Hari/Tgl
Dosen
Asisten
UJI MIKROBIOLOGI
DAGING DAN HASIL PERIKANAN
Disusun oleh:
Kelompok 4 / BP2
Cecep Sumantri
J3E114028
Arista Hanudiana
J3E114007
Tina Dameria S
J3E114086
J3E114047
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan pangan maupun produk olahannya umumnya dapat ditumbuhi oleh
satu atau lebih jenis mikroba. Adanya mikroba pada pangan kemungkinan dapat
menyebabkan kerusakan pangan atau bahkan dapat membahayakan kesehatan
konsumen. Daging ayam merupakan media yang ideal bagi perkembangbiakan
mikroorganisme, hal ini disebabkan kadar air daging yang sangat tinggi (68-75%).
Daging ayam umumnya mempunyai pH yang cocok untuk mikroorganisme (5,36,5). Daging juga mengalami kerusakan disebabkan oleh beberapa faktor seperti
suhu daging, suhu lingkungan, kadar air, kelembapan, jumlah oksigen, tingkat pH,
dan kandungan gizinya.
Daging ayam merupakan bahan yang mudah rusak, karena komposisi dan
tingkat pencemaran mikroba pada permukaan daging. Suhu rendah digunakan
untuk memperlambat kecepatan pencemaran mikroba dari awal hingga terjadi
kerusakan. Daging dan ikan dapat disimpan dengan menggunakan teknik
pendinginan dengan suhu sedikit diatas 0 0C. Suhu tersebut membuat dapat
disimpan selama beberapa hari sampai beberapa minggu tergantung jenis
makanan, suhu, dan teknik penyimpanan. Teknik pembekuan dimana suhu
dibawah 0 0C. Umumnya sekitar -180C, bahan makanan atau daging dapat
disimpan selama beberapa bulan, bahkan daging dapat disimpan sampai beberapa
tahun pada suhu -300C (Abustam 2009).
Penyimpanan daging pada suhu ruang akan mempercepat penurunan
kualitas daging seperti rasa, aroma, tekstur, dan kenampakan. Daging yang
disimpan pada suhu ruang akan kontak langsung dengan udara sekitar yang akan
mudah terkontaminasi dengan mikroba dan mempercepat proses kimiawi. Suhu
ruang merupakan suhu optimal untuk pertumbuhan mikroorganisme pada daging
sehingga akan mempercepat pembusukan, dan mempercepat terjadi proses
kimiawi, biokimiawi, serta enzimatis yang terus berlangsung.
Untuk mengetahui adanya mikroba pada pangan, maka dapat dilakukan
analisis secara kualitatif atau kuantitatif. Pada program analisis yang efektif harus
dapat dikontrol dari berbagai faktor antara lain perencanaan analisis, sistem
pengambilan sampel, penanganan sampel, metode analisis, preparasi media dan
peralatan gelas maupun peralatanan pendukung lainnya, pengamata hasil analisis
dan pengolahan data hingga pelaporan hasil yang akurat. Praktikum kali ini
metode yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dengan metode swab.
1.2 Tujuan
Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pengambilan
sampe melalui metode swab, melakukan identifikasi bakteri yang tumbuh
pada media hasil penanaman sampel swab, dan untuk menghitung jumlah
mkiroba atau koloni pada sampel daging ayam.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Bahan
- Daging ayam
- VRBA (Violet Red Bile Agar)
= 8 cawan x 15 ml= 120 ml
8 cawan x 5 ml = 40 ml (Overlay)
Gelas objek
Jarum ose
Bunsen
Pipet
Pisau
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Gambar
10-2
10-3
10-4
10-5
3.1.2 Perhitungan
No
Jumlah
50
26
mikroba
42
26
Perhitungan
LAMPIRAN
Kel
10-1
10-2
10-3
10-4
10-5