Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS

KAFETARIA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA


Aisya Shofanadhiya Risti
Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
Email: aisyaashofana@gmail.com
Abstrak
Prestasi belajar merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam dunia pendidikan,
karena prestasi belajar dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan siswa dalam mengikuti
pelajaran. Fasilitas belajar adalah sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar
mengajar, dengan tersedianya fasilitas belajar yang memadai diharapkan siswa akan
memperoleh prestasi belajar yang optimal. Kafetaria merupakan satu layanan khusus
pendidikan yang paling banyak diminati oleh para siswa. Siswa lebih tertarik menghabiskan
waktu bercengkrama di kafetaria dibandingkan dengan mencari ilmu atau sekedar menambah
minat baca di perpustakaan yang mana fungsi utama dari perpustakaan adalah untuk
menambah referensi belajar para siswa.

Kata kunci: kafetaria, hasil belajar siswa

1. Pendahuluan
Prestasi belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam dunia pendidikan, karena
prestasi belajar dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengadakan evaluasi proses belajar
mengajar dan sangat berguna bagi peningkatan kualitas pengajaran baik bagi siswa yang
bersangkutan maupun kepada pihak yang terkait dalam proses pengajaran tersebut.
Peningkatan prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan
menjadi dua yaitu: faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari luar). Faktor internal
salah satunya adalah bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa sedangkan faktor eksternal
salah satunya adalah tersedianya fasilitas belajar yang disediakan oleh siswa, guru maupun
pihak sekolah. Meskipun siswa memiliki bakat dan kepandaian serta adanya kurikulum dan
tenaga pengajar yang bagus namun tanpa adanya fasilitas belajar yang baik hasil belajarpun
belum tentu dapat optimal. Salah satu fasilitas itu adalah kafetaria.
Kafetaria sekolah merupakan tempat pelayanan khusus yang menyediakan makanan
dan minuman untuk para siswa dan staf sekolah lainnya, disuatu tempat yang biasanya
merupakan bagian dari bangunan sekolah. Dengan demikian diharapkan para siswa tidak akan
keluar komplek sekolah selama waktu istirahat.
Dengan demikian kafetaria sekolah menurut saya adalah tempat dimana seluruh warga
sekolah bisa membeli makanan atau minuman saat jam istirahat tiba dengan teman-temannya,
selain itu kafetaria terkadang hanya digunakan para siswa sekedar untuk mengobrol dan
membeli makanan kecil atau jajan dan minuman. Disinilah tempat warga sekolah untuk
menghabiskan waktunya untuk makan saat jam istirahat, ketika mereka sudah merasa lapar
dan menguras tenaganya saat proses belajar mengajar dimulai.
Kafetaria juga merupakan suatu komponen yang penting dan merupakan bagian yang
integral dari program pendidikan di sekolah. Sebagaian besar sekolah menyajikan fasilitas
kafetaria untuk membantu program sekolah secara menyeluruh. Sekolah harus dapat
menggunakan kafetaria sebagai suatu upaya sekolah yang sangat bernilai bagi tujuan-tujuan
sekolah seperti kesehatan, efektivitas sosial, efisiensi ekonomi, hubungan-hubungan
kelompok. Untuk mengusahakan ini, staf sekolah, murid, dan orang tua harus memahami
nilai-nilai yang terkandung dalam belajar yang secara tidak langsung diberikan dari usaha
layanan program kafetaria.

1
Prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan jajan. Makanan jajanan memiliki
peran penting dalam memberikan sumber energi dan gizi bagi siswa. Anak yang tidak biasa
sarapan akan menjadikan makanan jajanan sebagai makanan yang pertama masuk ke dalam
tubuh
Tumbuh kembang anak akan mempengaruhi salah satu aspek penting anak usia sekolah
yaitu perkembangan kognitif yang akan berdampak pada prestasi belajar (Aprilia, 2011).
Prestasi belajar menggambarkan penilaian seseorang dalam memahami materi pelajaran yang
diperoleh selama mengikuti pelajaran disekolah (Hamdu & Agustina, 2011). Prestasi belajar
dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu status gizi (Legi, 2012). Anak dengan
status gizi normal memiliki nutrisi yang cukup di dalam tubuh yang dapat menunjang
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, salah satunya yaitu perkembangan otak.
Nutrisi yang cukup menyebabkan pematangan fungsi otak berlangsung dengan baik sehingga
dapat mengoptimalkan kognitif anak (Kar dkk, 2008). Sementara nutrisi yang kurang dalam
jangka waktu yang lama menyebabkan pertumbuhan badan tidak optimal dan ukuran otak
mengecil (Cakrawati & Mustika, 2014).
Dengan demikian manajemen layanan khusus kafetaria ini harus dikelola dengan
sangat baik. Baik dalam hal tata ruang yang harus mempunyai suasana nyaman dan
menyenangkan saat makan dan juga kualitas makanan dan minuman apasaja yang disediakan
oleh kafetaria.

2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu
korelasi, dimana korelasi bertujuan melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel yang
diteliti.
Penelitian korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel
dengan variabel-variabel yang lain dan bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala
atau lebih.(Margono, 2005: 5). Metode penelitian ini diharapkan dapat menemukan hubungan
antara variabel-variabel yang diteliti yaitu korelasi kelangkapan fasilitas belajar terhadap hasil
belajar artinya penelitian ini akan menganalisis korelasi kelengkapan fasilitas belajar
terhadap hasil belajar dengan mendetail, komponen dan hasil (temuan) penelitian, baik
berupa gambaran data sekolah dan manajemen kafetaria serta korelasinya terhadap hasil
belajar peserta didik, serta teknik penelitian dan pengolahan data yang digunakan, yang pada
akhirnya terangkum dalam sebuah penggambaran pelaksanaan, prosedur dan hasil (temuan)
penelitian yang dicapai.

3. Hasil dan Pembahasan

Tujuan Kafetaria Sekolah

Kafetaria sekolah merupakan suatu komponen yang penting dan merupakan


bagian yang integral dari program pendidikan di sekolah. Sebagaian besar sekolah
menyajikan fasilitas kafetaria untuk membantu program sekolah secara menyeluruh. Sekolah
harus dapat menggunakan kafetaria sebagai suatu upaya sekolah yang sangat bernilai bagi
tujuan-tujuan sekolah seperti kesehatan, efektivitas sosial, efisiensi ekonomi, hubungan-
hubungan kelompok. Untuk mengusahakan ini, staf sekolah, murid, dan orang tua harus
memahami nilai-nilai yang terkandung dalam belajar yang secara tidak langsung diberikan
dari usaha layanan program kafetaria.
Dari penjelasan kafetaria sekolah diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
fungsi kafetaria sekolaha adalah, sebagai berikut:

2
1. Membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan makanan
yang sehat, bergizi, dan praktis
2. Mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang
3. Untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa
4. Memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada kesehatan
seseorang
5. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata
6. Mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di
masyarakat
7. Sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah dan tempat
menunggu apabila ada jam-jam kosong.
Berhubungan dengan tujuan dan fungsi kafetaria diatas, maka sekolah harus
menyediakan kafetaria yang bersih, menyenangkan, luas, menarik, tenang, dan tertib. Karena
banyak kita ketahui bahwa sekolah-sekolah tidak begitu memfokuskan kafetaria sebagai salah
satu tempat yang sangat penting di sekolah. Terkadang sekolah hanya membangun kafetaria
yang sangat kecil bahkan tidak seimbang dengan jumlah warga yang ada di sekolah.
Begitupun juga penataan meja atau kursi, penataan kursi dan meja sangat penting agar warga
sekolah saat berkunjung di kafetaria bisa merasa nyaman, baik saat makan ataupun hanya
sekedar berdiskusi atau mengobrol.

Sasaran Pasar Kafetaria Sekolah

Para ahli di bidang pemasaran menyatakan bahwa bisnis yang baik adalah bisnis
yang menawarkan sesuatu yang dibutuhkan oleh konsumen atau dengan kata lain suatu
bisnis digulirkan jika ada pasar yang membutuhkannya dan jangan sekali-kali
mengoperasionalisasikan bisnis jika tidak ada pasar sasaran yang akan dicapai. Pada
umumnya para siswa akan memerlukan produk pemuas kebutuhan pada saat-saat tertentu,
yaitu:
1. Pagi hari sebelum jam pelajaran dimulai
Pada saat ini para siswa yang bersekolah pagi, baru tiba di sekolah dan tidak menutup
kemungkinan mereka tidak sempat makan pagi di rumah, sehingga memerlukan makanan
pengganti yang tentunya disediakan oleh kafetaria sekolah.
2. Pada saat istirahat
Para siswa setelah mengikuti beberapa jam pelajaran mendapatkan kesempatan beristirahat.
Waktu istirahat ini dimiliki baik oleh para siswa yang bersekolah pagi maupun sore hari.
Pada umumnya sambil beristirahat mereka menginginkan makanan atau minuman tertentu
untuk mengganjal perutnya agar kembali dapat berkonsentrasi belajar pada sisa waktu
berikutnya. Sehubungan dengan adanya tersebut maka kafetaria sekolah menyediakan
produk pemuas kebutuhan mereka.
3. Pada saat pergantian “ship”
Pada saat ini para siswa yang bersekolah pagi hari selesai mengikuti keseluruhan jam
belajar dan para siswa yang bersekolah baru akan memulai jam pelajaran pertama.

4. Selepas jam pelajaran olahraga


Selesai mengikuti pelajaran olahraga para siswa merasa haus dan lapar. Sisa waktu jam
pelajaran olahraga sebelum memasuki jam pelajaran berikutnya dimanfaatkan untuk
menghilangkan rasa haus dan lapar agar stamina mereka kembali prima.

3
5. Incidental time
Kadang-kadang para siswa memiliki waktu luang yang tidak terduga misalnya guru
tidak dapat hadir ke kelas tapi tidak ada tugas atau tidak ada guru pengganti, sehingga
jam pelajaran tersebut menjadi kosong. Selain itu, tidak tertutup kemungkinan para guru dan
kepala sekolah melaksanakan “rapat kerja” sehingga pada jam tertentu, para siswa dibebaskan
dari pelajarannya.

Prinsip Kafetaria

Dalam menyenggarakan atau mendirikan kafetaria sekolah yang baik hendaknya


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Kafetaria sekolah harus tidk dipandang sebagai suatu usaha penciptaan keuntungan di
sekolah (non komersial)
 Program kafetaria harus dianggap sebagai bagian integral dari program sekolah secara
keseluruhan
 Harga makanan dan minuman harus bisa dijangkau oleh daya beli siswa
 Penyajian dan pelayanan makanan dan minuman harus memadai dan cepat
 Lokasi kafetaria harus strategis karena sangat mempengaruhi keefektivan operasi dan
koordinasi program-program kafetaria
 Personil-personil kafetaria harus menyediakan makanan yang bergizi dan menarik,
serta menjamin selera pembeli
 Memberikan kebijaksanaan keuangan (korting) dapat mendorong berkembangnya
program kafetaria karena dapat menarik pembeli
 Program kafetaria harus dapat menyeimbangkan antara kapasitas makanan dan harga
begitu juga gizinya.

Dengan melihat prinsip-prinsip kafetaria sekolah diatas, maka sekolah harus benar-
benar menjalankan prinsip tersebut. Kalau dilihat dari segi makanan yang disediakan di
kafetaria sekolah, kebanyakan saat ini banyak yang menyediakan makanan ringan yang tidak
bergizi bahkan berbahaya jika sering dikonsumsi. Oelh sebab itu, kepala sekolah juga harus
bisa terjun langsung untuk melihat makanan dan minuman apa saja yang tidak pantas untuk
dijual di kafetaria sekolah agar warga sekolah etrutama siswa-siswanya tidak keracunan atau
sakit setelah memakan makanan di kafetaria sekolah.

Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku dan


kebiasaan positif di kalangan siswa. Hal-hal berikut dapat diperhitungkan oleh kepala sekolah
untuk memperbaiki lingkungan kantin sekolah:

1. menentukan prosedur untuk menutup dan membuka kantin atau kapan anak-anak
memasuki dan meninggalkan kantin;
2. memperhatikan semua perilaku murid dalam kantin;
3. menyusun suatu aturan pembayaran yang tidak merugikan kantin;
4. membuat pengaturan tempat duduk yang serasi;
5. menentukan aturan-aturan bagi perilaku anak-anak di meja makan;
6. mengatur dekorasi, seperti: lukisan, poster-poster kesehatan;
7. menyajikan musik selama jam makan siang;

4
8. mengatur anak-anak yang makan siang dengan membawa makanan sendiri; menyusun
prosedur pengembalian talam atau tempat makanan dan pada saat meninggalkan
ruangan makan

Dengan dimikian, keberadaan kantin di sekolah, tidak hanya sekedar untuk memenuhi
kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat dijadikan sebagai wahana
untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin
dan nilai-nilai lainnya.

Penataan Kafetaria

Ukuran kafetaria pada umumnya berbeda-beda antara sekolah satu dengan yang lain,
namun luas kafetaria harus dapat menampung 25-35% atau 1/3 dari keseluruhan jumlah siswa
pada suatu sekolah. Apabila setiap menit dapat terlayani 5 sampai 10 siswa,maka dalam 15
menit akan dapat terlayani 75 sampai 150 siswa, yang berarti sekolah harus bisa menyediakan
tempat duduk kurang lebih 150 siswa. Tersedianya sarana kafetaria yang memadai tentunya
sangat mempengaruhi kecepatan pelayanan yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi
kenyamanan dari para siswa.

Ruang kafetaria juga menjadi ruang yang paling bising di sekitar sekolah, selama
waktu makan. Oleh karena itu lokasi kafetaria sebaiknya agak jauh dari ruang belajar atau
kelas-kelas sehingga suara bising dan bau yang berasal dari kafetaria tidak mengganggu
proses belajar mengajar. Cara lainnya agar tidak terganggu saat proses belajar mengajar
khususnya kelas yang dekat dengan kafetaria yaitu dengan memberikan kedap suara pada
bahan bangunan kafetaria sehingga kebisingan yang berasal dari kafetaria sekolah dapat
dikurangi.

Standar Kesehatan Yang Baik

Kafetaria sekolah harus bisa memberi kesan yang baik kepada siswanya mengenai
kebersihannya. Selain itu, kafetaria juga harus bisa menggambarkan pengajaran kesehatan
bagi siswa, sehingga timbul anggapab bahwa apa yang dilakukan kafetaria merupakan contoh
tentang makanan yang sehat. Kriteria yang tepat bagi kesungguhan sekolah dalam pengajaran
kesehatan adalah jumlah, jenis, dan tempat makanan kecil, misalnya permen yang ada di
kafetaria. Jika ada permen “murahan” diletakkan pada pintu masuk kafetaria, siswa akan
beranggapan bahwa kafetaria itu lebih tertarik untuk mengumpulkan uang yang banyak
dengan sedikit kerja tanpa memandang pendidikan kesehatan. Sebaliknya, jika permen yang
diletakkan di pintu masuk kafetaria berkualitas baik, maka dapat dikatakan bahwa standar dan
prinsip kesehatan kafetaria selalu diperhatikan oleh orang-rang yang bekerja dikafetaria
tersebut.

Memang tidak tepat rasanya jika kafetaria sekolah menyediakan atau menjual makanan
ringan yang tidak bergizi, sedangkan guru-guru berusaha mengajarkan kebiasaan makan
makanan yang bergizi secara baik. Jadwal yang kurang baik di beberapa sekolah mungkin
akan menyebabkan anak-anak sangat tergesa-gesa menuju kafetaria, sehingga murid-murid
tidak sempat cuci tangan. Praktek yang demikian biasanya mencerminkan suatu ketimpangan
mutu pengelolaan sekolah. Kafetaria juga harus memperhatikan dekorasi dan pengaturannya,
karena bau makanan biasanya merupakan masalah yang pokok dalam kafetaria. Untuk itu
fasilitas yang cukup harus disediakan untuk menghindari bau makanan.

5
Pengajaran di kelas mengenai kebiasaan makan yang baik dan standar kesehatan harus
dihubungkan dengan praktek atau latihan yang nyata dalam kafetaria sekolah. Sebagai contoh
gizi harus dipilih dan disesuaikan dengan selera anak-anak. Pelajaran mengenai pemilihan
makanan yang sehat dan baik akan sangat berarti apabila diikuti dengan suatu kunjungan
pemilihan makanan di kafetaria sekolah. Banyak kemungkinan yang diperoleh guna
memperbaiki pengajaran kesehatan yang didasarkan pada masalah yang nyata dalam kafetaria
sekolah.

4. Kesimpulan
Protein berfungsi untuk pertumbuhan sel dan fungsi otak. Asam amino berperan untuk
mengatur pembentukan senyawa serotonin yang terlibat di dalam sistem saraf yang penting
untuk daya ingat. Serotonin mempengaruhi pengendalian diri, konsentrasi, emosi dan perilaku
anak (Gurnida, 2011). Protein juga diperlukan dalam pembentukan myelin, sinaps,
neurotransmitter, jumlah reseptor dan jumlah pengangkutan neurotransmitter. Oleh karena itu
protein penting untuk perkembangan otak berkaitan dengan fungsi kognitif (Jalal, 2009).
Kurangnya asupan protein mengakibatkan pembentukan zat pengantar rangsang
(neurotransmitter) yang digunakan untuk komunikasi antar sel otak menjadi tidak optimal,
sehingga mempengaruhi memori otak yang berdampak pada penurunan daya ingat,
konsentrasi belajar dan kognitif (Almatsier, 2013). Protein juga berperan sebagai sistem
transportasi yang mengangkut glukosa sebagai energi utama bagi otak. Kekurangan protein
menyebabkan pengangkutan glukosa ke otak mengalami gangguan karena asam amino yang
bertugas mengangkut glukosa ke otak tidak tercukupi, akibatnya otak kekurangan glukosa
yang dapat mempengaruhi konsentrasi (Gropper & Smith, 2012).
Disarankan kepada pihak sekolah agar dapat memberikan pemahaman bagi siswa
mengenai pentingnya status gizi bagi prestasi belajar. Selain itu diharapkan bagi sekolah
melalui kantin dan penjual jajanan di lingkungan sekitar sekolah untuk dapat memberi variasi
makanan jajanan yang memiliki zat gizi lengkap seperi karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral sebab sebagian besar jajanan yang terdapat di lingkungan sekolah masih kurang
akan zat gizi seperti protein yang dapat meningkatkan prestasi belajar.

Referensi

Ambarwati, A. D., Kesehatan, F. I., & Surakarta, U. M. (2018). HUBUNGAN STATUS GIZI
DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI
KARANGASEM 3 SURAKARTA.

Januarti, S. I., Ernawati, J., & Handajani, R. P. (n.d.). Preferensi Mahasiswa terhadap Faktor
Kenyamanan dalam Beraktivitas pada Ruang Makan Kafetaria di Universitas
Brawijaya.

Pkn, B., & Sma, D. I. (2015). KORELASI KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR


TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DI SMA 2 POLEWALI Suhaebah Nur *. 10(1), 47–
67.

6
Siswa, P., Xi, K., Smk, D. I., & Kendal, N. U. (2014). Hubungan antara fasilitas belajar
dengan prestasi belajar pembuatan busana wanita pada siswa kelas xi di smk nu 01
kendal.

Suparyanto, Wachyu.2003. Mendirikan Usaha Kantin Sekolah. Bandung: Alfabeta


Anandaamin. 2015. Manajemen Layanan Khusus. (Online).

Anda mungkin juga menyukai