Anda di halaman 1dari 8

Tugas 1

Contoh essai ilmiah :

Dampak Perubahan Kurikulum di Indonesia

Bab 1

Pendahuluan

Kegelisahan yang di rasakan guru-guru tentunya berdampak pada


performa mereka dalam mengajar. Teknik dan metode mengajar apa
yang seharusnya guru gunakan di dalam kelas dengan tuntutan
kurikulum yang baru dan bagaimana membuat siswa juga nyaman
belajar.
Ada kalangan guru yang mengeluh bahwa siswa mereka tidak
menyukai pembelajaran dengan kurikulum baru yang cenderung melatih
siswa untuk menjadi mandiri dalam banyak aspek.

Bab 2
Pembahasan

Kalangan guru-guru yang sudah lanjut usia juga mengalami dampak dari
perubahan tersebut dimana kurikulum 2013 membutuhkan keahlian dalam teknologi
sedangkan mereka merasa sudah tua untuk belajar tentang teknologi. Sudah
berkali-kali terjadi perubahan kurikulum pendidikan di tingkat sekolah dasar dan
menengah di Indonesia Perubahan tersebut tentunya menimbulkan suatu dampak
yang cukup besar dari waktu ke waktu.
Dapat di ibaratkan setir kendali kegiatan pembelajaran di dalam kelas adalah
kurikulum. Guru menjadi supirnya. Dampak perubahan kurikulum tersebut sangat
erat terhadap performa guru kala mengajar.  Namun, dibalik kalangan guru yang
merasa gelisah dengan adanya pergantian kurikulum tersebut, ada pula kalangan
guru yang merasa senang dengan pergantian tersebut.
Mereka beranggapan bahwa kurikulum 2013 adalah suatu inovasi yang dapat
mengubah perilaku/sikap siswa menjadi lebih baik. Sehingga, siswa menjadi anak
yang cerdas dan memiliki sopan santun. Keraguan yang di rasakan guru-guru di
sekolah terjadi sejak di berlakukannya kurikulum 2013, semakin di perparah dengan
adanya kebijakan pemerintah memberlakukan 2 kurikulum berbeda, yaitu kurikulum
2006 dan 2013.

Bab 3
Kesimpulan

Setelah adanya tinjauan bahwa kurikulum 2013 dianggap belum benar-benar


matang dan guru-guru di anggap belum siap menerapkannya. Tetap di terapkannya
kurikulum 2013 yaitu di sekolah-sekolah yang di anggap telah mampu
menjalankannya dengan cukup baik.
Baik dampak negatif, maupun positif, hal ini tentu dapat menjadi refleksi diri
bagi kalangan guru tentang performa mengajar mereka didalam kelas. Hal ini juga
menjadi pelajaran bagi pihak pemerintah untuk mangkaji secara lebih detail dalam
penerapan kurikulum sehingga dampak-dampak perubahan tersebut dapat lebih di
minimalisir dan dengan mudah pula menentukan jalan keluarnya.
Contoh essai non ilmiah:

Pasar Musi
Alkisah berasal dari negeri antah berantah yang hanya terdiri dari bebrapa rumah.
Kisah ini berasal dari rumah yang juga antah berantah, rumah ini juga berhunikan
penduduk yg antah berantah.

Suatu malam yang larut bertemankan kerlipan lampu kecil dan embusan angin
malam yang berhembus tenang, terjadilah percakapan antara penduduk antah
berantah di rumah antah berantah tersebut.

Ahaaa!!!!!!

Kawan-kawan bagaimana jika malam ini kita pergi kepasar Musi,,yayaya ”ajak Icas
pada Saci dan teman - temannya.

“untuk apa kita pergi ke pasar Musi”tanya Alin malas.


“haaah aku juga males baget,,jauh banget tempat, enak juga tidur”
“helehhhh tidur aja pengennya,,”
“iya tuh tau”
“ye..iyalah pengen tidur,,tidur kan jga bisa sambil makan “
“hah?? emg kalo Saci yg ngomong mah kita udah pada ga kaget”
“hahahahaha”
“heh..heh.. hus..hus.. inget dong, jangan ketawa keras2, kata Daucus Carota kita ga
boleh ketawa keras-keras,soalnya selain dapat mengeraskan hati, itu juga dapat
mengurangi kecerdasan kita” lerai Itum pada kami semua
Seketika Alin, Icas,dan Saci terdiam dan berpikir mreka akan langsung menjadi
bodoh.

“waduh gawat, cerdas aja engga, malah tambah bodoh” kata Saci spontan dengan
muka sedih yg berpikir dia dan teman – temannya akan beneran jadi bodoh
“Yahhhhh.. yg penting mah bisa makan” ucap Alin menimpali kesedihan Saci
Tapi diluar dugaan, kalimat Alin bukan menjad kesedihan, tapi malah menjadi
guyonan hebat yg kembali mmbuat penghuni rumah antah berantah tertawa lepas
tanpa menghiraukan mereka akan menjadi bodoh. Ini terjadi karena si Alin
mengucapkan dengan nada yg benar - benar melas,didukung wajah dan nada yg
melas pula

Akhirnya malam mereka habiskan hanya dirumah antah berantah tanpa pergi ke
pasar Musi,karena benar apa kata Alin, bahwa yg penting masih bisa makan.

Sekian cerita dari negri antah berantah,tepatnya dari penghuni antah berantah, yang
pasti cerita yg gak jelas ini gak perlu dipikirin,krn ini hanya fiktif belaka daripenghuni
antah berantah.
Tugas 2

Dua Sisi Problematika Pendidikan di Indonesia

Oleh: Rhou Dhaena

Bab 1

pendahuluan

Jika dibandingkan dengan sistem pendidikan negeri lain menurut saya Indonesia masih
memiliki banyak kekurangan walaupun ada pula kelebihannya sistem pendidikan Indonesia masih
harus direvisi agar meningkatnya sumber daya manusia yang bermanfaat dan berkualitas agar dapat
bersaing dengan SDM negeri lain. Kekurangan ini tidak hanya terletak pada sistem pendidikan
namun juga pada peserta didik, sehingga untuk meningkatkan sistem pendidikan kita harus
memperbaikinya dari akar masalahnya. Permasalahan pendidikan di Indonesia yang pertama akan
dibahas adalah kurikulum pendidikan.

Bab 2

Tubuh

Di Indonesia kurikulum yang digunakan di sekolah tidak sama rata, masih banyak sekolah
yang menggunakan kurikulum 2006 sehingga saat mereka naik ke jenjang kelas atau ke sekolah
dengan kurikulum 2013 maka akan terjadi kebingungan sementara hingga mereka bisa beradaptasi
pada kurikulum yang digunakan. Bahkan ada juga sekolah yang berganti-ganti kurikulum karena
sarana prasarana sekolah yang kurang karena pada kurikulum 2013 peserta didik akan
membutuhkan pengetahuan akan teknologi dan akses ke teknologi tersebut yang berupa komputer
atau laptop.

Selain itu akan terjadi permasalahan saat pindah ke sekolah dengan kurikulum yang berbeda
yaitu berbedanya materi yang dipelajari contohnya seorang siswa SMP yang menggunakan
kurikulum 2006 pindah ke SMA dengan kurikulum 2013 maka siswa tersebut akan bingung karena
beberapa materi tidak pernah dijelaskan saat SMP dan akan tertinggal pelajarannya jika ia tidak bisa
mengejarnya. Salah satu kelebihan pada pendidikan Indonesia adalah kedisiplinan yang dihasilkan
saat sekolah namun tidak semua sekolah diindonesia menerapkan peraturan dengantegas sehingga
siswa tidak disiplin, karena dengan adanya peraturan di sekolah bisa.membangun karakter pada
siswa seperti tidak telat, tepat waktu mengejakan tugas,. Jika peraturan ini tidak dilakukan dengan
tegas maka akan sulit untuk membangun karakter siswa.

Bab 3

penyimpul
Permasalahan yang ada pada peserta didik adalah kurangnya minat untuk belajar walaupun
tidak sepenuhnya permasalahan ini ada pada peserta didik namun juga guru pengajar. Sehingga
untuk meraih pendidikan yang baik dan berkualitas diperlukan kerja sama antar peserta didik dan
pengajar. Pengajar harus bisa melakukan pengajaran dengan kreatif dan tidak hanya terpaku pada
fakta yang ada di buku tapi juga membuat siswa ikut berpikir pada hal yang berkaitan dengan
pelajaran sehingga siswa tidak menjadi siswa yang pasif namun aktif. Jadi pendidikan di Indonesia
memiliki banyak kekurangan dan untuk meningkatkannya dibutuhkan penyerataan sarana dan
prasarana, materi pembelajaran yang tidak terpaku pada fakta, peningkatan pendidikan moral dan
kreatifitas agar Indonesia memiliki SDM yang berkualitas dan membangun generasi yang
berkarakter.

Budaya Toleransi Dalam Kehidupan Bermasyarakat


Oleh : Andhika Khalik Nurahman

Bab 1

Pendahuluan

Budaya berasal dari kata buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(akal).Diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal dan budi pekerti manusia
(Wikipedia, 2019). Budaya merupakan sesuatu yang melekat pada peradaban manusia. Seperti Bung
Hatta bilang, kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. Identitas suatu bangsa, bisa
terlihat dari budayanya. Seperti contoh bagaimana kita mengenali orang timur dengan
keramahannya yang khas dan mengenali karkater orang barat yang tegas. Seperti yang sudah kita
ketahui Bersama, Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Menurut sensus BPS (Badan
Pusat Statistik) tahun 2010, terdapat 1.340 suku yang ada di Indonesia yang tersebar dari kota
Sabang hingga kota Merauke. Dengan beragamnya suku yang ada, menyebabkan dinamika sosial
yang beragam pula.

Bab 2

Tubuh

Tidak jarang muncul konflik di tengah-tengah masyarakat yang majemuk ini. Dari mulai
konflik kecil hingga konflik besar pun tak dapat terelakkan..Dari riset saya di internet dan beberapa
teman saya yang memberikan pendapat, permasalahan yang timbul dalam masyarakat majemuk di
Indonesia biasanya dipicu oleh dua hal. Pertama, berbedanya cara pandang. Setiap individu atau
kelompok pasti memiliki perbedaan dalam memandang suatu perkara. Ini merupakan hal yang
mendasar ketika terjadi konflik. Kedua, loyalitas terhadap golongannya. Mencintai budaya sendiri
akan membentuk sikap loyal yang tinggi, sehingga terkadang ada individu yang mengutamakan
kepentingan golongannya dibanding kepentingan bersama. Diperlukan sebuah sikap yang berfungsi
sebagai pemersatu perbedaan tersebut agar keutuhan NKRI tetap terjaga, yaitu dengan sikap
toleransi. Toleransi adalah sikap menghargai atau menghormati perbedaan antarkelompok atau
antarindividu. Toleransi menjadi solusi bagi permasalahan suatu negara yang masyarakatnya
beragam suku, agama, ras, dan etnis. Namun menanamkan nilai-nilai toleransi dewasa ini kian sulit
mengingat masih banyaknya kelompok yang menutup diri terhadap suatu cara berpikir baru.
Padahal di zaman percepatan ini, kita dituntut untuk berpandangan bahwa dunia ini luas, tidak
hanya berisi kita dan kelompok kita. Untuk menumbuhkan sikap toleransi ini, bisa dimulai dari diri
kita masing-masing terlebih dahulu.

Bab 3

penyimpul

Karena sebuah perubahan yang besar, pasti dimulai dari hal yang kecil dahulu. Banyak cara
yang dapat kita terapkan agar kita mampu menumbuhkan sikap toleransi. Mengenali diri sendiri
merupakan cara pertama yang harus kita lakukan. Karena dengan ini, kita akan mampu memahami
kapasitas diri. Ketika kita sudah paham dengan diri sendiri maka kita akan mudah memahami
perbedaan dengan orang lain. Dalam bersikap toleransi, jangan pernah berpikir secara sempit
memahami suatu hal. Karna toleransi merupakan sesuatu yang sifatnya luas. Perbanyak teman dan
kenalan agar mampu berpikir secara luas, serta pelajari lingkungan sekitar agar mampu mengambil
keputusan yang bijaksana. Demikian essay yang ini saya buat. Segala kekurangan dan kesalahan yang
terdapat di essay ini mohon dimaklumi, maka dari itu saran dan kritikan yang membangun dari
pembaca sangat diperlukan agar ke depannya penulis menjadi lebih baik. Terima Kasih.
Ilmu Pengetahuan menjadi Salah Satu Faktor Stratifikasi di Era Globalisasi

Oleh: Afifah Faiha Inayah

Bab 1

Pendahuluan

Sebagai salah satu mahasiswa baru dari Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Negeri Jakarta
tahun ini, sudah sepatutnya saya sebagai penulis serta pembaca mengetahui apa arti sebenarnya
dari stratifikasi sosial. Jika kita lihat pengertian dari salah satu ahli sosiologi, menurut Paul B. Horton
dan Chester L. Hunt stratifikasi sosial ialah sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu
masyarakat. Biasanya berbentuk hierarki atau tingkatan, dari tertinggi sampai terendah. Biasanya
stratifikasi sosial sangat khas dengan istilah kekuasaan ataupun kekayaan. Jabatan akan sangat
terlihat perbedaan statusnya dari mata masyarakat.

Namun di era globalisasi saat ini, jabatan pun akan di dapat seseorang tak semata – mata
hanya dari keturunan seperti dulu kala dengan adanya sistem kerajaan. Melainkan jabatan akan di
dapat seseorang dengan adanya ilmu pengetahuan.

Bab 2

Tubuh

Ilmu pengetahuan kini menjadi salah satu faktor dari sekian yang menentukan strata
seseorang di masyarakat. Ilmu pengetahuan didapatkan seseorang melalui lembaga kependidikan
serta peran para tenaga pendidik. Ilmu pengetahuan juga yang secara langsung menentukan
tingkatan jaatan maupun profesi seseorang. Bukan hanya dari sekolah ataupun perguruan tinggi
favorit dan terkemuka, namun dari jenjang terakhir yang seseorang ambil. Dari taman kanak –
kanan, sekolah dasar, menengah, atas, hingga perguruan tinggi. Sudah dipastikan lulusan sekolah
mengengah atas akan memiliki profesi yang berbeda dengan lulusan sarjana. Perbedaan yang dilihat
adalah segi kualitas karena tujuan pembelajaran dari tenaga pendidik kepada para siswa atau
mahasiswa tentunya berbeda. Dari pandangan lulusan terakhir seseorang, strata atau tingkatan
tersebut dapat disimpulkan oleh penerima karyawan atau pekerjaan yang mana yang akan cocok
dengan pekerjaan yang ditawarkan. Bukan hanya dari segi profesi namun hanya dari cara
penghormatan seseorangpun akan terlihat.

Penghormatan serta rasa segan akan muncul dari masyarakat kepada seseorang yang telah
menuntut ilmu hingga jenjang magister, dan jika hingga keluar negeri atau dapat kita katakan orang
yang telah melalui pendidikan yang sudah tinggi. Pandangan dan penghormatan itu akan berbeda
terhadap orang yang hanya berasal dari lulusan sekolah menengah atas. Lulusan yang berbeda
tingkatan atau stratanya akan dinilai oleh masyarakat bisa dengan secara stereotip bahwa orang
yang berpendidikan tinggi akan memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses ketimbang yang
hanya lulusan SMP ataupun SMA.
Bab 3

penyimpul

Namun memang tak selamanya orang yang hanya berkelulusan SMA tidak dapat menjadi
sukses. Itulah persepsi yang akhirnya muncul dalam masyarakat. Sekiranya memang sebuah ilmu
pengetahuan menjadi salah sebuah faktor stratifikasi sosial dikarenakan pentingnya pendidikan di
era saat ini. Era di mana informasi telah meluap dan dapat dicari dengan hanya hitungan detik.
Dengan mudahnya data dicari oleh siapapun saat ini, akan sangat penting diberikannya didikan
untuk menangani cara mengakses segala informasi dan menelaah yang mana yang baik dan buruk
dengan dilandasi ideologi bangsa yaitu Pancasila.

Jika seseorang tak dapat menelaah yang mana yang bisa ia akses ataupun yang mana yang
tidak baik sekiranya akan di dapatkan melalui pendidikan. Walau kesimpulannya memang stratifikasi
tidak hanya dilihat dari ilmu pengetahuan, namun ilmu pengetahuan menjadi sebuah indikasi dari
terjadinya atau tercapainya sebuah jabatan yang memang menjadi faktor lain dari strata di
masyarakat pula.

Anda mungkin juga menyukai