Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK


MODUL 1
PEMIPETAN, PENYIAPAN KIT PEREAKSI, DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis
Kelompok 7

Nama NIM Kontribusi

Farah Fakhira Ridya Athaya 11619005 Definisi dan fungsi kit reagen, fungsi XO pada reaksi, fungsi
dapar pada reaksi, penjelasan mengenai gugus kromofor, dan
pengolahan data

Aulia Putri Irfani 11619014 Pembahasan hubungan akurasi dengan %recovery, presisi
dengan KV, Editor, Pengolahan data

Yola Safira 11619023 Pembahasan Linearitas (penjelasan), LoD (penjelasan &


rumus), LoQ (penjelasan & rumus) dan penjelasan reaksi
pembentukan kompleks beserta gambar.
Pengolahan data

Nafla Aliya Fahima 11619032 Pembahasan definisi validasi metode analisis, tambahan
penjelasan pada parameter validasi bagian akurasi dan presisi,
serta alat-alat yang digunakan dalam pemipetan (definisi dan
cara penggunaan).
Pengolahan data

Nadila Nivio Anglina Maretha 11619040 Pembahasan parameter validasi metode analisis & definisi
masing masing (akurasi, presisi, spesifisitas, batas deteksi,
batas kuantitasi, linearitas, rentang, kekasaran (ruggedness),
dan ketahanan (robustness).
Tujuan, metode kerja, kesimpulan, dan pengolahan data

Auliya Rusyda Hisyam Arif 11619048 Pembahasan manfaat pengukuran di bidang klinis, definisi
spektrofotometer dan spektrofotometri, definisi
spektrofotometri UV-Vis, prinsip kerja spektrofotometer
UV-Vis, hukum Lambert-Beer
Pengolahan data

Tanggal Praktikum : 6 September 2021


Shift Praktikum : Senin
Nama Asisten : Saragih Yohana Sari Rosa (11618028)

SEKOLAH FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2021
I. Pendahuluan

Kemampuan dalam memipet sejumlah kecil larutan secara akurat dan reprodusibel
merupakan tahap kritis dalam suatu pengukuran khususnya di laboratorium biokimia dan
kimia klinik. Ada beberapa jenis mikropipet yang umum digunakan, seperti mikropipet
1-10 µl, 10-110 µl, 100-1000 µl, 1-5 mL atau mikropipet dengan 1 ukuran misalnya 10
µl. Akurasi berkaitan dengan kedekatan hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya,
sedangkan presisi adalah kuantitas yang serupa atas pengukuran yang berulang. Akurasi
dinyatakan dengan persentase antara nilai yang terukur dengan nilai teoritis sedangkan
presisi dinyatakan dengan koefisien variasi (KV).

Pada penentuan kadar Zn dalam sampel dapat digunakan metode spektrofotometer


UV-Vis. Spektrofotometer UV-Vis merupakan spektrofotometer yang digunakan untuk
melakukan pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200-350 nm) dan sinar
tampak (350-800 nm) oleh suatu senyawa. Spektrofotometer UV-Vis bekerja dengan
prinsip interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber
sinar dengan materi yang berupa molekul. Konsentrasi senyawa yang dianalisis akan
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan
tersebut. Sebelum diuji dengan spektrofotometer UV-Vis, Zn terlebih dahulu direaksikan
dengan larutan kerja Xylenol Orange. Reaksi akan membentuk kompleks larutan yang
berwarna di mana Zn berperan sebagai atom pusat dan XO membentuk suatu ikatan
kovalen koordinasi.

II. Tujuan
a. Menentukan akurasi hasil data pemipetan menggunakan mikropipet, pipet volume,
dan pipet ukur dengan persen rekoveri.
b. Menentukan presisi hasil data pemipetan menggunakan mikropipet, pipet volume,
dan pipet ukur dengan koefisien variasi (KV).
c. Menentukan jenis pipet yang sesuai dengan volume yang ditentukan.
d. Menentukan linearitas, LOD, LOQ metode analisis spektrofotometri UV-Vis dan kit
pereaksi.
e. Menentukan kadar Zn2+ dalam sampel dengan menggunakan spektrofotometri
UV-Vis.
III. Metode Percobaan
A. Pemipetan (Presisi & Akurasi)
Metode untuk pemipetan secara presisi dan akurasi yaitu pertama, alat, bahan,
dan list volume larutan disiapkan. Selanjutnya gelas kimia 25 ml ditempatkan
dalam neraca analitik dan di-set zero. Volume air sejumlah 10 μl, 50μl, atau 100
μl dipipet dengan mikrometer dengan ukuran yang sesuai volume air yang akan
diambil. Selain itu volume air sejumlah 1 ml diambil dengan mikropipet 100-1000
μl , pipet ukur, atau pipet volume. Kemudian pengambilan volume dilakukan lima
sampai 10 kali untuk masing-masing jenis pipet. Data volume yang diambil
dicatat dan ditentukan akurasi serta presisinya, lalu dari nilai akurasi dan
presisinya ditentukan pipet mana yang paling cocok digunakan untuk setiap
volume yang ditentukan.
B. Pengujian Zn dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis
Untuk pengujian Zn dengan metode spektrofotometri UV-Vis perlu disiapkan
reagen yang akan digunakan. Pertama yaitu penyiapan dapar asetat, pH meter
yang akan digunakan untuk membuat dapat asetat pH 6 dikalibrasi terlebih dahulu
terhadap pH 4, pH 7. dan pH 10 setelah itu, 7,75 gram garam natrium asetat
dilarutkan dalam 100ml air, kemudian ditambahkan 0,31 ml Asam asetat glasial
tetes demi tetes hingga mencapai pH 6.
Kedua yaitu penyiapan pereaksi yang terdiri ladi larutan XO 2.0%, larutan dan
larutan standar Zn 1000 bpj. larutan Xylenol orange (XO) 0,2% dengan
melarutkan 0,2 gram garam XO didalam 100 ml aquadest lalu diaduk hingga
homogen. Selanjutnya penyiapan larutan standar Zn 1000 bpj dengan melarutkan
0,275 g ZnSO4.H2O dalam 100 ml aquadest. Larutan seri standar juga disiapkan
menggunakan larutan standar Zn 1000 bpj yang diencerkan sehingga diperoleh
larutan seri standar dengan berbagai konsentrasi yaitu 2,4,6,8,10,12 mg/dL.
Selanjutnya, penyiapan larutan kerja dengan mencampurkan 1 ml XO 2,0%,
10 ml dapar asetat, dan 100 ml aquades diaduk hingga homogen kemudian
dicampurkan dengan larutan standar Zn 10 mg/dL dan diukur absorbansinya
dalam rentang 0,2-0,8.
Setelah itu absorbansi blanko dan sampel diukur pada spektrofotometer
UV-Vis. Larutan seri standar yang telah dengan konsentrasi 2,4,6,8,10,12 mg/dL
disiapkan, lalu absorbansi larutan seri standar diukur dan selanjutnya kadar Zn
dalam sampel ditentukan.
IV. Pengolahan Data
A. Pemipetan (Presisi & Akurasi)
Volume of pipetting = 1 mL

Water mass Mean SD KV %Recovery


(mL)

Micropipette 1,0056 1,00662 0,001925 0,191234 100,66%


(100-1000 µl) 1,0078

1,0054

1,0045

1,0098

Measuring pipette 0,9631 0,97046 0,002343 0,240952 97,25%


2 ml 0,9762

0,9731

0,9698

0,9701

Volumetric pipette 0,9586 0,9608 0,002874 0,299128 96,08%


1 ml 0,9620

0,9582

0,9593

0,9659
Perhitungan uji presisi dilakukan dengan menghitung Koefisien Variasi dengan rumus;

𝑆𝐷
KV = 𝑥
× 100 %

1. Micropipette (100-1000 µl)


0,001925
KV = 1,00662
× 100 %

= 0,191234%
2. Pipet ukur 2 mL
0,002343
KV = 0,97246
× 100 %
= 0,240952%
3. Pipet volume
0,002874
KV = 0,96080
× 100 %

= 0,299128%
Perhitungan uji akurasi dilakukan dengan menghitung %Recovery;
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
%Recovery = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
× 100 %

1. Micropipette (100-1000 µl)


1,00662
%Recovery = 1
× 100 %

= 100,662%
2. Pipet ukur 2 mL
0,97046
%Recovery = 1
× 100 %

= 97,046%
3. Pipet volume
0,9608
%Recovery = 1
× 100 %

= 96,08%

B. Penyiapan Kit Pereaksi dan Spektrofotometri UV-Vis

Zn Absorba Absorba Absorba Rata-Rata Rata-rata Absorbance (Y-Yi)^2


Concentration nce 1 nce 2 nce 3 absorbance absorbansi - terhitung
(mg/L) blanko (Y) (Yi)

2 0,201 0,202 0,203 0,202 0,152 0,1301 0,00047


961

4 0,269 0,271 0,271 0,2703 0,2203 0,2283 0,00063


467

6 0,363 0,363 0,364 0,3633 0,3133 0,3265 0,00017


336

8 0,455 0,456 0,456 0,45567 0,4057 0,4247 0,00036


226
10 0,574 0,575 0,576 0,575 0,525 0,5229 0,00000
441

12 0,688 0,689 0,689 0,6886 0,6387 0,6211 0,00030


858

Jumlah 0,00139
17

Sampel A 0,601 0,602 0,603 0,602 0,552

Sampel B 0,255 0,255 0,255 0,255 0,205

Grafik IV.A.1. Linieritas Konsentrasi Zn terhadap Absorbansi


Koefiesien korelasi = 0,9918
Sy/x = 0,01865277757
3 𝑥 𝑆𝑦/𝑥 3 𝑥 0,01865277757
LOD = 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒
= 0,0491
= 1,139680911
10 𝑥 𝑆𝑦/𝑥 10 𝑥 0,01865277757
LOQ = 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒
= 0,0491
= 3,798936369

Linearitas = 0,9918
Kalkulasi konsentrasi Zn dalam sampel A dapat dilakukan menggunakan persamaan
linear yang didapat dari regresi linear.
y = Absorbansi ; x = Konsentrasi Zn (mg/L)
Sampel A
0,601 = 0,0491x + 0,00319
x = 10,593 mg/L
Konsentrasi sampel A sebelum preparasi dengan menambahkan aquades hingga 25 mL
M1 x V1 = M2 x V2
10,593 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 0,025 𝐿
M1 = 0,001 𝐿
= 264,75 mg/L

Massa ZnO yang digunakan untuk sampel A =264,75 mg/L x 0,1 L = 26,475 mg
Sampel B
0,255 = 0,0491x + 0,00319
x = 3,525 mg/L
Konsentrasi sampel B sebelum preparasi dengan menambahkan aquades hingga 10 mL
M1 x V1 = M2 x V2
3,525 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 0,01 𝐿
M1 = 0,001 𝐿
= 35,2 mg/L

Massa ZnO yang digunakan untuk sampel B = 35,2 mg/L x 0,05 L = 1,76 mg

V. Pembahasan Diskusi
A. Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu proses yang telah ditetapkan dalam
kajian laboratorium bahwa karakteristik prosedur tersebut telah memenuhi
persyaratan sesuai dengan tujuan penggunaannya (Kemenkes RI, 2020). Validasi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari kondisi alat/instrumen yang
digunakan, serta pereaksi dan personil yang melakukan pemeriksaan (UNODC,
2009) Beberapa karakteristik kinerja analitik yang digunakan dalam validasi
metode antara lain akurasi, presisi, spesifisitas, batas deteksi (LOD), batas
kuantitasi (LOQ), linearitas, rentang, dan ketegaran (Kemenkes RI, 2020).
a. Akurasi
Akurasi suatu prosedur analisis adalah tingkat kedekatan antara hasil
pengujian dengan prosedur yang sedang divalidasi terhadap nilai yang benar
(Kemenkes RI, 2020). Kriteria keberterimaan akurasi sangat tergantung
kepada jenis pengujian dan keragaman serta sediaan yang diuji (Kemenkes RI,
2020). Tujuan dari uji akurasi adalah untuk mengetahui ketelitian alat dalam
membuat konsentrasi larutan yang sesuai dengan kadar sebenarnya. Pada
umumnya, uji akurasi dilakukan dengan membuat tiga konsentrasi yang
berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali pada setiap tingkat
konsentrasinya. Akurasi dapat dihitung dengan persen rekoveri yaitu
persentase perbandingan nilai terukur dan nilai nyata. Kriteria penerimaan
akurasi adalah 98% - 102% persen rekoveri (Mulyati, Sutanto, & Apriyani,
2011). Nilai persentase rekoveri yang mendekati 100% menunjukkan bahwa
metode tersebut mempunyai ketepatan yang baik dalam menunjukkan tingkat
kesesuaian nilai rata-rata dari suatu pengukuran yang sebanding dengan nilai
sebenarnya (Handayani, et al., 2018).
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
Persen rekoveri = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
x 100%

b. Presisi
Presisi prosedur analisis adalah tingkat kedekatan diantara hasil uji
individu bila prosedur diterapkan berulang kali terhadap sampling ganda atau
sampel yang homogen (Kemenkes RI, 2020). Presisi biasanya dinyatakan
sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi) dari
satu seri pengukuran. Menurut BPOM, data dikatakan presisi bila nilai
koefisien variasi yang diperoleh ≤ 2%.
𝑆𝐷
Koefisien Variasi = 𝑅𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
x 100%

c. Spesifisitas
Dokumen ICH mendefinisikan spesifisitas sebagai kemampuan menguji
secara tepat suatu analit dengan adanya komponen lain dan diperkirakan ada
sebagai cemaran, hasil degradasi, dan matriks sampel. Ketiadaan spesifisitas
dari prosedur analisis dapat diatasi dengan penggunaan prosedur analitik
pendukung (Kemenkes RI, 2020).

d. Batas Deteksi (LoD)


Batas deteksi merupakan konsentrasi terendah analit dalam sampel yang
dapat dideteksi, tetapi tidak perlu kuantitatif dalam kondisi percobaan yang
ditentukan (Kemenkes RI, 2020). Batas deteksi atau LOD (Limit of Detection)
biasanya dinyatakan sebagai konsentrasi analit (misalnya persen, bpj, bpm)
dalam sampel. Batas deteksi dapat dihitung secara statistik melalui regresi
linier antara konsentrasi dan absorbansi. Nilai pengukuran akan sama dengan
nilai b (slope) pada persamaan y = ax+b, sedangkan simpangan baku blanko
sama dengan simpangan baku residual (Hermita, 2004).
3 (𝑆𝑦/𝑥)
LoD = 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒
e. Batas Kuantitasi (LoQ)
Batas Kuantitasi merupakan konsentrasi terendah dari analit dalam
sampel yang ditetapkan dengan akurasi dan presisi yang dapat diterima dalam
kondisi percobaan yang telah ditetapkan (Kemenkes RI, 2020). LoQ juga
dapat dikatakan sebagai jumlah analit terkecil dalam sampel yang masih dapat
diukur dengan akurat dan presisi oleh alat/instrument (Sumarno dan
Kusumaningtyas, 2018). Batas kuantitasi dinyatakan sebagai konsentrasi analit
(misalnya persen,bpj, bpm) yang terkandung dalam sampel. Nilai
pengukurannya hampir sama dengan pengukuran LoD yaitu dengan
menggunakan regresi linear dari kurva kalibrasi.
10 (𝑆𝑦/𝑥)
LoD = 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒

f. Linearitas
Linearitas adalah kemampuan untuk menunjukkan hasil uji yang secara
langsung atau melalui transformasi matematik yang tepat proporsional
terhadap konsentrasi analit dalam sampel dalam rentang yang diberikan.
Dalam kaitan ini linearitas mengacu pada hubungan linear antara konsentrasi
dan hasil pengukuran pengujian (Kemenkes RI, 2020). Linearitas dapat
dihitung dari regresi linear dari kurva kalibrasi. Semakin besar nilai linearitas
maka hubungan antara konsentrasi dan hasil pengukuran pengujian semakin
baik.

g. Rentang
Rentang adalah interval antara batas tertinggi dan batas terendah dari
kadar analit yang telah dibuktikan, dapat ditentukan dengan presisi, akurasi
dan linearitas yang sesuai menggunakan prosedur analisis yang ditetapkan.
Rentang umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan hasil uji
(misalnya persen, bpj, bpm) yang diperoleh dengan prosedur analisis ini
(Kemenkes RI, 2020). Rentang juga dapat menunjukkan seberapa jauh data
dari nilai yang paling tinggi ke nilai yang paling rendah.

h. Ketegaran
Ketegaran merupakan ukuran kemampuan prosedur untuk tetap
bertahan dan tidak terpengaruh oleh keragaman kecil yang disengaja pada
parameter prosedur yang terdapat dalam dokumen. Ketegaran dapat ditentukan
pada waktu pengembangan prosedur analisis (Kemenkes RI, 2020). Apabila
prosedur analisis memiliki ketabahan yang tinggi maka prosedur tersebut baik
digunakan untuk dijadikan suatu metode analisis.

B. Manfaat Pengukuran di Bidang Klinis


Pengukuran adalah sebuah langkah yang terlihat mudah namun memegang
titik kritis terutama untuk bidang klinis. Adanya pengukuran ini untuk
menggambarkan keadaan yang benar-benar terjadi dan bersifat empiris.
Pengukuran menjadi langkah dasar untuk membuat sesuatu, bila saja ada
kesalahan pada tahap pengukuran akan berdampak pada keseluruhan proses
pembuatan. Contohnya saja, di bidang klinis dalam pembuatan obat bila ada
bahan yang salah diukurnya akan berdampak langsung pada hasil jadi obat, dosis
obat, dan efek terapeutik pada pasien pun akan terganggu. Contoh lainnya seperti
pengukuran tekanan darah dan suhu tubuh pasien misalnya, bila terjadi kesalahan
pengukuran akan berujung pada kesalahan diagnosis.

C. Alat Pemipetan
Pipet merupakan suatu alat yang terbuat dari kaca, berbentuk silinder, dan
berfungsi untuk memindahkan volume cairan dari satu tempat ke tempat lain.
Terdapat beberapa jenis pipet untuk melakukan pengukuran. Pada praktikum kali
ini, pipet yang digunakan adalah pipet volume, pipet ukur, dan mikropipet.
Mikropipet adalah salah satu jenis pipet untuk mengambil volume cairan kurang
dari 1 mL. Terdapat beberapa jenis ukuran mikropipet, ukuran 1-10µL, 10-100µL,
100-1000µL, atau mikropipet dengan 1 ukuran, misalnya 10µL. Cara penggunaan
mikropipet adalah pertama, control button diatur sesuai dengan volume yang akan
diambil. Kemudian tempelkan microtip sesuai dengan ukuran volume yang akan
diambil. Saat ingin mengambil cairan, tekan bagian push button sebanyak satu
kali, lalu perlahan masukkan mikropipet ke bagian dalam wadah untuk mengambil
cairan, kemudian lepaskan push button saat cairan sudah terambil. Saat ingin
menaruh cairan ke wadah baru yang sesuai dengan volume cairan yang
dipindahkan, tekan bagian push button sebanyak dua kali, pastikan tidak ada
cairan yang tertinggal di mikropipet. Setelah selesai menggunakan mikropipet,
microtip dibuang.
Pipet volume dan pipet ukur merupakan jenis pipet untuk mengambil volume
cairan lebih dari 1 mL. Terdapat beberapa ukuran pipet volume, mulai dari 1 mL,
2 mL hingga 100 mL. Cara penggunaan pipet volume yaitu, pertama, pasang bola
hisap pada ujung pipet volume bagian atas. Saat ingin mengambil cairan, tekan A
pada bola hisap untuk mengempiskan bola, lalu pipet volume dicelupkan ke dalam
cairan yang akan diambil, usahakan agar ujung pipet volume bagian bawah tidak
menyentuh permukaan wadah. Tekan bagian S pada bola hisap untuk mengambil
cairan hingga cairan mencapai batas miniskus pada pipet. Untuk mengeluarkan
cairan pada wadah baru, posisikan pipet sedikit agak miring pada wadah,
kemudian tekan E pada bola hisap untuk mengeluarkan cairan. Posisi pipet yang
dimiringkan bertujuan untuk memastikan semua cairan dalam pipet dipindahkan
ke dalam wadah yang baru. Untuk cara penggunaan pipet ukur, dengan
menggunakan karet / bulb yang dipasang di bagian atas pipet, kemudian sesuaikan
volume yang diambil dengan yang diinginkan sambil melihat batas ukur pada
pipet.

D. Kit Reagen (XO dan Dapar Asetat)


Kit reagen merupakan suatu set reagen yang dapat digunakan untuk tes
diagnostik karena mengandung komponen tertentu yang dibutuhkan dalam suatu
reaksi sesuai dengan literatur. Fungsi kit reagen pada laboratorium biasanya
adalah untuk mendeteksi keberadaan zat yang diharapkan. Mekanisme reagen
dalam melakukan fungsi kerjanya dilakukan dengan berikatan dengan substansi
dari senyawa yang ingin dideteksi kandungannya. Pada umumnya, reagen dapat
berperan sebagai indikator keberadaan suatu senyawa dengan menimbulkan
perubahan warna.
Xylenol orange merupakan reagen organik yang memiliki gugus anion
karboksilat. Reagan ini memiliki sifat fluorescent, eksitasi maksimal 440 nm, dan
emisi maksimal sebesar 610 nm. Pereaksi xylenol orange ini dapat digunakan
sebagai indikator kandungan Zn dalam suatu larutan dengan metode
spektrofotometri UV-Vis. Terjadi reaksi antara XO dan Zn yang kemudian
membentuk kompleks yang memiliki ikatan kovalen koordinasi. Ada pula dapar
asetat yang merupakan larutan yang dibuat dengan mereaksikan natrium asetat
dan asam asetat glasial. Fungsi dapar ini adalah untuk menjaga pH larutan karena
reaksi ikatan antara XO dan Zn terjadi dalam rentang pH optimal sebesar 5,8-6,2.
E. Gugus Kromofor
Gugus kromofor merupakan suatu gugus tak jenuh yang mengabsorpsi cahaya
dan merefleksikannya pada sudut spesifik sehingga memberikan warna. Warna
yang dilihat oleh mata adalah warna yang tidak diabsorpsi dari refleksi objek
dalam spektrum panjang gelombang cahaya tertentu. Gugus kromofor adalah
bagian dari molekul dimana perbedaan energi antara dua orbital molekul berbeda
dalam rentang spektrum tampak. Cahaya tampak yang mengenai gugus kromofor
kemudian dapat diabsorpsi dengan cara mengubah elektron dari ground state
menjadi tereksitasi. Pada molekul yang berperan dalam menangkap dan
mendeteksi energi, gugus kromofor merupakan bagian yang menyebabkan
perubahan konformasi ketika terkena cahaya. Jumlah kromofor pada molekul
sangat besar karena terdapat banyak jumlah transisi yang berlokasi di bagian
molekul yang berbeda-beda. Contoh dari gugus kromofor adalah azo, keto, nitro,
nitroso, thio, dan etilen.

F. Reaksi Pembentukan Senyawa Kompleks Berwarna


Dalam melakukan pengujian Zn, reagen yang bisa digunakan adalah Xylenol
Orange. Xylenol Orange merupakan suatu reagen indikator complexo-metric yang
sangat baik untuk penentuan ion logam, salah satunya adalah Zn. Sehingga saat
direaksikan antara Zn dengan Xylenol Orange, terbentuklah kompleks sebagai
berikut

2+ 2+
XO + 𝑍𝑛 → XO-𝑍𝑛

2+
Gambar V.F.1. Reaksi Pembentukan Kompleks XO dengan 𝑍𝑛

2+
Reaksi pembentukan kompleks antara Xylenol Orange dengan ion 𝑍𝑛
merupakan suatu strategi baru dalam penentuan kuantitatif tartrat dan malat
secara real-time dan dapat dilihat dengan mata telanjang dalam larutan yang
berair pada pH fisiologis dengan strip tes yang berbasis membran polipropilena
sehingga terbentuklah kompleks dinuklear kromogenik[𝑍𝑛2(𝑋𝑂)(𝐻2𝑂)𝑥] yang

sudah ditemukan sebagai kemosensor visual untuk senyawa dikarboksilat alifatik,


oksianion, dan nukleosida trifosfat. Kompleks ini sangat sensitif dan selektif
dalam mendeteksi visual-hidroksikarboksilat seperti tartrat dan malat.

G. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri adalah salah satu metode pengukuran secara kuantitatif yang
umum dilakukan dalam proses analisis. Sementara spektrofotometer adalah alat
yang digunakan untuk mengukur absorbansi suatu sampel dalam panjang
gelombang (nm). Dilihat dari namanya yakni spektro, foto, dan meter dapat
diartikan per kata. Spektro yang dimaksud di sini adalah spektrum, lalu foto
adalah cahaya, dan meter adalah pengukuran. Bila digabungkan dari arti per kata
menjadi pengukuran menggunakan spektrum cahaya. Artinya, spektrofotometer
ini menggunakan sumber berupa cahaya dalam mengukur absorbansinya.
Pembagian jenis-jenis spektrofotometer berdasarkan pada jenis-jenis gelombang
elektromagnetik seperti spektrofotometer inframerah, spektrofotometer UV-Vis,
dan spektrofotometer x-ray fluoresensi.
Di praktikum ini, jenis spektrofotometer yang digunakan adalah
spektrofotometer UV-Vis yang digunakan untuk pengukuran absorbansi di area
sinar ultraviolet hingga sinar cahaya tampak. Serapan cahaya pada area tersebut
sebesar dua ratus hingga delapan ratus nanometer.

Gambar V.G.1. Tampak Luar Spektrofotometer UV-Vis

Alasan memakai spektrofotometer UV-Vis di praktikum ini juga dikarenakan


spektrofotometer UV-Vis umum digunakan untuk analisis secara kuantitatif yakni
mencari konsentrasi larutan yang mengalami transisi ion logam dan senyawa
organik yang terkonjugasi. Spektrofotometer UV-Vis memiliki dua jenis yang
sering digunakan yaitu single beam dan double beam, di sini kami menggunakan
spektrofotometer UV-Vis single beam.

Gambar V.G.2. Cara Kerja Spektrofotometri UV-Vis Single Beam

Cara kerja spektrofotometer UV-Vis diawali dengan sumber cahaya


polikromatis yang ditangkap oleh monokromator (terdiri dari lensa prisma dan
filter optik) akan diteruskan ke sel sampel yang berada di dalam kuvet. Kuvet
yang digunakan terbuat dari gelas dan memiliki bagian buram dan bening, hanya
diperbolehkan untuk memegang bagian buram selama memasukkan larutan
sampel dan membilas kuvet. Cahaya yang menembus kuvet akan diteruskan ke
bagian detektor untuk diukur intensitas cahayanya dan terbaca di layar.
Prinsip dari spektrofotometer UV-Vis ini adalah hukum Lambert-Beer. Hukum
Lambert Beer yang menyatakan bahwa absorbansi (A) yang tercipta berbanding
lurus dengan konsentrasi sampel (c), tebal kuvet (b), dan absorptivitas molar (a).
Dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut.

𝐴 = 𝑎. 𝑏. 𝑐

Peristiwa yang terjadi pada absorbansi ini adalah transisi elektron dari orbital
dasar yang memiliki energi rendah bergerak ke orbital yang memiliki energi lebih
tinggi atau biasa disebut tereksitasi.

VI. Kesimpulan
a. Pada pengolahan data diperoleh persen rekoveri dari mikropipet sebesar 100,662%,
pipet ukur 2 ml sebesar 97,246%, dan pipet volume sebesar 96,08%.
b. Sedangkan koefisien variasi dari mikropipet sebesar 0,1912; pipet ukur 2 ml sebesar
0,2409; dan pipet volume sebesar 0,299.
c. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur volume 1ml dengan akurat dan
presisi dapat digunakan mikropipet 100-1000µL, pilihan keduanya adalah pipet ukur
2 ml, dan pilihan terakhir adalah pipet volume.
d. Berdasarkan pengolahan data didapatkan linearitas sebesar 0,9918; LOD sebesar
1,139680911; dan LOQ sebesar 3,798936369 dari metode spektrofotometri UV-Vis.
e. Hasil dari pengolahan data menunjukkan bahwa kadar Zn2+ pada sampel A sebesar
26,48 mg dan kadar Zn2+ pada sampel B sebesar 1,76 mg.

VII. Daftar Pustaka


Handayani, C., Mushlih, M. & Lestari, J., 2018. Validasi Metode Analisa Kadar Logam
Fe Pada Rambut Masyarakat di Sekitar Kawasan Industri Semen. Jurnal
Katalisator.
H.-G. Kuball, ... S. Kiesewalter. (2017). Encyclopedia of Spectroscopy and Spectrometry
(Third Edition)
Kanpur. (2012). UV-Vis Spectrophotometer. iitk.ac.in. Diambil dari
https://www.iitk.ac.in/dordold/index.php?option=com_content&view=category&la
yout=blog&id=219&Itemid=238. Diakses 7 September 2021.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Farmakope Indonesia Edisi IV.
Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Halaman 2176-2178.
Mulyati, A. H., Sutanto, & Apriyani, D. (2011). Validasi metode analisis kadar
Ambroksol Hidroklorida dalam sediaan tablet cystelis® secara kromatografi cair
kinerja tinggi. Ekologia, 11(2), 36–45.
M.Gómez-EspinosaaJosueValdes-GarcíabAlejandroDorazco-González,D.
L.-Z.-G.-H.-R.-G. (2021). Efficient naked eye sensing of tartrate/malate based on a
Zn-Xylenol orange complex in water and membrane-based test strips.
Roberts, C. (2017). The Three Measurement Systems in Pharmacy Calculations.
sciencing.com. Diambil dari
https://sciencing.com/info-8368127-three-measurement-systems-pharmacy-calculat
ions.html. Diakses 7 September 2021.
Suhartati, T. (2017). DASAR-DASAR SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN
SPEKTROMETRI MASSA UNTUK PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA
ORGANIK. Bandar Lampung : AURA (Anugrah Utama Raharja). hlm. 2-4.
Diambil dari
http://repository.lppm.unila.ac.id/2700/1/buku%20dasar-dasar%20spektrofometri_
_upload.pdf. Diakses 7 September 2021.
Sumarno, Dedi dan Kusumaningtyas, Dyah Ika. (2018). Penentuan Limit Deteksi Dan
Limit Kuantitasi Untuk Analisis Logam Timbal (Pb) Dalam Air Tawar
Menggunakan Alat Spektrofotometer Serapan Atom. Teknisi Litkayasa Penyelia
Pada Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan.
UNODC. (2009). Guidance for the Validation of Analytical Methodology and
Calibration of Equipment Used for Testing of Illicit Drugs in Seized Material and
Biological Specimens. New York: United Nations. PP: 9-12.

Anda mungkin juga menyukai