Anda di halaman 1dari 4

BAB 3

HASIL PENGAMATAN

Perhitungan :

Sampel X y = 0,0021 + 0,00448x

0,70 – 0,0021 = 0,00448x


0,6979
= 155,78
0,00448

Sampel Y  y = 0,0021 + 0,00448x

0,08 – 0,0021 = 0,00448x


0,0779
= 17,38
0,00448

Sampel Z y = 0,0021 + 0,00448x

0,25 – 0,0021 = 0,00448x


0,2479
= 55,33
0,00448
Uji Spektrofotometri
Sampel Uji Resorsinol Kadar Sakarin
Absorbansi
(ppm)
Terbentukwarnahijau
X 0,70 155,78
-kekuningan
Terbentukwarnahijau
Y 0,08 17,38
gelap
Terbentukwarnahijau
Z 0,25 55,33
-kekuningan
PEMBAHASAN

Menurut Karolina (2018) dalam penelitiannya disebutkan bahwa uji kualitatif


merupakan tahapan awal untuk mengidentifikasi hasil sampel positif atau negative
mengandung sakarin dengan melihat perubahan warna, sampel yang mengandung sakarin
didalamnya akan membentuk perubahan warna hijau fluorensi jika dilakukan uji kualitatif
dengan resorsinol. Dari hasil pengujian sampel X dan Z terbentuk warna hijau kekuningan
yang menunjukkan bahwa sampel X dan Z positif mengandung sakarin. Sedangkan pada
sampel Y didapatkan hasil warna hijau gelap sehingga menunjukkan sampel negative
mengandung sakarin.

Setelah dilakukan uji kualitatif, sampel yang positif mengandung sakarin selanjutnya
dilakukan uji kuantitatif untuk mengetahui dan menentukan kadar sakarin. Uji kuantitatif
dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Spektrofotometri. Didapatkan kadar sakarin pada
sampel X 155,78 mg/kg sedangkan pada sampel Z diperoleh kadar sakarin 55,33 mg/kg.
berdasarkan Permenkes Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988 Tentang Bahan Tambahan Pangan
batas penggunaan sakarin yang masih diijinkan yaitu 300mg/kg. Meskipun sampel X dan Z
masih dalam batas yang diizinkan, jumlah konsumsinya harus diperhatikan. Menurut Food
and Drug Administration (FDA) asupan harian (Acceptable Daily Intake) sakarin tidak boleh
melebihi 5mg/kg berat badan. Mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung
sakarin secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping migrain dan sakit kepala,
kehilangan daya ingat, bingung, insomania, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi,
impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, serta kanker otak dan kandung kemih. Cahyadi
(2009).
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, Wisnu. 2009. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

Hadju, NA. 2012. Analisis Zat Pemanis Buatan Pada Minuman Jajanan Yang Dijual Di Pasar
Tradisional Kota Manado. Jurnal. Universitas Sam Ratulangi

Karolina, AL dan Rosmiati, Karolina. 2018. Uji Kadar Sakarin Pada Minuman Ringan
Bermerk Yang Beredar di Kota Pekanbaru. Jurnal Sains dan Teknolaboratorium
Medik : Akademi Kesehatan John Paul II Pekanbaru.

SNI01-6993-2004. Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan Dan Persyaratan Penggunaan.


Badan Standar Nasional.

Anda mungkin juga menyukai