Anda di halaman 1dari 3

Nama Daerah : Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara

Permasalahan yang ada : Keracuanan Makanan pada Siswa SD


Artikel : TribunManado.co.id dengan judul Kumpulan Fakta dari Kasus Ratusan Siswa SD di
Bolmong Sulut Diduga Keracunan Makanan,
https://manado.tribunnews.com/2023/10/23/kumpulan-fakta-dari-kasus-ratusan-siswa-sd-di-
bolmong-sulut-diduga-keracunan-makanan.
Penulis: Sujarpin Dondo | Editor: Rizali Posumah

Langkah – Langkah pelaksanaan Need Asessment pada Siswa SD di Kab. Bolaang


Mongondow.
1. Pengumpulan data/informasi
Kejadian keracunan makanan pada ratusan siswa di tiga SD di Kabupaten Bolaang
Mongondow, Sulawesi Utara, membuat Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
(BBPOM) Manado bersama Dinas Kesehatan harus turun tangan dan memeriksa tempat
produksi risoles yang dikonsumsi ratusan siswa SD di Kabupaten Bolaang Mongondow,
Sulawesi Utara. Need assessment dibutuhkan untuk para anak/siswa SD. Need
assessment perlu dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab serta faktor yang bisa
beresiko menjadi penyebab terjadinya keracunan.
Pengumpulan informasi dan data selain bersumber dari artikel juga data yang ada pada
puskesmas/rumah sakit daerah, serta Dinas Kesehatan wilayah Kab. Bolaang
Mongondow.

2. Identifikasi Kesenjangan
Need Assessment meliputi pengumpulan data, penetapann kesenjangan, analisis
performance, analisis sumber kendala, identifikasi karakteristik masyarakat, identifikasi
prioritas dan tujuan, serta perumusan masalah. Kenutuhan dirumuskan dalam level
lingkungan sekolah. Jenis data yang dibutuhkan antara lain data kasus keracunan di
sekolah dasar, data sekolah yang menjadi tempat terjadinya keracunan makanan, data
pedagang jajanan dilingkungan sekolah (apabila ada), serta data siswa yang mengalami
keracunan makanan.
3. Analisis Performance
Resourch/sumber daya yang diperlukan terutama dari sekolah – sekolah yang nantinya
akan dilakukan kegiatan edukasi tentang jajanan sehat, tentunya dengan mengikuti
kebijakan yang ada dari pihak sekolah. Adanya iklim sosial dan iklim psikologis seperti
organisasi dalam lingkungan sekolah tentu membantu dalam pelaksanaan kegiatan.
Sarana yang dibutuhkan yakni transportasi untuk menjangkau lokasi pelaksanaan
kegiatan, alat dan bahan dalam pelaksanaan edukasi seperti ruang kelas, materi,
proyektor.

4. Identifikasi Kendala dan Sumbernya


1.) Partisipasi kurang
2.) Tidak fokusnya siswa dalam pelaksanaan kegiatan
3.) Kelengkapan sarana dan prasarana
4.) Pengumpulan Data (perbedaan daerah)

5. Identifikasi Karakteristik Masyarakat


Para siswa yang nantinya menjadi subyek kegiatan merupakan siswa sekolah dasar
dengan usia 8 – 12 tahun dari kelas 4 – 6 SD yang notabeneya memperoleh jajanan dari
para pedagang disekitar lingkungan sekolah, para siswa tersebut belum dapat diketahui
tingkat ekonominya . Anak – anak dalam usia tersebut tentu sudah bisa membedakan
mana jajanan sehat dan yang tidak sehat untuk dikonsumsi, berbeda dengan siswa kelas 1
– 3 yang kebanyakan membawa bekal dari rumah.

6. Identifikasi Prioritas dan Tujuan


1.) Prioritas
Prioritas kegiatan ini adalah terlaksanaya kegiatan edukasi terkait jajanan sehat di
sekolah sekolah dasar tempat terjadinya kasus keracunan makanan.
2.) Tujuan
Tujuan kegiatan antara lain :
a.) Memberikan pengertian kepada siswa tentang ap aitu jajanan sehat
b.) Memberikan contoh jajanan sehat
c.) Menjelaskan dampak/akibat dari konsumsi jajanan tidak sehat beserta contohnya
d.) Serta diharpkan siswa mampu membedakan dan memilah jajanan yang nantinya
kana dikonsumsi.

7. Rumusan Masalah
Kejadian keracunana makanan di 3 sekolah dasar wilayah Kab. Bolaang Mongondow
mengundang perhatian dengan perulanya dilakukan need assessment serta analisis
kebutuhan, sebagai cara pencegahan agar tidak terjadi Kembali kejadia tersebut maka
dilakukan Tindakan pencegahan dengan pelaksanaan kegiatan Edukasi kepada para siswa
terkait jajanan sehat khususnya jajanan yang ada dilingkungan sekolah. Target kegiatan
yakni para siswa dan guru di sekolah tersebut. Edukasi yang diberikan dengan materi
jajanan sehat disertai leaflet agar memudahkan pemahaman para siswa. Harapan dari
kegiatan ini adalah meningkatkan awareness dari siswa dan guru terkait jajanan yang
akan atau sering dikonsumsi agar meminimalisir terjadinya kasus keracunan makanan,

Anda mungkin juga menyukai