Anda di halaman 1dari 11

RESUME KEPERAWATAN PADA Ny.F.

T
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DENGAN DIAGNOSA
POST OP APPENDICITIS DIRUANGAN POLI BEDAH
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MANADO

CHRISTABEL C.C. SASAUW


711430120006

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D4 KEPERAWATAN + PROFESI NERS
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah,
usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluranusus yang ujungnya buntu
dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya
sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti
bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa
mengeluarkan lender.

B. ETIOLOGI
a. Menurut Syamsu Hidayat (2004)
1) Fekalit
2) Tumor appendiks
3) Cacing askaris
4) Erosi mukosa appendiks
5) Hiperplasi jaringan limfe

b. Menurut Mansjoer (2000)


1) Hiperplasi folikel limfoid
2) Fekalit
3) Benda asing
4) Striktur karena fibrosis
5) Neoplasmac.

c. Menurut Markum (1996)


1) Fekalit
2) Parasit
3) Hiperplasia limfoid
4) Stenosis fibrosis
5) Tumor karsinoid

C. PATOFISIOLOGI
Obstruksi apendiks itu menyebabkan mukus yang diproduksimukosa terbendung,
makin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan dinding apendiks
sehingga mengganggu aliran limfe danmenyebabkan dinding apendiks edema serta
merangsang tunika serosa dan peritoneum viseral dan dirasakan sakit di daerah sekitar
perut kanan bawah/titik Mc Burney.Mukus yang terkumpul terinfeksi bakteri dan
menjadi nanahkemudian timbul gangguan sirkulasi. Karena terjadi gangguan
sirkulasidarah maka timbul gangren, dan dapat terjadi kerapuhan dinding
apendiksyang menyebabkan perforasi.Bila semua proses di atas hingga timbul suatu
massa lokal yangdisebut infiltrat apendicularis, peradangan apendiks tersebut
ditambahdengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya
perforasi. Seringkali perforasi ini terjadi dalam 24-36 jam. Bila proses ini berjalan
lambat, organ-organ di sekitar ileum terminal, sekum, danomentum dalam
membentuk dinding mengitari apendiks sehingga berbentuk abses yang terlokalisasi.

D. PATHW

E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama pada appendisitis adalah nyeri perut. Rasa sakit ini disebabkanoleh
penyumbatan appendiks, karena itu sifatnya sama seperti pada obstruksiusus. Pada
mulanya nyeri perut ini hilang timbul seperti kolik (mulasmendadak dan hebat) dan
terasa di epigastrium atau regio umbilikus. Bila penderita flatus atau buang air besar,
rasa sakitnya berkurang. Biasanyadisertai mual, anoreksia dan muntah merupakan hal
yang khas. Muntah terjadisegera setelah rasa sakit dan pada mulanya timbul secara
refektoris. Biasanyaterjadi konstipasi, tetapi pada anak-anak dan pada penderita yang
appendiksnya dekat dengan rektum sering terjadi diare karena omentum masih pendek
dan tipis, appendiks yang relatif panjang, dinding appendiks yanglebih tipis, serta
daya tahan tubuh yang masih kurang.Bila proses radang telah menjalar ke peritonium
parietal setempat, maka akantimbul nyeri lokal pada perut kanan bawah di daerah Mc
Burney seperti nyeritekan, nyeri lepas, defens muskuler dan timbul nyeri rangsangan
peritoniumtidak langsung, yaitu nyeri tekan bawah pada tekanan kiri (rovsing). Nyeri
perut kanan bawah bila ditekan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg) dansetiap
gerakan yang menyebabkan daerah itu ikut bergerak atau teregang akanmenimbulkan
nyeri seperti saat berjalan, batuk, mengejan, bahkan nafasdalam. Nyeri bersifat tajam
dan terus-menerus

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi : adanya distensi pada abdomen
2) Auskultasi : jika terjadi peritonitis maka akan terjadi penurunan peristaltik
3) Perkusi : akan terasa nyeri jika sudah terjadi peritonitis
4) Palpasi : Nyeri tekan pada perut kanan bagian bawah
5) Obturator: Fleksi panggul dan rotasi interna panggul
6) Uji psoas: hiperekstensi sendi panggul
b. Laboratorium
1) Darah lekosit akan terjadi peningkatan lekosit lebih dari 10.000.
2) Urin ditemukan jumlah lekosit dan bakteri yang diterlihat.
c. Radiologi
1) Foto polos abdomen setelah enema barium akan nampak jika appendik tidak
terisi oleh kontras dicurigai adanya sumbatan.
2) Ultrasonografi akan terlihat adanya sumbatan atau infeksi

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Pre Operasi
- Istirahat tirah baring: untuk observasi dalam 8-12 jam setelah keluhan.
- Puasa: pemberian cairan parenteral jika pembedahan langsung dilakukan.
- Terapi pharmacologic: narkotik dihindari karena dapat menghilangkan tanda
dan gejala, antibiotik untuk menanggulangi infeksi.
- NGT untuk mengeluarkan cairan lambung jika diperlukan
- Enema dan laxantria tidak boleh diberikan karena dapat meningkatkan
peristaltik usus meningkat dan menyebabkan perforasi.
- Pembedahan: apendiktomi secepatnya dilakukan bila diagnose nya tepat.
b. Post Operasi
- Observasi TTV: syok, hipertermi, gangguan pernafasan
- Klien dipuasakan sampai fungsi usus kembali normal.
- Berikan minum mulai 15 ml/am selama 4-5 jam lalu naikkanmenjadi 30
ml/jam. Keesokan harinya diberikan makanan saringdan hari berikutnya lunak.
- Aktivitas: satu hari pasca operasi klien dianjurkan untuk duduk tegak di
tempat tidur selama 2x30 menit. Pada hari kedua kliendapat berdiri dan duduk
di luar kamar.
- Antibiotik dan analgesic
- Jahitan diangkat hari ketujuh
RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Hari/Tanggal : Selasa, 26 oktober 2021
Jam : 14:00 WITA
B. Identitas Pasien
Nama : Ny. F.T
Usia : 48 Tahun
Tanggal Lahir/Umur : 19 November 1972
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Ranotana
No. RM : 08.47.45
Diagnosa Medis : Post Op Appendicitis

C. Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama
Klien mengatakan bahwa merasa nyeri pada luka post op appendiks
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke poliklinik bedah RS Bhayangkara Manado untuk
memeriksakan atau control pertama luka post op appendiks
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat sakit maag
 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti klien
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4, V5, M6
2. Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg RR : 24x/mnt
N : 82x/mnt Suhu : 36,8oC

3. Pengukuran
BB : 80 kg TB : 168 Cm

4. Head To Toe
Kepala : bentuk kepala normal, rambut sebagian memutih, merata,
kulit kepala bersih tidak ada ketombe, tidak ada benjolan dan lesi
Mata : Normal
Hidung : Simetris kiri dan kanan
Mulut : tidak ada keluhan sakit gigi, keluhan sulit membuka mulut
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, fungsi menelan baik.
Dada : normal
Perut : Terdapat luka post op di kuadran kanan bawah, kondisi luka
bersih dan terlihat kemerahan
Ekstermitas Atas : normal, kekuatan otot normal
Ekstermitas Bawah: tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot normal
Kulit : normal tidak ada kelainan

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-

F. TERAPI
1) Cefadroxil 2x1
2) Asam mefenamat 3x1

G. ANALISA DATA
N DIAGNOSA MASALAH ETIOLOGI
O
1. DS: Nyeri Akut b.d agen appendisitis
- Klien mengatakan
pencedera fisik operasi
merasa merasa nyeri
pada post op
apendiks kerusakan jaringan
DO :
ujung saraf terputus
- Klien meringis saat
ada nyeri
P = luka operasi Nyeri Akut
apendiks
Q = seperti disayat
R= perut bagian
kanan bawah
S= 3 (0-10)
T= <10 menit
- TTV :
TD = 120/70 MmHg
R = 24X/ Menit
N = 82X/ menit
SB = 36.8°C
2. DS: Resiko infeksi b.d Operasi
- Klien mengatakan
kerusakan integritas
luka operasi masih Integritas kulit tidak utuh
nyeri kulit
DO:
- Terdapat jahitan Jalan masuknya kuman
pada luka operasi
- Luka tampak Resiko infeksi
kemerahan

DIAGNOSA KEPERWATAN
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur operasi)
2) Resiko infeksi b.d kerusakan integritas kulit

H. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan & KH Intervensi
o (SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 D.0077 Tingkat Nyeri (L.08066) manajemen Nyeri
Nyeri Akut b.d agen Ekpektasi : menurun (I.08238).
pencedera fisik (prosedur Observasi
Kriteria Hasil :
1. Identifikasi lokasi,
operasi)
- Keluhan nyeri karakteristik,
durasi, frekuensi,
menurun
kualitas, intensitas
nyeri
2. Identifikasi skala
nyeri
3. Identifikasi factor
yang memperingan
nyeri

Terapeutik
4. Berikan Teknik
non farmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (kompres
hangat/dingin)

Edukasi
5. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
6. Anjurkan Teknik
non farmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri ;
kompres hangat/
dingin dan Teknik
napas dalam
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetic, jika perlu
2. D.0142 Tingkat Infeksi Pencegahan infeksi
Resiko infeksi b.d (I.14539)
(L.14137)
Observasi :
kerusakan integritas Ekspetasi ; menurun - Monitor tanda
kulit Kriteri Hasil : dan gejala infeksi
local dan
- Kemerahan sistemik
menurun Terapeutik :
- Berikan
- Bengkak
perawatan kulit
menurun pada area edema
- Cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien
dan lingkungan
pasien
Edukasi :
- Jelaskan tanda
dan gejala infeksi
- Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka atau
luka operasi
- Anjurkan untuk
menjaga
kebersihan diri/
personal hygiene
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian
antibiotic
KESIMPULAN
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus
buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluranusus yang ujungnya buntu dan menonjol
dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking
tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun,
lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lender.
Etiologi dari appendiks sendiri adalah fekalit atau massa keras dari fases, tumor atau
benda asing, pembengkakan usus besar dan kekakuan pada apendiks. Komplikasi nya adalah
abses akibat dari perforasi dinding apendiks dan peritonitis akibat dari infeksi perforasi
dinding apendiks yang menyebar ke seluruh rongga perut.
Gejala utama pada appendisitis adalah nyeri perut. Rasa sakit ini disebabkanoleh
penyumbatan appendiks, karena itu sifatnya sama seperti pada obstruksiusus. Pada mulanya
nyeri perut ini hilang timbul seperti kolik (mulasmendadak dan hebat) dan terasa di
epigastrium atau regio umbilicus.
Pada klien Ny.F.T terdapat keluhan nyeri akut dimana luka post op apendiks sering
terasa seperti disayat dan terlihan kemerahan disertai bengkak sedikit, sehingga diberikan
terapi antibiotic cefadroxil.

Anda mungkin juga menyukai