Oleh :
Ega Amelinda
1411105069
BAB 1
PENDAHULUAN
Masalah yang sering ditemui di Indonesia adalah masalah tentang
keamanan pangan. Angka korban kesakitan dan kematian akibat makanan masih
cukup tinggi, diketahui kasus keracunan pangan di Indonesia mencapai 7347
kasus diantaranya 45 orang meninggal (BPOM, 2004).
Indonesia kaya akan berbagai pangan tradisional, termasuk pangan
tradisional berbahan dasar singkong. Indonesia merupakan negara dengan jumlah
produksi singkong yang tinggi. Produksi singkong di Indonesia mencapai 20 juta
ton pertahun (BPS, 2008). Makanan tradisional yang menggunakan bahan baku
singkong di Indonesia terdapat sembilan puluh macam banyaknya. Salah satu
makanan tradisional Indonesia berbahan dasar singkong yang banyak digemari
masyarakat adalah tape singkong. Komponen kimia dan gizi daging singkong
sebagai bahan utama tape singkong dalam 100 g adalah sebagai berikut protein 1
g; kalori 154 g; karbohidrat 36,8 g; lemak 0,1 g (Mahmud, dkk, 2009).
Singkong merupakan makanan olahan yang melalui proses fermentasi
dengan menggunakan ragi tape. Ragi tape sendiri berfungsi sebagai sumber
mikroba yang berperan dalam proses fermentasi dan sumber protein sel tunggal
sehingga tidak heran tape singkong mempunyai tekstur yang lunak, rasa yang
asam manis dan memiliki aroma yang khas pula.
Tersedianya makanan sehat dapat diwujudkan dengan pelaksanaan higiene
dan sanitasi yang baik pada makanan. Analisa HACCP (Hazard Analysis Critical
Control Point) merupakan suatu metode yang dapat diimplementasikan dalam
mewujudkan pangan sehat. Sistem HACCP adalah suatu piranti untuk menilai
bahaya dan menetapkan sistem pengendalian yang memfokuskan pada
pencegahan daripada mengandalkan sebagian besar pengujian produk akhir (end
product testing) atau suatu sistem pencegahan untuk keamanan pangan. HACCP
memuat peralihan penekanan dari pengujian produk akhir menjadi pengendalian
dan pencegahan aspek kritis produksi pangan. Sistem ini telah mendapat
pengakuan dunia internasional, penerapannya di dalam produksi makanan yang
aman telah diakui WHO sebagai metode yang efektif untuk mengendalikan
penyakit bawaan makanan atau foodborne disease.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Jabatan
Manajer Produksi
Asisten Manajer Produksi
Departemen Produksi
a. Departemen purchasing
b. Departemen
Quality
Control
dan
Quality
Assurance
c. Departemen personalia
d. Departemen marketing
2.2
N
o
Keterangan
1.
Nama Produk
Tape Singkong
2.
3.
Komposisi
Singkong
Ragi
4.
Cara Pengemasan
5.
Konsumen
Seluruh Lapisan
Masyarakat
2.3
sendiri
mempunyai
keunggulan
yaitu
meningkatkan
Pemberian Ragi
Persiapan pemeraman
Persiapan keranjang bambu
pemeraman
Pemberian alas daun pisang pada keranjang bambu
Peletakan bahan makanan ke dalam keranjang
Penutupan dengan daun pisang
Pemeraman ( 3 hari 3 malam)
Pengemasan dalam keranjang bambu/ besek
Pendistribusian
Gambar 1. Diagram alur proses pembuatan tape singkong
2.5
2.6
Analisis Bahaya
Tim HACCP harus membuat daftar bahaya yang mungkin terdapat pada
tiap tahapan dari produksi utama, pengolahan, manufaktut dan distribusi hingga
sampai pada titik konsumen saat dikonsumsi.
Tim HACCP harus mengadakan analisis bahaya untuk mengidentifikasi
program HACCP dimana bahaya yang terdapat secara alami, karena sifatnya
mutlak harus ditiadakan atau dikurangi hingga batas-batas yang dapat diterima,
sehingga produksi pangan tersebut dinyatakan aman.
Pada proses pembuatan tape singkong analisa bahaya dilakukan pada 3 tahap
yaitu pemilihan bahan, proses pembuatan dan pengemasan. Analisa bahaya pada
proses pembuatan tape singkong secara berurutan dapat dilihat pada tabel berikut :
Sumber bahaya
Tahapan
Proses
Pemilihan
Bahan
singkong
Bahaya
Justifikasi
-
Fisik (F)
Singkong
yang
busukdan
berjamur
Risiko
sedang
Pencegahan
sortasi
Pengupasan
Pemotongan
singkong
Pencucian
singkong
Fisik (F)
Fisik, Bakteri
(F,B)
(alat
pemotongan)
Kontaminasi
silang dari
alat pemotong
Risiko
sedang
kontaminasi
silang dari air
yang
digunakan
untuk
mencuci
Risiko
sedang
kontaminasi
silang dari
wadah,air
yang
digunakan
untuk
merendam
Risiko
sedang
Bakteri, kimia
(B,K)
Pengukusan
Bakteri, Fisik
(B, F)
Risiko
sedang
Bakteri , Kimia
(B,K)
Perendaman
Kontaminasi
silang dari
pekerja dan
alat
Kontaminasi
silang dari
wadah
singkong yg
telah dikupas
kontaminasi
silang dari air
yang digunakan
untuk
mengukus
suhu yang tidak
sesuai dlm
proses
pengukusan
Risiko
tinggi
Penerapan
higiene pekerja,
alat dan wadah
yang baik
-Sterilisasi alat
pemotong
singkong
-Pencucian alat
pemotong
Penggunaan air
yang memenuhi
syarat fisik,
kimia biologi
untuk pencucian
singkong
- Penggu
naan
wadah
yang
bersih
- Penggu
naan air
yang
memen
uhi
syarat
fisik,
kimia
biologi
untuk
perenda
man
singkon
g
-Penggunaan air
yang memenuhi
syarat fisik,
kimia biologi
untuk pencucian
singkong
- -suhu yang tepat
dlm proses
pengukusan
- kontaminasi
silang dari wadah
yang digunakan
untuk mengukus
-
Peragian/
fermentasi
Bakteri, Fisik
(B,F)
Pemasukkan
pada
keranjang
bambu
berongga dan
ditutup
Fisik, Biologi
(F, B)
Pemeraman
dalam
keranjang
bambu
Pengalasan
besek
Pengemasan
dalam besek
10X10 cm
kontaminasi
silang dari
pekerja dalam
pemberian
ragi
jumlah dan
jenis ragi
tidak sesuai
Risiko
tinggi
kontaminasi
silang dari
wadah yang
digunakan
Risiko
sedang
kontaminasi silang
dari pekerja pada
saat pemasukan
dalam keranjang
Bakteri, Fisika
(B,F)
Bakteri (B)
Fisik, Biologi
(F)
Risiko
sedang
kontaminasi
silang dari
wadah bambu
Kontaminasi
silang dari debu
-Kotamiasi silang
dari ruangan dan
rodent
- suhu dalam
proses pemeraman
Kelembaban
dalam proses
pemeraman
Kontaminasi
silang dari pekerja,
alas daun pisang
kontaminasi silang
dari pekerja,
wadah
Risiko
sedang
Risiko
sedang
Pengguaan
wadah yang
bersih dan aman
-Penerapan
higiene pekerja,
alat dan wadah
yang baik
- pengukuran
dan pemilihan
jenis ragi yang
sesuai
Pengguaan
wadah yang
bersih dan aman
-Penerapan
higiene pekerja,
alat dan wadah
yang baik
-Penerapan
higiene pekerja,
alat dan wadah
yang baik
Risiko
tinggi
- penerapan
sanitasi
ruangan yang
baik
Risiko
tinggi
penerapan
sanitasi ruangan
yang baik
Risiko
sedang
Risiko
tinggi
Penerapan
personal
higiene, bahan
-Penerapan
higiene pekerja,
alat dan wadah
yang baik
Pendistribusi
an
Fisik, Biologi
(F,B)
Kontamin
asi silang
dari
ruang,
-kontaminasi
silang dari
penjamah
Risiko
tinggi
Risiko
tinggi
penerapan
sanitasi ruangan
yang baik
-Penerapan
higiene pekerja,
alat dan wadah
yang baik
bahaya dikurangi.
Jika
kontrol
dan
pengendalian
tidak
benar
maka
dapat
100 C selama 15 menit. Pada tahap ini diharapkan semua spora dan
mikroba patogen telah mati sehingga tidak menimbulkan penyakit pada
konsumen.
Dalam proses peragian, ragi digunakan sebagai bahan tambahan
makanan untuk mengubah singkong menjadi tape. Pada proses fermentasi
dalam pembuatan tape, karbohidrat (pati), bereaksi dengan enzim atau
terhidrolisis sehingga menghasilkan glukosa. Glukosa akan mengalami
proses fermentasi (peragian) dan menghasilkan etanol/ alkohol. Selain
fermentasi gula pereduksi akan meningkat selama fermentasi berlangsung
3 hari. Pada tahap peragian, pemberian ragi harus merata dan benar.
Diperlukan ragi sebanyak 4 gr/ Kg singkong masak (Wahyudi, 2011). Pada
proses pemeraman singkong, harus dikontrol suhu dan wakunya, yaitu aitu
pada suhu kamar dengan waktu 3x24 jam. Jika waktu kurang maka proses
peragian tidak akan berjalan dengan baik, jika terlalu lama maka singkong
akan menjadi berlendir dan asam. Sebagaimana penelitian Rahman A.,
(1992) yang mengatakan bahwa makanan yang dihasilkan melalui proses
fermentasi alkohol pada umumnya mempunyai cita rasa yang manis dan
kuat dalam 2-3 hari. Faktor lain yang berkaitan dengan proses fermentasi
adalah kondisi sekelilingnya (suhu, pH, Oksigen, Garam) yang
mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba (Winarno, 2004)
2.8
Tahap
Jenis
bahaya
Batas kritis
Pengukusan
Biologi
Peragian
Biologi
Pengukusan
dilakukan
sampai
singkong
matang
benar yaitu
pada air
100C
selama 15
menit
Penggunaan
ragi tape 4
Monitoring
metode
Pengukuran
suhu dan
waktu
frekuensi
Setiap proses
Pemberian
ragi harus
Setiap proses
koreksi
-Lanjutkan
proses jika
masih kurang
waktunya
Sesuaikan
suhunya
-Lanjutkan
proses jika
Pemeraman
Biologi
Pengemasan,
penyimpanan
Fisik,
Biologi
2.9
gr/ Kg
singkong
masak
3x24 jam
merata
benar
ragi masih
kurang merata
Pengukuran
suhu dan
waktu
Setiap proses
Rapat
vektor
rodent, suhu
ruang
Pengukuran
suhu ruang
Setiap hari
selama
penyimpanan
-Lanjutkan
proses jika
masih kurang
waktunya.
-Sesuaikan
suhunya
Pemisahan
produk yg
rusak,
pengukuran
suhu ruang
Pengukusan
Peragian
Bagaimana
-Pemeriksaan
Pekerja
-Kebersihan
Sanitasi Pekerja
-Pemeriksaan
Alat
kebersihan alat
-Sanitasi
yang digunakan
-Pemeriksaan
Pekerja
-Sanitasi
Sanitasi Pekerja
-Pemeriksaan
Wadah
kebersihan atau
sanitasi
Pemeraman
Pemantauan
Kapan
Setiap
Apa
-Sanitasi
-Kebersihan
Lingkungan
-Sanitasi
Wadah
Siapa
Pekerja
Dimana
Bagian
dilakukan
penguku
proses
san
pengukusan
Setiap
Pekerja
Ruang
peragian
Pekerja
Ruang
dilakukan
proses
peragian
wadah
yang digunakan
-Pemeriksaan
Setiap akan
kebersihan
dilakukan
Pemera
lingkungan
proses
man
sekitar
pemeraman
-Pemeriksaan
sanitasi
Pengemasan
Penyimpanan
wadah
yang digunakan
-Pemeriksaan
-Sanitasi
Setiap
Ruang
Pekerja
wadah
ruang
dilakukan
pengemas
-Sanitasi
penyimpanan
pememasan,
san dan
-Pemeriksaan
penyimpanan
penyimp
kebersihan
dan
anan
wadah untuk
pengecheckan
pengemas
suhu secara
Pekerja
-Sanitasi
Ruang
penyimpanan
-kondisi ruang
penyimpanan
2.10
menangani
produk-produk
yang
dicurigai
terkena
dampak
penyimpangan
2. Tindakan pencegahan : pertanggungjawaban untuk tindakan koreksi
dan pencatatan tindakan koreksi
2.11
metode,
semua
prosedur,
dan
pelaksanaan
pengujian-pengujian
program
HACCP,
untuk
apakah
pengema
DAFTAR PUSTAKA
Moelyaningrum, Anita Dewi. Hazard analysis critical control point (haccp) on
tape singkong product to improve The indonesian`s traditional foods safety
(study in jember district area). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember : Jember
BPOM, 2004. Informasi Keracunan. www.pom.go.id
Mahmud dkk., 2009. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Rafika,
Ainur.
2014.
HACCP
(Part
Prinsip
HACCP).
http://airavika.blogspot.co.id/2014/08/haccp-part-4-7-prinsip-haccp.html.
Diakses : 30 November 2016
TUGAS
Review 12 Langkah HACCP
(Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Aplikasi HACCP)
Dosen Pengampu : Ni Nyoman Puspawati, S.TP., M.Si
Oleh :
Ega Amelinda
1411105069
dan
pencegahan
masalah
yang
didasarkan
pada
utama
pencegahan
dalam
terhadap
pendekatan
kemungkinan
sistem
HACCP
masuknya
adalah
cemaran
utama
identifikasi titik
HACCP
adalah
antisipasi
bahaya
dan
kritis:
untuk
Penentuan titik
yang
dibandingkan
terhadap
batas
kritisnya.
Prosedur
suatu
trend
yang
mengarah
pada
hilangnya
dihasilkan
ke dalam
menerjemahkan
data
yang
pengetahuan serta
kekuasan untuk
e. Apabila