Anda di halaman 1dari 4

Mutu Pendidikan Di Indonesia

Berdasarkan Kurikulum 2013

Tak selamanya hidup ini selalu berakhir dengan kebahagian, terkadang juga berakhir
dengan kesedihan. Sikap kita seharusnya berusaha dengan sebaik mungkin, berikhtiar dan
mengoreksi segala kesalahan, setidaknya mengoreksi diri kita sendiri. Coba sekarang kita
bayangkan, Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang dihuni oleh ratusan juta orang, dan
memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Pertikaian dan permasalahan negara tiada
henti-hentinya terjadi, baik itu bidang hukum, politik ataupun lainnya, hal-hal tersebut
dipengaruhi oleh satu faktor yaitu sebuah pola pikir buruk manusia, di era globalisasi yang
modern saat ini, tentu saja bukan hal yang mudah untuk dapat mengubah bangsa Indonesia
menjadi lebih baik, bukan hal yang mudah untuk mengubah pola pikir mereka menjadi lebih
maju dan kritis, dan bukan hal yang mudah pula untuk mengubah mental mereka agar bisa
bersaing, di kancah era globalisasi yang modern saat ini. Sehingga dapat menjadikan Indonesia
tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, akan tetapi juga kaya akan sumber daya
manusianya.

Kaitanya dengan peningkatan sumber daya manusia dalam dunia pendidikan, dirasa
sangat penting. Menurut informasi yang saya ambil dari jejaring sosial akhir-akhir ini banyak
sekali persoalan-persoalan yang terjadi di bidang pendidikan. Contoh, tawuran antar pelajar,
penggunaan narkoba, dan lainya, kita sebagai generasi pengurus bangsa dalam mewujudkan
Negara dengan pendidikan yang maju, dan dibutuhkan pembekalan pendidikan yang sesuai
sejak dini,

Pendidikan terwujud melalui proses pembelajaran. Namun proses pembelajaran ini


terjadi tidak hanya sekedar pada tahap transfer pengetahuan (knowledge) semata, melainkan juga
pada tahap transfer keterampilan (skill), hingga pada tahap transfer nilai-nilai (values), yaitu
nilai-nilai kehidupan pada umumnya dan nilai-nilai spiritual keagamaan. Tahap inilah yang pada
akhirnya, mengarah kepada pembentukan karakter (character). Pendidikan pada akhirnya adalah
pembangunan karakter. Banyak kalangan yang akhirnya bertanya ”Apa yang salah dengan
pendidikan nasional sehingga belum berhasil membangun karakter bangsa sebagaimana yang
diamanatkan Pancasila, UUD 1945, dan UU NO. 20 Tahun 2003?” Esensi pendidikan adalah
membangun manusia seutuhnya, yaitu manusia yang baik dan berkarakter. Suyanto
(2009) mendefinisikan karakter sebagai “cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
bangsa, maupun  negara”, menjadikan generasi emas memang tidak mudah. Banyak hal yang
harus dibenahi dan diperbaiki, oleh karena itu dibutuhkan perumusan kurikulum pendidikan yang
kompleks dan penerapan yang tepat sesuai dengan tujuan bangsa dan negara.

Menurut Hilda Taba, “Kurikulum adalah sebuah rancangan atau sebuah system, yang
tersusun secara beralur dari sebuah pembelajaran, dengan mempertimbangkan segala hal baik,
dari proses pembelajaran serta mengenai perkembangan individu”, Sejarah kurikulum
pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan sejak tahun
1947, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas
dan belum berhasil membangun karakter bangsa sebagaimana yang diamanatkan Pancasila,
UUD 1945,dan UU NO. 20 Tahun 2003, sampai pada tahun 2013. Akhirnya, munculah
kurikulum 2013 sebagai pengganti kurikulum KTSP 2006, hingga berkembang sampai saat ini.
Tujuan awal Menteri Pendidikan kita mencetuskan kurikulum 2013, yaitu tidak hanya
meningkatkan pendidikan pengetahuan saja, akan tetapi juga meningkatkan pendidikan moral
dan karakter. Niat baik pemerintah mencentuskan kurikulum baru menuai beberapa kritik.

Sebagian dari kalangan mereka menganggap bahwa, dengan adanya gagasan baru berupa
perubahan kurikulum tersebut, hal tersebut akan membawa pengaruh positif bagi bangsa
Indonesia. Mereka akan mengubah pola pikir mereka menjadi lebih maju dan kritis, sehingga
akan meminimalisir kenakalan para pelajar. Selain itu, siswa akan lebih terlatih untuk lebih
kreatif serta inovatif dalam menggali segala informasi, di segala bidang ilmu dan menunjukkan
kemampuannya, baik kemampuan secara pengetahuan, maupun secara mental. Namun, dibalik
itu, guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Mereka menganggap bahwa,
jika kurikulum lama dipertahankan di Indonesia, tidak akan mempunyai generasi-generasi
dengan mental super serta berpengetahuan yang luas.
Namun, sebagian lain beranggapan, bahwa perubahan kurikulum ini akan merugikan
bangsa nantinya. Mereka menganggap bahwa penerapan kurikulum baru terkesan dipaksakan.
Sehingga, berdampak pada Guru dan Murid. Hal ini disebabkan, Siswa yang merasa dirinya
masih dalam proses permulaan dalam belajar akan dikagetkan dengan konsep tersebut, dan siswa
juga akan merasa lelah dan stress, dalam menghadapi berbagai jenis pembelajaran. Sehingga
menyebabkan mental mereka akan terganggu, yang nantinya akan terjerumus ke dalam
kenakalan remaja. Perubahan kurikulum ini, juga hanya akan menguntungkan penerbit buku
karena mereka akan kebanjiran job untuk mencetak berbagai macam buku, dan hal tersebut
justru akan membebani orangtua murid.

Sejak 2 tahun yang lalu, Dinas pendidikan kabupaten Gresik telah menggerakkan
sekolah-sekolah di kabupaten gresik, untuk menerapkan sistem kurikulum baru. Kepala Dinas
M. Nadhif mengatakan bahwa "Saya yakin kalau Gresik pasti bisa, sebab penerapan 30 persen
itu sifatnya minimal, hal ini karena melihat faktor sumber daya manusia di sejumlah daerah
yang terbatas. Namun pada 2014 sudah harus berlaku total dan di seluruh Indonesia," Salah
satu contoh sekolah yang menerapkan kurikulum baru di Kabupaten Gresik adalah SMA Negeri
1 Gresik, harapan dari Kepala sekolah tentunya perubahan cara berpikir Siswa yang lebih
berkarakter. Pada awalnya, keadaan siswa SMA Negeri 1 Gresik yang terbiasa dengan pola
pembelajaran kurikulum KTSP mengakibatkan sulitnya penerapan kurikulum baru. Seharusnya,
dalam pelaksanaan kurikulum 2013 siswa dituntut untuk mengembangkan potensi diri menjadi
pribadi yang berpengetahuan dan berkarakter. Seiring berjalan nya waktu SMA Negeri 1 Gresik
akhirnya mampu mengembangkan potensi kemampuan siswa nya.

Kita tahu bahwa penerapan kurikulum 2013, dinilai belum siap dalam berbagai daerah,
diantaranya pelatihan guru untuk implementasi kurikulum baru itu belum merata, dan tidak
semua sekolah menerapkanya. Daerah pelosok nusantara contoh nya sekolah-sekolah yang hanya
memiliki fasilitas yang terbatas. Pemerintah juga harus memperhatikan keadan tersebut,
setidaknya meskipun sekolah tidak memiliki fasilitas dan murid yang memadahi, mereka sudah
berusaha untuk bersungguh-sungguh, dalam mencari ilmu dan pemerintah tidak sepatut nya
sewenang-wenang untuk memaksakan penerapan kurikulum baru di daerah tersebut. Hal itu,
tidak sebanding dengan sekolah yang ada di daerah perkotaan, mereka sudah terlihat siap untuk
menerapkan sistem kurikulum baru.

Munculnya banyak kritik dari kalangan masyarakat, mendorong pemerintah Indonesia,


akhirnya memutuskan untuk menyerahkan hak atas penerapan kurikulum baru, kepada
daerah – daerah yang terkait. Setiap daerah diberi kebebasan untuk menentukan diterapkan atau
tidaknya, sistem kurikulum baru tersebut, sesuai keadaan daerah masing-masing. Namun hal
yang paling penting, adalah keinginan pemerintah dan kita bersama, yaitu untuk terciptanya
bangsa Indonesia, yang sejahtera dan memiliki kemampuan berkarakter.

Menurut saya, perubahan kurikulum tidak hanya berdampak negatif saja, tetapi juga
berdampak positif. Hal tersebut tergantung dari niat dalam menjalani proses pembelajaran, akan
tetapi juga melihat dari penerapan sistem tersebut, yang tidak merata seharusnya, pemerintah
lebih baik membenahi atau lebih mengembangkan KTSP atau kurikulum lama, untuk mencapai
target yang diinginkan dan bukan malah menggantinya, karena belum tentu kurikulum yang baru
ini akan meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia, yang paling penting dari
kurikulum adalah perubahan mental perilaku rakyat Indonesia, mental bersih, mental berani,
mental kritis dalam berpikir dan niat bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu juga harus
ditanamkan sejak dini. Jika, hal tersebut dilakukan oleh pemerintah Indonesia, maka Negara
Indonesia akan bebas dari predikat negara terkorup, birokrasi terburuk, dan lain sebagainya.
Maka perlu langkah bersama untuk mewujudkan Indonesia sebagai Negara yang berkarakter
tinggi. Dengan mewujudkan Negara yang dicita cita kan bangsa yaitu “Mencerdaskan kehidupan
bangsa”.

Anda mungkin juga menyukai