Anda di halaman 1dari 11

NAMA : SITI UMAYAH

PRODI : D3 KEBIDANAN SEMESTER V

MATA KULIAH : ASKEB 4

RESUME ASPIRASI VAKUM MANUAL

Aspirasi vakum atau ‘suction aspiration’ adalah tehnik aspirasi untuk mengeluarkan isi uterus


melalui servik. Tehnik ini biasanya digunakan pada:

1. kasus abortus provokatus


2. Prosedur terapi pada abortus inkompletus
3. Pengambilan sediaan endometrium ( endometrial biopsy )

Angka kejadian infeksi lebih rendah dibandingkan prosedur pembedahan intra uterine lain.
Tehnik ini seringkali disebut sebagai ‘dilatation and evacuatiuon’ , dilatation and curettage.

Histori

Penghisapan untuk mengeluarkan isi uterus sebagai alternatif tindakan dengan peralatan
logam diawali oleh Drs. Yuantai Wu dan Xianzhen Wu di China tahun 1958 [5]. Pada tahun
1967, tehnik ini digunakan di Inggris dan di Amerika Serikat tehnik ini digunakan pada awal
1970 sejak dikenalnya Karman cannula, sebuah cannula fleksible sebagai alternatif
penggunaan dilatator logam untuk menghindari perforasi uterus.

Keuntungan dibandingkan dilatasi dan kuretase konvensional

Dilation and curettage , dikenal pula sebagai tindakan kuretase tajam sebagai standard
tindakan evakuasi uterus. Namun terdapat sejumlah keuntungan atas penggunaan vakum
aspirasi sebagai alternatif dari kuretase tajam Aspirasi vakum sebelumnya dikenal dalam
lingkup persalinan sebelum digunakan untuk maksud kuratse. Tindakan aspirasi vakum
manual dilakukan pada kehamilan kurang dari 6 minggu dengan komplikasi yang lebih
rendagh dibandingkan tindakan dilatasi dan kuretase umumnya

Aspirasi vakum – khususnya aspirasi vakum manual peralatan yang digunakan jauh lebih
murah dibandingkan peralatan untuk tindakan D&C Tindakan dapat dilakukan tanpa anestesi
dan secara poliklinis tanpa rawat inap.Tindakan aspirasi vakum manual dapat dikerjakan oleh
dokter, bidan dan tidak perlu seorang ahli obstetri ginekologi.   Aspirasi manual vakum tidak
memerlukan tenaga listrik sehingga dapat digunakan di tempat terpencil sekalipun.

Prosedur tindakan aspirasi vakum manual

Tindakan ini memerlukan waktu 5 - 15 menit

Dapat dilakukan dengan anestesi lokal dan menggunakan NSAID (ibuprofen)/

Prosedur tindakan :

 Posisi pasien dimeja operasi berbaring telentang seperti pada pemeriksaan ginekolgi.
 Membersihkan vulva dan vagina
 Pemasangan spekulum vagina
 (injeksi lokal anestesi pada servik)
 Pemasangan sonde
 Bila perlu, dilakukan dilatasi servik
 Pemasangan kanula melalui servik masuk kedalam uterus
 Kanula dihubungkan dengan alat penghisap
 Dilakukan prosedur penghisapan.

Pasca Pembedahan

1. Bercak perdarahan sekitar 2 minggu


2. Nyeri mengejang beberapa jam pasca tindakan
3. Reaksi emosional

Tindakan pasca operasi :

1. Antibiotika
2. Isitrahat satu hari
3. Asetaminofen atau ibuprofen
4. Hindari sexual intercourse satu minggu
5. Segera awali dengan kontrasepsi

Komplikasi
Untuk maksud evakuasi uterus, keberhasilan aspirasi vakum kira-kira 98% dan sisa produk
konsepsi seringkali memerlukan tindakan aspirasi berikutnya.

Komplikasi lain antara lain : perdarahan, cedera servik dan adhesi uterus.

Diagram prosedur aspirasi vakum pada kehamilan 8 minggu :

1:Kantungamnion
2:Janin
3:Endometrium
4:Speculum
5:Vacurette
6: Dihubungkan dengan pompa / semprit penghisap

SPO Aspirasi Vakum Manual (AVM)

Pengertian
Aspirasi Vakum Manual atau AVM adalah Tehnik aspirasi untuk mengeluarkan isi uterus
melalui servik.
Tujuan
1. Menghentikan Perdarahan
2. Membersihkan rahim dari sisa konsepsi

Kebijakan

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Sesuai Surat Keputusan  Direktur Tentang kebijakan PONEK

Prosedur

1. Lakukan konseling dan lengkapi persetujuan tindakan medis. 


2. Persiapkan alat, pasien, dan pencegaan infeksi sebelum tindakan. 
3. Minta pasien berkemih. 
4. Baringkan pasien dalam posisi litotomi dan pasang kain alas bokong dan penutup
perut bawah. 
5. Pastikan alur cairan dan darah masuk pada tempatnya. 
6. Pasang tensimenter, infus set, dan cairannya, kemudian beri analgetika (parasetamol)
30 menit sebelum tindakan. 
7. Suntikkan 10 unit oksitosin IM atau 0,2 mg ergometrin IM. 
8. Siapkan AVM Kit dan instrumen. Pasang adaptor pada 3 kanula dengan ukuran yang
berbeda. 
9. Dekatkan dan uji fungsi serta kelengkapan alat resusitasi. 
10. Cuci tangan dan lengan, keringkan, lalu kenakan sarung tangan DTT. 
11. Siapkan tekanan negatif dalam tabung AVM. 
12. Beritahukan pasien bahwa tindakan akan dimulai. 
13. Bersihkan daerah vulva dan sekitarnya, kemudian lakukan pengosongan kandung
kemih dengan kateter apabila pasien belum berkemih. 
14. Cabut dan masukkan kateter ke dalam wadah dekontaminasi. 
15. Pasang spekulum Sims bawah dan atas, minta asisten mempertahankan posisi kedua
spekulum dengan baik. 
16. Oleskan larutan antiseptik pada serviks dan vagina. 
17. Nilai bukaan serviks, perdarahan, jaringan, atau trauma. Bersihkan serviks dan vagina
dengan larutan antiseptik. 
18. Periksa apakah ada robekan serviks atau hasil konsepsi di kanalis servikalis. Jika ada,
keluarkan dengan forsep ovum.
19. Jepit bibir atas serviks di arah jam 11 dan jam 1 dengan tenakulum (atau klem ovum
atau Fensteruntuk abortus inkomplit) kemudian pegang gagang tenakulum dengan
tangan kiri. 
20. Lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus dengan penera kavum uteri. 
21. Tentukan ukuran kanula yang sesuai dengan bukaan ostium. 
22. Pasang kanula yang sesuai dan lakukan dekontaminasi pada kanula yang tidak
terpakai. 
23. Tarik tenakulum hingga serviks dan uterus berada pada posisi yang sesuai, kemudian
dorong kanula hingga mencapai fundus tetapi tidak lebih dari 10 cm. 
24. Pegang kanula dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, tarik sedikit ujung kanula dari
fundus, lalu hubungkan adaptor dan kanula dengan tabung AVM. 
25. Pegang kanula dan topangkan tabung pada telapak tangan dan lengan bawah kanan,
buka pengatur klep agar tekanan negatif bekerja. 
26. Dorong kembali kanula hingga menyentuh fundus kemudian lakukan evakuasi massa
kehamilan dengan gerakan rotasi dari dalam ke luar atau gerakan maju mundur sambil
dirotasikan dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Lakukan hingga semua permukaan
dinding depan terasa bersih. 
27. Putar lubang kanula ke belakang, lakukan gerakan rotasi atau maju mundur secara
sistematis pada dinding belakang. 
28. Lakukan berulang-ulang gerakan rotasi dan kraniokaudal hingga meliputi semua
permukaan dinding uterus. 
29. Jagalah agar selama evakuasi, kanula tidak keluar melewati ostium. 
30. Bila tidak dijumpai massa kehamilan, lakukan evaluasi ulangan. 
31. Evakuasi selesai bila ditemukan tanda-tanda berikut: a) Busa kemerahan tanpa
jaringan dalam kanula. b) Terasa mulut kanula mengenai permukaan yang kasar
seperti sabut. c) Uterus berkontraksi seperti menjepit kanula.
32. Evakuasi isi Rahim
33. Apa Itu Aspirasi Vakum Manual (AVM)

kenaliAVMaborsi
Aspirasi vakum adalah suatu proses yang termasuk dalam operasi aborsi, tetapi banyak
Bunda yang tidak paham bagaimana aspirasi vakum dilakukan, dan mengabaikan perawatan
pasca operasi. Artikel ini akan menjelaskan 6 hal yang harus diperhatikan setelah pasca
operasi aspirasi vakum, dan mengajak Ayah Bunda untuk mengetahui lebih dalam lagi.

Sebelum operasi AVM (aborsi),

1. Memastikan jumlah minggu kehamilan sudah cukup untuk menjalankan aborsi

Jika kehamilan belum menginjak minggu ke 14 sehingga aborsi dapat dilakukan untuk
menghentikan kehamilan. Sebelumnya akan dilakukan terlebih dahulu USG perut atau vagina
sebelum operasi, untuk memastikan umur dari janin dan periksaan rahim untuk mengetahui
ada kelainan atau tidak.

2. Apakah ada riwayat penyakit khusus

Konsultasi pada dokter jika memiliki riwayat penyakit jantung, asma, tekanan darah tinggi,
dan penyakit berbahaya lainnya.

3. Sebaiknya berpuasa lebih dari 4 jam sebelum operasi

Setelah operasi selesai, perawat akan membantu membersihkan, juga memakaikan pantyliner
dan pakaian . Jika sudah mulai sadar akan dipindahkan ke ruangan umum untuk pemulihan.

Kemudian dokter akan mengamati kontraksi rahim dan situasi perdarahan, jika perlu akan
menyuntikkan nutrisi selama 1 hingga 2 jam. Dan akan meminta keluarga untuk menemani
dan sambil dokter menjelaskan tindakan perawatannya. 

Setelah pasca operasi, akan merasa lebih lelah dan harus lebih banyak beristirahat.
Dianjurkan untuk tidak begadang, dan perlahan-lahan  dapat melanjutkan pekerjaan normal
pada hari berikutnya. Diingatkan untuk datang tepat waktu pada pemeriksaan selanjutnya.

 
Hal yang harus diperhatikan setelah aborsi

1. Setelah operasi selesai, dokter akan memberikan obat anti-inflamasi dan kontraksi, obat
penghilang rasa sakit. Harap Bunda mengkonsumsi tepat waktu

2. Pertama kali kembali ke dokter: dokter akan mengganti obat pada vagina serta memeriksa
situasi kontraksi rahim dan tahap pemulihan. 

3. Sebanyak dua kunjungan pemeriksaan setelah operasi.

4. Tidak perlu memakan obat tradisional Cina, ginseng, minyak wijen dan sebagainya. Jika
Bunda ingin mengembalikan kesehatan seperti normal bisa menunggu sampai pendarahan
selesai baru mulai mengkonsumsi obat tradisional.

5. 10 hari hingga 2 minggu setelah operasi Bunda mengalami perdarahan sedikit, dan tidak
ada rasa sakit pada bagian rahim ini tergolong pada konsidi normal, tetapi jika darah yang
keluar banyak, serta demam, maka Bunda harus segera memeriksakan ke dokter.

6. Pada umumnya sekitar 1 setengah bulan berikutnya haid akan datang, jika lebih dari 45
hari tidak datang bulan, maka Bunda harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksa untuk
mencari tahu penyebabnya.

Aspirasi vakum

 Automatic translation
Contribute
Vakum atau hisap aspirasi adalah prosedur yang menggunakan sumber vakum untuk
mengeluarkan embrio atau janin melalui serviks . Tindakan ini dilakukan untuk
menginduksi aborsi , sebagai pengobatan untuk keguguran yang tidak lengkap atau jaringan
kehamilan yang tertinggal, atau untuk mendapatkan sampel lapisan rahim (biopsi
endometrium). Umumnya aman dan komplikasi serius jarang terjadi.

Aspirasi vakum

Latar Belakang

Jenis aborsi Bedah

Penggunaan pertama Cina 1958 dan


Inggris 1967 [1]

Kehamilan 3-12 minggu


Pemakaian

Angka-angka tersebut merupakan gabungan


penggunaan MVA dan EVA.

Swedia 42,7% (2005)

Inggris: Eng. & Wales 64% (2006)

Amerika Serikat 59,9% (2016)

Referensi kotak info

aspirator vakum manual katup ganda sekali pakai

Beberapa sumber mungkin menggunakan istilah dilatasi dan evakuasi atau dilasi "isap" dan


kuretase  untuk merujuk pada vakum aspirasi, meskipun istilah tersebut biasanya digunakan
untuk merujuk pada prosedur yang berbeda.
Sejarah

Menyedot sebagai cara untuk menghilangkan isi rahim, daripada penggunaan kuret logam
keras sebelumnya, dipelopori pada tahun 1958 oleh Drs Wu Yuantai dan Wu Xianzhen di
Cina, [4] tetapi makalah mereka hanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada ulang
tahun kelima puluh dari penelitian yang "pada akhirnya membuat teknik ini menjadi prosedur
kebidanan paling umum dan teraman di dunia". 
Di Kanada, metode ini dipelopori dan diperbaiki oleh Henry Morgentaler , mencapai tingkat
komplikasi 0,48% dan tidak ada kematian di lebih dari 5.000 kasus.  Dia adalah dokter
pertama di Amerika Utara yang menggunakan teknik ini, yang dia latih untuk digunakan oleh
dokter lain. 
Dorothea Kerslake memperkenalkan metode ini ke Inggris pada tahun 1967 dan menerbitkan
sebuah penelitian di Amerika Serikat yang selanjutnya menyebarkan teknik tersebut. 
Harvey Karman di Amerika Serikat menyempurnakan teknik ini pada awal 1970-an dengan
pengembangan kanula Karman , kanula yang lembut dan fleksibel yang menghindari
perlunya dilatasi serviks awal sehingga mengurangi risiko tertusuknya rahim. 
Kegunaan klinis

Aspirasi vakum dapat digunakan sebagai metode aborsi yang diinduksi, sebagai prosedur
terapeutik setelah keguguran, untuk membantu pengaturan menstruasi, dan untuk
mendapatkan sampel untuk biopsi endometrium.  Ini juga digunakan untuk
menghentikan kehamilan mola . 
Bila digunakan sebagai pengobatan keguguran atau metode aborsi, vakum aspirasi dapat
digunakan sendiri atau dengan pelebaran serviks kapan saja pada trimester pertama
(hingga usia kehamilan 12 minggu). Untuk kehamilan yang lebih lanjut, aspirasi vakum dapat
digunakan sebagai salah satu langkah dalam prosedur pelebaran dan evakuasi .  Aspirasi
vakum adalah prosedur yang digunakan untuk hampir semua aborsi trimester pertama di
banyak negara. 

Prosedur

Diagram prosedur aborsi vakum aspirasi pada usia kehamilan 8 minggu.


1:Kantungketuban
2:Embrio
3:Lapisanrahim
4:Spekulum
5:Vacurette
6:Terpasangkepompahisap
Gambar I adalah sebelum aspirasi kantung ketuban dan embrio, dan Gambar II adalah setelah
aspirasi dengan instrumen masih di dalam rahim.

Aspirasi vakum adalah prosedur rawat jalan yang umumnya melibatkan kunjungan klinik
selama beberapa jam. [11] Prosedurnya sendiri biasanya membutuhkan waktu kurang dari 15
menit. [12] Suction dibuat dengan pompa listrik (aspirasi vakum elektrik atau EVA) atau
pompa manual (aspirasi vakum manual atau MVA). Jarum suntik 25cc atau 50cc genggam
dapat berfungsi sebagai pompa manual.  Kedua metode menggunakan tingkat hisap yang
sama, sehingga dapat dianggap setara dalam hal efektivitas dan keamanan.
Dokter menempatkan spekulum ke dalam vagina dan membersihkan serviks kemudian
menggunakan anestesi lokal menggunakan lidokain dalam blok paracervical atau injeksi
intracervical ke dalam serviks .  Dokter dapat menggunakan instrumen yang disebut "dilator"
untuk membuka serviks dengan lembut, atau terkadang secara medis menginduksi dilatasi
serviks dengan obat atau dilator osmotik yang diberikan sebelum
prosedur.  Akhirnya, kanula steril dimasukkan ke dalam rahim . Kanula dapat dipasang
melalui pipa ke pompa jika menggunakan vakum listrik, atau dipasang langsung ke jarum
suntik jika menggunakan aspirator vakum manual. Pompa menciptakan ruang hampa yang
mengosongkan isi rahim.
Setelah prosedur aborsi atau pengobatan keguguran, jaringan yang dikeluarkan dari rahim
diperiksa kelengkapannya.  Isi yang diharapkan termasuk embrio atau janin , serta desidua ,
vili korionik, cairan ketuban , membran ketuban , dan jaringan lainnya.
Perawatan pasca perawatan termasuk observasi singkat di area pemulihan dan janji tindak
lanjut sekitar dua minggu kemudian. Ini cenderung mencakup tes untuk infeksi jika materi
biologis tidak dihilangkan dengan benar.
Obat tambahan yang digunakan dalam vakum aspirasi termasuk analgesik NSAID  yang
dapat dimulai sehari sebelum prosedur, serta misoprostol sehari sebelumnya
untuk pematangan serviks .  Sedasi prosedural dan analgesia juga dapat digunakan untuk
mengatasi ketidaknyamanan pasien.
Keuntungan dibandingkan dilatasi dan kuretase yang tajam

Dilatasi dan kuretase tajam (D&C), juga dikenal sebagai kuretase tajam , pernah


menjadi standar perawatan dalam situasi yang membutuhkan evakuasi uterus. Namun,
aspirasi vakum memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan D&C tajam dan sebagian besar
telah menggantikan D&C di banyak pengaturan. 
Aspirasi vakum dapat digunakan lebih awal pada kehamilan daripada dilatasi dan kuretase
tajam (D&C). Aspirasi vakum manual adalah satu-satunya prosedur aborsi bedah yang
tersedia sebelum minggu ke-6 kehamilan.  Aspirasi vakum memiliki tingkat komplikasi yang
lebih rendah jika dibandingkan dengan D&C.
Aspirasi vakum, terutama aspirasi vakum manual, jauh lebih murah daripada D&C
tajam. Peralatan yang dibutuhkan untuk aspirasi vakum harganya kurang dari satu
set kuret . Meskipun D&C tajam umumnya hanya disediakan oleh dokter , aspirasi vakum
dapat dilakukan oleh dokter praktik tingkat lanjut seperti asisten dokter dan bidan. 
Aspirasi vakum manual tidak memerlukan listrik sehingga dapat disediakan di lokasi yang
memiliki layanan listrik tidak dapat diandalkan atau tidak sama sekali. Aspirasi vakum
manual juga memiliki keuntungan karena tidak berisik, tanpa suara yang lebih keras dari
pompa vakum elektrik.
Komplikasi
Saat digunakan untuk evakuasi kehamilan, aspirasi vakum 98% efektif untuk menghilangkan
semua isi rahim. Hasil konsepsi yang tertinggal biasanya memerlukan prosedur aspirasi
kedua. Ini lebih umum terjadi jika prosedur dilakukan pada usia kehamilan yang sangat awal,
sebelum usia kehamilan 6 minggu. 
Tingkat infeksinya 0,5%. Komplikasi lain terjadi pada tingkat kurang dari 1 per 100 prosedur
dan termasuk kehilangan darah yang berlebihan, membuat lubang melalui serviks atau uterus
( perforasi ) yang dapat menyebabkan cedera pada organ internal lain, dan adhesi uterus
( Asherman sindrom ). 

Anda mungkin juga menyukai