Anda di halaman 1dari 2

A.

Latar Belakang

Biaya merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting menentukan dalam
pelayanan gizi rumah sakit. Biaya harus diperhitungkan setepat mungkin, sehingga secara
ekonomi dapat dipertanggungjawabkan dan dikendalikan seefesien mungkin. Kemampuan
mengidentifikasi sumber-sumber biaya, menganalisis biaya pada Pelayanan Gizi Rumah Sakit
(PGRS) menjadi keterampilan yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh pengelola
(PGRS,.2013).

Unit cost merupakan alat untuk menghasilkan informasi guna menciptakan daya saing,
mutu tinggi, biaya rendah, tepat waktu. Persaingan yang ada saat ini menuntut Rumah Sakit
untuk menerapkan konsep- konsep manajemen modern seperti layaknya organisasi bisnis
sehingga memungkinkan menjadi organisasi bisnis cost effective, dengan tanpa meninggalkan
mutu dan fungsi sosial menuntut adanya jaminan bahwa subsidi yang diberikan telah
dimanfaatkan dengan efisien (Heru, 2009).

Perhitungan biaya per unit (unit cost) bertujuan tersedianya dokumen biaya satuan dari
setiap jenjang pelayanan dan kelas perawatan, perhitungan unit cost merupakan informasi biaya
yang bisa digunakan sebagai alat penentu kebijakan manajemen dalam penentuan tarif rumah
sakit. Analisis biaya di rumah sakit pemerintah semakin penting sejalan dengan kebijakan
pengembangan rumah sakit. Analisis biaya untuk menentukan biaya satuan (unit cost), yang
berguna untuk dasar perencanaan anggaran, efisiensi biaya serta untuk menentukan tarif rumah
sakit dengan 1 mempertimbangkan Ability to pay (ATP) maupun Willengness to pay (WTP)
masyarakat sekitar serta tarif pesaing yang setara. Kebijakan penetapan tarif tidak terlepas dari
dasar fungsi rumah sakit sebagai unit sosio ekonomi. Analisis biaya melalui perhitungan biaya
perunit (unit cost) dapat dipergunakan rumah sakit sebagai dasar pengukuran kinerja, dasar
penyusunan anggaran dan subsidi, serta acuan dalam mengusulkan tarif pelayanan rumah sakit
yang baru dan terjangkau oleh masyarakat (Hidhayanto, 2009). Dengan adanya perhitungan unit
cost, maka instalasi gizi dapat menentukan harga jual makanan sebagai pelayanan kepada
pasien yang telah diperhitungkan berdasarkan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya
overhead serta profit sebesar 20%. Analisis biaya makan memberikan informasi tentang biaya,
proses sekaligus produk makanan yang dihasilkan. Informasi ini berguna dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian keuangan penyelenggaraan makanan dan penetapan tarif makan
atau rawat inap. Hasil analisis dapat pula digunakan untuk memperbaiki tindakan manajemen di
masa yang akan datang sehingga diharapkan dapat mengurangi atau mengoptimalkan biaya
dengan perbaikan tindakan tersebut.

B. Hasil Foodcost dan Unit Cost

Rata-Rata Tarif Makan Siklus 4 Hari

kelas VIP kelas 1 kelas 2 kelas 3


siklus 5 95171,36 64678,25 59289,97 59289,97
siklus 6 65867,34 69950,75 65559,27 65559,27
siklus 7 80389,71 44947,47 36765,79 36765,79
siklus 8 74249,80 78586,01 73161,65 73161,65
rata-rata 48285,681 35915,294 32323,006 32323,01
tarif makan RS 100000 70000 65000 60000
selisih 51714,319 34084,706 32676,994 27676,99

C. Pembahasan

Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa rata- rata biaya food cost pada
makanan siklus 4 hari dalam bentuk makanan biasa pada kelas VIP sebesar 48.285,68,
kelas 1 sebesar 35.915,29, kelas 2 dan 3 sebesar 32.323. sedangkan biaya tarif dari
Rumah Sakit pada VIP sebesar 100.000, kelas 1 sebesar 70.000, kelas 2 sebesar 65.000,
sedangkan kelas 3 sebesar 60.000. sehingga setiap biaya foodcost semua kelas ruangan
masih dibawah biaya tarif Rumah Sakit. Untuk biaya foodcost yang paling tinggi yaitu
pada kelas VIP karena dari pemilihan bahan makanan lauk hewani paling banyak dan ada
menu tambahan makanan, serta harganya yang mahal.

Anda mungkin juga menyukai