Disusun Oleh :
BETTY RETNO WULAN
PO 7131109008
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
2012
BAB I
ANALISIS MASALAH
Semur putih telur merupakan extra feeding untuk diit Rendah Kolesterol
dan diit TKTP bagi pasien rawat inap kelas 1, 2 dan 3 di RSUP Dr.Sardjito.
Pembuatan semur putih telur ini tidak begitu sulit. Bahan dan bumbunya
sederhana, antara lain putih telur, bawang merah, bawang putih, garam,
merica, kecap, gula merah, vetsin, dan air. Semua tahap pengolahan telah
memenuhi kriteria pengendalian proses. Pengolahan ini memerlukan waktu
sekitar satu jam agar bumbunya meresap dan airnya menyusut. Setelah
selesai pengolahan, semur putih telur tersebut ditempatkan pada pada
tempat lauk dan selanjutnya dibagikan pada plato pasien.
Pendistribusian makanan dilakukan dari dapur pusat atau dapur tempat
memasak secara sentralisasi dan diletakkan dalam plato yang tertutup untuk
menuju ke pasien. Jarak antara dapur ruangan ke ruang rawat inap sekitar
300 m dalam waktu 5 menit. Plato yang tertutup tersebut diangkut dengan
menggunakan troli makanan yang cukup bersih. Sesampainya di ruang
makan langsung dibagikan kepada pasien diasing-masing ruangan, namun
pada saat dibagikan ke pasien, makanan pada plato dalam keadaan terbuka.
BAB II
RENCANA PENERAPAN HACCP PADA SEMUR PUTIH TELUR
1.
TIM HACCP
No.
Tim
Peran
1.
Ahli Gizi
2.
Jaminan Mutu
3.
Perencanaan
4.
Keuangan / anggaran
5.
Pengolahan / Dapur
6.
Tenaga teknis
kesehatan/Gizi/Pangan
Laboratorium
7.
kimia makanan
2. Pengertian HACCP dan CCP atau TKK pada Gadon Putih Telur
HACCP adalah suatu sistem yang mengidentifikasi bahaya spesifik
yang mungkin timbul dan cara pencegahannya untuk mengendalikan bahaya
tersebut pada Semur Putih Telur.
Pengertian Titik Kendali Kritis (TTK) atau Critical Control Points (CCP)
adalah titik, prosedur atau tahap operasional yang dapat dikendalikan untuk
menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya pada
Semur Putih Telur.
3.
Target/Tujuan HACCP
a.
Umum
Meningkatkan/ memperbaiki kesehatan pasien
dengan cara
Khusus
4.
Deskripsi/gambaran produk
Uraian gambaran produk selengkapnya, meliputi :
a. Nama produk / makanan / masakan : semur putih telur
b. Bahan : putih telur ayam, bawang merah, bawang putih, garam, kecap,
air
c. Konsumen : pasien kelas 1,2 dan 3 dengan diet Rendah Cholesterol dan
TKTP sebagai extra feeding pada saat makan siang pada menu keempat.
d. Cara pengolahan :
1. pertama potong putih telur padat menjadi 3 bagian
2. cuci putih telur padat tersebut sampai bersih
3. bumbu yang dihaluskan ditumis, setelah harum masukan air
4. setelah mendidih putih telur dimasukkan dan tunggu sampai matang
e. Cara penyimpanan : diletakkan pada plato tanpa kemasan khusus
f.
5.
No
Bahan Makanan
Bawang putih
2
3
4
Kriteria
rata, dikupas
Bawang merah
Garam
Merica
Gula merah
Kecap
Vetsin
Air
6.
NO.
INGGREDIENT/
BAHAN TAMBAHAN
1.
Telur ayam
Bahaya
JENIS BAHAYA
(B/M/K/F)
F
CARA PENCEGAHAN
pengolahan
kebersihannya
dalamnya
B/M
Salmonella
Bawang merah
B/M
Busuk
K
4.
Bawang putih
B/M
Pestisida
Busuk
Dilakukan sortir
6.
Lada
Pestisida
Bulukan
B/M
- Terdapat jamur
7.
Kecap
- Sudah kadaluwarsa
- Kekentalan kecap
8.
Garam
- Sudah kadaluarsa
menjadi berair
- Terpapar sinar matahari langsung yang
Gula merah
dan tertutup
-
ruangan.
merah tersebut
10
Air
Mikrobiologis
Kimia
Eschercia coli
Kaporit
BAHAN/INGREDIEN
KELOMPOK BAHAYA
A
KATEGORI
RESIKO
III
1)
III
2)
Bawang merah
II
3)
Bawang putih
II
4)
Lada
II
5)
Kecap
II
6)
Garam
II
7)
Gula merah
II
8)
Air
II
7.
Bumbu
Pengupasan
pencucian
penghalusan
pencucian
penambahan
Dicampur/pengolahan
Mendidih
8.
YA
Apakah PENANGANAN/PENGOLAHAN
(termasuk cara mengkonsumsi) dapat
menghilangkan atau mengurangi bahaya
TIDAK
CCP
Tidak
Bukan
CCP
d. Air
YA
Apakah PENANGANAN/PENGOLAHAN
(termasuk cara mengkonsumsi) dapat
menghilangkan atau mengurangi bahaya
Bukan
CCP
YA
2.
Tidak
CCP
YA
CCP
b. Penyimpanan
Apakah TAHAP PENYIMPANAN khusus
ditujukan untuk menghilangkan/ mengurangi
bahaya sampai batas aman
YA
CCP
c. Sortasi
YA
CCP
YA
CCP
e. Pengolahan
TIDAK
YA
Tidak
CCP
f.
Distribusi
TIDAK
YA
TIDAK
CCP
9.
BAHAYA
PROSES)
Bahan :
Putih Telur ayam
B/M
CARA
PARAMETER
PENGENDALIAN
CCP
Adanya jaminan
- Angka kuman
NILAI TARGET
BATAS KRITIS
Pengolahan
- Tes fisik
- Tes
dibawah batas
atau perebusan
s, Aloaligenes,
rekanan
maksimum
pesanan:
yang maksimal
- bersih, halus,
sampai matang
Salmonella)
F
(Terdapat
Barang yang
Penolaka
n putih
mikrobiologi
telur yang
tidak utuh,
diterima harus
utuh, matang
kotor,
sesuai dengan
tidak berongga
berlendir,
dan berlendir
berbau,
spesifikasi
kotoran ayam
matang tidak
pada kulit
berongga dan
telur)
KOREKSI
5 sampel telur
mutu dari
TINDAKAN
(Pseudomona
Escherichia,
PEMANTAUA
berlendir
- Angka kuman
dan
< 10
berpori
-
Pemende
kan waktu
penyimpa
nan
Tahap penerimaan
Biologis, fisik
putih telur
Memenuhi nilai
Sesuai
Bahan
dengan spesifikasi
tidak berongga,
spesifikasi
diterima
dibersihkan,
berlendir, berbau
yang telah
pemesanan
langsung
disimpan pada
menyimpang)
ditetapkan
- Biologis (Salmonella
suhu dingin
sesuai
sp)
Tahap
penyimpanan
Biologis, fisik
Penyimpanan pada
Biologis((Salmonella Suhu
suhu dingin
sp)
penyimpanan :
- 3 hari ( 5-
berlendir, berbau
menyimpang)
Bahan disimpan -
sesuai.
bahan
cemaran
- - 1 minggu (-5o
0 C),
- 1 minggu
(<5oC)
- Memenuhi nilai
Menghinda
ri dari
7oC),
Penyimpanan
mikroba
-
Penyimpan
an putih
telur
dengan
maks. suhu
ditata
penyimpanan
dalam
suatu
tempat
sehingga
tidak
terjadi
kerusakan
Sortasi
Biologis, fisik
Pemilihan bahan
Biologis(Salmonella
Menunjukkan
sesuai dengan
sp)
dari bahan
yang telah
segera
cemaran
seperti tidak
ditetapkan
disimpan untuk
mikroba
spesifikasi dan
- Menghindari
bagus untuk
dikonsumsi
tidak berongga,
berbau, padat,
selanjutnya
- Menghindari
berlendir, berbau
bersih.
diolah lebih
putih telur
lanjut
yang rusak
menyimpang)
selama
distribusi.
Tahap Distribusi
Fisik
Peralatan yang
Pada saat
Makanan
Memperhatikan
- Menghindari
digunakan dalam
distribusi tidak
didistribusikan
pada saat
terjadi
tertutup.
sampai dengan
benda-benda
distribusi dan
asing tersebut
perjalanan
kat waktu
distribusi
pengolahan
terjadinya
cemaran
fisik
- Mempersing
sampai pada
dan
pasien
pendistribus
ian
- Pendistribus
ian dengan
menggunak
an alat plato
tertutup
Pencucian putih
Telur
Kimia
Biologi
- Penggunaan air
- Air yang
yang terbebas
digunakan untuk
dari bakteri
mencuci haruslah
- Sanitasi ruang
pencucian
Angka kuman
dalam air < 10
Penggunaan
pencucian
sumber air
mikrobiologi
harus bersih
yang bersih
air sehat
- Tempat
pencucian dan
alat pencucian
harus bersih
Pengolahan putih
Fisik
- Persiapan
telur
Kimia
dilakukan
Biologi
berdekatan
- Suhu
- Suhu dan
- Cek lamanya
pengolahanan
waktu yang
waktu
70C
digunakan
persiapan
- Pengolaha
n ulang
- Pencucian
dengan waktu
pengolahan
- Proses
pengolahan
pengolah
- Sanitasi ruang
dan alat
untuk
pengolahan 30
pengolahan
menit
harus sesuai,
pengolahan
- Cek lama
alat
- Pembersih
an alat dan
waktu
tangan, mulut,
kebersihan
pengolahan
rambut serta
ruangan, alat
seragam dari
serta
kuman di
pengolahan yang
tenaga
penggunaan
tangan,
higiene
pengolah
bahan harus
mulut,
an
- Kebersihan
diperhatikan
rambut, alat,
keamanan
kebersihannya
dan ruangan
pangan
waktu
- Tenaga
- Keadaan umum
bahan
- Kebersihan
- Cek suhu
serta
pengolahan
- Waktu
- Cek angka
ruang
pengolahan
pengolah
- Cek keadaan
- Keadaan
bahan utama
- Bahan utama
dan bahan
umum bahan
dan bahan
lainnya dalam
utama dan
yang lain
keadaan baik
bahan lainnya
yang baik
ruangan
- Higiene
tenaga
pengolah
- Pengendali
Pintu tidak boleh terlalu sering dibuka karena bisa tercemar oleh
bakteri atau debu
Putih telur sebaiknya dibeli pada hari itu juga sebelum pengolahan
Cahaya cukup
Bumbu dapur
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
makanan
(putih
telur)
pada
lemari
Tujuan
Kebijakan
Prosedure
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
digunakan
2. Cuci dengan air bersih mengalir, tidak berbau, dan tidak
berwarna
3. Tempatkan dalam wadah yang bersih
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan
Kebijakan
1. Bumbu dihaluskan.
2. Menyiapkan proses pemasakan.
1. Bumbu yang sudah dihaluskan ditumis sebentar sampai
harum.
2. Masukkan air, gula, dan kecap, tunggu sampai mendidih.
Prosedur
6. Prosedur distribusi
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
3.
BAB III
PERENCANAAN HACCP PADA GADON PUTIH TELUR
A. PEMBAHASAN
Dari hasil pengisian formulir 1 mengenai identifikasi bahaya dan cara
pencegahannya didapatkan hasil bahwa telur ayam mengandung bahaya
fisik dan biologi atau mikrobiologis. Bahaya terebut dapat disebabkan pada
saat proses pengolahan putih telur, pada saat pendistribusian putih telur
tersebut, serta pada saat persiapan dan pengolahan, sehingga untuk
mencengah atau mengurangi terjadinya bahaya tersebut maka perlu
penanganan yang benar pada proses tersebut.
Pada bumbu seperti bawang merah dan bawang putih mengandung
bahaya biologi atau mikrobiologis serta fisik. Hal tersebut dapat dikarenakan
pada saat penanaman bawang itu sendiri menggunakan pestisida. Selain itu
pada saat penyimpanan dapat terjadi kerusakan biologi atau mikrobiologis.
Untuk bumbu-bumbu yang lainnya seperti kecap, gula merah, garam
dan lada kebanyakan beresiko mengalami bahaya fisik. Hal ini dapat
disebabkan pada saat proses penyimpanan. Untuk air mengandung bahaya
mikrobiologis dan kimia, sebab air biasanya mengandung mikroba, selain itu
kebanyakan air di daerah perkotaan ditambahi dengan zat pemutih seperti
kaporit sehingga kurang aman untuk dikonsumsi.
Pada hasil pengisian formulir 2 tentang analisi resiko bahaya
didapatkan hasil bahwa semur putih telur dan bahan utama putih telur
tersebut mengandung kelompok bahaya B, D dan E. Bahaya
tersebut
bahaya
adalah
mempunyai
kemungkinan
mengalami
bumbu-bumbu
dan
air
untuk
pengolahan
mengandung
B. KESIMPULAN
Dari uraian diatas diketahui bahwa:
1. Untuk meningkatkan/ memperbaiki kesehatan pasien dengan cara
mencegah atau mngurangi kasus keracuanan dan penyakit melalui
makanan dengan perantara semur putih telur dapat dilakukan
dengan pengendalian proses dan bahan untuk membuat semur
putit telur.
2. Proses
pembuatan
semur
putih
telur
seperti
penerimaan,