Anda di halaman 1dari 13

STUDI KOMPARASI KURIKULUM SD DI NEGARA

JEPANG DAN INDONESIA


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan
Kurikulum

Dosen : Dr. H., Abdul Majid, M.Pd.

Disusun Oleh :

Siti Ruwaidah (2020010272)


Muhammad Diaz S (2020010285)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)


UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2022
Jl. KH. Hasyim Asy’ari Km.03, Kalibeber, Mojotengah, wonosobo, Jawa Tengah
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................iv

A. Latar Belakang............................................................................................iv

B. Rumusan Masalah........................................................................................v

C. Tujuan..........................................................................................................v

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................6

A. Perkembangan kurikulum di Indonesia dan Jepang..................................6

B. Sistem pendidikan di Indonesia dan Jepang..............................................7

C. Komparasi kurikulum SD di Indonesia dan Jepang..................................9

BAB III PENUTUP..........................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengembangan
Kurikulum dengan judul “STUDI KOMPARASI KURIKULUM SD DI NEGARA
JEPANG DAN INDONESIA”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, kritik, dan saran. Sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa sesungguhnya makalah ini
masih jauh dari sempurna, dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karna itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadikan sebagai refrensi tugas dimsa
mendatang.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan bagian tepenting dari pengembangan dan
perbaikan system pendidikan suatu negara. Dengan mempelajari sejarah
pengembangan kurikulum akan diperoleh informasi berharga terkait
keberhasilan dan kegagalan sebuah kurikulum sebagai alat untuk mencapai cita-
cita luhur pendidikan. Kurikulum di Indonesia sejak masa kemerdekaan secara
politik berkembang dengan dinamika sentralisasi dan desentralisai pendidikan,
perubahan orientasi dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Berkaitan dengan kompetensi guru,
kurikulum juga berkembang yang awalnya memberikan panduan spesifik secara
nasional hingga memberikan keleluasaan sekolah dan kreatifitas guru secara
local untuk memberikan pendidikan yang berbasis pada kebutuhan satuan
pendidikan. Pada akhirnya perkembangan teknologi menuntut pengembangan
kurikulum terutama pada struktur materi dan model pembelajaran yang
mendorong siswa lebih aktif dan berfikir tingkat tinggi sebagaimana tercantum
dalam kurikulum terkini yaitu Kurikulum 2013.
Sistem pendidikan antara Indonesia dan Jepang berbeda. Sistem pendidikan
di Indonesia dan di Jepang memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Saat ini sistem pendidikan di Indonesia perlu mendapat perhatian lebih
karena menduduki peringkat 72 dari 77 negara. Di Indonesia telah lahir banyak
ahli ilmu pendidikan yang mampu membawa sistem pendidikan di Indonesia ke
arah yang lebih baik. Salah satu cara untuk membawa sistem pendidikan
Indonesia ke arah yang lebih baik adalah dengan membandingkannya dengan
negara dengan sistem pendidikan yang baik seperti Jepang. Di Jepang, mulai
usia 0-3 tahun, anak-anak lebih ditanamkan nilai moral, sopan santun, disiplin
dan kesopanan. Ketika anak-anak di Jepang sudah memasuki kelas 4 SD, maka
anak-anak tersebut mengikuti ujian yang tidak terlalu memberatkan siswa di
sekolah. Indonesia bisa belajar banyak dengan sistem pendidikan di Jepang
B. Rumusan Masalah

1. Apakah kurikulum dinegara maju dan dinegara berkembang bersifat


dinamis?
2. Bagaimana sistem pendidikan di negara maju dan negara berkembang?
3. Apa komparasi kurikulum SD dinegara maju dan negara berkembang?

C. Tujuan

1. Memahami dinamika kurikulum sesuai era.

2. Memahami sistem pendidikan dinegara maju dan berkembang.

3. Memahami kurikulum negara maju untuk melangkah lebih baik.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA DAN JEPANG

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh


terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Penyusunan kurikulum tidak dapat
dilakukan secara sembarangan, penyusunan kurikulum membutuhkan konsep-
konsep yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam.Kurikulum pendidikan agama islam merupakan sarana atau alat untuk
mencapai tujuan pendidikan agama islam sekaligus juga arah pendidikan agama
dalam rangka pembangunan bangsa dan pembangunan manusia indonesia
seutuhnya. Sebagai salah satu komponen penting, kurikulum dituntut untuk dapat
mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman. Hal ini menjadi salah satu faktor
urgensi pengembangan kurikulum yang kiranya perlu dilakukan untuk
ketercapaian kompetensi peserta didik untuk dapat tetap survive di era milenial.

Kurikulum di Indonesia sudah banyak terjadi perubahan dari pasca


kemerdekaan hingga saat ini. Dengan berbagai alasan kurikulum setiap periode
perlu terjadi perubahan, khususnya ditentukan oleh para pemangku kebijakan.
Hingga terlontar oleh istilah “ganti menteri ganti kurikulum”. Meskipun begitu,
perubahan itu dimaksudkan sebagai upaya penyempurnaan kualitas Pendidikan.
Bukan hanya di Indonesia saja banyak pro dan kontra tentang kurikulum
pendidikan, di Jepang pun kurikulum dilakukan secara top down, bukan bottom
up. Karenanya banyak yang tidak dapat diterapkan di sekolah secara optimal dan
pada akhirnya mendapat protes keras dari para guru. Jepang memperlakukan
kegiatan belajar di luar secara berkala, mereka mengunjungi tempat-tempat
bersejarah dan lahan pertanian atau perkebunan untuk belajar memetik teh, jeruk
dan menggali umbi-umbian, bahkan sampai belajar menanam padi di sawah. Di
lain waktu, siswa secara berkelompok diajarkan cara menumpang kereta (densha)
untuk melatih kemandirian, selain itu diselingi kegiatan wawancara dengan
berbagai narasumber yang kemudian menjadi bahan untuk presentasi di depan
kelas.

Kualitas pendidikan di Jepang memang tak perlu dipertanyakan lagi, jika


melihat berhasilnya Jepang untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Salah satu yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia adalah kurikulum pendidikan di negara tersebut. Tak hanya di
Indonesia yang gemar ganti kurikulum pendidikan, negara maju seperti Jepang
pun kerap ganti kurikulum. Perubahan tersebut mau tidak mau membawa dampak
perubahan permintaan kualifikasi dan kompetensi pendidik di Jepang.

B. SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN JEPANG

Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan di Indonesia terbagi
ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga
dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi.

Biasanya, waktu belajar yang ada sudah ditetapkan agar bisa memaksimalkan
proses belajar anak sekolah. Terlebih pada materi pelajaran yang disampaikan
karena waktunya kurang sesuai, terlalu singkat maupun lama. Maka dari itu,
sistem pendidikan ini didesain secara khusus agar KBM lebih efektif. Dalam
sistem pendidikan, maka perlu adanya penyesuaian kurikulum sesuai perubahan
zaman.
Tujuannya untuk menyesuaikan keadaan pendidikan sekarang,
mengevaluasi kinerja tenaga pendidik, memperbaiki sarana dan prasarana
sekolah, dan lain sebagainya. Dengan adanya upaya ini, diharapkan sistem
pendidikan diIndonesia bisa lebih bersaing dan mengimbangi negara lain di
ASEAN. Sehingga, peserta didik bisa mendapatkan pendidikan layak yang
terbaik.

Jenjang pendidikan di Indonesia

Adapun Sistem persekolahan di Jepang pada dasarnya meliputi sekolah dasar


(enam tahun), sekolah menengah pertama (tiga tahun), sekolah menengah atas
(tiga tahun) dan universitas (empat tahun). Pendidikan bersifat wajib hanya
selama sembilan tahun, yaitu enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di
sekolah menengah. Sebanyak 97% siswa meneruskan pendidikannya ke sekolah
menengah atas. Untuk masuk sekolah menengah atas dan universitas, siswa harus
mengikuti ujian masuk dulu. Di sekolah negeri, selama pendidikan wajib, para
siswa bebas uang sekolah dan mendapat buku-buku pelajaran secara gratis. Tapi,
mereka membayar biaya makan siang dan uang ekstra kurikuler.

Jenjang pendidikan di Jepang


C. KOMPARASI KURIKULUM SD DI NEGARA INDONESIA DAN JEPANG
Selain Finlandia dan Korea Selatan, Jepang adalah negara berikutnya yang
mengantongi predikat sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik. Dan ini
bukan tanpa sebab. Selain persentase siswa yang masuk perguruan tinggi (tingkat
sarjana) dan perguruan tinggi junior (kursus reguler) yang terbilang tinggi – sebesar
48,6%, negara ini juga unggul dalam urusan kelengkapan fasilitas penelitian,
komputer, dan perpustakaan yang nantinya memungkinkan siswa melakukan
penelitian di lingkungan yang sangat baik. Lantas bagaimana dengan pendidikan
dasar?
Sebenarnya ada beberapa kemiripan antara sistem pendidikan dasar di Jepang dan
di Indonesia. Setidaknya dalam urusan pendidikan moral dan kepribadian. Bedanya,
jika kita di Indonesia memasukan ini ke dalam mata pelajaran – agama dan budi
pekerti, di Jepang tidak. Alih-alih memberikan mata pelajaran khusus untuk
mengajarkan tentang moral dan kepribadian, Jepang memilih mempraktikkan
secara langsung hal ini dalam kehidupan sehari-hari
Jepang meyakini bahwa tujuan untuk 3 tahun pertama sekolah bukanlah untuk
menilai pengetahuan atau pembelajaran anak. Melainkan membangun perilaku
yang baik demi mengembangkan karakter siswa itu sendiri. Nah, bagaimana dengan
kita di Indonesia?

Jam Sekolah
Jika di Indonesia siswa SD masuk sekolah pada pukul 7.00 atau bahkan 6.30, jam
belajar di Jepang baru dimulai pukul 8.00 dan berakhir pada jam 15.00.

Ujian 
Beda dengan di Indonesia yang kerap menjadikan ujian sebagai acuan, bahkan
sejak baru masuk sekolah dasar, siswa di Jepang baru mulai mengenal ujian di kelas
4 SD atau berumur 10 tahun. Sementara 3 tahun pertama dihabiskan siswa dengan
fokus pada pelajaran tata karma. Tak heran, jika tingkat kedisiplinan di negara
tersebut terbilang tinggi. Berbanding terbalik dengan di Indonesia.

Mata Pelajaran Sekolah


Dibanding di Indonesia, pendidikan dasar di Jepang memiliki mata pelajaran yang
jauh lebih sedikit. Ini menyebabkan siswa bisa lebih fokus dalam belajar dan tidak
merasa tertekan dengan pelajaran. Sementara di Indonesia, banyaknya mata
pelajaran tak jarang membuat siswa merasa tertekan, stress dan jenuh.

Belajar berpikir kritis


Sementara siswa di Jepang diajarkan untuk bisa berpikir kritis, bahkan sejak di
jenjang pendidikan dasar, para siswa di Indonesia cenderung dihadapkan pada
hafalan, hafalan dan hafalan.
Perlengkapan Sekolah
Keunikan lainnya dari pendidikan dasar di Jepang adalah, sekolah di negeri ini
mengharuskan siswa untuk mengenakan perlengkapan sekolah khusus – sepatu, tas,
dam lain-lain yang disediakan pihak sekolah. Dengan begitu, semua tampak sama
persis. Berbeda dengan di Indonesia, yang adakalanya seolah berlomba untuk
tampil dengan pakaian, sepatu atau tas terbaik. Membuat kesenjangan sosial lebih
terasa.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem pendidikan Indonesia lebih mengedepankan kekayaan kognitif
peserta didik, seperti nilai akademis, nilai ujian, dan nilai ulangan harian
lainnya. Sistem pendidikan Indonesia kurang mengedepankan aspek afektif dan
kognitif, hal ini perlu ditingkatkan lagi agar pendidikan di Indonesia lebih maju
dan lebih berkembang ke depannya. Indonesia sebagai negara berkembang
memiliki kesempatan yang luas untuk belajar dari negara-negara maju seperti
negara Jepang, negara Jepang terkenal dengan sistem pendidikannya yang bagus
dan juga teknologinya yang berkembang pesat.

Sistem pendidikan di Jepang merupakan sistem pendidikan yang unggul.


Jepang sebagai negara maju memiliki kelebihan-kelebihan yang bisa ditiru oleh
negara lain. seperti sistem pendidikan di Jepang yang juga memperhatikan
aspek afektif, kognitif dan psikomototik. Sopan santun, tata krama,
kedisiplinan serta menanamkan nilai-nilai norma sejak dini. Nilai lapor, nilai
ujian tidak terlalu penting, hanya digunakan untuk seleksi masuk perguruan
tinggi, masuk SMA ataupun masuk SMP.Perbandingan sistem pendidikan
antara negara Indonesia dengan Jepang dijadikan untuk bahan evaluasi
untuk kelanjutan kedepannya. Tidak
dipungkiri bahwa Indonesia saat ini sudah mengalami kemajuan di bidang
pendidikan, tetapi tetap harus dilakukan evaluasi agar pendidikan di
Indonesia selalu ke arah kemajuan, sehingga mampu menciptakan generasi
emas yang akan datang di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Kattington, Limon E (Editor). 2010. Handbook Of Curriculum Development. Nova


Science Publishers, Inc.New York. Hal. 24.

Asriati, N. (2012). "Mengembangkan Karakter Peserta Didik Berbasis Kearifan Lokal


Melalui Pembelajaran di Sekolah." Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora 3(2):
106-119.

 japanesestation, akenoyuki.wordpress, benkyoukaihimabajaupi.wordpress

Serdenciuc, N. L. (2016). Being a Teacher in a Digital Era. International Journal of


Social and Educational Innovation, 3(5), 73–80.

 Siadari, Debora Afriyanti, ed. Kurikulum dalam Tantangan Perubahan . Medan:


Bookies Indonesia. hlm. 17–18. 

Nata, Abuddin. (2003). Manajemen Pendidikan, Jakarta: Prenada Media.

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran Jakarta: Rineka Cipta


Shofan, Moh. (2004). Pendidikan Berparadigma Profetik Jakarta: IRCiSoD

Anda mungkin juga menyukai