Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MODUL GIZI PERKOTAAN

Analisis Jurnal Kejadian Dual Form of Malnutrition

Disusun Oleh
Rininta Enggartiasti

1306375090

Salma Nabila

1306463383

Tutor 4

PROGRAM STUDI SARJANA GIZI


DEPARTEMEN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2016

Judul Artikel : Dual Burden of Malnutrition in Mother-Child Pairs of The Same Household:
Effect of Nutrition Transition.
Penulis

: Meenakshi Garg dan Shradha Jindal

Publikasi

: The Indian Association for Parenteral and Enteral Nutrition, 2013

Abstrak Artikel
This paper explores the dual form of malnutrition existing in the same household i.e.
occurrence of both under-nutrition and overnutrition together and determining the adequacy
of food consumption in mother-child pairs.30 mother-child pairs were included in the study.
Nutritional status was assessed by WHO criterion. 50% of mothers were aged between 25-30
years, 36.7% had graduated. The prevalence of overweight mothers-underweight child pair
was found to be 23%. Significant difference was reported between the intake adequacy of
cereals, vegetables, fats and oils, carbohydrate, invisible fat, visible fat, total fat and fiber,
among the mother-child pairs. Also MAR (Mean Adequacy Ratio) of nutrients revealed that
mothers had significantly better nutritional adequacy than children (p=0.01). Therefore,
mothers had a better nutritional status when compared with children. Dual form of
malnutrition exists within the same household and the food intake adequacy of the child is
influenced by mothers food intake.

Analisis Artikel
I.

Penyebab dan Faktor Risiko


Penyebab utama terjadinya malnutrisi adalah penyakit dan asupan yang tidak adekuat.

Asupan yang tidak adekuat pada anggota rumah tangga dapat terjadi salah satunya karena
pembagian makanan yang tidak merata antara orangtua/ibu/ayah dengan anaknya. Pada jurnal
tersebut, dilakukan beberapa uji dimana beberapa menunjukkan bahwa ada hubungan antara
peningkatan konsumsi ibu untuk beberapa makanan dengan penurunan konsumsi anak pada
makanan yang sama. Namun, hal ini tidak terbukti secara siginifikan, karena terdapat
beberapa tes yang menunjukkan adanya kesamaan asupan adekuat ataupun tidak adekuat
antara ibu dan anak. (Garg, M. dan Jindal, S., 2013) Penelitian lain menunjukkan bahwa ada
peningkatan risiko DFM akibat dari distribusi makanan yang tidak merata pada rumah
tangga. (Wibowo, et al., 2015) Distribusi zat gizi yang tidak merata dalam rumah tangga
semakin meningkat, terutama di daerah urban atau kota. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah anak
dan peningkatan pengeluaran per kapita rumah tangga untuk makanan. Selain itu, studi
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki kontribusi terhadap
kejadian distribusi makanan yang tidak merata pada rumah tangga. Menurut studi ini,
pendidikan tinggi tidak menjamin orang tua untuk memiliki pengetahuan akan makanan, gizi,
dan kesehatan yang baik. (Roemling, C. dan Qaim, M., 2013)
Berdasarkan World Bank (2013), terdapat empat hal pokok yang secara umum dapat
menjadi faktor risiko terjadinya double burden of malnutrition di Indonesia, yaitu:

Faktor Kesehatan dan Biologis


Peningkatan angka harapan

hidup

mempengaruhi

terjadinya

transisi

epidemiologi dari kejadian penyakit infeksi atau menular menuju penyakit tidak
menular. Selain itu, meskipun pelayanan kesehatan serta akses sudah semakin
meningkat, namun masyarakat masih belum seluruhnya siap untuk menerapkan

berbagai intervensi yang diberikan.


Faktor Ekonomi dan Pangan
Peningkatan pendapatan nasional diiringi dengan terjadinya peningkatan
ketersediaan pangan yang kemudian menyebabkan konsumsi lemak per kapita
meningkat menjadi 2 kali lipat. Hal ini dapat disebabkan karena peningkatan
perdaganan pangan global yang mendatangkan banyak makanan olahan impor ke

dalam negri, dimana kebanyakan makanannya adalah makanan cepat saji.


Faktor Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik di Indonesia daerah urban dinilai kurang mendukung untuk


masyarakat melakukan aktivitas fisik. Selain itu, akses terhadap makanan sehat masih
terbatas, sehingga kebanyakan orang tidak memiliki pilihan untuk mengonsumsi

makanan sehat dan cenderung mengonsumsi makanan cepat saji.


Faktor Sosial Budaya
Di Indonesia, terdapat budaya yang mendorong banyak perempuan untuk
menikah di usia muda. Hal ini dapat berkontribusi terhadap kejadian BBLR, serta
mempengaruhi gizi ibu dan anak.

II.

Dampak Dual Form of Malnutrition


Pada jurnal tersebut dikatakan bahwa terdapat kejadian dual form of malnutrition

dengan keadaan ibu mengalami berat badan lebih, sedangkan anak mengalami berat badan
kurang. Akibat dari malnutrisi berat badan lebih adalah meningkatnya risiko obesitas,
sindrom metabolik, dan terjadinya penyakit tidak menular / non-communicable diseases yang
terkait dengan pola makan seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan
lainnya. Selain itu, malnutrisi berat badan kurang dapat mempengaruhi perkembangan anak,
kemampuan otak dan kecerdasan, serta menurunnya imunitas dan meningkatkan risko
terkena penyakit infeksi. Kerusakan pada beberapa bagian tubuh juga dapat terjadi. Jika anak
mengalami malnutrisi di masa 2 tahun pertama kehidupannya, dapat terjadi kerusakan di
berbagai bagian tubuh yang berdampak seumur hidup (Indonesia Health Sector Review,
2012)
Berbagai dampak ini juga dapat berpengaruh terhadap ekonomi keluarga.
Produktivitas individu serta pendapatan akan berkurang karena adanya disfungsi bagian
tubuh termasuk kemampuan berpikir / kognitif. Pada tingkat ekonomi mikro, 1% tinggi yang
hilang pada orang dewasa sebagai akibat dari kejadian stunting di masa kecilnya dapat
menurunkan 1,4% produktivitas individu tersebut. Selain itu, peningkatan kejadian penyakit
tidak menular akan meningkatkan biaya untuk pengobatan (World Bank, 2006)
III.

Solusi
Solusi dari permasalahan dual form of malnutrition dalam artikel tersebut ialah

sebagai berikut.
Terapkan gizi seimbang dalam pola konsumsi ibu
Terlihat bahwa asupan ibu pada beberapa kategori makanan, khususnya
makanan yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan berat badan, lebih tinggi
daripada anak. Oleh karena itu, perlu dilakukan penerapan gizi seimbang oleh ibu,
agar asupan makanan ibu tidak berlebih, khususnya pada makanan yang mengandung

gula dan lemak yang tinggi. Ibu sebaiknya meningkatkan konsumsi sayur dan buah
hariannya. Ibu yang overweight juga perlu melakukan diet dengan cara yang tepat
untuk mendapatkan berat badan ideal, sehingga risiko penyakit menurun dan aktivitas

lebih lancar.
Tingkatkan aktivitas fisik ibu
Berat badan yang dimiliki seseorang dipengaruhi pula oleh aktivitas fisik yang
ia lakukan. Aktivitas fisik yang kurang atau rendah disertai dengan asupan makanan
yang berlebih menyebabkan seseorang mengalami kelebihan berat badan. Pada kasus
terlihat bahwa lebih dari setengah populasi ibu (60%) tidak bekerja. Hal ini dapat
berdampak pada peningkatan aktivitas sedenter yang dilakukan ibu dirumah. Oleh
karena itu, ibu harus meningkatkan aktivitas fisiknya, merancang dan melakukan
latihan fisik agar berat badannya dapat menurun. WHO merekomendasikan orang
dewasa perlu melakukan aktivitas fisik tingkat moderat minimal selama 150 menit per

minggu.
Berikan makanan pendamping ASI atau makanan keluarga yang padat zat gizi
Sebanyak 43,3% anak yang menjadi bagian dalam penelitian tersebut berumur
12 hingga 18 bulan. Pada usia tersebut, MP-ASI merupakan hal yang krusial. Ibu
perlu meningkatkan kandungan zat gizi dan atau jumlah makanan pada MP-ASI anak.
Makanan yang sebaiknya dikonsumsi memiliki jumlah lemak tak jenuh yang tinggi
atau kalori yang tinggi untuk mempercepat pencapaian berat badan ideal pada anak,

seperti buah alpukat atau mangga dan nasi tim dengan lauk hewani.
Pemberian ready-to-use-therapeutic foods (RUTF)
Pemerintah juga dapat mengambil bagian untuk menyelesaikan masalah DFM
ini. Pemerintah dapat menyediakan RUTF untuk anak-anak gizi kurang sehingga
peningkatan berat badan dapat dilakukan dengan cepat. RUTF adalah makanan tinggi
energi dan terfortifikasi. Makanan ini sebaiknya bertekstur lembut dan mudah
dihancurkan sehingga mudah dikonsumsi oleh anak kecil tanpa persiapan terlebih
dahulu (WHO, 2007).

IV.

Pencegahan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah berdasarkan artikel tersebut

adalah sebagai berikut.


a. Pemberian edukasi pada orangtua mengenai kesehatan. Materi edukasi yang dapat
digunakan untuk mencegah masalah pada artikel tersebut adalah sebagai berikut.
Edukasi perilaku hidup sehat untuk mencegah DFM

Pentingnya penerapan gizi seimbang baik pada anak maupun orang dewasa dan cara
penerapannya
Pentingnya memperhatikan asupan makanan anak dan memantau pertumbuhan serta
perkembangan anak
Pentingnya distribusi makanan dalam keluarga secara merata yang mencukupi
kebutuhan seluruh anggota keluarga dan penerapannya.
Jumlah anggota keluarga yang banyak dengan pendapatan keluarga yang rendah
dapat membuat distribusi makanan pada rumah tangga tidak merata. Umumnya,
berkaitan dengan kebudayaan, ayah maupun anggota keluarga laki-laki lainnya akan
menerima makanan dalam jumlah yang lebih besar dari anggota keluarganya yang
perempuan (Wibowo, et al, 2015). Selain itu, juga ada pandangan yang salah pada
masyarakat dimana seseorang yang gemuk memerlukan makanan yang lebih banyak,
dan sebaliknya seseorang yang kurus hanya perlu makan sedikit. Hal tersebut dapat
memicu keadaan DFM pada rumah tangga.
Pentingnya 1000 hari pertama kehidupan dan cara mengoptimalkannya.
b. Kegiatan diluar edukasi yang dapat dilakukan untuk mencegah DFM adalah sebagai
berikut.
Menerapkan pola hidup sehat
Pola hidup sehat yang dimaksud berkaitan dengan pengontrolan terhadap
asupan makanan, penerapan gizi seimbang dan melakukan aktivitas fisik tingkat
moderat secara teratur, khususnya untuk orang dewasa.
Memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan
Kebersihan diri dan lingkungan dapat mempengaruhi kerentanan seseorang
terhadap penyakit. Oleh karena itu, ibu harus membiasakan penerapan kebersihan diri
dan lingkungan dirumah, seperti cuci tangan pakai sabun, membuang sampah di
tempat sampah, buang air besar di jamban, dan lain-lain.
Meningkatkan ketersediaan sarana berolahraga dan beraktivitas fisik
Ketersediaan sarana merupakan faktor penting dalam pelaksanaan aktivitas fisik
seseorang. Pemerintah perlu menyediakan sarana olahraga yang murah dan mudah
diakses, seperti taman dengan jogging track maupun peralatan fitness sederhana.
Masyarakat juga perlu diedukasi dan meningkatkan kesedaran akan pentingnya
aktivitas fisik, sehingga sarana yang sudah tersedia mampu digunakan secara
maksimal.
Pemberian imunisasi dan peningkatan kekebalan tubuh pada anak
Berat badan kurang yang dimiliki anak berkaitan dengan penyakit infeksi yang
mungkin dideritanya. Penelitian pada artikel tersebut dilakukan pada anak 1-3 tahun.

Pada usia tersebut perlu dilakukan imunisasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh
anak.
Orangtua memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin
Meningkatkan peran penyuluhan pada meja 4 posyandu

Referensi :
Indonesia Health Sector Review. 2012. Indonesia : Menghadapi Beban Ganda Malnutrisi.
Indonesia Health Sector Review
World Bank. 2006. Repositioning Nutrition as Central to Development: A Strategy for LargeScale Action. The World Bank
Roemling, C. dan Qaim, M. 2013. Dual Burden Households and Intra-Household Nutritional
Inequality in Indonesia. Elsevier : Economics and Human Biology 11
Garg, M. dan Jindal, S. 2013. Dual Burden of Malnutrition in Mother-Child Pairs of The
Same Household: Effect of Nutrition Transition. The Indian Association for Parenteral
and Enteral Nutrition 2013
Garg, M., Jindal, S. 2013. Dual Burden of Malnutrition in Mother-Child Pairs of The Same
Household: Effect of Nutrition Transition. The Indian Association for Parenteral and
Enteral Nutrition
Wibowo, Y. et al. 2015. Relationship Between Intra-Household Food Distribution and
Coexistence of Dual Forms of Malnutrition. The Korean Nutrition Society and The
Korean Society of Community Nutrition : Research and Practice 2015
WHO.
Physical
Activity
and
Adults.
[online]
Tersedia

pada:

http://www.who.int/dietphysicalactivity/factsheet_adults/en/ Diakses pada: 1 Juni


2016
WHO. 2007. Community-based management of severe acute malnutrition. [online] Tersedia
pada
http://www.unicef.org/media/files/Community_Based__Management_of_Severe_
cute_Malnutrition.pdf. Diakses pada: 1 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai