Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS


KELOMPOK III

DISUSUN OLEH
- AYGA RARA MUSIIN (201941001)
- FEBRY LATUWAEL (201941018)
- YULIANA LATUMANASAITE (201941042)
- ISTIKOMAH WAILUSSY (201941028)
- SEPHIA .M. TAMNGE (201941008)
- MESTRI LIPTIAY (201941024)
- ESTY .C. IMLAWIN (201741068)

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
AMBON
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb,


Salam sejahtera bagi kita semua, pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa. atas berkah, karunia, dan nikmat Nya lah, kami dapat menyelesaikan
makalah kelompok kami, tentang manajemen layanan khusus, mata kuliah manajemen berbasis
sekolah hingga selesai.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah ini Ibu
Fatma Al-Hamid S.Pd., M.Pd., atas bimbingan beliau kepada kami. Serta uapan terima kasih
juga kepada rekan-rekan kelompok 3 atas kerja sama tim yang baik telah menyukseskan proses
penyusunan makalah ini.
Makalah kami, mengulas tentang manajemen layanan khusus yang harus ada pada
masing-masing sekolah. Kami berharap makalah ini dapat berguna mungkin bagi kita semua
yang menawarkan mata kuliah manajemen berbasis sekolah ini, agar kelak dapat di terapkan
pada masing-masing sekolah tempat kita mengabdi nanti.
Sekian kata pengantar dari kami mengenai makalah ini. dan kami menerima kritikan serta
saran yang membangun dari pembaca sekalian. Kurang dan lebihnya kami mohon maaf. Terima
kasih.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Layanan Khusus
B. Jenis-Jenis Layanan Khusus
C. Substansi Manajemen Layanan Khusus Sekolah
D. Maksud Dan Tujuan Layanan Khusus
E. Prinsip-Prinsip Layanan Khusus Sekolah

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Kusmintardjo (1992:1) sekolah tidak akan berfungsi jika tidak ada sesuatu yang
membuatnya berfungsi. Dalam sebuah pendidikan harus mempunyai unsur-unsur yang meliputi
administrasi sekolah, salah satunya adalah administrasi layanan khusus.
terbentuknya kondisi pembelajaran yang nyaman, dengan menambah layanan khusus di
sekolah peserta didik atau murid akan dapat melengkapi usaha pencapaian tujuan pendidikan di
sekolah. Hingga saat ini layanan khusus di anggap sangat penting dalam perwujudan pendidikan.
Maka hampir setiap sekolah di Indonesia menyediakan layanan khusus bagi peserta didik.
Memang perlu adanya usaha pemerintah untuk terus mendukung teraplikasinya layanan khusus
bagi peserta didik ini agar peserta didik merasa nyaman, senang dan betah di lingkungan sekolah.
Manajemen layanan khusus di sekolah ditetapkan dan diorganisasikan untuk memudahkan atau
memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah.
Menurut Kusmintardjo (1992:4), pelayanan khusus atau pelayanan bantuan diselenggarakan
di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah perlu mempertimbangkan secara
matang apabila akan menyelenggarakan program layanan khusus. Kepala sekolah harus selalu
melihat hubungan antara layanan khusus dengan program pendidikan secara menyeluruh. Pada
hakekatnya, untuk mempermudah penyelenggaraan kegiatan layanan khusus, kepala sekolah
dituntut memiliki kemampuan menerapkan pendekatan psikologis didalam pengadministrasian
personal
. Disamping pendekatan psikologis dalam mengadministrasi personal, ada pendekatan lain
yang dapat dipergunakan oleh kepala sekolah, yakni pendekatan analisis bidang. Dalam
pendekatan ini, kepala sekolah harus mengetahui tanggung jawab dari masing-masing personal
yang terlibat. Oleh karena itu, sebagai profesional yang akan terjun dalam dunia pendidikan
khususnya di lingkungan sekolah, kita wajib mengetahui dan memahami layanan khusus apa
yang terdapat di sekolah. Tujuan yang diinginkan tidak lain dan tidak bukan untuk menciptakan
kondisi dan situasi pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik. Dengan
proses pembelajaran yang baik, maka pendidikan yang optimal juga akan tercipta dengan
sendirinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita tarik rumusan masalah yaitu
1. Apa pengertian manajemen layanan khusus sekolah?
2. Apa-apa saja jenis layanan khusus?
3. Substansi manajemen layanan khusus sekolah.?
4. Maksud dan tujuan layanan khusus sekolah?

C. Tujuan
setelah mempelajari tentang manajemen layanan khusus, maka mahasiswa diharapkan agar
1. Dapat menjelaskan pengertian manajemen layanan khusus.
2. Dapat memahami jenis-jenis manajemen layanan khusus.
3. Mampu mendeskripsikan subtansi manajemen layanan khusus.
4. Dapat menjelaskan maksud dan tujuan layanan khusus.
5. Dapat menjelaskan prinsip-prinsip layanan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Layanan Khusus


Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah merupakan salah satu sarana yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak
hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk mlaksanakan proses pembelajaran dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, melainkan harus menjaga dan
meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan UU
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab II Pasal 4 yang memuat tentang
adanya tujuan pendidikan nasional. Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka
sekolah memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala kebutuhan
peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai. Manajemen layanan khusus
di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di organisasikan untuk mempermudah atau
memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah.
Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan
pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah antara
lain juga berusaha agar peserta didik senanatiasa berada dalam keadaan baik. Baik disini
menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
manajemen layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan
kepada peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa
tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen layanan khusus di sekolah ditetapkan dan diorganisasikan untuk memudahkan
atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah.
Diantaranya meliputi: manajemen layanan bimbingan konseling, layanan
perpustakaan sekolah, layanan kesehatan, layanan asrama, dan manajemen layanan
kafetaria/kantin sekolah. Layanan-layanan tersebut harus di kelola secara baik dan benar
sehingga dapat membantu memperlancar pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
B. Jenis-Jenis Layanan Khusus
Jenis-jenis layanan khusus
Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik, antar sekolah satu dengan
sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses pengelolan dan pemanfaatannya yang
berbeda. Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di sekolah antara lain yaitu:
1. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta
didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah,
melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui
koleksi bahan pustaka. Menurut Supriyadi (1983) dalam buku Manajemen Peserta Didik
oleh Ali Imron mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang
diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga
pendidikan formal seperti sekolah, baik sekolah tingkat dasar maupun menengah, baik
sekolah umum maupun kejuruan. Selain itu, perpustakaan sekolah adalah salah satu unit
sekolah yang memberikan layanan kepada peserta didik di sekolah sebagai sentra utama,
dengan maksud membantu dan menunjang proses belajar mengajar di sekolah, melayani
informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi
bahan pustaka (Imron, 1995:187). Dari definisi-definisi tersebut tampaklah jelas bahwa
perpustakaan sekolah merupakan suatu unit pelayanan sekolah guna menunjang proses
belajar mengajar di sekolah.
2. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan sekolah. Menurut Jesse Ferring William pada buku Pengelolaan Layanan
Khusus Di sekolah oleh Kusmintardjo (1992) mendefinisikan layanan kesehatan adalah
sebuah klinik yang didirikan sebagai bagian dari Universitas atau sekolah yang berdiri
sendiri yang menentukan diagnosa dan pengobatan fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai
dari biaya khusus dari semua siswa. Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan
sebagai usaha sekolah dalam rangka membantu (mungkin bersifat sementara) murid -
muridnya yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan. Dengan demikian
dapatlah dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta didik adalah suatu layanan
kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah dan menjadikan peserta didik sebagai
sasaran utama, dan personalia sekolah yang lainnya sebagai sasaran tambahan (Imron,
1995:154).
3. Layanan Asrama.
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan asrama.
Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi para pendidik dan
petugas asrama tersebut.
4. Layanan Bimbingan dan Konseling.
Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan kepada
siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang
dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan
mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling adalah salah satu kegiatan
bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada
khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya.
5. Layanan Kafetaria.
Peserta Didik Kantin atau warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya
makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi.
Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan
pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah
yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan
sekolah. Layanan kafetaria adalah layanan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh
peserta didik disela-sela mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai dengan
daya jangkau peserta didik. Makanan dan minuman yang tersedia di kafetaria tersebut,
terjangkau dilihat dari jumlah uang saku peserta didik, tetapi juga memenuhi syarat
kebersihan dan cukup kandungan gizinya.
6. Layanan Laboratorium.
Laboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan mengadakan
penelitian yang berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang suatu obyek tertentu.
Laboratorium adalah suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan
untuk melakukan penyelidikan, percobaan, praktikum, pengujian, dan pengembangan.
Laboratorium sekolah adalah sarana penunjang proses belajar mengajar baik tertutup
maupun terbuka yang dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan,
percobaan, pengembangan dan bahkan pembakuan.
7. Layanan Koperasi.
Layanan koperasi mendidik para peserta didik untuk dapat berwirausaha. Hal ini
sangat membantu peserta didik di kehidupan yang akan datang. Koperasi sekolah adalah
koperasi yang dikembangkan di sekolah, baik sekolah dasar, sekolah menengah, maupun
sekolah dan dalam pengelolaannya melibatkan guru dan personalia sekolah. Sedangkan
koperasi peserta didik atau biasa disebut disebut koperasi siswa (Kopsis) adalah koperasi
yang ada di sekolah tetapi pengelolaanya adalah oleh pesera didik, kedudukan guru di
dalam Kopsis adalah sebagai pembimbing saja.
8. Layanan Keamanan
Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada siswa
selama siswa belajar di sekolah misalnya adanya penjagaan oleh satpam sekolah
C. Substansi Manajemen Layanan Khusus Sekolah
Substansi Manajemen Layanan Khusus berdasarkan proses manajemen adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan, meliputi analisis kebutuhan layanan khusus bagi warga sekolah dan
penyusunan program layanan khusus bagi warga sekolah.
2. Pengorganisasian, berupa pembagian tugas untuk melaksanakan program layanan khusus
bagi warga sekolah.
3. Penggerakan, meliputi pengaturan pelaksanaan perpustakaan, koperasi sekolah,
keterampilan, unit kesehatan sekolah, ekstakurikuler, tabungan, keagamaan, kantin,
perpustakaan, kafetaria, dan layanan khusus lainnya.
4. Pengawasan, meliputi pemantauan program layanan khusus dan penilaian kinerja
program layanan khusus bagi warga sekolah. Jenis-jenis layanan khusus yang dapat
dikembangkan sekolah terdiri dari.
Pusat Sumber Belajar (PSB), yakni suatu unit kegiatan yang mempuyai fungsi untuk
memproduksi, mengadakan, menyimpan, serta melayani bahan pengajaran sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan kegiatan pengajaran dan pendidikan di lembaga pendidikan. PSB
merupakan tindak lanjut dari perpustakaan yang berisi berbagai macam bahan perpustakaan di
tambah dengan media pendidikan yang diperoleh melalui berbagai cara seperti pembelian,
hadiah atau hibah, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk memberi kemudahan kepada peserta
didik dan guru dalam memanfaatkan sumber belajar sehingga proses pengajaran dan pendidikan
dapat berjalan secara maksimal.
Perpustakaan, merupakan suatu sub unit Pusat Sumber Belajar yang berisi bahan pustaka
baik berupa buku maupun non-buku yang diatur dan diklasifikasikan menurut sistem dan aturan
tertentu untuk digunakan para pembacanya. Perpustakaan memberikan banyak manfaat terutama
dalam.
 fungsi pendidikan yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik menambah
pengetahuan
 fungsi informasi yaitu menyediakan bacaan-bacaan informative.
 fungsi rekreasi yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik menikmati pengalaman
berekreasi melalui penajaman imajinatif, dan
 fungsi penelitian yaitu memberikan bantuan kepada peserta didik untuk menjawab
berbagai masalah ilmiah dengan mengkaji bahan-bahan yang disediakan perpustakaan
berupa laporan hasil-hasil penelitian
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai
satuan pendidikan bertugas dan bertanggungjawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak
hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap saja, tetapi harus
menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu “...
manusia yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani” (UU No.19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Bab II Pasal 4). Untuk kepentingan tersebut di sekolah-sekolah
dikembangkan program pendidikan jasmani dan kesehatan, menyediakan pelayanan kesehatan
sekolah melalui usaha kesehatan sekolah.

D. Maksud Dan Tujuan Layanan Khusus


Menurut Kusmintardjo (1992:4), pelayanan khusus atau pelayanan bantuan diselenggarakan
di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Kepala sekolah perlu mempertimbangkan secara matang apabila akan menyelenggarakan
program layanan khusus. Apakah bidang-bidang layanan khusus tersebut, memberikan bantuan
terhadap sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Meskipun demikian,
apabila layanan bantuan atau layanan khusus diorganisasi secara baik dan dikelola dengan baik,
maka akan menghasilkan kemungkinan-kemungkinan perbaikan pertumbuhan murid. Kepala
sekolah harus selalu melihat hubungan antara layanan khusus dengan program pendidikan secara
menyeluruh. Pada hakekatnya, untuk mempermudah penyelenggaraan kegiatan layanan khusus,
kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan menerapkan pendekatan psikologis didalam
mengadministrasian personal. Para petugas kesehatan, pekerja kafetaria, dan petugas bimbingan,
serta personel lainnya, harus merasa bahwa mereka merupakan bagian yang penting dari
penyelenggaraan sekolah secara keseluruhan. Kepala sekolah harus membantu staf non-edukatif
untuk mencapai sikap tersebut, dengan memberikan kesempatan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan. Perhatian kepala sekolah akan hal ini dapat dilihat dari kemauannya
untuk mengundang mereka dalan pertemuan-pertemuan lainnya.
Disamping pendekatan psikologis dalam mengadministrasi personil, ada pendekatan lain
yang dapat dipergunakan oleh kepala sekolah, yakni pendekatan analisis bidang. Dalam
pendekatan ini, kepala sekolah harus mengetahui tanggung jawab dari masing-masing personil
yang terlibat, disamping membantu mengklarifikasikan tanggungjawab tersebut melalui
pemahaman atau saling pengertian. Dalam hal ini perlu dikembangkan suatu pendekatan
“teamwork” didalam pengelolaan layanan khusus atau layanan bantuan melalui penegasan tugas
hubungannya dengan personil, baik bidang pengajaran maupun non pengajaran.
Kepala sekolah yang baik harus memanfaatkan ketrampilan kepemimpinannya akan
menunjukan tindakan yang menghasilkan organisasi dan manajemen yang efisien atas layanan
khusus. Ini akan menghasilkan pengalaman yang sangat bernilai dalam kehidupan kelompok,
baik bagi anak didik maupun bagi personil sekolah. Peran kepala sekolah sangat signifikan
dalam usaha pemenuhan dan pemanfaatan unit layanan khusus di sekolah dan merupakan
stimulator dan fasilitator.
Sehubungan dengan pendapat diatas maka kepala sekolah harus mempertimbangkan secara
matang apabila akan menyelengarakan program layanan khusus. Kepala sekolah juga harus
melihat hubungan antara layanan khusus dengan program pendidikan secara menyeluruh.
Untuk mempermudah penyelengaraan kegiatan layanan khusus, Kepala Sekolah dituntut
memiliki kemampuan untuk :
1. Menerapkan pendekatan psikologis da dalam mengadministrasian personel.
2. Para petugas harus dapat merasakan bahwa mereka adalah bagian dalam sekolah (petugas
kesehatan, petugas bimbingan, pekerja cafetaria).
3. Membantu staf non – edukatif dalam memberikan kesempatan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan ( dengan cara mengundang para staf).
4. Pendekatan analisis dalam bidang.
 Harus mengetahui tangunga jawab dari masing-masing personil yang terlibat.
 Melakukan kegiatan kerja yang memiliki hubungan baik
E. Prinsip-Prinsip Layanan Khusus Sekolah
Prinsip-prinsip layanan khusus sekolah terdiri atas prinsip-prinsip yang berhubungan dengan
siswa, pembimbing dan orgnisasi dan administrasi.
1. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan siswa yang dibimbing:
a. Pelayanan bimbingan harus diberikan kepada seluruh peserta.
b. Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan bimbingan kepada siswa.
Diperlukan suatu alat pengukur yang cermat agar dapat dibedakan siswa yang
mana yang harus didahulukan.
c. Program bimbingan harus dipusatkan kepada siswa.
d. Pelayanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan individu yang
bersangkutan.
e. Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang
dibimbing. Pembimbing bertugas membantu siswa untuk menanggulangi masalah
dengan berbagai aternatif keputuasan, sehingga pengembalian keputusan pada
siswa sendiri.
f. Individu yang mendapat bimbingan harus dapat berangsur-angsur dapat
membingan dirinya sendiri.
2. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembimbing.
a. Petugas-petugas bimbingan harus melakukan tugasnya sesuai dengan kemampuan
dan kewajiban masing-masing.
b. Petugas-petugas bimbingan di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi keperibadian,
pendidikan, pengalaman dan kemampuan.
c. Petugas bimbingan harus mendapat kesempatan untuk memperkembangkan diri
serta kealhlliannya melalui berbagai latihan.
d. Petugas bimbingan hendaknya mempergunakan informasi yang tersedia mengenai
individu yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan untuk membuat
individu yang bersangkutan kearah penyesuaian diri yang lebih baik.
e. Petugas bimbingan harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi
tentang individu yang dibimbing.
f. Petugas-petugas bimbingan hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode
dan teknik yang tepat dalam melaksanakan tugasnya.
g. Petugas-petugas bimbingan hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil
penelitian dalam bidang minat kemampuan dan hasil belajar individu untuk
kepentingan perkembangn kurikulum sekolah.
3. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan:
a. Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan.
b. Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi bagi setiap individu siswa.
Hal ini sangat diperlukan untuk mencatat data pribadi individu secara sistematik yang
dapat digunakan untuk kemajuan individu yang bersangkutan.
c. Program bimbingan harus disusun dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan,
sehingga layanan bimbingan mempunyai sumbangan yang besar terhadap program
sekolah.
d. Pembagian waktu untuk setiap bimbingan secara teratur.
e. Bimbingan harus dilaksanakan selam dalam situasi individuan dan dalam situasi
kelompok, sesui dengan masalah dan metode yang dipergunakan dlam memecahkan
masalah itu. dan
f. Kepala sekolah memegang tanggung jawab mendasar dalam pelaksanaan bimbingan
(Rusliana, 2010).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah merupakan salah satu sarana yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak
hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk mlaksanakan proses pembelajaran dalam
mengembangkan ilmu penegetahuan dan teknologi saja, melainkan harus menjaga dan
meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan UU
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab II Pasal 4 yang memuat tentang
adanya tujuan pendidikan nasional.
yang telah dijabarkan secara panjang lebar diatas, dapat ditarik kesimpulan dan menjadi
sebuah ringkasan pembahasan yaitu:

1. Manajemen Layanan Khusus di Sekolah merupakan bagian penting dalam Manajemen


Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Manajemen Layanan Khusus di anggap
sangat penting dalam perwujudan pendidikan.
2. Manajemen Layanan Khusus di Sekolah ditetapkan dan diorganisasikan untuk
memudahkan atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus
siswa di sekolah.
3. Beberapa Manajemen Layanan Khusus yang umum terdapat di semua sekolah adalah: (a)
Perpustakaan, (b) UKS, (c) Asrama Pelajar, (d) Koperasi Siswa (e) Keamanan Sekolah,
(f) Laboratorium, (g) Kafetaria, (h) Bimbingan dan Konseling, dan masih banyak
jenisnya tergantung kebijakan sekolah masing-masing.
4. Substansi Manajemen Layanan Khusus berdasarkan proses manajemen adalah: (a)
Perencanaan, (b) Penggerakan, (c) Pengorganisasian, (d) Pengawasan.
5. Manajemen Layanan Khusus di Sekolah pada dasarnya merupakan bagian dari Standar
sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan,
bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara
tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan


Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Diva Press.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Everard,K.B, geoffrey Morris and Ian Wilson.(2004). Effectie School Management.


London: Paul Chapman Publishing

Imron, Ali. 1995. Manajemen Peserta Didik Di Sekolah. Malang: IKIP Malang.
Kusmintardjo. 1992. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah (Jilid I). Malang: IKIP
Malang.

Mulyasa, E. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya

Ofsted. 1995. Office for Standards in Education. London

Pidarta, Made. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara

Purwanto, Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Tim Dosen Universitas Pendidikan Indonesia. 2010. Manajemen Pendidikan. Bandung:

Anda mungkin juga menyukai