Anda di halaman 1dari 42

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program Praktik Gizi di Masyarakat (Internship Gizi Masyarakat) merupakan
kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa program studi Sarjana Gizi (S.Gz)
FKM UI dengan tujuan agar mahasiswa dapat mempraktikkan pengetahuan yang
didapatkan di kelas untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah secara
kritis, membuat prioritas masalah, serta merencanakan program perbaikan masalah-
masalah gizi dan kesehatan di masyarakat. Pelaksanaan kegiatan internship di wilayah
Depok sebagai salah satu bentuk tanggung jawab masyarakat akademisi Universitas
Indonesia, khususnya Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM terhadap
masalah-masalah gizi dan kesehatan masyarakat Kota Depok. Kegiatan Internship Gizi
Masyarakat kali ini dilaksanakan di Kecamatan Cipayung dan Kecamatan Pancoran
Mas (Pedoman Praktik Gizi Masyarakat, 2016). Pada kegiatan Internship Gizi
Masyarakat ini, kami ditempatkan di Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota
Depok.
Kegiatan Internship Gizi Masyarakat dilakukan secara berkelompok dan
mengharuskan mahasiswa untuk melakukan intervensi gizi terhadap masalah gizi dan
kesehatan yang ditemukan di wilayah penempatan Internship. Selama kegiatan
Internship Gizi Masyarakat, mahasiswa ditugaskan untuk melakukan kegiatan
penyuluhan kepada masyarakat, memberikan pelatihan kepada kader, dan melakukan
analisa keamanan pangan pada industri rumah tangga. Kelompok sasaran dari kegiatan
penyuluhan adalah bayi dan balita (0-5 tahun), anak sekolah (SD, SMP, SMA), dewasa,
dan lansia. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk melakukan kegiatan penyuluhan
minimal sebanyak 5 kali pada per kelompok sasaran. Kegiatan penyuluhan tersebut,
minimal dihadiri oleh 20 orang. Untuk kegiatan pelatihan kader, mahasiswa ditugaskan
untuk melakukan pelatihan sebanyak 2-3 kali dengan materi yang diberikan sesuai
dengan kebutuhan kader di wilayah setempat. Untuk kegiatan analisa keamanan

1 Universitas Indonesia
2

pangan pada industri rumah tangga, mahasiswa ditugaskan untuk mengunjungi 2-3
industri rumah tangga (Pedoman Praktik Gizi Masyarakat, 2016).
Kelurahan Ratu Jaya adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah
Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota
Depok tahun 2015, jumlah penduduk yang tinggal di Kelurahan Ratu Jaya adalah
sebanyak 39.404 jiwa yang terdiri dari 19.871 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan
19.533 jiwa berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan data yang didapatkan dari pihak
Puskesmas, terdapat 15 SD, 4 SMP dan 2 SMA sederajat, baik swasta maupun negeri
yang berada di kelurahan Ratu Jaya. Dipilihlah MI Sirojul Athfal I sebagai lokasi
kegiatan berdasarkan rekomendasi dari pihak Puskesmas Ratu Jaya.
Dalam laporan kegiatan kelompok ini, penulis akan melakukan pembahasan
mengenai kegiatan penyuluhan pada kelompok sasaran anak sekolah yang telah
dilakukan selama kegiatan Internship Gizi Masyarakat.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas UPF Puskesmas yang juga
merupakan petugas UKS di sekolah yang ada di Kelurahan Ratu Jaya, diketahui bahwa
masalah gizi dan kesehatan untuk kelompok umur anak sekolah adalah jajan yang tidak
sehat. Selain itu, kami selaku mahasiswa juga melakukan survey pada sekolah yang
menjadi sasaran kegiatan penyuluhan pada kelompok umur anak sekolah. Berdasarkan
hasil survey yang dilakukan pada 101 responden, didapatkan hasil sebesar 74% siswa
mengaku jajan setiap hari. Jajanan yang sering dibeli oleh kelompok anak sekolah
adalah makanan seperti bakso, martabak telor, papeda, siomay, dan batagor yang
memiliki warna saus mencolok dan minuman seperti es dengan warna mencolok, air
mineral, dan minuman teh instan. Responden survey tersebut terdiri dari siswa kelas 4
SD, 5 SD, dan 6 SD. Survey yang diberikan menggunakan kuesioner modifikasi
tentang Perilaku Jajan, Sarapan, Cuci Tangan, dan Sikat Gigi.

Universitas Indonesia
3

1.3 Tujuan Kegiatan Magang


1.3.1 Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah di
Kelurahan Ratu Jaya.

1.3.2 Tujuan Khusus


Meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah di Kelurahan Ratu Jaya terkait
topik sarapan, jajanan tidak sehat, perilaku cuci tangan, dan gizi seimbang anak
sekolah.

1.4 Manfaat Kegiatan Magang


1.4.1 Bagi Anak Usia Sekolah
Meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah mengenai pesan gizi seimbang
untuk anak usia sekolah yang mencakup makan 3 kali sehari; membiasakan konsumsi
ikan dan sumber protein lainnya; mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan;
membiasakan membawa bekal dan air putih dari rumah; membatasi konsumsi makanan
cepat saji, jajanan, dan makanan selingan yang manis asin, dan berlemak; menyikat
gizi sekurang-kurangnya 2 kali sehari; dan menghindari merokok.

1.4.2 Bagi FKM UI, khususnya Departemen Gizi


Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan Puskesmas Ratu Jaya, selaku
tempat kegiatan Internship Gizi Masyarakat dalam upaya meningkatkan keterkaitan
dan kesepadanan antara substansi akademik yang dibutuhkan dalam pembangunan gizi
kesehatan masyarakat dan tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata
di lapangan.

1.4.3 Bagi Mahasiswa


Mahasiswa terpapar pada identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi intervensi gizi di lapangan secara mandiri; mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan yang lebih aplikatif dalam perencanaan dan evaluasi intervensi bidang
Universitas Indonesia
4

gizi kesehatan masyarakat; meningkatkan keterampilan penyuluhan; bekerjasama


dalam tim untuk menggerakan motivasi kerja kader Posyandu dalam melaksanakan
intervensi bidang gizi kesehatan masyarakat di masyarakat; serta mendampingi kader
Posyandu dalam melakukan kegiatan intervensi bidang gizi kesehatan masyarakat
termasuk bantuan teknis, monitoring, dan evaluasi kegiatan.

Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jajanan Sehat


2.2.1 Definisi Makanan Jajanan
Makanan jajanan (street foods) dideskripsikan sebagai makanan atau minuman
yang siap untuk dimakan yang dijual dan kadang-kadang dipersiapkan atau diolah di
tempat umum, terutama di jalanan (FAO, 2014). PJAS (2013) dibagi menjadi empat
kelompok berdasarkan kebiasaan jajan anak sekolah, yaitu :
1. Makanan sepinggan adalah kelompok makanan utama yang dapat disiapkan di
rumah terlebih dahulu atau disiapkan di kantin, seperti gado-gado, nasi uduk,
mi ayam, lontong sayur, dan lainlain.
2. Camilan/kudapan adalah makanan yang dikonsumsi diantara dua waktu makan.
Makanan camilan terdiri dari:
a. Makanan camilan basah meliputi pisang goreng, lumpia, lemper,
risoles, dan lain-lain.
b. Makanan camilan kering meliputi keripik, biskuit, kue kering, dan lain-
lain
3. Minuman, meliputi:
a. Air minum, baik dalam kemasan maupun yang disiapkan sendiri;
b. Minuman ringan, yang dalam kemasan (teh, minuman sari buah,
minuman berkarbonasi, dan lain-lain) dan yang tidak dikemas (es sirup
dan teh);
c. Minuman campur, seperti es buah, es cendol, es doger, dan lain-lain.
4. Buah termasuk salah satu jenis makanan sumber vitamin, mineral dan serat
yang penting untuk anak sekolah. Buah-buahan biasa dijual dalam bentuk utuh
seperti pisang, jambu, jeruk dan dalam bentuk kupas atau potongan seperti
pepaya, nenas, melon, mangga.

5 Universitas Indonesia
6

2.2.2 Perilaku Kebiasaan Jajanan Anak Sekolah


Kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan sangat populer dikalangan anak
sekolah. Kebiasaan jajan tersebut sangat sulit untuk dihilangkan. Banyak faktor yang
menyebabkan kesukaan jajan menjadi kebiasaan yang universal. Kegemaran anak-anak
akan hal yang manis, gurih dan asam sering dimanfaatkan oleh para penjual untuk
menarik anak-anak. Terkadang produk yang ditawarkan bukan menyehatkan malah
berbahaya bagi tubuh, karena kurang mengandung zat gizi. (Hubies, dkk, 1995).
Uang saku merupakan merupakan salah satu faktor sosio-demografi yang
mempengaruhi kebiasaan jajan pada anak. Alasan utama anak membeli makanan di
sekolah adalah karena mereka tidak membawa bekal dari rumah. Pada penelitian
sebelumnya dijelaskan bahwa nominal uang yang diterima oleh murid Sekolah Dasar
di Jakarta sebagian besar berkisar antara 5.000-10.000 Rupiah dan 90% responden
menyatakan bahwa orangtua mereka memberi uang saku agar mereka bisa makan
ketika lapar. Besaran nominal uang saku yang diterima oleh anak tersebut dipengaruhi
oleh tingkat sosial ekonomi dari orangtua. Fasilitas tempat jajan dan pengaruh teman
sebaya merupakan faktor ekstrinsik yang mempengaruhi kebiasaan jajan pada anak.
(Siti, 2005).

2.2.3 Keamanan Jajanan


Tidak dapat dipungkiri bahwa makanan jajanan cukup berperan penting dalam
menyumbang asupan energi bagi anak. Hal ini karena selama periode masa kanak-
kanak, anak tidak mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak dalam
satu waktu, maka dengan itu anak membutuhkan snack untuk mencukupi kebutuhan
gizi mereka (Brown, 2005). Sebanyak 36% kebutuhan energi anak sekolah diperoleh
dari pangan jajanan yang dikonsumsinya (Guhardja S., dkk, 2004).
Walaupun makanan jajanan pada anak dapat memberikan sumbangan asupan
energi, makanan jajanan pada umumnya tingkat kebersihannya sangat rendah sehingga
kurang terjamin keamanan makanan jajanan tersebut (WKNPG,1988 dalam Yuliastuti,
2012). Selain itu, adapun kriteria lain yang umumnya tidak memenuhi keamanan
Universitas Indonesia
7

pangan yaitu penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang meebihi batas,
penyalahgunaan bahan berbahaya yang seharusnya tidak boleh digunakan dalam
pangan, serta cemaran mikroba yang mencerminkan kualitas mikrobiologi pangan
jajanan anak sekolah (BPOM, 2007). Berikut ini merupakan ciri jajanan tidak sehat
beserta dampaknya, yaitu:
 Jajanan dengan warna mencolok
Menggunakan bahan pewarna yang tidak seharusnya digunakan untuk
jajanan/makanan seperti penggunaan bahan pewarna tekstil, yaitu rhodamin-B
dan methanill yellow, yang dapat mengakibatkan gejala pusing, mual, muntah,
diare, ataupun kesulitan buang air besar. Selain itu, dalam jangka panjang
bahan-bahan ini terakumulasi pada tubuh orang yang mengkonsumsinya dan
bersifat karsinogenik. Bahan pewarana tersebut memang terlihat menarik,
namun berbahaya bagi kesehatan dan membuat jajanan menjadi tidak sehat.
 Jajanan yang kenyal dan tidak lengket
Penggunakan boraks seperti bakso, cilok, lontong agar makanan kenyal,
maupun penggunaan formalin seperti pada mie basah, dan tahu akan
menyebabkan keracunan makanan dengan gejala diare,demam, pusing,
muntah.
 Jajanan yang tidak bersih dan tidak terjamin bungkus kemasannya
Hal ini dikarenakan pencucian peralatan tidak bersih, jajanan tercemar debu,
pasir, rambut, atau bungkus jajanan memakai kertas bekas, jajanan dihinggapi
lalat/serangga lain sehingga dapat menyebabkan sakit perut bahkan diare.
 Jajanan dengan rasa gurih
Jajanan dengan rasa gurih, biasanya mengandung penyedap rasa yang
berbahaya bila digunakan secara berlebihan karena dapat menyebabkan
keracunan makanan, yang memiliki tanda awal seperti pusing, mual, dan
muntah.
 Jajanan dengan harga murah
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya penjual menjual dagangannya
dengan harga murah karena menggunakan bahan makanan yang sudah habis
Universitas Indonesia
8

masanya (kadaluarsa). Bila hal ini terjadi dapat menyebabkan sakit perut karena
zat berbahaya dalam bahan jajanan tersebut.
 Jajanan gorengan
Jajanan gorengan biasanya menggunakan minyak yang berkali-kali. Perlu
diperhatikan bila minyak sudah berwarna hitam, akan berbahaya bagi kesehatan
tubuh karena dapat menyebabkan sakit kanker atau penyakit berkepanjangan.

2.2.4 Tips Memilih Pangan Jajanan Anak Sekolah


Tips memilih jajanan yang baik, yaitu:
 Kenali dan pilih pangan yang aman
Pangan yang aman adalah pangan yang bebas dari bahaya biologis, kimia dan
benda lain. Pilih pangan yang bersih, yang telah dimasak, tidak bau tengik,
tidak berbau asam. Sebaiknya membeli pangan di tempat yang bersih dan dari
penjual yang sehat dan bersih. Pilih pangan yang dipajang, disimpan dan
disajikan dengan baik.
 Jaga kebersihan
Kita harus mencuci tangan sebelum makan karena mungkin tangan kita
tercemar kuman atau bahan berbahaya. Mencuci tangan dan peralatan yang
paling baik menggunakan sabun dan air yang mengalir.
 Baca label dengan seksama
Pada label bagian yang diperhatikan adalah nama jenis produk, tanggal
kedaluwarsa produk, komposisi dan informasi nilai gizi (bila ada).
 Ketahui kandungan gizinya
a. Pangan olahan dalam kemasan
Baca label informasi nilai gizi untuk mengetahui nilai energi, lemak,
protein dan karbohidrat.

Universitas Indonesia
9

Gambar 2.1. Label Informasi Pangan


Sumber: Depkes, 2012.

b. Pangan siap saji


Pada Buku Informasi Kandungan Gizi PJAS (Badan POM 2013) dapat
diketahui komposisi kandungan zat gizi untuk setiap jenis pangan siap
saji. Yang utama diperhatikan adalah pemenuhan energi dari setiap
pangan yang dikonsumsi.

Gambar 2.2. Label Komposisi Pangan


Sumber: Depkes, 2012.

Universitas Indonesia
10

 Konsumsi air yang cukup


Dapat bersumber terutama dari air minum, dan sisanya dapat dipenuhi dari
minuman olahan (sirup, jus, susu), makanan (kuah sayur, sop) dan buah.
Konsumsi minuman olahraga (sport drink/minuman isotonik) hanya untuk
anak sekolah yang berolahraga lebih dari 1 jam.
 Perhatikan warna, rasa dan aroma
Hindari makanan dan minuman yang berwarna mencolok, rasa yang terlalu
asin, manis, asam, dan atau aroma yang tengik.
 Batasi minuman yang berwarna dan beraroma
Minuman berwarna dan beraroma contohnya minuman ringan, minuman
berperisa
 Batasi konsumsi pangan cepat saji (fast food)
Konsumsi fast food yang berlebihan dan terlalu sering merupakan pencetus
terjadinya kegemukan dan obesitas. Pangan cepat saji antara lain kentang
goreng, burger, ayam goreng tepung, pizza. Biasanya makanan ini tinggi
garam dan lemak serta rendah serat.
 Batasi makanan ringan
Makanan ringan umumnya rendah serat dan mengandung garam/natrium
yang tinggi dan mempunyai nilai gizi yang rendah. Contoh makanan ringan
seperti keripik kentang.
 Perbanyak konsumsi makanan berserat
Makanan berserat bersumber dari sayur dan buah. Menu makanan tradisional
yang tinggi serat seperti rujak, gado-gado, karedok, urap dan pecel.
 Bagi anak gemuk/obesitas batasi konsumsi pangan yang mengandung gula,
garam dan lemak
Sebaiknya asupan gula, garam dan lemak sehari tidak lebih dari 4 sendok
makan gula, 1 sendok teh garam, dan 5 sendok makan lemak/minyak.

Universitas Indonesia
11

2.2 Gizi Seimbang Usia Anak Sekolah


Pemberian makan yang baik harus sesuai dengan Jumlah, Jenis dan Jadwal pada
umur anak tertentu. Ketiga hal tersebut harus terpenuhi sesuai usia anak secara
keseluruhan, bukan hanya mengutamakan jenis tapi melupakan jumlahnya atau
sebaliknya memberikan jumlah yang cukup tapi jenisnya tidak sesuai untuk anak. Gizi
seimbang bagi anak sekolah dipenuhi setiap hari dengan makanan yang beraneka
ragam. Perubahan komposisi tubuh dan peningkatan aktivitas fisik anak sekolah
memerlukan asupan gizi seimbang. Secara umum menu makanan yang seimbang
dengan komposisi energi dari karbohidrat 50% - 65%, protein 10% - 20%, dan lemak
20% - 30%.
Pemenuhan gizi seimbang setiap hari diperoleh mulai saat makan pagi Sarapan
merupakan kegiatan makan dan minum yang dilakukan sebelum jam 9 pagi. Kebiasaan
sarapan sangat penting karena dapat memenuhi 1/3 dari kebutuhan gizi sehari terutama
energi. Manfaat sarapan terhadap proses pembelajaran, antara lain anak mempunyai
kemampuan daya ingat (kognitif) yang lebih baik; anak memiliki daya juang belajar
dan konsentrasi atau perhatian yang lebih baik; anak memiliki kemampuan membaca,
berhitung dan skor kemampuan sejenis (bahasa & logika) yang lebih baik; anak jarang
sakit; dan anak memilki stamina dan disiplin yang lebih baik. Dalam deklarasi Pekan
Sarapan Nasional (PESAN) 2013, sarapan yang sehat dan aman terdiri dari pangan
pokok, lauk pauk, buah/jus, susu dan minuman yang bebas dari risiko keracunan dan
gangguan kesehatan.
Apabila anak sekolah tidak sempat sarapan, biasakan anak membawa bekal
makanan dan minuman agar tidak jajan di sekolah. Namun, apabila sarapan tidak
mencukupi, maka pangan jajanan memberikan kontribusi asupan gizi bagi anak
sekolah.
Dalam memilih pangan atau PJAS yang sesuai, sebaiknya memenuhi 1/3
kebutuhan gizi sehari terutama energi. Pada anak usia 7-9 tahun, kecukupan energi
sehari adalah 1850 kkal, sebaiknya energi yang diperoleh dari sarapan 617 kkal. Pada
anak laki-laki usia 10-12 tahun, kecukupan energi sehari adalah 2100 kkal, sebaiknya
energi yang diperoleh dari sarapan 700 kkal, sedangkan pada anak perempuan usia 10-
Universitas Indonesia
12

12 tahun, kecukupan energi sehari adalah 2000 kkal, sebaiknya energi yang diperoleh
dari sarapan sebaiknya 667 kkal.

2.5.3.1 Angka Kecukupan Gizi Anak Sekolah


Anak sekolah membutuhkan zat gizi setiap hari, yang diperoleh dari berbagai
macam makanan dan minuman yang digunakan sebagai sumber energi, pertumbuhan,
mengganti sel-sel yang rusak, dan untuk menjaga kesehatan. Pada dasarnya terdapat 6
macam zat gizi yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Kecukupan
zat gizi anak sekolah usia 10-12 tahun relatif lebih besar daripada anak sekolah usia 7-
9 tahun, karena pertumbuhannya relatif cepat, terutama penambahan tinggi badan.
Selain usia, jenis kelamin juga mempengaruhi kecukupan zat gizi. Adanya perbedaan
pertumbuhan antar jenis kelamin mulai usia 10 tahun sehingga kecukupan gizi anak
laki-laki berbeda dengan anak perempuan. Pemerintah telah menetapkan kecukupan
gizi tersebut dalam bentuk angka kecukupan gizi (AKG). AKG adalah angka
kecukupan zat gizi setiap hari menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh
dan aktivitas fisik untuk mencegah terjadinya kekurangan ataupun kelebihan gizi. Nilai
AKG tahun 2012 untuk anak sekolah sebagaimana tercantum pada Tabel 2.1. AKG
untuk orang Indonesia terdiri dari: energi; protein; lemak, karbohidrat, air; serat; 14
jenis vitamin meliputi vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, vitamin B1, vitamin
B2, niasin, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, asam pantotenat, biotin, kolin dan
vitamin C; dan 13 jenis mineral meliputi kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium,
besi, iodium, seng, tembaga, kromium, selenium, mangan, dan fluor.

Universitas Indonesia
13

Tabel 2.1. AKG Anak Usia 7-9 Tahun dan Anak Usia 10-12 Tahun

Zat Gizi Satuan Usia 7-9 Usia 10-12 tahun


tahun Laki-laki Perempuan
Energi Kkal 1850 2100 2000
Protein G 49 56 60
Lemak Total G 72 70 67
 n-6 (omega 6) G 10,0 12,0 10,0
 n-3 (omega 3) G 0,9 1,2 1,0
Karbohidrat G 254 289 275
Serat G 26 30 28
Air Ml 1900 1800 1800
Vitamin
 Vitamin A Mcg 500 600 600
 Vitamin D Mcg 15 15 15
 Vitamin E Mg 7 11 11
 Vitamin K Mcg 25 35 35
 Vitamin B1 Mg 0,9 1,1 1,0
 Vitamin B2 Mg 1,1 1,3 1,2
 Vitamin B3 Mg 10 12 11
 Asam pantotenat Mg 3,0 4,0 4,0
 Vitamin B6 Mg 1,0 1,3 1,2
 Folat Mcg 300 400 400
 Vitamin B12 Mcg 1,2 1,8 1,8
 Biotin Mcg 12 20 20
 Kolin Mg 375 375 375
 Vitamin C Mg 45 50 50
Mineral
 Kalsium Mg 1000 1200 1200
 Fosfor Mg 500 1200 1200
 Magnesium Mg 120 150 150
 Natrium Mg 1200 1500 1500
Sumber : Kemenkes RI, 2014.

Universitas Indonesia
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN PROJECT PLANNING MATRIX

3.1 Jajanan Sehat


3.2.1 Kerangka Konsep
Intervensi dalam bentuk penyuluan dilakukan kepada kelompok usia anak
sekolah mengenai jajanan sehat dan gizi seimbang. Intervensi tersebut betujuan
untuk meningkatkan pengetahuan kepada anak usia sekolah mengenai definisi
jajanan sehat, manfaat jajanan sehat, dampak jajan tidak sehat, tips memilih pangan
jajanan sehat anak sekolah, serta gizi seimbang pada usia anak sekolah.

Intervensi mengenai:

 Definisi jajanan sehat


Meningkatkan
 Manfaat jajanan sehat Pengetahuan
 Dampak jajanan tidak sehat Anak Usia
Sekolah
 Tips memiih pangan jajanan
sehat anak sekolah
 Gizi seimbang anak

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Kegiatan Intervensi Mengenai Jajanan


Sehat dan Gizi Seimbang pada Masyarakat Kelompok Usia Anak Sekolah

3.2.2 Project Planning Matrix


Judul Program : Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Kelompok Usia Anak
Sekolah tentang Jajanan Sehat
Lokasi : Kelurahan Ratu Jaya
Durasi Program : 1 Bulan (20 November – 20 Desember 2016)

14 Universitas Indonesia
15

Tabel 3.1. Project Planning Matrix Program Kelompok Usia Anak Sekolah
Summary of Indicators of Means of Important
Objective Objective Verification Assumption
Overall Goal Menurunnya Survey 1. Tidak
Menurunnya konsumsi jajanan kuesioner terdapatnya
konsumsi jajanan tidak sehat kantin sekolah
tidak sehat pada sebanyak 20% yang
kelompok usia dalam 1 tahun menyediakan
anak sekolah jajajan sehat
2. Tidak
membawa
bekal ke
sekolah

Project Purpose Meningkatkan Pre-test dan 1. Situasi kelas


Meningkatnya pengetahuan post-test kurang
pengetahuan masyarakat usia kondusif
masyarakat anak sekolah terkait 2. Siswa merasa
kelompok usia dengan jajanan takut salah
anak sekolah tidak sehat menjadi
terkait dengan 60% selama 1 bulan
jajanan sehat

Result Meningkatkan Pre-test dan 1. Bencana alam


Anak sekolah pengetahuan post-test 2. Disabilitas
mendapatkan masyarakat usia anak dalam
informasi anak sekolah terkait menyerap
mengenai jajanan dengan jajanan informasi
sehat di sekolah tidak sehat menjadi
60% selama 1 bulan
Meningkatnya
informasi mengenai
jajanan sehat pada
anak Sekolah Dasar
di Kelurahan
Ratujaya

Universitas Indonesia
16

Tabel 3.1. Project Planning Matrix Program Kelompok Usia Anak Sekolah
(sambungan)
Activities Input Output
Penyuluhan terkait
Jajanan Sehat
Persiapan
1. Pembentukan tim yang Sumber daya Terbentuknya tim yang
terdiri dari mahasiswa manusia terdiri atas 8 mahasiswa
Gizi FKM UI angkatan
2013 yang ditugaskan
di Kelurahan Ratu Jaya

2. Mengurus perizinan Surat izin, alat Didapatkannya izin dari


dengan menyerahkan transportasi, dan setiap institusi terkait
surat perizinan ke SDM
Dinas Kesehatan Kota
Depok, Kantor
Kelurahan Ratu Jaya,
Puskesmas Ratu Jaya

3. Mengunjungi Didapatkannya gambaran


Puskesmas Ratu Jaya SDM, alat situasi Ratu Jaya dan
untuk menganalisis transportasi, data masalah yang akan
situasi dan profil puskesmas, dilakukan intervensi
mengidentifikasi peta daerah, dan
masalah data posyandu
Tersusunnya media
4. Menyusun dan SDM, alat
leaflet, mengenai jajanan
membuat media transportasi, media,
sehat anak sekolah
mengenai jajanan sehat dan laptop

5. Melakukan uji coba SDM, media leaflet, Mengetahui gambaran


media dengan metode laptop, dan dana penerimaan media yang
in depth interview percetakan akan digunakan untuk
anak sekolah

6. Menyusun soal pre-test SDM, laptop, dan Tersusunnya soal pre-test


dan post-test yang dana percetakan dan post-test yang akan
digunakan

Universitas Indonesia
17

Tabel 3.1. Project Planning Matrix Program Kelompok Usia Anak Sekolah
(sambungan)
Pelaksanaan Penyuluhan
1. Memperkenalkan diri, Mahasiswi UI Peserta Penyuluhan
maksud, dan tujuan menerima kedatangan
kedatangan. mahasiswa

2. Meminta peserta untuk SDM, alat tulis, dan


mengisi daftar hadir daftar hadir Peserta mengisi daftar
hadir

3. Melaksanakan Pre-test SDM, alat tulis, Peserta mengisi soal pre-


lembar soal pre-test test
dan post-test

4. Mengadakan SDM, dan leaflet


penyuluhan kepada Penyuluhan berjalan
anak sekolah mengenai dengan lancar
jajanan tidak sehat

5. Melaksanakan post-test SDM, alat tulis,


lembar soal pre-test Peserta mengisi soal post-
dan post-test test

6. Membuka sesi tanya


SDM, dan hadiah Peserta yang berhasil
jawab dan memberikan
hadiah kepada peserta menjawab dengan benar
yang menjawab benar mendapatkan hadiah

7. Merangkum kembali
SDM Peserta mengingat kembali
poin penting pada
materi poin penting pada materi

Universitas Indonesia
18

Tabel 3.1. Project Planning Matrix Program Kelompok Usia Anak Sekolah
(sambungan)
Monitoring SDM, alat tulis, dan Penyuluhan dilaksanakan
Memantau pelaksanan lembar soal pre-test dengan kondusif dan
penyuluhan yang dilakukan dan post-test pemeserta dapat menerima
menggunakan media leaflet materi yang diberikan
kepada peserta usia anak
sekolah

Evaluasi Diketahuinya hasil


Merekapitulasi hasil pre- SDM, alat tulis, dan perubahan sebelum dan
test dan post-test lembar soal sesudah penyuluhan dari
hasil test

Universitas Indonesia
BAB 4
DESKRIPSI KEGIATAN

4.1 Bentuk Kegiatan


Penyuluhan pada kelompok anak usia sekolah dilakukan berdasarkan kerjasama
antar mahasiswa dan pihak sekolah. Sekolah dasar yang berhasil diajak untuk bekerja
sama adalah MI Sirojul Athfal I. Di sekolah dasar ini, setiap kelas terdiri dari 40 anak
sehingga setiap penyuluhan yang dilakukan di kelas dibagi menjadi 2 kelompok. Pada
penyuluhan ini, mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok memberikan
penyuluhan kepada 2 kelas. Setiap mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk
menyampaikan seluruh topik penyuluhan yang utamanya adalah jajanan sehat dan gizi
seimbang disertai dengan informasi terkait sarapan dan perilaku hidup bersih sehat.
Kegiatan yang dilakukan dalam rangkaian penyuluhan ini diawali dengan
perkenalan mahasiswa dan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum
penyuluhan yang sebenarnya dimulai, peserta diharuskan untuk mengikuti pre-test untuk
melihat pengetahuan peserta terutama terkait jajanan sehat dan pengetahuan tentang gizi
seimbang serta PHBS dan kebiasaan jajan. Peserta juga diminta untuk mengisi daftar
hadir yang tersedia. Setelah pre-test selesai dilakukan, penjelasan materi dimulai.
Penjelasan materi dilakukan dengan mengikutsertakan peserta dengan cara membaca
bersama, melakukan simulasi serta pertanyaan-pertanyaan ringan untuk dijawab bersama
sehingga peserta tidak bosan. Setelah penjelasan materi selesai, rangkaian penyuluhan
dilanjutkan oleh post-test terhadap peserta dengan soal yang sama dengan pretest sebagai
upaya untuk mengetahui adanya perubahan pengetahuan dan pengertian perserta dari
sebelum dan sesudah penjelasan diberikan. Rangkaian acara berlanjut dengan kuis
dimana peserta yang menjawab pertama dan benar mendapatkan hadiah. Setelah kuis
selesai, rangkaian acara ditutup.

4.2 Karakteristik Peserta


Peserta penyuluhan “Jajanan Sehat, Gizi Seimbang serta PHBS dan Sarapan untuk
Usia Anak Sekolah” adalah siswa dan siswi sekolah dasar yang ada di Kelurahan Ratu

19 Universitas Indonesia
20

Jaya. Sekolah dasar yang berhasil diajak untuk bekerja sama adalah MI Sirojul Athfal I.
Di sekolah dasar ini, setiap kelas terdiri dari 40 anak sehingga setiap penyuluhan yang
dilakukan di kelas dibagi menjadi 2 kelompok. Berdasarkan data yang terkumpul, peserta
penyuluhan yang telah dilakukan berjumlah 322 siswa.

4.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Berikut adalah jadwal pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan pada kelompok
anak sekolah.

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penyuluhan pada Kelompok Anak Sekolah


Hari, Tanggal, Jumlah Peserta
No. Tempat Topik Penyuluh
Jam (orang)
1. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Fany 19
November 2016, Kelas 4A
10.00 Kelompok I
2. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Gabriela 20
November 2016, Kelas 4A
10.00 Kelompok II
3. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Rininta 20
November 2016, Kelas 4B
10.00 Kelompok I
4. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Sumayyah 19
November 2016, Kelas 4B
10.00 Kelompok II
5. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Vidya 18
November 2016, Kelas 4C
10.00 Kelompok I
6. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Yuwaratu 17
November 2016, Kelas 4C
10.00 Kelompok II
7. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Rayssa 20
November 2016, Kelas 5B
10.00 Kelompok I
8. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Maya L. 20
November 2016, Kelas 5B
10.00 Kelompok II

Universitas Indonesia
21

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penyuluhan pada Kelompok Anak Sekolah (sambungan)
Hari, Tanggal, Jumlah Peserta
No. Tempat Topik Penyuluh
Jam (orang)
9. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Fany 19
November 2016, Kelas 4A
10.30 Kelompok I
10. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Gabriela 20
November 2016, Kelas 4A
10.30 Kelompok II
11. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Rininta 20
November 2016, Kelas 4B
10.30 Kelompok I
12. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Sumayyah 19
November 2016, Kelas 4B
10.30 Kelompok II
13. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Vidya 18
November 2016, Kelas 4C
10.30 Kelompok I
14. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Yuwaratu 17
November 2016, Kelas 4C
10.30 Kelompok II
15. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Rayssa 20
November 2016, Kelas 5B
10.30 Kelompok I
16. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Maya L. 20
November 2016, Kelas 5B
10.30 Kelompok II
17. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Gabriela 19
November 2016, Kelas 4A
11.00 Kelompok I
18. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Fany 20
November 2016, Kelas 4A
11.00 Kelompok II
19. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Sumayyah 20
November 2016, Kelas 4B
11.00 Kelompok I
20. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Rininta 19
November 2016, Kelas 4B
11.00 Kelompok II

Universitas Indonesia
22

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penyuluhan pada Kelompok Anak Sekolah (sambungan)
Hari, Tanggal, Jumlah Peserta
No. Tempat Topik Penyuluh
Jam (orang)
21. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Yuwaratu 18
November 2016, Kelas 4C
11.00 Kelompok I
22. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Vidya 17
November 2016, Kelas 4C
11.00 Kelompok II
23. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Maya L. 20
November 2016, Kelas 5B
11.00 Kelompok I
24. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Rayssa 20
November 2016, Kelas 5B
11.00 Kelompok II
25. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Gabriela 19
November 2016, Kelas 4A
11.30 Kelompok I
26. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Fany 20
November 2016, Kelas 4A
11.30 Kelompok II
27. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Sumayyah 20
November 2016, Kelas 4B
11.30 Kelompok I
28. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Rininta 19
November 2016, Kelas 4B
11.30 Kelompok II
29. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Yuwaratu 18
November 2016, Kelas 4C
11.30 Kelompok I
30. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Vidya 17
November 2016, Kelas 4C
11.30 Kelompok II
31. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Maya L. 20
November 2016, Kelas 5B
11.30 Kelompok I
32. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Rayssa 20
November 2016, Kelas 5B
11.30 Kelompok II
33. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Fany 20
November 2016, Kelas 5A
13.00 Kelompok I

Universitas Indonesia
23

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penyuluhan pada Kelompok Anak Sekolah (sambungan)
Hari, Tanggal, Jumlah Peserta
No. Tempat Topik Penyuluh
Jam (orang)
34. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Gabriela 20
November 2016, Kelas 5A
13.00 Kelompok II
35. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Rininta 20
November 2016, Kelas 6A
13.00 Kelompok I
36. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Sumayyah 20
November 2016, Kelas 6A
13.00 Kelompok II
37. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Vidya 25
November 2016, Kelas 6B
13.00 Kelompok II
38. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Yuwaratu 24
November 2016, Kelas 6B
13.00 Kelompok I
39. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Rayssa 20
November 2016, Kelas 5C
13.00 Kelompok I
40. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Jajanan Sehat Maya L. 20
November 2016, Kelas 5C
13.00 Kelompok II
41. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Fany 20
November 2016, Kelas 5A
13.30 Kelompok I
42. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Gabriela 20
November 2016, Kelas 5A
13.30 Kelompok II
43. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Rininta 20
November 2016, Kelas 6A
13.30 Kelompok I
44. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Sumayyah 20
November 2016, Kelas 6A
13.30 Kelompok II
45. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Vidya 25
November 2016, Kelas 6B
13.30 Kelompok II
46. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Yuwaratu 24
November 2016, Kelas 6B
13.30 Kelompok I

Universitas Indonesia
24

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penyuluhan pada Kelompok Anak Sekolah (sambungan)
Hari, Tanggal, Jumlah Peserta
No. Tempat Topik Penyuluh
Jam (orang)
47. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Rayssa 20
November 2016, Kelas 5C
13.30 Kelompok I
48. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Gizi Seimbang Maya L. 20
November 2016, Kelas 5C
13.30 Kelompok II
49. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Gabriela 20
November 2016, Kelas 5A
14.00 Kelompok I
50. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Fany 20
November 2016, Kelas 5A
14.00 Kelompok II
51. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Sumayyah 20
November 2016, Kelas 6A
14.00 Kelompok I
52. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Rininta 20
November 2016, Kelas 6A
14.00 Kelompok II
53. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Yuwaratu 25
November 2016, Kelas 6B
14.00 Kelompok II
54. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Vidya 24
November 2016, Kelas 6B
14.00 Kelompok I
55. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Maya L. 20
November 2016, Kelas 5C
14.00 Kelompok I
56. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I Sarapan Rayssa 20
November 2016, Kelas 5C
14.00 Kelompok II
57. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Gabriela 20
November 2016, Kelas 5A
14.30 Kelompok I
58. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Fany 20
November 2016, Kelas 5A
14.30 Kelompok II
59. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Sumayyah 20
November 2016, Kelas 6A
14.30 Kelompok I

Universitas Indonesia
25

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penyuluhan pada Kelompok Anak Sekolah (sambungan)

Hari, Tanggal, Jumlah Peserta


No. Tempat Topik Penyuluh
Jam (orang)
60. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Rininta 20
November 2016, Kelas 6A
14.30 Kelompok II
61. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Yuwaratu 24
November 2016, Kelas 6B
14.30 Kelompok II
62. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Vidya 25
November 2016, Kelas 6B
14.30 Kelompok I
63. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Maya L. 20
November 2016, Kelas 5C
14.30 Kelompok I
64. Senin, 28 MI Sirojul Athfal I PHBS Rayssa 20
November 2016, Kelas 5C
14.30 Kelompok II

4.4 Materi dan Media


Media penyuluhan pada kelompok sasaran usia anak sekolah adalah leaflet yang
dibagikan untuk tiap anak serta lagu mengenai cara cuci tangan dan menggosok gigi yang
baik. Terdapat 3 leaflet yang digunakan yakni tentang gizi seimbang untuk usia anak
sekolah, jajanan sehat serta pentingnya sarapan dan PHBS. Media penyuluhan, soal pre-
test dan post-test dan dokumentasi kegiatan terlampir.

Universitas Indonesia
26

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pre-test dan post-test dilakukan menggunakan soal yang sama. Untuk setiap topik
penyuluhan peserta diberikan 5 soal dengan bahasan yang berbeda dalam topik yang
sama. Topik utama yang diangkat pada penyuluhan ini adalah jajanan sehat dan gizi
seimbang untuk anak sekolah.

Tabel 5.1. Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test Penyuluhan Anak Sekolah
Nilai Nilai Standar
Materi Variabel N Mean
Minimum Maksimum Deviasi
Jajanan Sehat Nilai Pre-test 274 81.47 33.00 100.00 22.04
Nilai Post-test 274 91.81 33.00 100.00 16.25
Gizi Seimbang Nilai Pre-test 274 66.58 .00 100.00 20.26
Nilai Post-test 274 74.52 .00 100.00 19.15

Berdasarkan Tabel 5.1., diketahui bahwa dari 274 siswa yang mengikuti
penyuluhan, rata-rata soal yang dijawab benar mengalami peningkatan pada kedua materi
yang diberikan, yakni Jajanan Sehat dan Gizi Seimbang. Pada materi Jajanan sehat pre-
test memliki rata-rata 81.47 meningkat menjadi 91.18 pada post-test. Sementara pada
materi Gizi seimbang hasil pre-test memiliki rata-rata 66.58 kemudian meningkat
menjadi 74.52 pada post-test. Berikut adalah grafik peningkatan pengetahuan pada
kelompok usia anak sekolah mengenai Jajanan sehat.

Universitas Indonesia
27

100% 96 98 92 90 92
84 87
79 82
80% 68

60%

40%

20%

0%
Definisi jajanan Dampak jajanan Contoh jajanan Contoh bahaya Ciri jajanan tidak
sehat tidak sehat tidak sehat jajanan tidak sehat
sehat

Pre Test Post Test

Gambar 5.1. Presentase Responden yang Menjawab Benar di pre-test dan Post-test Topik
Jajanan Sehat pada Kelompok Usia Anak Sekolah.

Pre-test dan post-test mengenai jajanan sehat terdiri atas 5 soal. Soal pertama
membahas pengertian umum tentang jajanan sehat. Dari 274 peserta, 96% memberikan
jawaban yang benar pada pre-test dan 98% pada post-test. Peningkatan ini menunjukkan
bahwa dari sebelum pemaparan materi, pada umumnya peserta sudah memiliki
pengertian yang baik terkait apa itu jajan sehat.
Soal kedua membahas tentang dampak jajanan tidak sehat. Hanya 68% dari peserta
memberikan jawaban yang benar pada pre-test. Namun hasil ini meningkat pada post-test
menjadi sebesar 84%. Hasil ini menunjukkan rendahnya pengetahuan peserta terkait
dampak dari jajanan tidak sehat sebelum pemaparan. Nilai post-test yang meningkat
menandakan pengetahuan peserta terkait dampak akibat mengonsumsi jajanan tidak sehat
yang lebih baik.
Soal ketiga membahas tentang contoh jajanan tidak sehat. Sebanyak 87% peserta
dapat menjawab pre-test dengan tepat. Setelah pemaparan, jumlah peserta dengan
jawaban yang benar meningkat menjadi 92%. Sesuai dengan survey yang dilakukan saat
perencanaan penyuluhan, peserta memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai contoh
jajanan sehat dan jajanan yang tidak sehat. Namun hasil ini menunjukkan adanya
peningkatan dalam pemahaman terkait contoh-contoh jajanan dan kategorinya.

Universitas Indonesia
28

Soal keempat membahas tentang bahaya jajanan tidak sehat. 79% peserta
memberikan jawaban yang benar pada pre-test. Pada post-test, jumlah peserta dengan
jawaban yang benar meningkat menjadi 90%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa
setelah pemaparan, semakin banyak peserta yang mengetahui bahaya jajananan tidak
sehat dengan lebih baik.
Soal kelima membahas tentang ciri jajanan tidak sehat. Hasil pre-test menunjukkan
sebesar 82% peserta memiliki pengertian yang baik. Hasil tersebut meningkat menjadi
92% pada post-test. Perubahan yang terjadi pada hasil tersebut menggambarkan adanya
peningkatan pengertian peserta terkait ciri-ciri jajanan tidak sehat yang harus dihindari.
Berikut ini merupakan grafik peningkatan pengetahuan pada kelompok usia sekolah
mengenai gizi seimbang.

100%
88
84 80.5
80% 76 76
63 65 65
60% 56
52

40%

20%

0%
Rekomendasi Dampak gizi PHBS sebagian Rekomendasi Rekomendasi
akivitas fisik tidak seimbang dari gizi konsumsi sayuran konsumsi gula
seimbang
Pre Test Post Test

Gambar 5.2. Presentase Responden yang Menjawab Benar di Pre-test dan Post-test Topik Gizi
Seimbang pada Kelompok Usia Anak Sekolah.

Pre-test dan post-test mengenai gizi seimbang untuk anak sekolah terdiri atas 5 soal.
Soal pertama membahas tentang rekomendasi aktivitas fisik. Dari 274 peserta, 56%
memberikan jawaban yang benar pada pre-test dan 63% pada post-test. Pengetahuan anak
mengenai aktivitas ini tergolong rendah namun setelah pemaparan materi dilakukan,
pengetahuan peserta terlihat meningkat. Hasil yang demikian juga dapat dipengaruhi oleh

Universitas Indonesia
29

bahasa yang digunakan pada soal. Istilah “aktivitas fisik aerobik tingkat sedang” tidak
dimengerti secara umum oleh peserta.
Soal kedua membahas tentang dampak gizi tidak seimbang. Hanya 52% dari peserta
memberikan jawaban yang benar pada pre-test. Namun hasil ini meningkat pada post-test
menjadi sebesar 65%. Hasil ini menunjukkan rendahnya pengetahuan peserta terkait
dampak dari gizi yang tidak seimbang sebelum pemaparan. Nilai post-test yang
meningkat menandakan pengetahuan peserta terkait akibat dari tidak diterapkannya gizi
seimbang. Namun pada pelaksanaan pre-test dan post-test, peserta mengaku tidak
mengenali istilah “diabetes mellitus” sehingga soal sulit dimengerti dan menyebabkan
peserta memberikan jawaban salah.
Soal ketiga membahas tentang perilaku hidup bersih sehat (PHBS) sebagai bagian
dari gizi seimbang. Sebanyak 84% peserta dapat menjawab pre-test dengan tepat. Setelah
pemaparan, jumlah peserta dengan jawaban yang benar meningkat menjadi 88%. Hasil
ini menunjukkan adanya peningkatan dalam pemahaman terkait perilaku hidup bersih
sehat, terutama kebiasaan menyikat gigi, sebagai bagian dari gizi seimbang.
Soal keempat membahas tentang rekomendasi konsumsi sayuran untuk usia anak
sekolah. 65% peserta memberikan jawaban yang benar pada pre-test. Pada post-test,
jumlah peserta dengan jawaban yang benar meningkat menjadi 76%. Peningkatan ini
menunjukkan bahwa setelah pemaparan, semakin banyak peserta yang mengetahui
seberapa banyak sayuran yang harus dikonsumsi setiap harinya. Peserta menunjukkan
rasa ingin tahu tetang pemorsian sayuran yang mudah dilakukan sehari-harinya.
Soal kelima membahas tentang rekomendasi konsumsi gula. Hasil pre-test
menunjukkan sebesar 76% peserta memiliki pengertian yang baik. Hasil tersebut
meningkat menjadi 80.5% pada post-test. Perubahan yang terjadi pada hasil tersebut
menggambarkan adanya peningkatan pengertian peserta terkait seberapa banyak gula
yang harus dikonsumsi setiap harinya. Namun peserta perlu dijelaskan lebih lanjut bahwa
gula terdapat secara alami dalam berbagai macam jenis makanan dan tidak harus dalam
bentuk gula murni atau pasir.
Pada Tabel 5.2 dan Tabel 5.3 mengambarkan ada atau tidaknya peningkatkan
pengetahuan yang signifikan pada siswa mengenai jajanan sehat dan gizi seimbang

Universitas Indonesia
30

setelah penyuluhan. Analisis dilakukan menggunakan uji Wilcoxon pada pre-test dan
post-test.

Tabel 5.2. Hasil Uji Wilcoxon Nilai Pre-test dan Post-test Topik Jajanan Sehat pada
Kelompok Usia Anak Sekolah
N Mean Sum of Z Asymp. Sig
Rank Rank (2 –tailed)
Pre-test Negative Ranks 14 42.50 595.00 -6.693 .000
dan Positive Ranks 82 49.52 4061.00 .000
post-test Ties 178
Total 274

Tabel 5.2., menunjukkan hasil analisis Uji Wilcoxon dari 274 responden yang
diberikan materi jajanan sehat, didapatkan bahwa terdapat 14 responden yang memiliki
nilai benar lebih besar pada pre-test dibandingkan post-test, 82 responden memiliki nilai
benar post-test lebih besar dibandingkan nilai pre-test. Sisanya, sebesar 178 responden
memiliki nilai benar yang sama saat pre-test dan post-test. Dengan menggunakan analisis
uji Wilcoxon diketahui hasil (P value < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
analisis tersebut bermakna.

Tabel 5.3. Hasil Uji Wilcoxon Nilai Pre-test dan Post-test Topik Gizi Seimbang pada
Kelompok Usia Anak Sekolah
N Mean Sum of Z Asymp. Sig
Rank Rank (2 –tailed)
Pre-test Negative Ranks 15 40.90 613.50 -5.75 .000
dan positive Ranks 73 45.24 3302.50 .000
Post-test Ties 186
Total 274

Tabel 5.3., menunjukkan hasil analisis Uji Wilcoxon dari 274 responden yang
diberikan materi jajanan sehat, didapatkan bahwa terdapat 15 responden yang memiliki
nilai benar lebih besar pada pre-test dibandingkan post-test, 73 responden memiliki nilai
benar post-test lebih besar dibandingkan nilai pre-test. Sisanya, sebesar 186 responden
memiliki nilai benar yang sama saat pre-test dan post-test. Dengan menggunakan analisis

Universitas Indonesia
31

uji Wilcoxon diketahui hasil (P value < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
analisis tersebut bermakna.
Dalam melakukan penyuluhan kepada sasaran anak sekolah, kami mengalami
beberapa hambatan, yaitu sebagai berikut.
a. Terdapat beberapa anak yang ribut dan membuat suasana kurang kondusif.
b. Terdapat istilah bahasa yang digunakan pada saat pre-test dan post-test kurang
diketahui oleh siswa, sehingga dapat mempengaruhi hasil
c. Penggunaan waktu penyuluhan harus seefisien mungkin karena penyuluhan
dilakukan di tengah jam pelajaran siswa.
Walaupun mahasiswa harus mengahadapi beberapa hambatan, ada juga beberapa hal
lainnya yang mendukung kelancaran dari kegiatan penyuluhan kepada kelompok usia
anak sekolah yaitu:
a. Kepala Sekolah dan Guru di sekolah MI Sirojul Athfal mudah dihubungi sehingga
mahasiswa dapat membangun komunikasi secara aktif dengan beliau dalam hal
menanyakan perizinan dan jadwal kegiatan penyuluhan.
b. Pihak petugas UKS sekolah bersedia diwawancara terkait masalah gizi dan kesehatan
yang sering dialami oleh siswa di sekolah MI Sirojul Athfal, sehingga memudahkan
mahasiswa dalam melakukan identifikasi masalah.
c. Pembimbing lapangan setempat bersedia memberitahukan dan mengarahkan
mahasiswa mengenai sekolah yang dapat dikunjungi untuk kegiatan penyuluhan.
d. Pihak puskesmas yang membantu dalam pembuatan surat perizinan kegiatan
mahasiswa untuk sekolah.

Universitas Indonesia
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

4.2.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan penyuluhan pada kelompok anak sekolah yang telah
mahasiswa lakukan adalah terjadi peningkatan pengetahuan pada kelompok tersebut
mengenai topik jajanan sehat dan gizi seimbang untuk anak usia sekolah. Peningkatan
pengetahuan pada kelompok anak sekolah tersebut ditandai oleh: 1) peningkatan
persentase responden yang menjawab benar di setiap soal post-test masing-masing topik
penyuluhan dan 2) adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan post-test
dari masing-masing topik penyuluhan.

4.2.2. Saran
Saran untuk pihak sekolah berkaitan dengan kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1. Sebaiknya dilakukan penyuluhan atau pengingatan kembali terkait materi gizi dan
kesehatan yang telah diberikan secara rutin, misalnya setiap 3 bulan sekali,
sehingga diharapkan para siswa dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
memadai terkait materi yang diberikan. Pada akhirnya siswa akan terbiasa dan
mampu menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki tersebut pada kehidupan
sehari-hari.
2. Sebaiknya pihak sekolah dapat mengakomodasi pembuatan kantin sekolah yang
menjual jajanan sehat sehingga menghindarkan atau mencegah para siswa jajan di
luar sekolah yang kualitas, kebersihan, dan keamanan makanannya tidak terjamin.
3. Sebaiknya pihak sekolah dapat menyediakan tempat cuci tangan dan sabun cuci
tangan disekitar sekolah, selain di toilet, misalnya disekitar lapangan sekolah.
Didekat tempat cuci tangan tersebut juga ditempelkan poster petunjuk cuci tangan
pakai sabun yang tepat. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung anak menerapkan
salah satu PHBS, yaitu cuci tangan pakai sabun.
4. Sebaiknya pelaksanaan kegiatan penyuluhan dari luar pihak sekolah didampingi
oleh guru, agar para siswa dapat lebih segan dan tidak terlalu ribut selama
pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

32 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Ade putra (2012). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Tifoid
Terhadap Kebiasaan Jajan Anak Sekolah Dasar. Diunduh dari
http://eprints.undip.ac.id/37279/1/ADE_PUTRA_G2A008003_LAP_KTI_.pdf.
Badan POM RI. 2008. Laporan Akhir Monitoring dan Verifikasi Profil Keamanan
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasional Tahun 2008. Direktorat Surveilan
dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan
dan Bahan Berbahaya. Jakarta.
FAO. Street Foods. Report of an FAO technical meeting on street foods, Calcutta, 6-9
November 1995. FAO Food and Nutrition paper 63. FAO, Rome. 2014
Guhardja S, Madanijah S, Wulandari S, Natal NPS, and Akbar M. The role of street foods
in the household food consumption: A survey in Bogor. Proceeding of the 4th
ASEAN Food Conference 1992. IPB Press. 1992.
Hubies, Aida VS. Peningkatan Mutu dan Kebersihan Makanan Jajanan. Jakarta: Majalah
Boga dan Gizi;1995.
Siti F. Higiene dan Sanitasi Makanan. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Press;2005.
Solihin Pujiadi. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Balai penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, 1993

33 Universitas Indonesia
34

Lampiran 1: Dokumentasi Kegiatan PenyuluhanPada Kelompok Anak Sekolah

Suasana Penyuluhan di MI Sirajul Athfal kelas 4

Suasana Penyuluhan di MI Sirajul Athfal kelas 5

Universitas Indonesia
35

Lampiran 2: Soal dan Jawaban Pre-test dan Post-Test

Topik Jajanan Sehat

No. Soal Jawaban


1. Jajanan sehat adalah makanan yang bersih, aman, dan bergizi Benar
2. Jajanan tidak sehat menyebabkan kegemukan dan keracunan Benar
3. Minyak goreng dengan warna coklat kehitaman baik digunakan Salah
untuk menggoreng
4. Jajanan berwarna mencolok mungkin menggunakan warna tekstil Benar
5. Jajanan yang sudah lewat tanggal kadaluarsa baik untuk Salah
dikonsumsi

Topik Gizi Seimbang Usia Anak Sekolah

No. Soal Jawaban


1. Setiap hari, minimal anak harus melakukan aktivitas fisik aerobik Benar
tingkat sedang selama 1 jam
2. Konsumsi makanan cepat saji, selingan yang manis, asin dan Benar
berlemak dapat menyebabkan penyakit jantung dan diabetes
melitus
3. Sebaiknya, anak dibiasakan untuk menyikat gigi minimal dua kali Salah
sehari, saat mandi pagi dan sore
4. Setiap kali makan, konsumsi sayuran sebanyak 1/6 bagian piring Salah
5. Rekomendasi konsumsi gula setiap hari maksimal 4 sendok makan Benar

Topik Sarapan
No. Soal Jawaban
1. Sarapan akan menyediakan bahan bakar bagi tubuh dipagi hari Benar
2. Contoh dari sarapan sehat adalah areng-areng isi daging atau Benar
sayuran
3. Sarapan membuat lesu dan lapar Salah
4. Waktu sarapan adalah setelah jam 09.00 pagi Salah
5. Sarapan meningkatkan konsentrasi belajar Benar

Universitas Indonesia
36

Lampiran 2: Soal dan Jawaban Pre-test dan Post-Test (lanjutan)

Topik Cuci Tangan

No. Soal Jawaban


1. Mencuci tangan mencegah penyebaran bakteri dan virus Benar
2. Langkah mencuci tangan ke dua adalah memutar ujung jari Salah
3. Mencuci tangan dapat dilakukan dengan air dan sabut atau hand Benar
rub berbahan alkohol
4. Setelah bermain di luar ruangan kita tidak perlu mencuci tangan Salah
5. Bilas tangan dengan air mengalir saat mencuci tangan Benar

Universitas Indonesia
37

Lampiran 3: Media Penyuluhan Pada Kelompok Anak Sekolah Topik Jajanan dan Sarapan Sehat

Universitas Indonesia
38

Lampiran 3: Media Penyuluhan Pada Kelompok Anak Sekolah Topik Jajanan dan Sarapan Sehat (lanjutan)

Universitas Indonesia
39

Lampiran 4: Media Penyuluhan Pada Kelompok Anak Sekolah Topik Cuci Tangan

Universitas Indonesia
40

Lampiran 4: Media Penyuluhan Pada Kelompok Anak Sekolah Topik Cuci Tangan (lanjutan)

Universitas Indonesia
41

Lampiran 5: Media Penyuluhan Pada Kelompok Anak Sekolah Topik Gizi Seimbang untuk Anak Usia Sekolah

Modifikasi dari Pedoman Umum Gizi


Seimbang (Kemenkes RI, 2014)

Universitas Indonesia
42

Lampiran 5: Media Penyuluhan Pada Kelompok Anak Sekolah Topik Gizi Seimbang untuk Anak Usia Sekolah (lanjutan)

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai