Anda di halaman 1dari 12

KOLABORASI SOS (STUDENTPREUNER-ORANG TUA-SEKOLAH)

DALAM MENJAWAB PROBLEMATIKA MINIMNYA MAKANAN


SEHAT DI SEKOLAH
Makanan Sehat, Sekolah Semangat

Essay Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Essay Siswa SMA/SMK/MA


Sederajat
Tingkat Nasional Public Health National Competition 2015

Diusulkan Oleh:
(Erald David Sibatuara/15255)
(Ucy Nur Hamida Al Abrori/15455)

SMA NEGERI 1 GRESIK


GRESIK
2015
ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah memberikan kekuatan
dan pertolongan sehingga penulis dapat menyelesaikan Essay ini.
Essay yang berjudul “Kolaborasi SOS (Studentpreuner-Orang Tua-Sekolah)
Dalam Menjawab Problematika Minimnya Makanan Sehat Di Sekolah” ini
disusun dalam rangka untuk mengikuti Lomba Essay Siswa SMA/SMK/MA
Sederajat Tingkat Nasional Public Health National Competition 2nd yang
diadakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Dalam menyelesaiakan penulisan Essay ini, penulis menyampaikan terimakasih
dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Drs. Suswanto, MM. selaku Kepala SMA Negeri 1 Gresik.
2. Bapak Jaenuri S.Pd selaku pembimbing Essay ini.
3. Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 1 Gresik yang telah mendidik dan
memberikan dorongan dalam penulisan Essay ini.
4. Orang tua tercinta yang senantiasa mendorong dan mendo’akan untuk
keberhasilan penulis.
5. Kakak, adik, serta rekan-rekan yang secara langsung maupun tidak langsung
telah memberikan bantuan dan semangat dalam menyelesaiakan Essay ini.
6. Semua pihak yang telah mendukung penyusunan Essay ini.
Dengan besar hati penulis menerima kritik dan saran dari pembaca karena
penulis percaya bahwa usaha maksimal yang telah penulis lakukan dalam
penyusunan Essay ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Penulis
berharap agar Essay ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
para pembaca, dan khususnya bagi penulis.

Gresik, 15 Oktober 2015

Penulis
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR.........................................................................................iii

DAFTAR ISI........................................................................................................iv

RINGKASAN.......................................................................................................v

PENDAHULUAN................................................................................................1

TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................2

PEMBAHASAN...................................................................................................4

PENUTUP............................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................vii


v

RINGKASAN

Pada essay ini dijelaskan tujuan penulis yakni agar setiap pelajar dapat
mengetahui dan mengonsumsi berbagai makanan sehat, bukannya terjebak dengan
makanan yang tampaknya lezat saja. Diharapkan, berbagai kasus keracunan
makanan dapat diminimalisir, sekolah dapat mengontrol langsung makanan apa
yang dikonsumsi pelajar, juga peran orangtua digalakkan kembali dalam
pengawasan makanan siswa. Tim penulis mengidentifikasi masalah yang dialami
oleh pihak yang terlibat diantaranya sekolah, orang tua, dan siswa, data yang
dihasilkan kemudian ditelaah serta dianalisis yang disajikan berupa solusi sebagai
usaha untuk menanggulangi minimnya makanan sehat di sekolah. Jiwa
enterpreuner dalam mewujudkan variasi makanan sehat pada diri siswa
merupakan salah satu solusi yang harus didukung serta direalisasikan di sekolah.
Dengan adanya stundentpreuner atau lebih dikenal dengan siswa wirausahawan,
diharapkan dapat bermanfaat bagi kesehatan dan pengembangan potensi siswa.
Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan sistem K-SOS yang
menitikberatkan pada peran sekolah dan orangtua sebagai pengawas kualitas
makanan sehat, dapat dijadikan solusi bagi permasalahan ini. Dengan K-SOS,
diharapkan berbagai kasus keracunan makanan dapat perlahan-lahan hilang dari
bumi pertiwi. Juga, kondisi kesehatan para peserta didik kita menjadi lebih baik,
karena asupan gizi yang baik bagi mereka. Menciptakan murid sehat dan
bersemangat sekaligus mendidik entrepreneur muda hebat.
1vi

Kolaborasi SOS (Studentpreneur-Orangtua-Sekolah) dalam Menjawab


Problematika Minimnya Makanan Sehat di Sekolah

Makanan sehat merupakan kebutuhan wajib bagi setiap orang, tak terkecuali para
pelajar di Indonesia. Generasi penerus bangsa ini butuh nutrisi yang baik untuk
menjalani rutinitas sekolah sehari-hari. Dengan makanan sehat, performa belajar
para peserta didik dapat optimal.
Sayangnya, makanan sehat menjadi barang yang langka di sekolah-sekolah
Indonesia. Masih banyak oknum pedagang yang menjual makanan tak sehat,
tanpa memperhatikan kesehatan dari para konsumennya. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya kasus pelajar keracunan di Indonesia, yang seakan menjadi
fenomena lumrah setiap tahun.
Bagaimana peran sekolah dalam hal ini? Mirisnya, sekolah juga seakan
kurang bertaji dalam mengatasi masalah ini. Pihak sekolah amat sulit memantau
langsung kesehatan makanan yang dikonsumsi oleh pelajar, baik itu di dalam
sekolah (melalui kantin sekolah) ataupun luar sekolah.
Orangtua para pelajar juga seringkali mengambil jalan mudah dengan
memberikan uang saku dalam jumlah besar, serta mengharapkan sang anak
mampu memilih mana makanan yang baik bagi mereka. Orangtua tak mampu
mengontrol secara langsung apa yang dikonsumsi oleh sang buah hati.
Maka dari itu, kami mencoba membuat sebuah sistem yang mampu
menyediakan makanan sehat bagi para pelajar serta diawasi langsung oleh sekolah
dan orangtua. Tujuannya, agar setiap pelajar dapat mengetahui dan mengonsumsi
berbagai makanan sehat, bukannya terjebak dengan makanan yang tampaknya
lezat saja. Diharapkan, berbagai kasus keracunan makanan dapat diminimalisir,
sekolah dapat mengontrol langsung makanan apa yang dikonsumsi pelajar, juga
peran orangtua digalakkan kembali dalam pengawasan makanan siswa.
PERMASALAHAN AKAN MAKANAN SEHAT DI SEKOLAH
(TINJAUAN PUSTAKA)
Masalah akan makanan sehat merupakan masalah genting yang memang
seharusnya diperhatikan oleh sekolah dan orangtua, sebagai pemegang peran
vii
2

penting pertumbuhan anak. Apa daya, dua pihak ini nampaknya memiliki
permasalahan masing-masing yang masih sulit diatasi.
Imbas dari zaman modern yang bergerak sangat cepat dan dinamis
(dimana kebutuhan akan sesuatu yang instant menjadi lumrah) pada orangtua
adalah tak tersedianya waktu yang cukup untuk mengurus segala kebutuhan anak.
Contohnya adalah dalam hal sarapan pagi dan memberi bekal bagi anak. Bagi para
orangtua yang seluruhnya berprofesi sebagai pekerja (ayah dan ibu), kebutuhan
akan sarapan pagi tidaklah terlalu penting. Seringkali orangtua tak
mempersiapkan sarapan pagi bagi anak mereka, sehingga anak diharuskan untuk
mencari sarapan di luar rumah. Padahal, orangtua juga tak bisa mengontrol apa
yang dikonsumsi anak sebagai sarapannya, sehingga makanan yang tak baik bagi
tubuh anak dapat masuk tanpa pencegahan yang berarti.
Untuk urusan bekal pun begitu. Kebanyakan orangtua pelajar tidak
menyiapkan bekal bagi sang buah hati, melainkan hanya memberikan uang saku
sebagai dana bagi sang anak jajan sesuka hati. Lagi, anak terkadang tak mampu
memilih mana jajanan yang buruk ataupun baik bagi dirinya. Dikarenakan
aktivitas anak dalam bermain dan belajar padat, maka tak sedikit peserta didik ini
hanya makan jajanan sekolah sebagai pengganjal perut (Rakhmawati, 2009).
Pihak sekolah sendiri bukanlah berpangku tangan dalam menangani
masalah ini. Untuk jajanan di kantin, banyak sekolah (termasuk sekolah kami)
melakukan seleksi ketat akan jajanan apa yang dijual. Menyusun dan
melaksanakan peraturan akan kriteria jajan yang baik, serta melaksanakan
inspeksi mendadak, seringkali menjadi jurus andalan bagi oknum pedagang kantin
yang sengaja mencurangi peraturan. Apa daya, beberapa sekolah masih sering
kecolongan akan kesehatan makanan yang dijajakan sang oknum, dibuktikan
dengan banyaknya kasus keracunan pada pelajar yang mencapai 1218 kasus (dari
data tahun 2010-2014)1.
Padahal, menurut penelitian yang dilakukan oleh IPB pada tahun 2004
dinyatakan bahwa jajanan anak sekolah ini menyumbang 36 persen kebutuhan
energi anak. Jajanan ini meliputi makanan di kantin dan juga pedagang di sekitar

1
Miftahul Khoer, “Angka Keracunan Makanan Capai 1.218 Kasus”, Kabar24, diakses dari
http://kabar24.bisnis.com/read/20150508/78/431343/angka-keracunan-makanan-capai-1.218-
kasus pada tanggal 14 Oktober 2015 pukul 15.31
viii
3

lingkungan sekolah2. Tentu kita tidak mau asupan sebesar angka diatas ternyata
adalah makanan yang berbahaya bagi tubuh, bukan?
MINIMNYA RUANG GERAK PARA STUDENTPRENEUR (TINJAUAN
PUSTAKA)
“Studentpreneur” atau pelajar pengusaha, bukanlah hal yang baru lagi bagi publik
tanah air. Di berbagai tempat, isu tentang kurikulum pendidikan demi mencetak
pelajar menjadi seorang studentpreneur bolak-balik digaungkan. Suatu hal yang
sangat bagus, karena penanaman skill entrepreneur haruslah ditanamkan sejak
dini.
Akan tetapi, para pelajar yang akan menasbihkan diri menjadi
studentpreneur ini disisi lain tak mempunyai ruang yang cukup dan dukungan
yang signifikan, baik dari orangtua dan juga pihak sekolah. Para pelajar ini tak
diberikan kesempatan untuk bermain-main dengan ide mereka.
Di sekolah kami sendiri, para wirausahawan muda ini ditampung dalam
sebuah ekstrakurikuler Entrepreneur yang dipimpin oleh salah seorang guru.
Kegiatan rutin ekstra ini adalah melakukan pertemuan dan pembahasan akan ide-
ide anak-anak muda yang lalu dicoba direalisasikan ke dunia nyata.
Sayangya, ruang gerak mereka hanya terbatas di sekolah saja, tanpa
adanya dukungan dari pihak manapun. Padahal, inovasi mereka dalam menjajakan
dagangan yang bervariasi sebenarnya dapat menjadi solusi akan makanan sehat
alternative selain jajanan kantin.
Lalu, konsep macam apa yang mampu memadukan peran studentpreneur
dalam menjawab permasalahan akan minimnya makanan sehat di Indonesia? Dari
sinilah, kami menciptakan sistem Kolaborasi SOS.
KOLABORASI SOS MERUPAKAN SOLUSI (PEMBAHASAN)
Menyikapi berbagai permasalahan diatas, maka kami menawarkan sebuah solusi
yakni dengan sistem Kolaborasi SOS (Studentpreneur-Orangtua-Sekolah) sebagai
penyedia makanan sehat di sekolah. Dengan sistem ini, kualitas makanan terjamin
dan mampu dikontrol secara langsung oleh pihak sekolah. Selain itu, dengan
sistem ini kemampuan entrepreneur para pelajar dapat lebih terasah dan

2
Vera Farah Bararah, “13,5 Persen Jajanan Anak Sumbang Kasus Keracunan”, detikHealth,
diakses dari http://health.detik.com/read/2011/04/20/130102/1621765/763/135-persen-
jajanan-anak-sumbang-kasus-keracunan pada tanggal 15 Oktober 2015 pukul 20.21
ix
4

Pertama-tama, sekolah menetapkan standar makanan dan minuman sehat


yang akan menjadi tolak ukur kualitas. Setelah itu, pihak sekolah mengadakan
seleksi secara ketat jajanan yang diperdagangkan oleh para studentpreneur
sekolah tersebut. Pihak sekolah juga dapat memberi tenggat waktu bagi para
wirausahawan junior ini untuk memperbaiki kualitas dagangan mereka.
Kemudian, dagangan yang telah diperbolehkan beredar di sekolah di
sosialisasikan oleh pihak sekolah dan para studentpreneur kepada murid-murid,
sehingga para murid lebih mengerti akan kualitas makanan (maupun minuman)
yang mereka konsumsi serta mampu memilih mana dagangan yang baik bagi
mereka.
Feedback dari peserta didik lain akan sebuah dagangan juga dapat
ditampung oleh sekolah, lalu dijadikan evaluasi dan saran yang membangun bagi
para studenpreneur. Sekolah dapat memberikan hukuman bagi para oknum
studentpreneur yang melanggar standar kualitas makanan, serta memberikan
reward bagi siswa yang konsisten menjaga kualitas daganganya. Inspeksi dan
evaluasi dapat dilakukan pihak sekolah selama dua sampai tiga bulan sekali.
Dalam sistem Kolaborasi SOS (K-SOS), sekolah juga mengadakan
pertemuan dengan para wali murid demi sosialisasi akan pentingnya makanan
sehat bagi performa belajar dan kesehatan para peserta didik (dianjurkan
mengundang ahli gizi setempat). Setelah itu, pihak sekolah memberi penjelasan
akan sistem K-SOS serta mengajak para wali murid untuk berpartisipasi aktif
dalam mengawasi barang yang dikonsumsi para peserta didik.
Kelebihan sistem ini adalah peran sekolah yang besar dalam menentukan
barang dagangan apa yang diperjualbelikan di sekolah tersebut, dan besarnya
peran orangtua dalam mengawasi konsumsi peserta didik. Sistem ini sekaligus
memberikan ruang besar bagi para studentpreneur untuk menimba ilmu, serta
memupuk etika mereka dalam berwirausaha. Sehingga bukan hanya mencari
keuntungan semata, melainkan mereka diajak untuk memperhatikan kualitas
dagangan bagi para konsumen
.Sistem K-SOS dapat diterapkan di jenjang sekolah menengah, baik itu itu
SMP maupun SMA. Para studentpreneur ini juga dapat melebarkan sayap mereka
dengan menyuplai dagangan mereka ke sekolah dasar. Kerjasama antara pihak
x
5

sekolah penganut sistem K-SOS dengan berbagai sekolah dasar diharapkan


mampu dijalin, sehingga kualitas makanan di sekolah dasar tersebut dapat diawasi
dan mampu memberikan kontribusi bagi gizi para adik-adik kita ini.
MAKANAN SEHAT, SEKOLAH SEMANGAT, MENCETAK
STUDENTPRENEUR HEBAT (PENUTUP)
Permasalahan akan makanan sehat masih menjadi fokus utama masyarakat
dewasa ini. Berbagai alasan seperti keterbatasan waktu dan rasa malas,
menyebabkan para orangtua tak mampu menyediakan makanan sehat bagi anak
mereka, dan semata-mata memberikan uang saku pada anak. Padahal, di sekitar
pelajar ini masih banyak makanan yang tidak sehat bertaburan dan dijajakan
secara bebas, tanpa ada pengawasan.
Maka dari itu, sistem K-SOS yang menitikberatkan pada peran sekolah
dan orangtua sebagai pengawas kualitas makanan sehat, dapat dijadikan solusi
bagi permasalahan ini. Dengan K-SOS, diharapkan berbagai kasus keracunan
makanan dapat perlahan-lahan hilang dari bumi pertiwi. Juga, kondisi kesehatan
para peserta didik kita menjadi lebih baik, karena asupan gizi yang baik bagi
mereka. Menciptakan murid sehat dan bersemangat sekaligus mendidik
entrepreneur muda hebat, kenapa tidak?
vi xi

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMEN
Jurnal Online, diunduh dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Artikel%20anak_
%202%20jajanan%20sehat.doc
INTERNET
Miftahul Khoer. 2015. “Angka Keracunan Makanan Capai 1.218 Kasus”.
(Online) http://kabar24.bisnis.com/read/20150508/78/431343/angka-keracunan-
makanan-capai-1.218-kasus (diakses Oktober 2015)
Vera Farah Bararah. 2011. “13,5 Persen Jajanan Anak Sumbang Kasus
Keracunan”. (Online)
http://health.detik.com/read/2011/04/20/130102/1621765/763/135-persen-jajanan-
anak-sumbang-kasus-keracunan (diakses Oktober 2015)

Ida Nurcahyani. 2013. “Jajanan di SD "paling berbahaya"”. (Online)


http://www.antaranews.com/berita/381079/jajanan-di-sd-paling-berbahaya
(diakses Oktober 2015)

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


xii

Nama : Erald David Sibatuara


NIS : 15255
Tempat/Tanggal Lahir : Gresik, 31 Maret 1998
Alamat : Perum ABM Gi 09 RT 1 RW 3,
Kebomas, Gresik
No. Telepon/HP : 082143794640
Email : pantherald@gmail.com

SD SMP SMA
Nama Institusi : SDN SMP Negeri 1 SMA Negeri 1
Kedanyang Gresik Gresik
Tahun Masuk-Lulus : 2004-2010 2010-2013 2013-2016

Nama : Ucy Nur Hamida Al Abrori


NIS : 15455
Tempat/Tanggal Lahir : Gresik, 6 April 1998
Alamat : Desa Bolo Ujungpangkah Gresik
No. Telepon/HP : 085735431679
Email : ucynurhamida@gmail.com

SD SMP SMA
Nama Institusi : MI Ihyaul Islam MTs Ihyaul SMA Negeri 1
Bolo Islam Bolo Gresik
Ujungpangkah Ujungpangkah
Tahun Masuk- 2004-2010 2010-2013 2013-2016
Lulus :

Anda mungkin juga menyukai