Monitor kualitas nyeri
3. Agar mengetahui lokasi dan penyebaran nyeri
3. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
Keluhan istirahat
2 5
tidak cukup Terapeutik
Teurapeutik
4. Agar mengetahui interval yang sesuai dengan kondisi
4. Atur interval pemantauan sesuai dengan
Ket : pasien
kondisi pasien
1 : Menurun
2 : Cukup Menurun Edukasi
Edukasi
3 : Sedang 5. Agar pasien paham tujuan dan prosedur dari
5. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
4 : Cukup Meningkat pemantauan
5 : Meningkat
I.326
Perawatan Kenyamanan
L. 110 Observasi
Observasi
Status Kenyamanan 1. Agar pasien mengetahui apa saja gejala-gejala nya
1. Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan sela 2. Agar pasien dapat mengidentifikasi masalah
2. Identgifikasi masalah emosional dan spritual
ma 3x24 jam dengan tujuan nyeri akut emosional dan spiritual yang ada pada dirinya
meningkat dengan kriteria hasil :
Indikator Targe Terapeutik
Awal Teurapeutik
t 3. Agar pasien merasakan nyaman
3. Berikan posisi yang nyaman
Kesejahteraan Fisik 2 5 4. Untuk memberikan kondisi yang aman dan nyaman
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Kesejahteraan bagi pasien
2 5
psikologis
Dukungan sosial dari Edukasi
2 5 Edukasi
keluarga 5. Agar pasien mengetahui kondisi dan pilihan terapi
5. Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi
yang dilaksanakan
Ket : 6. Agar pasien merasakan nyaman dan relaks
6. Ajarkan terapi relaksasi
1 : Menurun
2 : Cukup Menurun Kolaborasi
Kolaborasi
3 : Sedang 7. Agar proses penyembuhan dan perawatan dapat
7. Kolaborasi pemberian
4 : Cukup Meningkat terlaksana dengan baik dan benar
analgesik ,antiprutus ,jika perlu
5 : Meningkat
Indikator Awal Target
Keluhan tidak
2 5
nyaman
Gelisah 2 5
Keluhan sulit tidur 2 5
Ket :
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh ditandai dengan kehilangan bagian tubuh
Definisi : Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik individu
Kategori : Psikologis
Subkategori ; Integritas ego
D.0083
Hal.186
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
L.09067 I.09305 I.09305
Citra tubuh Promosi citra tubuh Promosi citra tubuh
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi Observasi
selama …x24 jam dengan tujuan citra ∙ Identifikasi harapan citra tubuh ∙ Untuk mengetahui harapan citra tubuh
tubuh meningkat dengan kriteria hasil : berdasarkan tahap perkembangan ∙ Untuk mengetahui kritik klien terhadap
19 ∙ Monitor frekuensi pernyataan kritik diri sendiri
Indikator Awal Target terhadap diri sendiri ∙ Untuk mengetahui kemampuan klien
Melihat bagian 2 4 ∙ Monitor apakah pasien bisa melihat melihat bagian tubuh yang berubah
tubuh bagian tubuh yang berubah
Menyentuh bagian 2 4 Terapeutik Terapeutik
tubuh ∙ Diskusikan perubahan tubuh dan ∙ Agar pasien dapat mengetahui perubahan
Verbalisasi 2 4 fungsinya tubuh dan fungsinya
perasaan negative ∙ Diskusikan cara mengembangkan harapan ∙ Agar pasien dapat mengembangkan
tentang perubahan citra tubuh secara realistis harapan citra tubuh secara realistis
tubuh ∙ Diskusikan persepsi pasien dan keluarga ∙ Agar pasien dan keluarga dapat
Verbalisasi 2 4 tentang perubahan citra tubuh mempresepsikan perubahan citra tubuh
kekhawatran pasa Edukasi
penolakan/reaksi ∙ Jelaskan kepada keluarga tentang Edukasi
orang lain perawatan perubahan citra tubuh ∙ Agar keluarga dapat mengetahui tentang
∙ Anjurkan mengungkapkan gambaran diri perawatan perubahan citra tubuh
terhadap citra tubuh ∙ Agar pasien dapat mengungkapkan
∙ Latih peningkatan penampilan diri perasaan negative terhadap perubahan
citra tubuh
∙ Agar pasien dapat mengungkapkan
kemampuan dirinya
5. Status nutrisi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam
dengan tujuan status nutrisi membaik dengan kriteria
hasil :
6. Status sirkulasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .. x 24 jam
dengan tujuan status sirkulasi membaik dengan kriteria
hasil :
7. Termoregulasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam
dengan tujuan termoregulasi membaik dengan kriteria
hasil :