Anda di halaman 1dari 57

Mensupervisi Rencana

Keamanan Pangan

SKKNI-C.100000.039.01
DESKRIPSI UNIT
Unit kompetensi ini mencakup keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk
memelihara dan menerapkan rencana
keamanan pangan berbasis Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP).

Ini mencakup kemampuan untuk memonitor


penerapan rencana keamanan pangan,
merevisi dan memvalidasi sistemnya, juga
untuk menangani temuan audit sistem.
Relevansi dan Manfaat
 Relevansi: Unit ini sangat dibutuhkan bagi
penyuluh keamanan untuk memberikan
pedoman bagaimana Mensupervisi
Rencana Keamanan Pangan.
 Manfaat dari unit ini adalah, karyawan
yang bertanggungjawab akan jaminan
keamanan pangan akan dapat
memastikan bagaimana Mensupervisi
Rencana Keamanan Pangan.
Penting !!
Setelah menyelesaikan modul pelatihan ini,
peserta harus mampu menunjukan bukti
pencapaian kompetensi dalam bentuk
mendemonstrasikan:
 Mensupervisi Rencana Keamanan
Pangan
TIU: Mensupervisi Rencana Keamanan
Pangan
Tujuan Instruksional Khusus (TIK), peserta
mampu:
TP 1. Meninjau rencana keamanan pangan
yang ada
TP 2. Mengkomunikasikan persyaratan
rencana keamanan pangan
TP 3. Memantau pelaksanaan rencana
keamanan pangan
TP 4. Memelihara rencana keamanan
pangan
TP1: Meninjau rencana keamanan
pangan yang ada

① Data dan hasil dari catatan HACCP dikumpulkan untuk


memverifikasi sistem keamanan pangan.
② Ketidaksesuaian mayor dan minor terhadap rencana HACCP
diidentifikasi.
③ Titik kendali kritis dimonitor untuk mengkonfirmasi kinerja.
④ Area bermasalah dianalisis menggunakan alat dan teknik
peningkatan mutu yang tepat.
⑤ Tindakan koreksi dan strategi untuk mencegah terulangnya masalah
diusulkan.
➅ Perubahan yang diperlukan untuk rencana HACCP
didokumentasikan.
⑦ Rekomendasi dilaporkan dan disajikan kepada personil yang
tepat.
① Data dan hasil dari catatan HACCP
dikumpulkan untuk memverifikasi sistem
keamanan pangan.

 Dokumen, data dan rekaman


HACCP mencakupi:
– Dokumen Rencana HACCP
– SSOP
– SOP
– Rekaman monitoring SSOP
– Rekaman monitoring penerapan
HACCP
② Ketidaksesuaian mayor dan minor
terhadap rencana HACCP diidentifikasi.

 Terdapat kategori ketidaksesuaian:


– Mayor, Minor dan Observasi. (biasanya
digunakan oleh sistem ISO)
– Kritis, Serius, Mayor, Minor.(biasanya
digunakan dalam sistem Codex).
 Ketidaksesuaian hasil audit internal dan
eksternal audit beserta tindakan
koreksinya diidentifikasi kesesuaiannya.
③ Titik kendali kritis dimonitor
untuk mengkonfirmasi kinerja.

 Evaluasi kembali TKK (CCP)


dengan review diagram pohon
keputusan.
 Rekaman monitoring batas kritis
direview kejadian yang
melampai batas kritis dan yang
mempunyai trend melampaui
batas kritis.
REVIEW
1. Latar Belakang HACCP
1960 Pillsbury co., NASA dan U.S. Army Natick
Research and Development Laboratories NASA
1971 Pemaparan pertama pada masyarakat
mengenai SistemHACCP di U.S.A.
1973 Peraturan Federal U.S.  Mandat penggunaan
Prinsip
HACCP untuk Makanan Kaleng Berasam Rendah.
1970 - awal 1980 HACCP diadopsi oleh industri besar
segmen diluar manufacturing.
1986
1987 – 1987 HACCPNACMCF
Membentuk dalam Inspeksi Daging dan
(Nat. Advisory Committee on
Ternak.Microbiological Criteria for Foods) dari 3 Prinsip
dikembangkan jadi 7 Prinsip.
1997 CAC/ RCP1-1969-Rev 3-1997
1998 Diadopsi menjadi SNI 01-4852-1998,
2003 CAC/ RCP1-1969, Rev.4-2003
2. Karateristik HACCP

 Pendekatan sistematik
 Proaktif
 Usaha dari suatu tim (team effort)
 Teknik common sense
 Sistem hidup dan dinamik
3. Apa Itu HACCP ?
 Sistem Jaminan Mutu Keamanan Pangan/Produk
 Mendasarkan pada kesadaran bahwa Bahaya dapat timbul pada
setiap titik atau Tahap Produksi
 Namun dapat dilakukan pencegahan melalui
Pengendalian Titik-Titik Kritis.

HACCP Mencegah kontaminasi


bukan menguji kontaminasi
4. Tujuh (7) Prinsip HACCP ?
PRINSIP 1 : Identifikasi Potensi Bahaya
PRINSIP 2 : Menentukan Titik-Titik Pengawasan
Kritis PRINSIP 3 : Menetapkan Batas Kritis.
PRINSIP 4 : Menetapkan Sistem Pemantauan
Pengendalian (Monitoring)
PRINSIP 5 : Menetapkan Tindakan Koreksi
PRINSIP 6 : Menetapkan Prosedur Verifikasi
PRINSIP 7 : Mengembangkan Sistem
Dokumentasi dan Pencatatan
12 Langkah (Codex) HACCP
1. Pembentukan Tim HACCP
2. Deskripsikan Produk
3. Identifikasi Pengguna Produk
4. Penyusunan Diagram Alir
5. Verifikasi Diagram Alir di Lapangan 7 Prinsip
• Analisa Bahaya Prinsip 1
• Penentuan CCP Prinsip 2
• Penentuan Batas Kritis di setiap CCP Prinsip 3
• Penetapan Monitoring di setiap CCP Prinsip 4
• Penetapan Tindakan Koreksi di setiap
Penyimpangan Batas Kritis Prinsip 5
• Penetapan Prosedur Verifikasi Prinsip 6
• Penetapan Proses Pencatatan dan
Dokumentasi Prinsip 7
Prinsip 1 Analisa Bahaya
Mengidentifikasi Bahaya Potensial
1. Mengidentifikasikan semua potensi-potensi
bahaya
2. Identifikasi penyebab
3. Menilai tingkat keakutan (severity)
4. Determinasi peluang kejadiannya (resiko)
5. Menetapkan signifikansinya
6. Menentukan tindakan-tindakan yang diperlukan
untuk mencegah bahaya yang signifikan
1
Identifika
si
Bahaya
Tentukan
Tindakan
Pencegaha
n Identifika
si
Penetapan Hazard Penyebab
Signifikan Analysi Bahaya
si s

Determina Ases
si Peluang/ Keakutan/
Resiko Severity
IDENTIFIKASI BAHAYA
 Spesifikasi Standar (SNI, CAC, ISO, dll)
 Persyaratan Regulasi (Depkes, Deptan, FDA,
POM)
 Persyaratan Pelanggan
 Pengalaman Perusahaan
 Literatur

BPOM
RI
Jenis Bahaya
 Biologi
– Bakteri Patogen, virus, parasit
 Kimia
– Residu obat hewan dan bahan kimia
lainnya yg digunakan dalam aquaculture,
kontaminan dari polusi dari pakan
(pestisida, PcB, logam berat)
– Residu bahan kimia yg digunakan dalam
fasilitas pengolahan (bahan disinfektan,
insektisida, oli, chlorine, phosphates dll.)
 Fisik
– Metal, batu, kayu, beling, rambut
Identifikasi Penyebab Bahaya
⚫Kontaminasi: Pekerja, Bahan Lain,
Lingkungan, Metode
Penanganan.
⚫Tumbuh dan berkembang dari Produk:
Pertumbuhan Bakteri, Reaksi Kimia.
Tingkat Keseriusan Bahaya (Severity)
– Keseriusan bahaya dapat ditetapkan dengan
melihat dampaknya terhadap kesehatan
konsumen, dan juga dampak terhadap reputasi
bisnis
– Keseriusan bahaya juga dapat dinilai:
rendah, sedang atau tinggi
Mikroorganisme Patogen
1. Berat Bahaya Tinggi 2. Berat Bahaya Sedang 3. Berat Bahaya
Rendah
Clostridium botulinum Listeria monocytogenes Bacillus
tipe A, B, E dan F • Salmonella spp., Shigella spp. cereus
Shigella dysenteriae Campylobacter jejuni Taenia
• Salmonella • Enterovirulen Escherichia saginata
typhi : coli (EEC) Streptococcus Clostridium
paratyphi A, B pyogenes perfringens
Staphylococcus
aureus
• Trichinella spiralis • Rotavirus, Norwalk virus group, SRV
• Brucella melitensis, B. • Yersinia enterocolitica
suis • Entamoeba histolytica
• Vibrio cholerae O1 • Diphyllobothrium latum
• Vibrio vulnificus • Ascaris lumbricoides
• Taenia solium • Cryptosporidium parvum
• Hepatitis A dan E, Aeromonas
spp.
• Brucella abortus, Giardia lamblia
• Plesiomonas shigelloides
• Vibrio parahaemolyticus
Pengujian Risiko
⚫ Definisi: peluang kemungkinan suatu bahaya akan
terjadi
⚫ Dalam Keamanan Pangan makanan ditetapkan
berdasarkan kategori risiko
⚫ Pendekatan yang sederhana adalah dengan
mengelompokkan produk menjadi suatu kategori risiko:
tinggi, sedang (medium) atau rendah
⚫ Suatu alternatif adalah dengan membuat matriks risiko
berdasarkan pada suatu kisaran faktor
⚫ Suatu pendekatan yang sederhana pada kategorisasi
risiko makanan disajikan berikut ini
Produk-Produk Kategori I (Resiko Tinggi)

1 Produk-produk yang mengandung ikan, daging,


telur, sayur, sereal dan/atau ingredien susu yang
perlu direfrigerasi

2 Daging, ikan mentah dan produk-produk olahan


susu
3 Produk-produk dengan nilai pH 4.6 atau di atasnya
yang disterilisasi dalam wadah yang ditutup
secara hermetis
Produk-Produk Kategori II (Risiko Sedang)

1 Produk-produk kering atau beku yang mengandung


ikan, daging, telur, sayuran atau sereal dan atau
ingredien atau penggantinya dan produk lain yang
tidak termasuk dalam regulasi higiene makanan

2 Sandwich dan kue pies daging untuk konsumsi segar

3 Produk-produk berbasis lemak misalnya coklat,


margarin, spreads, mayones dan dressings
Produk-Produk Kategori 3 (Risiko Rendah)
1 Produk asam (nilai pH di bawah 4.6) seperti pikel, buah-buahan,
konsentrat buah, sari buah dan minuman asam

2 Sayuran mentah yang tidak diolah dan tidak dikemas

3 Selai (jam), marmelade dan conserves

4 Produk-produk konfeksioneri berbasis gula

5 Minyak dan lemak makan


FULLY PRESERVED FOODS/ LOW RISK FOODS (A)

• Produk diproses dengan panas dikemas secara hermetically


sealed containers dari masih dalam container, seperti canned
foods, long- life ready-meals.

• Dried vegetables. Packet soups. Pickled foods.

• Preserves and jams.

• Dry pasta.

• Dry pudding mixes or dry mixes for the preparation of


beverages.
• Chocolate and sugar confectionery. Bread and biscuits.

• Cakes or pastries (not containing cream or custard). Ice


cream. Frozen foods.
Matriks Pengujian Risiko

High

Risk

Lo
w
Risk
Low Hazard High Hazard
Severity Severity
Significant
: > 10.000
Tindakan Pencegahan

ADALAH KEGIATAN UNTUK MENCEGAH,


MENGHILANGKAN ATAU MENGURANGI BAHAYA
SAMPAI KE TINGKAT YANG DAPAT DITERIMA

TINDAKAN PENCEGAHAN BERKAITAN DENGAN


SUMBER BAHAYA DAN TINGKAT TEKNOLOGI
YANG CUKUP UNTUK MENCAPAI TUJUAN
TERSEBUT
Pengendalian
Microbiological Contamination
1. Pengendalian suhu selama transport, storage & display.
2. Higiene karyawan
3. Sanitasi fasilitas dan peralatan
4. Penetapan shelf life produk yang benar dan /stock
rotation
5. Transfer produk yang cepat pada setiap tahap
6. Extra perhatian bila produk terbuka.
7. Pest control.
8. Pembuangan sampah yang segera dan benar.
9. Stock rotation untuk memastikan mutu dan keamanan
(shelf life).
Physical Contamination
1. Penanganan yang benar dan higienis hindari
kontaminasi dari rambut, perhiasan dan pakaian
Contoh-Contoh Tindakan Pencegahan
• Pelatihan karyawan
• Terdapat CoA/CoQ/CoC
• Menggunakan pemasok yang bersertifikat HACCP
• Kontrol suhu secara periodik
• Sediakan tempat mencuci tangan bagi karyawan
Prevention and control measures
(see also Huss et. al 2004)
Salmonella Hindari kontaminasi silang. Hindari pertumbuhan
dengan suhu dingin

E. coli Hindari kontaminasi silang. Hindari pertumbuhan


dengan suhu dingin

Vibrio cholera Pendinginan cepat dan efisien hingga <10 C produk


segar. Cegah kontamonasi silang.

Vibrio parahae- Pendinginan cepat dan efisien hingga <5 C produk


molyticus segar. Cegah kontamonasi silang.

Aeromonas sp. Hindari kontaminasi silang. Cegah pertumbuhan


dengan pendinginan, pembekuan atau penggaraman.

Staphylococcus aureus Pendinginan cepat dan cegah kontaminasi silang setlah


pemanasan. Jaga suhu <10 C untuk mnghindari pertumbuhan
04/12/20
dan produksi toksin setelah pemanasan 22
Contoh Tabel Analisa
Bahaya
Tahap Potensi Bahaya Severity Resiko Signifikan
Penyebab Tindakan Pencegahan
Bahaya
Penerimaan Penanganan
bahan baku Mikrobiologi pemasok Pelatihan pemasok
ikan segar kurang baik
TPC L H S

E.Coli

Salmonella M H
H H
S

Kimia : S

Residu Arsen

Pakan
Terkontaminasi H S Pelatihan pemasok
Prinsip 2
Penetapan Titik Kendali Kritis (CCP)

Menetapkan CCP
 Penetapan CCP dengan diagram pohon keputusan
sesuai standar dilakukan pada setiap tahap
produksi.
 Penandaan CCP pada Diagram Alir proses produksi
telah dibuat.
Penentuan Titik Kendali Kritis (CCP)

Langkah Langkah
Pencegaha
Prosedur
n
Kontrol Dapat

Dilaksanakan Untuk Tingkat


• Mencegah yang Dapat
• Menghilangkan Diterima
• Mengurangi

Rekomendasi:
Training Aplikasi Diagram Pohon Keputusan
Bagan Keputusan
Apakah ada Tindakan Pencegahan?
P1
Modifikasi step,
proses/produk
Tidak
Ya
Ya Apakah perlu Pengawasan?
Bukan CCP
Tidak
Apakah langkah itu dibuat khusus untuk
P2 mengendalikan Bahaya ? Ya

Tidak

P3 Dapatkah Bahaya terjadi?


Tidak
Bukan CCP
Ya
Apakah langkah selanjutnya
P4 Ya dapat mengendalikan Bahaya ?

Bukan CCP Tidak CCP


Latihan 2. Lakukan proses identifikasi CCP
pada proses pengolahan pangan yang dipilih !

Matriks Diagram Keputusan

Tahap Bahaya Potensial P1 P2 P3 P4 CCP


Contoh : Diagram Alir Pembuatan Serbuk Jahe
Contoh Penetapan CCP pd PROSES PENGOLAHAN
Tahap Proses Bahaya Potensial P1 P2 P3 P4 CCP or Not CCP
Penyiangan Fisik : debu, tanah Y T T - Not CCP
(dikupas dan dicuci) Kimia : residu pestisida Y T Y Y Not CCP
Mikrobiologi : clostridium spp Y T Y Y Not CCP
Penghalusan Fisik : tanah Y T Y Y Not CCP
(diparut) Kimia : -
Mikrobiologi : clostridium spp Y T Y Y Not CCP
Pemerasan Fisik : -
(disaring) Kimia : -
Mikrobiologi : clostridium spp, staphylococcus aureus Y T Y Y Not CCP
Pemasakan Fisik : -
(direbus) Kimia : -
Mikrobiologi : clostridium spp, staphylococcus aureus Y Y - - CCP
Penghalusan Fisik : serpihan besi mata pisau blender Y T Y T CCP
(diblender) Kimia : -
Mikrobiologi : -
Pengemasan Fisik : -
(kemasan plastic) Kimia : -
Mikrobiologi : staphylococcus aureus Y Y T T CCP
Prinsip 3
Penetapan Batas Kritis (Control Limit)
Menetapkan Batas Kritis
 Batas Kritis pengendalian Bahaya setiap CCP telah
diidentifikasi.
 Parameter Batas Kritis yang dapat dimonitor pada saat
proses produksi oleh operator diidentifikasi.
Batas Kritis

 Batas Kritis: satu atau lebih toleransi yang harus dipenuhi untuk
menjamin bahwa suatu CCP secara efektif mengendalikan bahaya
mikrobiologis, kimia dan fisik
 Semua faktor yang terkait dengan keamanan harus
diidentifikasi
 Tingkat dimana setiap faktor menjadi batas aman dan tidak
aman --> Batas Kritis
 Memisahkan kondisi yang dapat diterima dan yang tidak;
 Harus spesifik dan jelas: Batas Maksimum, Minimum atau keduanya;
 Harus berkaitan dengan tindakan pengendalian dan mudah
dipantau
Tipe-Tipe Critical Limit (CL)
• Chemical Limits: pH, garam, aw, bahan allergens.
Utk beberapa parameter dikonversikan pada cara
pengukuran yang mudah dan cepat
• Physical Limits: metal, intact sieve, filth, benda asing
dll.
• Microbiological Limits: dikonversikan dalam batas
yang mudah dan cepat cara monitoringnya
Contoh Control Limit
Growth Limiting Factors (see also Huss et. al 2004)

Min. Opt. Min. ph Max. Heat


Temp. Temp. Salt Resistance
Salmonella 5C 35-43 C 3,8 6% D6o: 1-3 min
E. coli 7C 35-40 C 4,4 5% Very sensitive
Vibrio cholera 10 C 37 C 5,0 < 8% D55: 0,24 min
Vibrio parahaemolyticus 5C 37 C 4,8 8-10 % D6o: 0,71 min
Aeromonas 0-4 C 28-35 C 4,0 4-5 % D55: 0,17 min
Listeria monocytogenes 0-2 C 30-37 C 4,6 10 % D60: 1,5-4,5 min
Staphylococcus 10 C 40-45 C 4,5 10-15% Toxins Resistent
aureus (toxins)
Clostridium botulinum 3,3 C 25-28 C 5,0 3-5 % Spores
type E D80: 4,5-10,5 min
Process Control
OPTIMAL PROCESS ZONE

OL
2
1 PROCESS
1 & 2: Process Adjustments
ADJUSTMENT ZONE
CL
See
HAZARD ZONE Corrective Module
Action 3.10
Penetapan Batas Kritis pada CCP
CCP or Not CCP CCP or Not CCP CCP or Not CCP Batas Kritis
Penyiangan Fisik : debu, tanah Not CCP
(dikupas dan Kimia : residu pestisida Not CCP -
dicuci) Mikrobiologi : clostridium spp Not CCP
Penghalusan Fisik : tanah Not CCP
(diparut) Kimia : - -
Mikrobiologi : clostridium spp Not CCP
Pemerasan Fisik : -
(disaring) Kimia : - -
Mikrobiologi : clostridium spp, staphylococcus Not CCP
aureus
Pemasakan Fisik : -
(direbus) Kimia : -
Mikrobiologi : clostridium spp, staphylococcus CCP
aureus
Penghalusan Fisik : serpihan karat mata pisau blender CCP
(diblender) Kimia : - suhu pemasakan > 80 oC
Mikrobiologi : -
Pengemasan Fisik : - Mata pisau belender tidak
(kemasan plastic) Kimia : - berkarat
Mikrobiologi : staphylococcus aureus CCP

Tenaga pengemas
menggunakan sarung tangan
Prinsip 4
Penetapan Sistem Monitoring Batas
Kritis dari CCP
• Adalah aktivitas melaksanakan suatu urutan
terencana observasi atau pengukuran suatu parameter
untuk mengetahui apakah CCP terkendali
• Prosedur monitoring harus bisa mendeteksi tidak
terkendalinya CCP
• Apabila ada trend keluar batas kritis, harus segera
dilakukan penyesuaian.
Komponen Sistem Monitoring
• Apa yang akan dimonitor, pengukuran atau observasi?
• Dimana dilakukan monitoring?
• Bagaimana cara memonitor, pengecekan dan/atau
pengukuran?
• Kapan akan dilakukan monitoring, pengecekan dan
atau pengukuran?
• Siapa yang akan melaksanakan monitoring,
pengecekan dan atau pengukuran

1H + 4W
Checklist dan rekaman monitoring penerapan
Rencana Keamanan pangan
Rencana keamanan Ketidaksesuaian Penyebab Tindakan Langkah
pangan ketidaksesuaian koreksi pencegahan
selanjutnya
• Tim HACCP
• Deskripsi Produk
(produk akhir dan
bahan baku
• Diagram Alir dan SOP
• SSOP
• Jenis Bahaya
dan
pencegahan
bahaya
• Monitoring
pengendalian
bahaya pada
proses produksi
• Tindakan koreksi
• Verifikasi tindakan
koreksi
• Rekaman
Prinsip 5
Pengembangan Prosedur Tindakan
Koreksi (Corrective Action / CA)
Apa itu ?
Adalah tindakan yang diambil ketika hasil dari
monitoring pada CCP terdapat deviasi yang
mengindikasikan CCP tidak terkendali.
⑤ Tindakan koreksi dan strategi untuk
mencegah terulangnya masalah diusulkan.

Hold REJECT

CEK REDISPOSISI

RELEASE

REWORK
Penjelasan tindakan koreksi

 Reject
– Bahan/produk ditolak setelah ditemukan tidak sesuai. Dilakukan bila
ketidaksesuaian bersifat krits dan tidak dapat dibetulkan.
 Redisposisi
– Bahan/produk digunakan untuk produk lain, jika dan hanya jika
ketidaksesuaiannya masuk dalam parameter aman produk lain
tersebut. Contoh: jumlah bakteri dalam bahan susu segar untuk susu
UHT ditemukan tidak sesuai standar, namun masih sesuai batasan
untuk produk keju cheddar. Susu segar tadi bisa di redisposisi
menjadi bahan keju cheddar.
 Release
– Bahan/produk dilanjutkan kembali, jika dan hanya jika
ketidaksesuaian masih dalam batas wajar
 Rework
– Bahan/produk diproses ulang, jika dan hanya jika ketidaksesuaian
adalah pada kesalahan pelaksanaan metode atau operasi alat.
Bentuk Tindakan Koreksi terhadap Penyebab

REPAIR
/
ALA
Hold RESET
T

CEK RE
PENYEBAB PERSONEL TRAINING

METODE MODIFIKASI
➅ Perubahan yang diperlukan
untuk rencana HACCP
didokumentasikan
Tindakan Verifikasi
Hol Koreksi
d
ALA REPAI REKALIBRA
T R/ SI
RESET
CEK
PENYEBA
B
PERSONE RETRAINING REASE
L S

METOD MODIFIKASI REVALIDASI


E
8. VERIFIKASI

1. Penetapan jadwal verifikasi


2. Pemeriksaan kembali rencana HACCP
3. Pemeriksaan catatan HACCP
4. Pemeriksaan penyimpangan CCP &
prosedur perbaikannya
5. Pengamatan visual selama produksi 
mengendalikan CCP
6. Pengambilan contoh/sampel dan analisa
secara acak
7. Membuat kesesuaian rencana HACCP
9. DOKUMENTASI

1. Judul dan tanggal pencatatan


2. Keterangan makanan (keterangan khusus)
3. Bahan dan peralatan yang digunakan
4. Proses pengolahan yang dilakukan
5. CCP yang ditemukan
6. Batas kritis yang ditetapkan
7. Penyimpangan dari batas kritis yang terjadi
8. Tindakan koreksi / perbaikan
9. Identifikasi tenaga operator peralatan
khusus
FORMULIR 4. WORKSHEET PENERAPAN HACCP
 
Nama masakan :
Tim HACCP :
Bagan proses produksi : (terlampir)

CCP BAHAYA PARAMETER BATAS PEMANTAUAN Petugas operator TINDAKAN VERIFIKASI DOKU-
CCP KRITIS KOREKSI MENTASI

Anda mungkin juga menyukai