DISUSUN OLEH :
SARAH AUDIRA
P07131118029
JURUSAN GIZI
A. Latar Belakang
Salah satu tugas yang diselenggarakan oleh instalasi gizi adalah pelayanan gizi
dalam penyelenggaraan makanan bagi pasien. Penyelenggaraan makanan di rumah sakit
merupakan suatu rangkaian manajemen yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan sampai pengontrolan terhadap makanan yang distribusikan kepada pasien.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk
menyediakan makanan yang kualitasnya baik, jumlah sesuai kebutuhan, pelayanan yang
baik, dan layak sehingga memadai bagi klien atau konsumen yang membutuhkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka manajemen penting diterapkan dalam penyelenggaraan
makanan sehingga menghasilkan makanan yang bermutu dan kebersihan makanan yang
memenuhi syarat kesehata.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang meliputi mulai dari pengadaan
bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengangkutan makanan masak,
penyimpanan makanan masak, dan penyajian makanan, hendaknya memperhatikan syarat
higiene dan sanitasi, mengingat permasalahan dari suatu makanan ditentukan oleh ada
tidaknya kontaminasi terhadap makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Klasifikasi
1. Biaya yang Berhubungan dengan Produk Dalam hubungannya dengan produk yang dihasilkan, maka
biaya pada penyelenggaraan makanan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Biaya Langsung Biaya langsung adalah semua biaya untuk pembelian bahan yang merupakan
bagian integral dari produk makanan dan dapat dihitung secara langsung pada biaya produk
makanan, misalnya : biaya pembelian bahan makanan dan upah langsung tenaga kerja (tenaga kerja
yang terlibat langsung dengan proses produksi makanan).
b. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dibebankan secara
langsung pada suatu produk makanan namun diperlukan untuk menyelesaikan produk makanan,
misalnya: biaya overhead, pemeliharaan dan penyusutan.
2. Biaya yang Berhubungan dengan Sifat Kegunaan Sehubungan dengan kegunaannya, biaya dapat
dibagi menjadi 3, yaitu: biaya untuk investasi, biaya untuk pemeliharaan dan biaya untuk operasional.
a. Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yg digunakan untuk tujuan persediaan atau investasi
pada periode kurun waktu tertentu (biasanya lebih dari 1 tahun). misalnya: biaya gedung, dan biaya
peralatan dapur (kitchen equipment), biaya sarana fisik dapur, ruang pendingin, dan lain-lain.
b. Biaya Pemeliharaan Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan dengan maksud untuk
memperpanjang kapasitas barang investasi. Misalnya: biaya service rutin berdasarkan jadual semua
sarana fisik dapur, peralatan masak, freezer, chiller, perbaikan yang bersifat mendadak dan
sebagainya.
c. Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yg digunakan untuk mengoperasionalkan barang
investasi. Misalnya: biaya pembelian bahan makanan, bahan bakar (LPG), gaji pegawai, listrik, air.
3. Biaya yang Berhubungan dengan Volume Produksi Volume produksi setiap institusi
penyelenggaraan makanan berbeda-beda, tergantung banyaknya konsumen yang dilayani di
institusi tersebut. Sehingga akan mempengaruhi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk produksi
makanan. Berdasarkan volume produksi ini, biaya terdiri dari 2 macam, yaitu:
a. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang relatif tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume produksi sampai tingkatan tertentu, dan biaya tetap per unit turun searah dengan naiknya
volume, misalnya: biaya gedung, air, listrik dan lain-lain.
b. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Biaya tidak tetap adalah biaya yang secara proporsional
dipengaruhi oleh perubahan volume produksi, biaya per unit relatif konstan, misalnya: biaya
pembelian bahan makanan dan bahan lainnya yang berhubungan langsung dengan bahan makanan
dalam penggunaaannya (misalnya: kemasan dan bahan penolong lainnya). Biaya tidak tetap ini bila
dihubungkan dengan klasifikasi biaya menurut hubungannya dengan produk, adalah sama dengan
biaya langsung. Biaya langsung volumenya sering tidak tetap, terutama pada institusi yang
konsumennya tidak menetap, seperti: penyelenggaraan makanan rumah sakit, transportasi dan
darurat.
C. Komponen Biaya Produksi Makanan Pada Penyelenggaraan Makanan Institusi
1. Biaya Bahan (Material/food cost) Biaya bahan juga bisa diklasifikasikan sebagai biaya langsung atau
biaya tidak tetap (variable cost). Biaya bahan ini terdiri dari:
a. biaya bahan baku (direct material), yaitu bahan yang digunakan utk produksi barang jadi, yang dalam
hal ini adalah makanan. Contohnya adalah: untuk pembelian bahan makanan segar dan bahan
makanan kering.
b. Biaya Bahan Penolong (indirect material), yang pemakaiannya relatif sedikit, dan kelihatan dalam
produk yang dihasilkan. Contohnya adalah: untuk pembelian bumbubumbu, bahan pembungkus
makanan dan sebagainya.
2. Biaya Tenaga Kerja (Labour Cost) Biaya untuk tenaga kerja ada yang bersifat langsung dan tidak
langsung berhubungan dengan proses produksi.
a. Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah biaya untuk gaji/upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam
memproses bahan menjadi barang jadi (makanan) yang siap untuk disajikan kepada konsumen.
Contohnya adalah: gaji untuk tenaga pemasak dan pengawas pemasak, petugas penyajian makanan,
dan lain-lain.
b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung, adalah gaji/upah tenaga kerja yang tidak langsung memproses
bahan menjadi barang jadi. Biaya ini juga dapat dimasukkan dalam kelompok biaya overhead.
Contohnya adalah: gaji/honor dan lembur untuk petugas keamanan, supir, petugas administrasi dan
lain-lain. Namun untuk pada beberapa institusi besar seperti rumah sakit, kemungkinan juga
mengalami kesulitan dalam mengelompokkan tenaga kerja tidak langsung, karena petugas ini tidak
bekerja khusus untuk unit penyelenggaraan makanan, tapi juga untuk keseluruhan institusi sehingga
tidak dapat diperhitungkan sebagai tenaga yang membantu unit produksi makanan.
3. Biaya Tambahan (Overhead) Biaya overhead adalah biaya yang timbul dalam proses produksi, selain
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini termasuk biaya tetap, karena tidak
dipengaruhi oleh perubahan volume produksi. Contohnya dalam penyelenggaraan makanan adalah
biaya untuk:
a. air, telpon, administrasi/pembelian alat tulis, bahan bakar (listrik, gas, solar, dan lain lain). Pada
penyelenggaraan makanan, biaya air dan gas kadang-kadang bisa dimasukkan kedalam kelompok
biaya bahan atau variable cost, karena dapat dipengaruhi oleh perubahan volume produksi. Misalnya:
semakin banyak jumlah menu yang diolah, maka semakin banyak pula dibutuhkan air dan bahan
bakar/gas.
b. pemeliharaan (peralatan, dapur, alat kebersihan, taman, dan sebagainya).
c. penyusutan (pengadaan fisik, alat, furnitur, dan sebagainya).
d. asuransi, tenaga kerja tidak langsung, dan lain-lain.
E. Konsep Analisis Biaya Makan Dengan Metode Activity Based Costing (Abc) Pada
Penyelenggaraan Makanan
Analisis perhitungan biaya perlu dilakukan dalam penentuan anggaran maupun tarif jual dari
makanan yang diproduksi pada suatu penyelenggaraan makanan. Khususnya di rumah sakit, perhitungan
ini diperlukan dalam penentuan tarif makan dan tarif kamar pasien yang dirawat, sesuai dengan kebijakan
masing-masing rumah sakit.
Activity Based Costing (ABC) adalah salah satu cara perhitungan biaya berdasarkan kegiatan, karena
setiap kegiatan akan membutuhkan biaya. Maka pada penyelenggaraan makanan, seluruh kegiatan yang
yang dilakukan dalam memproduksi makanan akan dihitung menjadi biaya satuan makanan (Unit Cost).
Unit cost terdiri dari 2 macam, yaitu biaya makan aktual (actual unit cost) dan biaya makan menyeluruh
atau biaya makan satuan normatif (Normative Unit Cost).
Umumnya instalasi gizi rumah sakit belum melakukan analisis biaya makan normatif ini, karena
sulitnya memperhitungkan biaya selain untuk bahan makanan.
E F G H I J K
Bahan Waste% EP EP*100 100%-W% AP Harga Satuan KONV Biaya Bahan
Tahu 0 9250 925000 100 92,5 10.000/kg 0,092 9,2
Minyak 0 1121 112100 100 11.21 14.000/kg 0,01 140
Cabe merah 15 200 20000 85 2,3 70.000/kg 0,002 140
Bawang merah 10 500 50000 90 5,5 32000/kg 0,005 160
Bawang putih 12 150 15000 88 1,70 29.000/kg 0,007 203
Daun jeruk 0 18 1800 100 18 2000/ikat 0,018 36
Serai 0 18 1800 100 18 7000/ ikat 0,018 126
Lengkuas 10 50 5000 90 55.5 7000/kg 0.055 385
Kelapa parut 0 5490 549000 100 5,49 12000/kg 0.0054 64,8
Cabe giling 0 20 2000 100 20 75.000/kg 0,02 1,500
Jahe 10 70 7000 90 77,7 35.000/kg 0.077 2,69
Garam 0 150 15000 100 150 7000/kg 0,15 1,050
L TOTAL K 126924
M Q faktor ( 1% = 1/100 X L ) 0.01
N Sub total perkalian ( L x M ) 1269,24
O Sub Total Biaya Bahan Makanan/resep (L + N) 1,269,25
P Biaya Bahan Makanan/ Porsi ( O / Porsi ) 6,8608
Q Biaya Tambahan + 0 -
Biaya Total bahan makanan / porsi 6,8608
MENGHITUNG FOOD COST
1. Food cost
Perhitungan food cost pasien dilakukan berdasarkan siklus menu (10 hari) yang digunakan di
instalansi gizi dengan jenis makanan biasa.
= Rp 343.500,- / 10 hari
= Rp 34.350,-
Berdasarkan perhitungan tersebut Food Cost dalam 1 siklus menu 10 hari dengan makanan
biasa adalah sebesar Rp 343.500,- dan rata-rata food cost per hari dalam satu menu 10 hari
sebesar Rp 34.350,-
2. Unit cost
Biaya bahan makanan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata biaya bahan makanan untuk kebutuhan
bahan makanan untuk menu Rendang tahu adalah Rp. 300,000,-. Apabila di identifikasikan total
biaya bahan makanan untuk menu Rendang tahu Rp. 213,936,-/rendang tahu.
Labor
Tabel 3: Total biaya gaji untuk tenaga kerja di instalasi gizi
Pada tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata biaya tenaga kerja adalah Rp.
105.824.00,- per hari yang terdiri dari biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 86.205.00,- per
hari dan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp. 19.178.00,- per hari. Apabila di
identifikasi total biaya tenaga kerja per jam adalah Rp. 4.409.00,-/jam per hari yang terdiri dari
biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 3.600.00,-jam per hari dan biaya tenaga kerja tidak
langsung sebesar Rp. 799.00,-/jam per hari.
Over head
Tabel 4: Total biaya penyusutan barang di instalasi gizi
Pada tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa jumlah total Rp. 80.200.000,- dan biaya rata-rata
perhari Rp. 219.726.00,-, sedangkan untuk biaya penyusutan barang adalah Rp. 10.342.000,-
dengan rata-rata perhari Rp. 10.342.000,- dan penyusutan alat perjam Rp. 1.180.00,-.
Pada tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah harga biaya listrik sehari adalah Rp.
62.621.00,-, biaya listrik perbulan adalah Rp. 1.878.655,- Dan biaya listrik pertahun Rp.
685.709.000,-.