PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Kusmintardjo (1992:1) sekolah tidak akan berfungsi jika tidak ada sesuatu yang membuatnya
berfungsi. Dalam sebuah pendidikan harus mempunyai unsur-unsur yang meliputi administrasi sekolah. Unsur-
unsur dalam administrasi sekolah tersebut masing-masing mempunyai fungsi, hubungan, dan ketergantungan
dengan komponen-komponen lainnya. Unsur-unsur tersebut meliputi: (a) administrasi murid, (b) administrasi
kurikulum, (c) administrasi personil, (d) administrasi materiil, (e) administrasi keuangan, (f) administrasi
hubungan sekolah dan masyarakat, dan (g) administrasi pelayanan khusus.
Tidak hanya keenam fungsi administrasi yang mendominasi terbentuknya kondisi pembelajaran yang
nyaman, dengan menambah layanan khusus di sekolah peserta didik atau murid akan dapat melengkapi usaha
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Hingga saat ini layanan khusus di anggap sangat penting dalam
perwujudan pendidikan. Maka hampir setiap sekolah di Indonesia menyediakan layanan khusus bagi peserta
didik. Memang perlu adanya usaha pemerintah untuk terus mendukung teraplikasinya layanan khusus bagi
peserta didik ini agar peserta didik merasa nyaman, senang dan betah di lingkungan sekolah.
Manajemen layanan khusus di sekolah ditetapkan dan diorganisasikan untuk memudahkan atau
memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Kusmintardjo (1992:4),
pelayanan khusus atau pelayanan bantuan diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar
pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Kepala sekolah perlu mempertimbangkan secara matang apabila akan menyelenggarakan program
layanan khusus. Kepala sekolah harus selalu melihat hubungan antara layanan khusus dengan program
pendidikan secara menyeluruh. Pada hakekatnya, untuk mempermudah penyelenggaraan kegiatan layanan
khusus, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan menerapkan pendekatan psikologis didalam
pengadministrasian personal. Disamping pendekatan psikologis dalam mengadministrasi personal, ada
pendekatan lain yang dapat dipergunakan oleh kepala sekolah, yakni pendekatan analisis bidang. Dalam
pendekatan ini, kepala sekolah harus mengetahui tanggung jawab dari masing-masing personal yang terlibat.
Oleh karena itu, sebagai profesional yang akan terjun dalam dunia pendidikan khususnya di lingkungan
sekolah, kita wajib mengetahui dan memahami layanan khusus apa yang terdapat di sekolah. Tujuan yang
diinginkan tidak lain dan tidak bukan untuk menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan bagi peserta didik. Dengan proses pembelajaran yang baik, maka pendidikan yang optimal juga
akan tercipta dengan sendirinya.
3. Layanan Bimbingan dan Konseling Peserta Didik
Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan
memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka
perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap
sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan,sekolah,keluargada,masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling adalah salah
satu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya
di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya.
Menurut Bafadal (2003:2), sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot
yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah. Dalam hubungannya dengan sarana pendidikan, ada sejumlah pakar pendidikan yang
mengklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan yang ditinjau dari berbagai macam sudut
pandang. Pertama, ditinjau dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana
pendidikan yang habis pakai dan sarana pendidikan yang tahan lama. Kedua, ditinjau dari bergerak tidaknya,
ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan yang tidak
bisa bergerak. Ketiga, ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar ada dua jenis sarana
pendidikan di sekolah, yaitu sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar,
dan sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar.
Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama,
prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang
perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana sekolah yang
keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang
terjadinya proses belajar mengajar. Beberapa contoh tentang prasarana sekolah jenis terakhir tersebut di
antaranya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha
kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.
BAB III
PENUTUP
Setelah memahami pembahasan yang telah dijabarkan secara panjang lebar diatas, dapat ditarik kesimpulan
dan menjadi sebuah ringkasan pembahasan yaitu:
1. Manajemen Layanan Khusus di Sekolah merupakan bagian penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) yang efektif dan efisien. Manajemen Layanan Khusus di anggap sangat penting dalam perwujudan
pendidikan
2. Manajemen Layanan Khusus di Sekolah ditetapkan dan diorganisasikan untuk memudahkan atau
memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah.
3. Beberapa Manajemen Layanan Khusus yang umum terdapat di semua sekolah adalah: (a) Perpustakaan, (b)
UKS, (c) Asrama Pelajar, (d) Koperasi Siswa (e) Keamanan Sekolah, (f) Laboratorium, (g) Kafetaria, (h)
Bimbingan dan Konseling, dan masih banyak jenisnya tergantung kebijakan sekolah masing-masing.
4. Substansi Manajemen Layanan Khusus berdasarkan proses manajemen adalah: (a) Perencanaan, (b)
Penggerakan, (c) Pengorganisasian, (d) Pengawasan.
5. Manajemen Layanan Khusus di Sekolah pada dasarnya merupakan bagian dari Standar sarana dan
prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pendidikan di sekolah.