Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Of Santhet: Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora 2022

INOVASI KURIKULUM “MERDEKA BELAJAR” DI


ERA SOCIETY 5.0
Bye Rosihan Susanni (EICO21290)
Jurnal Of Santhet: Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora 2022

ARTIKEL ILMIAH
Jurnal Of Santhet: Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora

INOVASI KURIKULUM “MERDEKA BELAJAR” DI ERA SOCIETY 5.0

Rosihan susanni

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, fkip, unram

Abstract
Forecasts are created on the basis of words and ideas related to the expected
objectives. Technological developments will always affect people's lives as they
affect the way people think and act in their lives. The education sector, from time
to time, has become confusing for individuals if effective policies are not
implemented. The method of data collection in this article is done using the
literature study method, in the form of references from books, newspapers, etc.
Therefore, Indonesia is now making this progress by changing the curriculum to
"freedom to study", which aims to ensure that the policy does not challenge
teachers and students. Independent learning policy aims to make the learning
process fun and engaging. Independent learning programs should also be able to
produce learning outcomes of high character. And the self-learning program tries
to combine technical work, which is one of the needs of people today, with
another. Therefore, in the era of society 5.0, the problems of social life will be
linked to everyone who works with technology that is used as a tool to solve the
problems of.

Keywords:Independent Learning Curriculum;Society 5.0

Abstrak
Prakiraan dibuat berdasarkan kata-kata dan gagasan yang terkait dengan tujuan
yang diharapkan. Perkembangan teknologi akan selalu mempengaruhi kehidupan
masyarakat, sehingga akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak masyarakat
dalam kehidupannya. Bidang pendidikan dari waktu ke waktu berubah menjadi
konflik bagi individu jika nilai-nilai tidak diterapkan. Metode pengumpulan data
dalam artikel ini dilakukan dengan menggunakan metode studi literatur, berupa
referensi dari buku, surat kabar, dll. Oleh karena itu, Indonesia kini melakukan
kemajuan tersebut dengan mengubah kurikulum menjadi “belajar bebas”, yang
dimaksudkan agar undang-undang tersebut tidak membebani guru dan siswa.
Strategi pembelajaran yang dipersonalisasi bertujuan agar proses pembelajaran
menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Program belajar mandiri juga
harus mampu menghasilkan hasil belajar yang berkarakter baik. Dan program
Jurnal Of Santhet: Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora 2022

belajar mandiri berusaha untuk bekerja dengan teknologi saat ini dan kebutuhan
manusia untuk berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, di era society 5.0,
permasalahan kehidupan sosial akan dipadukan dengan peran teknologi sebagai
alat untuk memecahkan permasalahan kehidupan manusia.

Kata kunci: Kurikulum Pembelajaran Mandiri; Masyarakat 5.0

PENDAHULUAN

Peningkatan nilai pendidikan merupakan salah satu pencapaian kebahagiaan dan


kesejahteraan masyarakat. Pendidikan tinggi mencerminkan adanya sekelompok manusia
yang sejahtera, damai dan berorientasi pada sifat-sifat yang bermanfaat. Pendidikan juga
dijadikan sebagai roda penggerak kebudayaan dan tingkah laku dalam pengertian UUD
1945 yaitu pada alinea keempat dalam arti bahwa pendidikan kehidupan masyarakat
merupakan semacam beban untuk memperoleh tingkah laku yang baik bagi pemerintah
Indonesia. (Arifin, 2011).
Pendidikan di Indonesia dilanjutkan kembali setelah kemerdekaan. Pada masa sistem lama,
sistem baru hingga sekarang, kehidupan bangsa selalu aktif dalam kehidupan akademik
(Culture, 1985). Kebijakan ini terus dilaksanakan melalui reformasi, yaitu memperbaiki
pendidikan di seluruh Indonesia dengan memperbaiki beban moral yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 (Fukuyama, 2018). Namun faktanya pendidikan Indonesia masih
kalah dengan negara lain.
Indonesia selalu mengarah pada kemajuan. Hal ini terlihat dari berbagai upaya legislasi
yang terus dilakukan pemerintah. Sejalan dengan kebijakan tersebut, pemerintah Indonesia
menyediakan program wajib belajar dan pendidikan formal bagi masyarakat miskin. Juga,
dalam meningkatkan kualitas pendidikan, banyak hal yang telah menjadi sistem politik
telah dicoba untuk dilakukan dengan baik. Namun, ada pertanyaan besar dalam politik. Hal
ini terkait dengan bagaimana dan kemana arah pendidikan Indonesia yang benar saat ini.
Tidak hanya itu, pertanyaan besarnya mengapa sistem pendidikan di Indonesia selalu
berubah, apa urgensinya perubahan pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini, sistem
pendidikan di Indonesia saat ini tidak perlu diubah secara signifikan. Namun, individu
harus mendapatkan keuntungan dari proses pengembangan diri.
Beberapa hal berkaitan erat dengan proses yang telah diputuskan, sehingga harus dapat
menerapkannya dengan baik. Sistem elemen yang diberikan akan diimplementasikan
dengan baik jika mencakup semacam stabilitas. Oleh karena itu, perubahan pikiran harus
menjadi milik semua orang agar mereka dapat mengambil tanggung jawabnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Oleh karena itu, di mana sebenarnya konsep sastra Indonesia, dapat dilihat bahwa situasi
saat ini banyak metode ilmiah yang dipelajari di lembaga pendidikan. Namun jika ternyata
jurusan sastra Indonesia tidak menjadi tujuan dan ada cabang yang membuat peningkatan
ilmu pengetahuan berdampak pada rendahnya reputasi. Inilah alasan utama mengapa upaya
memahami tanggung jawab pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan.
Sementara itu, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan yang menimbulkan
perdebatan publik, hal ini terkait dengan program “kemerdekaan pendidikan”. Menjadi
perbincangan hangat, ternyata program ini memunculkan adanya kebijakan bahwa sejak
tahun 2021 UN dibatalkan dan diganti dengan sistem penilaian (Penilaian Kompetensi
Minimal) dan penilaian identitas (Wibawa, 2019). . Gagasan tentang “Kemerdekaan untuk
belajar” tentu saja tidak ditentukan oleh arah tujuan pendidikan di negara kita. Namun,
Jurnal Of Santhet: Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora 2022

konsep belajar mandiri memberikan bimbingan untuk dapat memberikan kontribusi yang
efektif bagi perkembangan ekonomi siswa sehingga mereka dapat belajar secara gratis.
Sekali lagi, pendidikan di negara kita ini tidak memerlukan apa-apa, tetapi terbagi menjadi
banyak bidang, oleh karena itu, masalah sosial di Indonesia tidak sepenuhnya terpecahkan,
karena pendidikan didukung untuk dapat diharapkan. Berbagai masalah sosial muncul saat
ini. dalam masyarakat.
Oleh karena itu, perlu dilakukan banyak hal, terutama tentang pentingnya memahami
kondisi mental pendidikan di negara kita, yang artinya kondisi mental setiap daerah
berbeda-beda dan tidak sama antara satu daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu,
sebelum melakukan perubahan dalam sistem pendidikan perlu dilakukan proses
pembudayaan budi dan belajar. Tidak hanya itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
perubahan pemikiran bagi guru juga akan dapat mencapai tujuan pendidikan tersebut secara
efektif.
Pemahaman umum adalah bahwa konsep pendidikan mandiri adalah kebebasan
berpikir. Dalam pengertian ini, prinsip kebebasan berpikir pertama-tama harus dimiliki
oleh guru. Tanpa dimulai dari ujung tombak sutradara film yaitu guru, tidak mungkin aktor
lain yaitu siswa. Demikian rilis Nadiem yang mencontohkan banyaknya kritik terhadap
berbagai kebijakan yang telah diterapkan, seperti kebijakan pengembalian hasil ujian
nasional ke sekolahnya. Akibatnya, muncul berbagai kritik yang mengatakan banyak
kepala sekolah dan guru yang belum siap dan belum berwenang melakukan penelitian
secara individual. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kemampuan dalam proses
menerjemahkan kompetensi inti yang berbeda dari kurikulum untuk mempengaruhi
pembelajaran yang berlangsung. Guru tidak melalui proses interpretasi, refleksi dan
refleksi diri dan mengembangkan bagaimana mengidentifikasi kemampuan mereka dan
mengubah kemampuan utama menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran (LIP) yang baik.
Mendikbud mengatakan bahwa pembelajaran terjadi ketika guru dapat menginterpretasikan
kurikulum dengan baik, sehingga proses pembelajaran mandiri merupakan upaya menghag
ai perubahan yang perlu dilakukan untuk pembelajaran di sekolah saat ini. Oleh karena itu,
artikel ini akan lebih fokus pada program belajar mandiri.

METODE

Seperti yang telah dijelaskan pada artikel ini, penulis melakukan penelitian yang
menggunakan metode penelitian sekolah yaitu penelitian sekolah. Melalui metode
pengumpulan data berdasarkan hasil membaca dan menulis dari banyak referensi seperti
buku, jurnal, dll.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan
1. Pengembangan kurikulum indonesia
Program ini adalah bagian dari persiapan akan menghadapi tantangan masa
depan. Masa depan dunia dunia dunia sekarang belajar sekarang untuk
mencapai tujuan mereka, siswa (Indar, 1995). Oleh karena itu, kurikulum
merupakan ekspresi untuk menciptakan pendidikan karakter yang berkontribusi
penuh bagi masa depan negara.
Dalam hal kurikulum yang senantiasa berkembang menyesuaikan dan
menyesuaikan dengan harapan, maka sesuai dengan apa yang tertulis dalam
Jurnal Of Santhet: Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora 2022

Pembukaan UUD 1945 dan secara umum pendidikan nasional bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. . Berkaitan dengan apa yang telah
dikemukakan di atas, maka wajar dalam perkembangan kehidupan intelektual
manusia bahwa istilah “kehidupan berakal” berarti bahwa dalam kehidupannya,
orang tersebut memiliki sifat kehidupan manusia.
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi terjadinya perkembangan kurikulum
di indonesia, yaitu:
a. Perubahan politik, sebagaimana yang terjadi bahwa perkembangan
kurikulum juga berkaitan dengan adanya pergantian kabinet.
b. Perkembangan masyarakat terkait kebutuhan pembangunan nasional,
sebagaimana yang terjadi bahwa kurikulum dalam perkembangannya
selalu terjadi revisi hal ini dikarenakan kondisi masyarakat yang dalam
perencanaanya merespon untuk zaman akan melakukan inovasi-inovasi
terbaru. Masa orde baru tentunya kurikulum mngalami penyempurnaan
secara berkala.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum yang
terjadi biasanya bersifat sistematis. Hal ini terjadi karena situasi politik stabil
pada masa kediktatoran, yaitu pada masa rezim Soeharto. Dalam hal kurikulum
1975 dan kurikulum didasarkan pada tujuan umum dan tujuan pendidikan
khusus, hal ini berkaitan dengan keberadaan mata pelajaran dan mata pelajaran
lainnya. kurikulum, tujuan pembelajaran merupakan sasaran pengembangan
program kerja guru, maka ada empat faktor yang berhubungan dengan kerja
mengajar. Pertama, menentukan makna dan tujuan pembelajaran. Kedua,
memilih pengalaman yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang penting
sesuai dengan harapan untuk mencapai tujuan pendidikan. Keempat, mereview
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
Oleh karena itu, sebenarnya muncul ide bagi para pelaku, khususnya guru,
dimana kurikulum terus berubah, hal ini mempengaruhi kemauan politik yang
turut membuat kurikulum keluar tanpa mempertimbangkan segala sesuatunya.
Oleh karena itu, kurikulum saat ini sangat erat kaitannya dengan bagaimana
penguasa mengontrol sepenuhnya situasi politik. Namun, bukan berarti
pemerintah bebas menentukan kebijakan. Hal ini karena program digunakan
sebagai kebijakan pembelajaran. dalam negara dalam konstitusi, hal ini terkait
dengan kebijakan kurikulum yang terkait dengan undang-undang. Oleh karena
itu, inovasi ini tentunya harus memperhatikan asas-asas hukum hukum di
Indonesia.
2. Definisi dan kebijakan kurikulum merdeka
Kebebasan belajar merupakan bagian dari kebijakan baru yang disetujui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud
RI). Menurut Nadiem, kebijakan kurikulum terkait pendidikan gratis harus
didorong dulu ke guru sebelum dialihkan atau diterapkan ke siswa. Lebih lanjut,
Nadiem juga mengatakan jika menyangkut kompetensi guru selevelnya di level
mana pun, tanpa sistem untuk menerjemahkan kompetensi utama yang saat ini
erat kaitannya dengan kurikulum, pembelajaran tidak akan terjadi. Kedepannya,
proses pembelajaran ini juga akan memberikan pengaruh yang berbeda dengan
pembelajaran sebelumnya yang sering digunakan di dalam kelas, sehingga
suasana yang berbeda seperti pembelajaran di luar kelas akan coba dicapai
dalam program pembelajaran personal. Selain itu, sistem pendidikan lebih
menekankan pada pembentukan karakter siswa yang diterapkan sedemikian
rupa sehingga guru dan siswa mampu berkomunikasi secara efektif melalui
Jurnal Of Santhet: Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora 2022

proses belajar mengajar. Metode pembelajaran dan diskusi yang tidak membuat
takut siswa dan pikiran. Meski begitu, melamar beasiswa seperti ini tetap tidak
melupakan bagaimana mengaplikasikan skill yang didapat. Oleh karena itu,
program belajar mandiri ini berkaitan dengan bagaimana guru akan mampu
menyampaikan dengan menggabungkannya dengan pengembangan karakter
siswa.
Selain itu,terkait dengan penerapan sistem pembelajaran yang menekankan
pada pembentukan karakter siswa maka bentuk penilaian yang terjadi juga tidak
hanya sebatas menentukan dalam sebuah perankingan, yang mana kebijakan
kurikulum merdeka belajar ini lebih menekankan bagaimana bakat dan
kecerdasan dari setiap peserta didik. Hal ini dikarenakan peserta didik memilki
kemampuan yang berbeda-beda pada bidangnya masing-masing. Dengan
demikian, sistem kebijakan baru terkait dengan kurikulum merdeka belajar ini
diharapkan dapat membentuk para peserta didik yang siap kerja serta memiliki
kompeten dengan moral tinggi dan dapat berguna bagi lingkungan masyarakat.
Nadiem Makarim terdorong untuk melakukan inovasi dalam menciptakan
suasana belajar yang bahagia tanpa membebani pendidik ataupun peserta didik
dengan harus memiliki ketercapaian tinggi berupa skor atau kriteria ketuntasan
minimal. Oleh karena itu, terkait kebijakan baru hal ini dipaparkan oleh Nadiem
Makarim kepada para kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-
Indonesia di Jakarta, 11 Desember 2019. Dengan demikian, Nadiem
memaparkan empat pokok kebijakan baru Kemendikbud RI, yakni:
1. Ujian Nasional (UN) yang akan ditiadakan dan diganti dengan Asesmen
Kompetensi Minimum serta Survei Karakter
2. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) terkait kebijakan ini bahwa
USBN diserahkan seutuhnya pada sekolah masing-masing.
3. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Nadiem
Makarim mengatakan, RPP cukup dibuat dalam satu halaman tanpa
harus ratusan halaman
4. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yakni terkait kebijakan PPDB
lebih ditekankan dengan penerapan sistem zonasi, namun tidak termasuk
wilayah 3T.

Nadiem membuat kebijakan belajar mandiri tanpa alasan. Padahal,


penelitian ini berkaitan dengan Program for International Student
Assessment (PISA) tahun 2019 yang menunjukkan adanya hasil penelitian
bagi siswa yang telah menyelesaikan form keenam dari yang terendah yaitu
74 dari 79 negara, terkait dengan wilayah wilayah. matematika dan
pendidikan (Hasim, 2020). Maka, menanggapi hal tersebut, Nadiem
melakukan analisis perubahan dalam pengukuran kompetensi minimal
meliputi membaca, jumlah soal karakter. Oleh karena itu, literasi ini tidak
hanya mengukur kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan
menganalisis bacaan. Saat ini keterampilan bilangan yang dinilai bukan
matematika, melainkan penilaian kemampuan siswa dalam menerapkan
konsep bilangan dalam kehidupan nyata.

B. Hasil pembahasan
1. Inovasi Baru Terkait Fenomena Merdeka Belajar
Menurut gagasan pendidikan mandiri yang dicanangkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan “Nadiem Makarim”, ini bukanlah topik baru yang
Jurnal Of Santhet: Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora 2022

harus diperdebatkan. Pendukung pendidikan telah memperdebatkan hal ini sejak


lama. Pada bagian ini terkait dengan konsep belajar mandiri dibahas tentang
topik belajar mandiri, karena akan menjadi inovasi baru dalam dunia
pendidikan.
Merdeka belajar merupakan program unggulan baru Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang diluncurkan pada tahun 2019. Tujuan pendidikan mandiri
terkait dengan bagaimana melaksanakan peraturan yang diperlukan dan dimiliki
untuk ujian sekolah internasional (USBN), ujian nasional (UN), dan rencana
pelaksanaan pendidikan (RPP) serta prosedur zonasi terkait penerimaan peserta
didik baru. PPDB). Namun demikian, konsep belajar mandiri tidak hanya proses
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas yang seringkali menjadi
pertanyaan guru. Namun, pendidikan mandiri memiliki tujuan yang lebih tinggi
untuk memenuhi aspirasi global negara yang moderat (Putra, 2019).
Artinya, ketika hal yang digambarkan itu terjadi, guru juga bebas mengajar.
Meskipun demikian, konsep belajar mandiri yang pertama adalah praktik yang
memiliki ciri mandiri namun tetap mencerminkan pembelajaran dalam batasan
dan kritik yang ada, tanpa menyerah sebagai konsep yang tinggi dan bermoral
bagi guru. Yang terjadi saat ini banyak orang terjebak dalam menentukan jalur
dan tujuan pendidikannya sendiri karena mempengaruhi sistem manajemen
dalam hal tata kelola, kualifikasi, yang hanya sebagian dari cara untuk mencapai
tujuan.
Konsep belajar mandiri tidak diartikan sebagai penetapan tujuan pencapaian,
tetapi belajar membutuhkan waktu dalam inovasinya. Siswa menginginkan
sesuatu yang berbeda pada awalnya, dan ini berasal dari peran guru. Dari segi
kompetensi yang diperoleh siswa tidak hanya melalui proses pembelajaran di
kelas tetapi dapat diperoleh di bidang pembelajaran lainnya. Sehingga
keterampilan siswa tidak bersifat individual tetapi tumbuh dalam lingkungan
belajar.
Sebagai pribadi yang mandiri dengan gaya yang berbeda-beda, hanya saja
setiap orang memiliki perannya masing-masing. Pendidikan mandiri atau
pendidikan mandiri terkait dengan metode tersebut tidak ada perbedaan, hal
tersebut dikarenakan keduanya sama namun memiliki perbedaan metode dan
metode. Belajar mandiri adalah salah satu kegiatan untuk menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa dan guru dengan tujuan agar
guru, siswa dan orang tua dapat memiliki lingkungan belajar yang bahagia,
karena prinsip belajar itu sendiri adalah menciptakan lingkungan belajar yang
bahagia tanpa beban. . menimbulkan keinginan untuk berhasil.
Terkait dengan permasalahan yang saat ini dihadapi banyak negara di dunia,
Komisi DPR RI telah memberikan kebijakan program pendidikan mandiri.
Namun, ada juga kekhawatiran bahwa guru belum siap untuk proses penelitian
yang baru. Banyak hal yang harus diperhatikan yaitu masih adanya berbagai
sekolah yang belum siap memberikan keleluasaan untuk melakukan penelitian
sendiri, hal ini dikarenakan kurangnya sumber daya dan kualitas guru. Banyak
teori telah muncul di banyak kalangan ilmiah. Beberapa orang bertanya-tanya
apa prinsip ini akan diterapkan di tingkat nasional jika PBB benar-benar
dihapuskan. Namun hal ini merupakan indikasi bangkitnya kelompok dan
kemampuan para guru, karena pengaruh berhasil atau tidaknya program
pendidikan itu sendiri ditentukan oleh kemampuan para guru pada jabatannya
dan saat ini tidak tersalurkan dengan baik. seperti yang diharapkan.
2. Merdeka Belajar Di Era Masyarakat 5.0
Jurnal Of Santhet: Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora 2022

Inovasi semacam itu dengan cepat membawa kemajuan pesat dalam dunia
teknologi yang memengaruhi kehidupan masyarakat. Jarak dan jarak fisik tidak
terbatas, sehingga cara hidup negara akan mengalami perubahan yang
signifikan. Karya teknologi sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat baik
dalam berhubungan maupun menjalankan bisnis.
Society 5.0 atau Society 5.0 adalah konsep integrasi yang membahas
perkembangan kemajuan teknologi dan isu-isu sosial yang memadukan dunia
virtual dan dunia normal. Ada juga yang menggambarkan kota 5.0 sebagai
sekelompok orang yang menggunakan teknologi di era evolusi produksi 4.0
untuk menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari. Internet pemikiran dan
kecerdasan memiliki peran dalam menghadapi era Society 5.0 dengan tujuan
individu atau masyarakat dapat menikmati kualitas hidup yang tinggi (Houtman,
2020).
Society 5.0 juga merupakan bagian dari rencana sains dan teknologi kelima
yang diluncurkan oleh pemerintah Jepang sebagai masyarakat dengan masa
depan dalam memperoleh ide. Teknologi yang berkembang pesat memberikan
dampak yang besar terhadap perubahan kehidupan sosial individu. Dunia virtual
dan fisik tidak lagi dibatasi, sehingga perubahan signifikan akan terjadi pada
cara hidup dan perilaku kelompok individu individu. Peranan teknologi
memang sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan setiap orang, yang kita
miliki saat ini baik dalam hal komunikasi, bisnis, dll. Oleh karena itu, gagasan
seperti ini sekarang menempatkan kita di era masyarakat 5.0 dan prediksi proses
pembelajaran pribadi, dan keduanya saling terhubung satu sama lain.

KESIMPULAN

Kebijakan baru peningkatan mutu pendidikan Indonesia merupakan implementasi dari


visi baru dan pelaksanaan program “Bebas Belajar” yang dicanangkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan “Nadiem Makarim”. Ini diumumkan pada 2019. Namun
dengan kecepatan yang diciptakan, tidak semuanya bisa berjalan dengan baik, butuh waktu
untuk membuatnya berjalan seperti yang diharapkan. Kebijakan pendidikan mandiri pada
dasarnya terkait dengan empat poin utama, yakni Ujian Sekolah Nasional Berstandar
(USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Kebijakan
Penerimaan Murid (PPDB) yang baru. Oleh karena itu, konsep belajar mandiri juga
merupakan bagian dari society 5.0 dimana dalam konsep ini society 5.0 memadukan
perkembangan kemajuan teknologi dan isu-isu sosial, yang menunjukkan fakta bahwa
teknologi telah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat akan kehidupan individu. Oleh
karena itu, sistem pendidikan yang otonom harus mampu menjadikan dunia pendidikan
acuh tak acuh, dalam hal konsep masyarakat 5.0 dengan masalah yang berbeda, untuk
mengatasinya adalah pekerjaan teknis yang menyelesaikan masalah kehidupan sosial..1

REFERENSI

Arifin, Zainul, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, Remaja Rosdakarya


(bandung: remaja rosdakarya, 2011)
Hotman, ‘Merdeka Belajar Dalam Masyarakat 5.0’, Jurnal Ilmiah Pendidikan, 39–45
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, Dan Pembangunan (jakarta: gramedia, 1985)
Marisa, Mira, ‘Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” Di Era Society 5.0’, Santhet: (Jurnal
1
Mira Marisa, ‘Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” Di Era Society 5.0’, Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidiikan
Dan Humaniora), 5.1 (2021), 72 <https://doi.org/10.36526/js.v3i2.e-ISSN>.
Jurnal Of Santhet: Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora 2022

Sejarah, Pendidiikan Dan Humaniora), 5.1 (2021), 72


<https://doi.org/10.36526/js.v3i2.e-ISSN>
234

2
Hotman, ‘Merdeka Belajar Dalam Masyarakat 5.0’, Jurnal Ilmiah Pendidikan, 39–45.
3
Zainul Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, Remaja Rosdakarya (bandung: remaja
rosdakarya, 2011).
4
{Formatting Citation}

Anda mungkin juga menyukai