Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN HISTEROSKOPI

1. Pengertian Pemeriksaan Histeroskopi


Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan dalam rahim dengan alat optik yang
dimasukan ke dalam ruangan rahim (kavum uteri).
Alat optik ini dapat mencari muara dalam telur, kelainan yang terdapat dalam rahim
(tebal-tipisnya lapisan dalam rahim, polip, mioma submukosa, posisi dan keberadaan
AKDR, dan kelainan kavum uteri). Pemeriksaan dilakukan dengan alat histeroskop,
dengan alat ini dapat dilakukan biopsi lapisan dalam rahim di tempat yang dicurigai.

2. Cara Kerja Histeroskopi


Histeroskopi dapat dilakukan dengan anestesi ataupun tanpa anestesi,
tergantung dari histeroskop yang digunakan dan keinginan pasien. Histeroskop dengan
diameter sempit tidak memerlukan bukaan serviks yang lebih lebar; karenanya tindakan
tidak akan memerlukan anestesi. Namun, dalam beberapa kasus, dokter akan
memberikan anestesi lokal, regional, dan anestesi total tergantung dari kondisi unik
pasien itu sendiri.
Spekulum vagina juga biasanya digunakan untuk membuat proses memasukkan
histeroskop ke dalam lubang rahim lebih mudah. Setelah histeroskop dimasukkan,
lubang rahim akan diisi dengan gas atau cairan agar dokter mendapat visualisasi bagian
dalam rongga rahim yang lebih baik.
Setelah tindakan, pasien mungkin akan diberikan obat anti-peradangan tanpa
kandungan steroid (NSAID) untuk mengurangi rasa sakit dan kram. Jika pasien
diberikan anestesi total saat tindakan berlangsung, Ia akan perlu berada di ruang
pemulihan sampai efek dari anestesi tersebut hilang. Hasil dari tindakan ini akan
dianalisis oleh dokter yang akan mendiskusikan hasil diagnosisnya dengan pasien
dalam kunjungan berikutnya.

3. Komplikasi dan Risiko Histeroskopi

1) Kerusakan pada rahim yang tidak disengaja


2) Pendarahan
3) Infeksi yang dapat menyebabkan pendarahan berlebih atau cairan vagina yang
abnormal
4) Kerusakan pada saluran pencernaan
5) Reaksi perlawanan dari anestesi yang diberikan
6) Cairan yang berlebih
7) Embolisme gas (gas yang masuk ke dalam aliran darah)
8) Komplikasi medis lainnya
9) Demam
10) Rasa pegal pada perut

Sebuah histeroskopi dapat dilakukan untuk:

a) Menemukan penyebab kram parah atau perdarahan abnormal. Dokter Anda dapat
melewati alat dipanaskan melalui hysteroscope untuk menghentikan pendarahan.
b) Melihat apakah masalah dalam bentuk atau ukuran rahim atau jika jaringan parut di
dalam rahim adalah penyebab infertilitas .
c) Lihatlah bukaan rahim ke saluran tuba . Jika tabung diblokir, dokter Anda mungkin
dapat membuka tabung dengan alat khusus melewati histeroskop.
d) Menemukan kemungkinan penyebab berulang keguguran . Tes-tes lain juga dapat
dilakukan.
e) Cari dan menghapus salah alat kontrasepsi (IUD) .
f) Menemukan dan menghapus kecil fibroid atau polip.
g) Periksa kanker endometrium .
h) Gunakan alat dipanaskan untuk menghilangkan masalah daerah dalam lapisan rahim (
endometrium ablasi ).
i) Tempatkan implan kontrasepsi (seperti Essure) ke dalam pembukaan saluran tuba
sebagai metode sterilisasi permanen.
4. Prosedur Histeroskopi
Prosedur dapat dilakukan dengan bius lokal atau general, atau tanpa bius.
Biasanya prosedur berlangung kurang dari 10 menit. Ginekolog akan memasang
histeroskop melalui vagina, serviks, sampai ke rahim. Rahim akan dipompa dengan gas
(karbon dioksida) atau cairan, untuk mempermudah melihat rahim. Ginekolog juga
dapat menggunakan alat tertentu untuk melakukan biopsi atau mengangkat polip dan
fibroid kecil.

Anda mungkin juga menyukai