Anda di halaman 1dari 33

LAPAROSCOPY SALPHINGO-

OOFORECTOMY BILATERAL

Nama : dr. Alqadri


Preseptor :
dr Rony Rustam Sp.B SubSp ONK (K)
dr Rahmat Taufik SpB SubSp ONK (K)
ANATOMY

https://basicmedicalkey.com/wp-content/uploads/2017/01/9781626231689_f0532.jpg
ANATOMY

https://i.pinimg.com/736x/98/33/8c/98338ce1581454e06ed9ca793860d524--female-reproductive-anatomy-medical-anatomy.jpg
ANATOMY

Laparoscopic view of pelvis


ANATOMY
TUBA FALLOPI
• Tuba uterina adalah bagiam uterus yang terletak bilateral di bagian superior
rongga rahim.
• Panjang 10 cm dan diameter 1 cm dan di dalam mesosalpinx. (lipatan di
ligamen yang luas).
• Bagian distal tuba uterina berakhir dengan melingkari ovarium.
• Fungsi utama dari Tuba fallopi adalah untuk mengangkut sperma menuju
sel telur, yang dilepaskan oleh ovarium, dan kemudian memungkinkan sel
telur yang telah dibuahi kembali ke rahim untuk implantasi.
OVARIUM

• Organ reproduksi panggul wanita yang menampung ovum dan bertanggung


jawab untuk produksi hormon seks.
• Sepasang organ yang terletak di kedua sisi rahim di dalam ligamen luas di
bawah tuba falopi.
• Ovarium berada di dalam fosa ovarium, ruang yang dibatasi oleh pembuluh
iliaka eksternal, arteri umbilikalis obliterasi, dan ureter.
• Saat lahir, seorang wanita memiliki 1-2 juta telur, tetapi hanya 300 yang
akan menjadi dewasa dan dilepaskan untuk pembuahan.

https://www.youtube.com/watch?v=WFS-IUxVQL0
DEFINISI

Laparascopic Salpingo-oophorectomy Bilateral adalah operasi pengangkatan


tuba falopi dan ovarium dengan operasi secara laparoskopi

• In 1980, Semm  laparoscopic approach to oophorectomy and salpingo-


oophorectomy.
• Single port BSO  Canes (2008)

Semm K. Course of endoscopic abdominal surgery. In:Friedrich E, ed. Operative Manual for Endoscopic Abdominal Surgery. Chicago:Year
Book;1984.
INDIKASI LAPAROSCOPY SALPINGO-
OOPHORECTOMY BILATERAL

• Kanker Payudara Stadium IV, premenopause, HR positif.


• Kanker Payudara Stadium I-III, HR positif
• Di rumah sakit terpencil tanpa fasilitas IHC.
• Pasien dengan risiko tinggi dan mutasi BRCA, sebagai profilaksis kanker
payudara dan ovarium
• Pada pasien BRCA-positif, risiko terkena kanker ovarium adalah 20-50%;
profilaksi salpingo-ooforektomi profilaksis menurunkan risiko
berkembangnya kanker ovarium sebesar 80-90%.
KONTRA INDIKASI LAPARASCOPIC SOB

• Tidak ada kontraindikasi mutlak.


• Riwayat operasi perut/panggul
• Adanya adhesive instestinal berat
• Obesitas (kontraindikasi relatif)
• Pasien masih ingin punya bayi
PERALATAN UNTUK LAPARASCOPIC SOB

1. Camera set and video monitor, recording, and


documentation, include light source and
insuflator in movable shelf
2. CO2 gas holder
3. Optic laparascope with 10 mm, 0oangle (or
30o)
4. Irigator (aqua dissector)
5. Trocars (diameter : 10 or 11 mm dan 5 mm)
6. Atraumatic Forceps / grasper at least 2 : the
straight and curve .
7. Laparascopic scissors
8. Harmonic scalpel
PERALATAN UNTUK LAPARASCOPIC SOB

9. Elektrocauter instrument (monopolar, bipolar)


10. Stapler / clip
11. Ligation instrument (endoloop) atau suturing
(laparascopic needle holder)
12. Scalpel
13. Standart hecting set
14. Veress needle
15. Speculum
16. Tenaculum
17. Cervical dilators
18. Uterine manipulators
19. Sterile pouches
PERSIAPAN

• Informed consent

• Cukur rambut pubis

• Puasa 6 jam sebelum operasi

• Antibiotik (IV).
PERSIAPAN

• Prosedur dilakukan dengan anestesi umum.

• Pasien ditempatkan dalam posisi supine

• Kateter Foley dipasang untuk mengosongkan kandung kemih dan


memantau kualitas dan kuantitas urin intra dan pasca operasi.
PROSEDUR OPERASI

1. Insisi didesain dengan landmarks: titik poin SIAS


bilateral, pubic symphysis dan umbilicus. Buat garis dari
umbilicus ke SIAS bilateral. Buat garis dari Mc Burney
and contra Mc Burney ke umbilicus
2. Lakukan A and antisepsis area ​operasi dan sekelilingnya
3. Letakkan drapping steril ke untuk lapangan operasi.
4. Insisi bawah dari umbilicus sepanjang 12-15 mm,
lakukan penetrasi ke kulit dan jaringan subcutaneous
5. Lalukan expose area dengan langenbeck retractors kecil.
PROSEDURE OPERASI

6. Identification fascia (linea alba) dan pegang dengan kocher clamps.

7. Open the fascia with scalple secara hati hati.

8. Identikasi lapisan peritoneum dan pegang dengan clamps.

9. Peritoneum dibuka dengan gunting setelah dikonfirmasi bahwa


tidak ada orngan intraabdominal yang menempel ke area
peritoneum

10. Masukkan needle holder untuk konfirmasi bahwa peritoneum telah


terbuka
PROSEDUR OPERASI

11. Buat taegel suture pada fascia and peritoneum dengan


absorbable braided suture 5/8 tappered needle

12. Masukkan trocar10 mm, sambungkan dengan tube


insufflator.

13. Lakukam Inflate the cavum abdominal dengan CO2


(pneumoperitoneum) untuk visualisasi dari abdominal.

14. Tekanan Intraabdominal dipertahankan at 14-16 mmHg.


http://www.atlasofpelvicsurgery.com/6FallopianTubesandOvaries/1LaparoscopyTechnique/chap6sec1.html
PROSEDUR OPERASI

15. Masukkan kamera melalui trocar umbilical

16. Evaluasi the abdominal cavity and organs.

17. Arahkan kamera ke titik Mc Burney. Insisi di titik Mc Burney.


Masukkan trokar 5mm dipandu oleh visualisasi kamera.

18. Masukkan atraumatic forcep.

19. Procedur yang sama dilakukan di titik contra Mc Burney point


dan masukkan forceps.
PROSEDUR OPERASI
PROSEDUR OPERASI
PROSEDUR OPERASI
20. Idenfikasi uterus, dorong fundus dengan
forceps/irrigator, identifikasi tuba fallopi kiri dan
kanan dan ovarium. Nilai kondisi dan ambil foto
jika diperlukan

21. Forceps atraumatic memegang ovarium atau


saluran Fallopii ke arah atas, sforceps lainnya
memegang rahim.

22. Identiifikasi posisi ureter, agar tidak


menyebabkan injury saat melakukan BSO.

23. Pertahankan grasper holding 1/3 distal tuba.


Lakukan replaced dengan harmonic scalpel.

24. Mulai lakukan BSO procedur dari bagian yang


paling mudah, dibagian mesoovary
PROSEDUR OPERASI
PROSEDUR OPERASI
PROSEDUR OPERASI
PROSEDUR OPERASI
PROSEDUR OPERASI

25. jika spesimen sudah ada di dalam kantong,


tarik tali untuk menutup kantong.

26. kamera diarahkan ke penggenggam yang


menarik kantong.

27. Pindahkan forceps ke trokar 10 mm sambil


kamera mundur perlahan, teruskan hingga
kamera keluar dan forceps keluar perut melalui
trokar 10 mm.
PROSEDUR OPERASI
PROSEDUR OPERASI

• Nyalakan lampu operasi, benang dipegang dengan klem


kemudian, graper ditarik kembali ke intra-abdomen.
• Tarik trokar 10 mm beserta gasper yang menahan tali
kantong secara perlahan, hingga kantong dapat keluar dari
rongga perut.
• Rongga perut diairi dengan normal saline dan dilkakukan
suction.
PROSEDUR OPERASI

• Kontrol pendarahan
• Matikan power insuflator
• Keluarkan trokar 10 mm trocar and lepaskan gas CO2 keluar.
• Keluarkan trocar 5mm
• Suture fascia di regio umbilical
• Tutup kulit dengan suture dan tutup dengan kassa
• Operasi selesai
KOMPLIKASI

1. Pendarahan
2. Infeksi
3. Thromboemboli
4. Adhesi intestinal.
5. Cedera organ selama prosedur operasi
•  Setelah SOB, wanita akan mengalami infertil dan
meningkatkan resiko :
1. Osteoporosis
2. Coronary heart disease,
3. Gangguan kognitive
4. Kancer paru
TERIMAKASIH

https://www.youtube.com/watch?v=EqznRKNbDWk&t=3s

Anda mungkin juga menyukai