TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi HACCP
metode yang rasional dan ilmiah untuk penjaminan mutu makanan. Sistem ini
terdiri atas identifikasi serta pengkajian yang sistematis terhadap bahaya (hazard)
jaminan mutu yang mendasarkan kepada kesadaran bahwa bahaya (hazard) dapat
timbul pada berbagai titik atau tahap produksi tertentu, tetapi dapat dilakukan
bahaya kemanan pangan dan sebagai alat manajemen yang digunakan untuk
B. Sejarah HACCP
sehingga dapat diterima sebagai sistem yang diakui dalam menjamin kemanan
pangan. HACCP ditemukan pada tahun 1960, dan berkembang pesat sejak tahun
1990.
1
Konsep HACCP pertama kali dikembangkan oleh perusahaan Pilsbury
Force Space Laboraratory Project Group pada tahun 1959 yang mengadakan
diadopsi oleh FAO atau WHO Codex Alimentarius Commision pada tahun 1993,
untuk mencakup sistem HACCP, maka beberapa negara di dunia mulai merubah
sistem keamanan pangan dari “end product testing” menjadi aplikasi HACCP.
Tahun 1998 Indonesia mengadopsi Hazard Analysis and Critical Control Point
(HACCP) System and Guildelines for its Aplication menjadi Standar Nasional
langkah awal persiapan dan diikuti dengan 7 langkah berikutnya yang merupakan
2
1. Pembentukan Tim HACCP
efektif. Secara optimal, hal tersebut dapat dicapai dari berbagai disiplin ilmu.
Apabila beberapa keahlian tidak tersedia, diperlukan konsultan dari pihak luar
yang cukup akan produk dan prosesnya, serta mempunyai keahlian yang
cukup untuk:
- Mengidentifikasi bahaya
penyimpangan
3
2. Deskripsi Produk
HACCP, 1998).
sensitif (balita, manula, orang sakit dan lain-lain). Sedangkan cara menangani,
Bagan alir harus disusun oleh tim HACCP. Dalam bagan alir harus
bisa membuat diagram alir tunggal yang mencakup keseluruhan proses atau
serangkaian diagram yang lebih kecil jika yang dipakai adalah teknik
4
modular. Diagram ini harus memuat rincian teknis yang memadai untuk
anggota tim sehingga mereka dapat mengikuti setiap langkah mulai dari
- Gambaran desain/perlengkapan
rutin/nonrutin.
konsumen secara negative yang meliputi bahaya biologis, kimia atau fisik
baik dari dalam atau kondisi dari makanan yang berpotensi menyebabkan
terhadap produk pangan dan bahan mentah, ingredient serta bahan tambahan
untuk menentukan risiko terhadap bahaya biologis, kimia dan fisik. Kemudian
5
akan terjadi. Setelah itu direncanakan suatu tindakan pencegahan terhadap
kimia dan bahaya fisik. Kemudian bahaya dianalisis oleh tim HACCP.
a. Bahaya Biologis
Pada umumnya patogen ini mati atau tidak aktif oleh proses memasak
pendistribusian.
6
karena itu setiap tindakan pengendalian harus diterapkan pada titik yang
yaitu faktor intrinsik, seperti pH, kadar air/aktivitas air (aw), nutrien,
7
hepatica)
5 Algea (ganggang) - Dinofalgelata
- Ganggang biru-hijau
- Ganggang coklat emas
b. Bahaya Kimia
Kontaminasi bahan kimia pada makanan dapat terjadi pada setiap tahap
produksi. Dalam bahan makanan bahaya kimia dapat berasal dari bahan
makanan
c. Bahaya Fisik
8
fisik umumnya yang terdapat pada makanan adalah pecahan gelas, logam ,
batu, daun, ranting, kayu, perhiasan, pasir dan lain-lain. Berikut ini adalah
Critical control point (CCP) atau titik kendali kritis merupakan tahapan
9
hingga mencapai level yang dapat diterima.Level yang dapat diterima artinya
pada kadar atau dosis yang tidak akan menimbulkan sakit pada manusia yang
mengkonsumsinya.
Satu bahaya dapat dihilangkan dengan satu atau lebih tahapan CCP.
Contohnya bahaya biologi pada bawang merah dapat dikurangi dengan tiga
tahap CCP, yaitu diseleksi, dikupas dan dicuci. Sebaliknya, Satu CCP dapat
bukan. Namun, setiap bahan baku perlu diuji apakah membawa bahaya yang
ditangani dengan suatu tahap/proses, maka tahap atau proses tersebut yang
10
Penentuan apakah suatu tahap/proses termasuk CCP atau bukan, dengan
referensi dan standar teknis serta observasi unit produksi . Batas kritis ini
produk yang aman dan tidak aman sehingga proses produksi dapat dikelola
itu batas kritis perlu diusahakan dalam bentuk batas-batas kritis fisik, dan jika
11
9. Tetapkan Sistem Monitoring untuk Setiap CCP (Prinsip 4)
dicatat oleh unit usaha untuk melaporkan keadaan CCP. Kegiatan untuk
menjamin bahwa batas kritis tidak terlampaui. Monitoring batas kritis ini
produk . ada lima cara monitoring CCP, yaitu observasi visual, evaluasi
untuk analisa pengujian yang lama. Pengujian fisik dan kimia selalu
dari produk. Semua dokumen dan pencatatan tentang monitoring CCP harus
penanggung jawab.
(Prinsip 5)
ketika kesalahan kritis ditemukan atau batas kritis terlampaui. Apabila terjadi
kegagalan dalam pengawasan pada CCP, maka tindakan koreksi harus segera
12
didokumentasikan untuk tujuan modifikasi suatu proses atau pengembangan
lainnya.
sesuai rencana HACCP. Dalam pelaksanaan program HACCP ada dua macam
verifikasi, yaitu :
a. Verifikasi internal
review deviasi dalam proses produksi dan disposisi produk, inspeksi terhadap
operasi produksi apakah CCP masih dalam pengawasan yang benar dan bila
13
diperlukan melakukan sampling secara acak dan menganalisa produk.
b. Verifikasi eksternal
Verifikasi dari pihak luar yang dilakukan oleh lembaga verifikasi atau
sertifikasi system HACCP. Hal ini dapat dilihat dengan adanya supervisor
peralatan. Frekuensi verifikasi tergantung kepada risiko produk dan level dari
1. Validasi HACCP
3. Pengujian produk
4. Auditing
HACCP. Pencatatan yang tepat dan efisien adalah penting untuk penerapan
14
satu sistem HACCP. Prosedur dokumentasi HACCP pada semua tahapan
2. Bukti keamanan produk berkaitan dengan prosedur dan proses yang ada
menunjukan bahwa sistem itu memang disusun dengan tepat dan berfungsi
dengan benar. Sistem dokumentasi HACCP harus memiliki standar yang baik,
misalnya dapat dibaca dengan jelas dan tidak ada coretan ataupun cairan
sangat penting untuk menganalisis tren, yang nantinya akan dibutuhkan saat
1. Setiap rancangan HACCP diberi satu nomor rujukan unik yang menjadi
acuan silang bagi semua dokumen yang terkait dengan rencana itu.
penerapan.
15
terhadap produk. Anturan umunya, catatan harus disimpan minimal 1
penyimpanan
dalam penerapan sistem HACCP telah dilatih untuk melakukan hal itu
16
D. Ayam Bakar
1. Daging Ayam
Daging ayam merupakan daging yang memiliki nilai gizi tinggi, dapat
disajikan dengan mudah dan cepat, rendah kalori serta disukai oleh sebagian
besar orang. Zat gizi yang terdapat dalam daging ayam yaitu karbohidrat, mineral
(sodium, potassium, magnesium, kalsium, zat besi, fosfor, sulfur, yodium, serta
vitamin A, niasin, riboflavin, thiamin, dan vitamin C. Selain itu, daging ayam
mempunyai serat yang empuk sehingga mudah dicerna oleh tubuh, rasa dan
1983 dalam Kasmadiharaja, 2008). Penyimpanan kakas atau daging ayam dapat
dilakukan dalam keadaan segar,dingin atau beku di ruang atau tempat yang sesuai
Mutu dan kualitas daging secara umum dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sifat
daging dan daya terima konsumen terhadap daging tersebut. Sifat daging dapat
dilihat dari kandungan gizi, sementara daya terima konsumen dipengaruhi oleh
sifat keempukan, rasa, aroma, warna, dan daya mengikat air (Lawrie, 1955 dalam
Kasmadiharaja, 2008).
Tingkat Mutu
No. Faktor mutu
Mutu I Mutu II Mutu II
1. Konformasi Sempurna Ada sedikit kelainan Ada kelainan pada
pada tulang dada tulang dada dan paha
atau paha
2. Perdagingan Tebal Sedang Tipis
3. Perlemakan Banyak Banyak Sedikit
4. Keutuhan Utuh Tulang utuh, kulit Tulang ada yang
17
sobek sedikit, tetapi patah, ujung sayap
tidak pada bagian terlepas ada kulit yang
dada sobek pada bagian
dada
5. Perubahan Bebas dari Ada memar sedikit Ada memar sedikit
warna memar dan tetapi tidak pada tetapi tidak ada
atau “frezee bagian dada dan “freeze burn”
burn” tidak “freeze burn”
Sumber: (SNI, 2009)
2. Garam
Garam adalah bahan yang sangat penting dalam pengawetan ikan, daging,
dan bahan pangan lainnya. Garam dipergunakan manusia sebagai salah satu
metoda pengawetan pangan yang pertama dan masih dipergunakan secara luas
18
Tabel 7. Syarat mutu garam beryodium
3. Kecap
produk pencita rasa khususnya di negara Asia yang merupakan produk bumbu
(condiment) yang tertua di Cina selama lebih dari 3000 tahun (Muangthai dkk,
2009 dalam Meutia, 2015). Kecap kedelai dibuat menggunakan kacang kedelai
yang dicampurkan dengan terigu, garam, air, dan mikroba seperti Aspergillus
oryzae atau Aspergillus zozae (Impolsup, dkk, 1981 dalam Meutia, 2015).
Persyaratan
No. Jenis Uji Satuan
Manis Asin
1 Keadaan
19
4 NaCl (garam), b/b - Min. 3% Min. 5%
6 Bahan tambahan
6.1 makanan
mg/kg Maks. 600 Maks. 600
Pengawet
mg/kg Maks. 250 Maks. 250
1) Benzoat atau
20
Bakteri coliform
Koloni/g Maks. 50
E.coli
9.4 Maks. 50
Kapang/Khamir
4. Saus Tomat
Saus tomat merupakan produk yang dihasilkan dari campuran bubur tomat
atau pasta tomat atau padatan tomat yang diperoleh dari tomat yang masak, yang
diolah dengan bumbu-bumbu, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain
21
5.5 Timah (Sn) mg/kg maks. 40,0 / (250,0)**)
6 Cemaran Arsen mg/kg maks. 1,0
7. Cemaran mikroba
7.1 Angka lempeng total koloni/g maks 2 x 102
9.2 Kapang dan khamir koloni/g maks. 50
Sumber: (SNI, 2004).
5. Bawang Putih
Bawang putih adalah umbi dari tanaman bawang putih (Allium sativum L)
yang terdiri dari suing-siung bernas, kompak dan masih terbungkus oleh kulit
Syarat Cara
No. Karakteristik
Mutu I Mutu II pengujian
1. Kesesuaian sifat Seragam Seragam Organoleptik
varietas
2. Tingkat ketuaan Tua Tua Oraganoleptik
3. Kekompakan siung Kompak Kurang kompak Organoleptik
4. Kebernasan Bernas Kurang bernas Organoleptik
5. Kekeringan Kering simpan Kering simpan Organoleptik
6. Kulit luar pembungkus Sempurna Sempurna Organoleptik
umbi menutup umbi menutup umbi
7. Kerusakan, % (bobot- 5 8 SP-SMP-310-
bobot) maks. 1981
8. Busuk, % (bobot- 1 2 SP-SMP-311-
bobot) maks. 1981
9. Diameter minimum 3,0 2,5 SP-SMP-309-
(cm) 1981
10. Kotoran Tidak ada Tidak ada Organoleptik
Sumber: (SNI, 1992).
6. Minyak Goreng
dan penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh
titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang
22
tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan
SNI 01-3741-2002
722/Menkes/Per/IX/88
Cemaran logam:
23
Dapus sis tarik sis semongko………………………
Mahbubah, A’saa, et.all. 2017. Laporan Haccp (Hazard Analysis Critical Control Point)
Pada Menu Ayam Bakar Barbeque Di Rumah Sakit Mitra Plumbon. diakses pada tanggal
16 November 2020 dari :
https://www.academia.edu/37699636/LAPORAN_HACCP_HAZARD_ANALYSIS_CR
ITICAL_CONTROL_POINT_PADA_MENU_AYAM_BAKAR_BARBEQUE
24
4.3.1 Penyusunan Bagan Alir
Daun sop, daun Gula
Bawang merah,
Kacang bawang, serai,
bawang putih,
garam
Kentang Wortel Polong Ceker daun jeruk
kemiri, kunyit,
kayu Suun
Minyak manis
merica bubuk
26oC-28oC
Pencucian dan Penyimpanan
Pencucian Pencucian Pencucian Persiapan kering
Penyiangan Penyimpanan Penyimpanan
Penghalusan
kering kering
Pemisahan ceker
Perendaman
Penyimpanan
95oC (9menit) basash
95oC (5 menit)
Pemasakkan
(pencampuran)
Organoleptik
Pemorsian
25
RUMAH SAKIT “X”
No Dokumen:
DOKUMEN HACCP Revisi :
Tanggal:
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS BAHAYA (P1) Halaman :
26
3. Kacang polong F Rusak, Pendistribusian
busuk
K Peptisida Perkebunan
27
28