Anda di halaman 1dari 5

Anggaran Dana

Anggaran merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan operasi


keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu budget
tergantung besar kecilnya organisasi.

Oktaviasari, Aining. 2011. Evaluasi Program Penyelenggaraan Makanan Di Madrasah


Mu`Allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Pada institusi penyelenggaraan makanan seperti di instalasi gizi rumah sakit, panti-
panti sosial, asrama, pelayanan makanan anak sekolah, dan lainnya, perencanaan
anggaran yang paling utama adalah untuk biaya makan. Hal ini disebabkan karena
biaya makan merupakan komponen mayoritas dari manajemen keuangan dari institusi
tersebut.

Untuk melaksanakan tugas di atas, tentu saja diperlukan rencana yang matang.
Perencanaan anggaran belanja adalah serangkaian kegiatan penyusunan biaya yang
diperlukan untuk mengadakan bahan makanan. Perencanaan atau penyusunan
anggaran harus peka terhadap harga-harga yang terjadi di pasaran bebas, serta
pembebanan biaya lain berakibat pada penetapan harga. Perhitungkan anggaran ini
harus ditetapkan dengan tegas biaya yang termasuk dalam pelaksanaan penyediaan
makanan dan informasi – informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan akuntansi
penyelenggaraan makanan.

Perencanaan anggaran belanja makanan (ABM) adalah suatu kegiatan penyusunan


anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi
konsumen/pasien yang dilayani. Tujuan dari perencanaan anggaran belanja makanan
adalah tersedianya usulan belanja makanan yang cukup untuk bahan makanan sesuai
dengan ketentuan standar gizi. Langkah-langkah perencanaan anggaran belanja
makanan:

a. Mengumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen tahun sebelumnya

b. Mengumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan melakukan


survei pasar, kemudian tentukan harga rata – rata bahan makanan.
c. Membuat standar kecukupan gizi ke dalam berat kotor. Cara perhitungan berat kotor

100
bahan makanan adalah: Berat kotor= x Berat bersih
BDD

Contoh: Bila diketahui BDD sayur bayam adalah 60 % (dapat dilihat pada DKBM/Daftar
Komposisi Bahan Makanan), dan berat bersih bayam yang dibutuhkan adalah 75 gr,

100
maka berat kotor bayam adalah: Berat kotor= x 75=125 gr
60

d. Hitung indeks harga makanan per orang perhari dengan cara: berat kotor bahan
makanan yang digunakan/hari X harga satuan bahan makanan.

contoh: bila diketahui: Berat kotor daging ayam untuk setiap orang/hari adalah 90 gr,
dan harga satuan ayam adalah Rp. 30.000/kg. Maka indeks harga daging ayam/orang
adalah:

90 gr
x Rp30.000=Rp2.700 gr
1000 gr

e. Hitung anggaran bahan makanan untuk 1 tahun, diperoleh dengan menghitung rata-
rata konsumen yang dilayani dalam 1 tahun dikalikan indeks harga makanan. Disini
dihitung satu persatu, sesuai jumlah dan jenis bahan makanan yang digunakan selama
1 tahun.

f. Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada pengambil keputusan untuk diusulkan


sesuai struktur pada masing-masing organisasi.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian dari anggaran dana yaitu suatu rencana yang
disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan
datang.
PERHITUNGAN BIAYA PADA PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI

Pada Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) terdapat 2 jenis produk pelayanan yaitu
makanan sebagai produk barang pada penyelenggaraan makanan dan asuhan gizi
serta konseling gizi sebagai produk jasa. Dengan demikian biaya kegiatan pelayanan
gizi di rumah sakit terdiri dari biaya kegiatan penyelenggaraan makanan (biaya makan)
dan biaya asuhan gizi. Untuk instalasi gizi yang telah melaksanakan kegiatan penelitian
dan pengembangan gizi, juga menghitung biaya untuk kegiatan tersebut. Untuk
penyelenggaraan makanan selain rumah sakit (misalnya: asrama, panti sosial dan
komersial), biaya yang dihitung adalah biaya makan saja.

1. Perhitungan Biaya Makan

Pada prinsipnya perhitungan biaya makanan maupun biaya asuhan gizi hampir sama.
Biaya yang dibutuhkan pada penyelenggaraan makanan adalah merupakan biaya
makan setiap konsumennya perhari. Besarnya biaya makan ini diperoleh dengan cara
menghitung keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaran makanan dibagi
dengan jumlah output yaitu jumlah porsi yang dihasilkan. Pada penyelenggaraan
makanan rumah sakit, biaya makan pasien berbeda di masingmasing kelas perawatan.
Oleh karena itu maka perlu dilakukan perhitungan untuk masing-masing komponen
biaya pada masing-masing kelas perawatan. Komponen biaya tersebut adalah biaya
bahan (bahan baku), biaya tenaga kerja yang langsungterlibat dalam proses kegiatan
dan biaya overhead (biaya yang dikeluarkan untuk menunjang operasional produk yang
dihasilkan). Ketiga komponen tersebut akan menentukan dalam perhitungan biaya
makan secara normatif.

2. Perhitungan Biaya Bahan Makanan (Food Cost)

Biaya bahan makanan ini termasuk dalam kelompok biaya tidak tetap (biaya variabel),
karena total biaya bahan makanan dipengaruhi oleh jumlah atau porsi bahan makanan
yang dihasilkan atau jumlah konsumen yang dilayani. Perhitungan biaya bahan
makanan dapat dilakukan melalui 3 pendekatan, yaitu berdasarkan: 1) pedoman menu,
2) standar resep. 3) pemakaian bahan makanan atau logistik bahan makanan.

3. Berdasarkan pedoman menu

Untuk dapat menggunakan metode ini maka harus ada data tentang standar makanan
(memuat rincian jumlah bahan makanan yang diberikan kepada konsumen pada setiap
waktu makan dalam sehari) , standar resep, daftar menu, pedoman menu (rincian
bahan makanan dalam berat bersih dan berat kotor pada setiap menu), dan harga
satuan bahan makanan. Berdasarkan data ini maka perhitungan biaya rata-rata bahan
makanan sehari pada periode tertentu.

4. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia tersebut, dan pemanfaatan seluruh tenaga dalam proses penyelenggaraan
makanan. Biaya ini meliputi gaji, upah dan insentif (bonus, lembur), biaya seragam,
pelatihan dan termasuk biaya makan yang diberikan kepada tenaga kerja. Untuk
menghitung rata-rata biaya tenaga kerja pertahun atau bulan, maka harus dijumlahkan
seluruh biaya pada periode tersebut, kemudian dibagi dengan jumlah pasien/konsumen
yang dilayani.

5. Perhitungan Biaya Overhead

Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Misalnya biaya untuk bahan penolong,
biaya pemeliharaan dan reparasi, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan
barang dan alat dan lain-lain (listrik, air, telpon, bahan bakar).

1) Biaya bahan penolong adalah biaya bahan yang tidak menjadi bagian dari produk
jadi makanan, ataupun bila menjadi bagian tetapi nilainya relatif kecil. Contohnya:
pembelian bahan habis pakai seperti tissu, plastik, alat tulis kantor, dan lain-lain.

2) Biaya pemeliharaan dan reparasi, adalah biaya suku cadang (sparepart) peralatan
pengolahan makanan, pemeliharaan gedung, kendaraan dan lain-lain.
3) Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti: tenaga administrasi, tenaga listrik, ketel
uap dan lain-lain.

4) Biaya penyusutan barang dan alat yang digunakan untuk proses produksi makanan,
misalnya: biaya sewa gedung, alat masak, alat makan.

5) Biaya lain-lain.

Untuk menghitung biaya overhead, maka ada dua data yang diperlukan, yaitu a) data
jumlah seluruh biaya overhead yang dikeluarkan dan b) data jumlah produksi makanan
yang dihasilkan pada periode tertentu (1 bulan atau 1 tahun).

Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

Total biaya overhead /bulan


Tarif Biaya overhead ( Rp)/bulan=
Total produksi makanan/bulan

Untuk menghitung total produksi adalah dengan cara menghitung jumlah porsi
makanan yang dihasilkan dalam 1 bulan atau 1 tahun.

Bakri, Bachyar. dkk. 2018. Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi. Kemenkes RI.
Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai