Tepat pada tanggal 11 Februari 2022, Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.
melakukan perubahan baru yang kesekian kali pada kurikulum pendidikan Indonesia. Beliau
menyajikan inovasi kurikulum merdeka belajar sebagai solusi untuk mengatasi berbagai
hambatan yang berdampak pada kegiatan belajar dan mengajar saat pandemi covid-19. Selain
itu, kurikulum ini ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional Indonesia, yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, sesuai dengan
amanat Undang-undang Dasar 1945. Kurikulum merdeka belajar ini mulai diterapkan kepada
generasi anak muda yang nantinya akan menjadi pemegang tongkat estafet kepemimpinan dan
menjadi pemimpin roda pemerintahan Indonesia. Hal ini menunjukkan sejalannya inovasi
kurikulum merdeka belajar dengan persiapan Indonesia menyongsong generasi emas 2045. Jadi,
apakah kurikulum ini efektif dalam mempersiapkan generasi unggul di usia kemerdekaan
Indonesia yang ke-100?
Kurikulum merdeka belajar diformulasikan agar mampu mengasah cara berpikir para
pelajar Indonesia untuk terbiasa berpikir krits dalam menghadapi suatu permasalahan dan
menjawab tantangan global era revolusi 4.0.. Atas dasar inilah, kebijakan kurikulum ini dirasa
menjadi jawaban untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia yang masih terkebelakang.
Selain itu, hal lain yang ditegaskan dari kurikulum ini adalah penanaman karakter. Profil pelajar
pancasila menjadi nilai wajib yang harus selalu diselipkan di setiap jam pelajaran. Melalui profil
pelajar pancasila ini, harapannya mental dan karakter anak muda sebagai calon pemimpin bangsa
Indonesia dapat berubah dan sejalan dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Kurikulum merdeka belajar adalah suatu ramuan ideal yang dinilai efektif serta
menjanjikan. Akan tetapi, permasalahannya terletak pada apakah Indonesia mampu
mengaktualisasikan kebijakan tersebut dengan baik dan benar. Perubahan bukan proses yang
instan. Diperlukan waktu dan evaluasi secara berkala. Itu mengapa, penerapan kebijakan
kurikulum ini juga masih bersifat opsional disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kesiapan
masing-masing sekolah. Pada akhirnya, diperlukan seluruh kerja sama dari berbagai pihak untuk
memajukan bangsa Indonesia agar dapat menghasilkan sdm unggul dan mampu membawa
Indonesia setara dan mampu bersaing di kancah internasional.