(HACCP)
“STEAK JAGUNG”
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
JAMBI
PENDAHULUAN
Pertumbuhan industri makanan dan minuman menjadi salah satu penopang pertumbuhan non migas
nasional. Sektor makanan dan minuman selalu menunjukkan pertumbuhan positif dan memberikan kontribuasi
terbesar pada pertumbuhan non migas nasional. Bahkan industri makanan dan minuman nasional terbukti
menjadi salah satu industri dengan tingkat pertumbuhan cukup tinggi pada sektor industri pengolahan non
migas di Indonesia, yakni sebesar 31,51%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor industri makanan dan
minuman mempunyai peranan yang besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia (Husin, 2016).
Steak Jagung adalah makanan Ringan yang terbuat dari jagung dan ikan sebagai bahan dasarnya dan
menggunakan tepung sebagai bahan adonan jagung dan ikan serta minyak untuk menggoreng (Ramdhan, 2009).
Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan menyebabkan tuntutan terhadap kualitas pangan
juga meningkat. Saat ini, masyarakat tidak hanya menilai pangan dari segi penampilan semata tetapi juga
mempertimbangkan efek pangan tersebut terhadap kesehatan atau yang dikelompokkan sebagai pangan
fungsional. Selain itu, keamanan pangan juga harus menjadi perhatian utama. Selama proses pengolahan, Steak
Jagung memiliki beberapa perubahan kandungan, baik komonen zat gizi maupun non gizi. Komponen tersebut
antara lain kadar zat besi, kadar nitrat, kadarnitrit, kadaroksalat, kadarkalsium, kandungan antioksidan, dan
kadar air.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan mengenai pengawasan
makanan atau jaminan keamanan makan yang disebut pengendalian mutu dan Hazard Analysis Critical Control
Point (HACCP) bahan, proses, produk akhir yang merupakan suatu tindakan yang efektif untuk untuk
menjamin keamanan pangan. Perbaikan kualitas, khususnya pada proses pembuatan Steak Jagung dan upaya
yang dapat dilakukan untuk menghasilkan produk steak jagung yang aman untuk dikonsumsi.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mengatahui proses pembuatan `
steak jagung dengan baik dan benar serta mengidentifikasi dan
menganalisi bahaya yang mungkin terjadi pada proses pembuatan Steak jagung.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa dapat memahami, menerapkan, dan menilai langsung keamanan mutu
pangan usaha kecil menengah (UKM) khususnya yang berada di kota Jambi, dengan menggunakan
keamanan mutu pangan terstandar (HACCP).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Steak Jagung adalah makanan yang terbuat dari jagung sebagai bahan dasarnya dan menggunakan
tepung dandaging giling sebagai bahan adonan yang akan digoreng (Ramdhan, 2009).
Pembuatan Steak Jagung merupakan salah satu bentuk pengembangan teknologi lepas panen dan
pengolahan makanan tambahan atau jajanan yang diharapkan dapat memberi sumbangan gizi pada
masyarakat (Smith, 2002)
A. Jagung
Jagung adalah tanaman yang termasuk tanaman karbohidrat terpenting, , dengan nama latin Zea
Mays sp yang merupakan tanaman perdu dan semak. Jagung memiliki banyak jenis, ada yang
dibudidayakan dan ada yang tidak dibudidayakan. Fungsi jagung sangat beragam dan bermanfaat, di
antaranya jagung dapat memperbaiki daya kerja ginjal, daun jagung dapat digunakan untuk mengobati
penyakit disentri, mempercepat pertumbuhan sel, serta dapat mempercepat proses penyembuhan bagi orang
yang sedang menjalani perawatan setelah sakit. Jagung dapat digunakan sebagai bahan untuk masakan
seperti perkedel, sayur asam, jagung bakar, dan lainlain. Biji jagung juga dapat dimanfaatkan untuk
membuat steak jagung yang rasanya gurih dan renyah (Tafajani, 2011).
B. Lele
Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya
yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar
bagian mulutnya. Lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Dalam klasifikasi ikan lele termasuk
famili Clariidae, yaitu jenis ikan yang mempunyai bentuk kepala yang gepeng dan mempunyai alat
pernapasan tambahan. Ikan yang merupakan sumber protein hewani sangat dibutuhkan manusia.
Bahkan telah banyak yang menjadikannya sebagai bahan kebutuhan sehari-hari. Bahan Tambahan
C. Tepung Beras
Manfaat tepung beras ini seratnya ini mampu menyerap air dan dapat lebih lama
Tepung beras terbuat dari beras yang digiling/dihaluskan. Warnanya putih.
Biasanya digunakan tinggal di dalam lambung, untuk membuat kue-kue tradisional, misal
kue lapis, kue mangkok, kucur, rempeyek, dan lain-lain. sehingga memperlambat
timbulnya rasa lapar (Ramdhan, 2009).
D. Bawang Putih
Menurut Hakim(2008), bawang putih atau “Garlic” termasuk salah satu jenis sayuran
umbi yang sudah lama dikenal dan ditanam di berbagai negara dibagian dunia. Bawang
putih memiliki manfaat dan kegunaan yang besar bagi kehidupan manusia. Bagian utama
dan paling penting dari tanaman bawang putih adalah umbinya. Pendayagunan bawang
selain sudah umum untuk dijadikan bumbu dapur sehari-hari, juga merupakan bahan obat
tradisional yang memiliki multi khasiat.
E. Ketumbar
Ketumbar (Coriandrum sativum) adalah tumbuhan rempah-rempah yang populer. Buahnya
yang kecil dikeringkan dan diperdagangkan, baikdigerus maupun tidak seperti biji kecil-
kecil berdiameter 1-2 mm. Dalam perdagangan obat dinamakan fructus coriandri. Dalam
bahasa Inggris dikenal sebagai coriander dan di Amerika dikenal sebagai cilantro.
F. Garam
Garam dapur (NaCl) adalah yang paling umum dan banyak digunakan untuk mengawetkan
hasil perikanan daripada jenis-jenis bahan pengawet atau tambahan lainnya. Garam dapur
diketahui merupakan bahan pengawet yang paling tua digunakan sepanjang sejarah.
G. Minyak Goreng
Jenis minyak goreng yang digunakan untuk mengoreng keripik kulit lele, menentukan daya
tahan (daya simpan) produk. Oleh karena itu disarankan untuk menggunakan minyak goreng
yang dihasilkan melalui proses pemurnian (umumnya dibuat oleh pabrik). Menurut Ketaren
(2006), minyak goreng atau minyak kelapa yang dibuat secara tradisional, memiliki
kecenderung untuk lebih cepat menjadi tengik
H. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Definisi rencana HACCP berdasarkan pedoman BSN 1004-2002 adalah dokumen yang
dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip HACCP untuk menjamin pengendalian bahaya yang
nyata bagi keamanan pangan pada bagian rantai pangan yang sedang dipertimbangkan.
Rencana HACCP merupakan panduan penyusunan sistem bagi badan usaha yang bermaksud
menerapkan sistem HACCP secara sistematik, benar, teliti, dan realistis sehingga menjadikan
penerapan sistem HACCP tersebut sebagai suatu sistem yang efektif dan efisien
penerapannya. Rencana HACCP biasa disebut dengan istilah lain, yaitu Rencana Kerja
Jaminan Mutu (RKJM) atau panduan mutu. Dokumen ini bertujuan sebagai panduan bagi
badan usaha untuk mengembangkan sistem HACCP-nya.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu system jaminan mutu yang
mendasarkan kepada kesadaran atau penghayatan bahwa bahaya dapat timbul pada tahapan
produksi, akan tetapi dapat dilakukan pengendalian untuk mengontrol bahaya tersebut. Kunci
utama HACCP adalah antisipasi bahaya dan identifikasi titik pengawasan yang
mengutamakan tindakan pencegahan daripada mengandalkan pengujian produk akhir. Sistem
ini bukan merupakan jaminan keamanan pangan yang tanpa resiko akan tetapi dirancang
untuk meminimalisir resiko bahaya keamanan pangan. Sistem ini juga dianggap sebagai
proteksi bahan baku dan proses produksi terhadap kontaminasi bahaya-bahaya (Winarno,
2002).
.
BAB III
Penilaian ini dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 20 Oktober 2018 di UKM
AMANAH, dengan alamat Pematang Sulur, Telanai Pura, Kota Jambi.
TAHAP 3
TAHAP 4
MENYUSUN DIAGRAM ALIR
Pemilihan Jagung
dan ikan , dibersikan.
Penyetakan steak
Penggorengan
Pendinginan /
pengetusan minyak
Pembungkusan dan
pengepakan produk
Dan produk siap di antar
ke swalayan
TAHAP 5
√ Verifikasi harus dilakukan dari awal produksi sampai dengan akhir proses
√ Verifikasi yang dilakukan harus dilakukan oleh personal yang memahami proses
K = Kimia
F = Fisik
A = Makanan untuk konsumen beresiko tinggi (a.l. pasien & gol. Resti)
Penetapan Critical Control Poin (CPP) yaitu titik, prosedur atau tahap operasional yang dapat
dikendalikan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya:
Tidak
Ya
CCP
CCP
Tidak Ya
CCP
Prosedur Verifikasi yang diterapkan di UKM Amanah steak jagung yaitu penerimaan bahan baku
dilakukan secara penyortirandn asal bahan baku langsung dari agen terpercaya bagitu juga bahan
tambahan . pengolahan dilakukan secara langsung di ruang pengolahan begitupun pengemasan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selama tahap proses pembuatan steak jagung di UKM Amanah di alamat Pematang Sulur , Telanai
Pura kota jambi disimpulkan bahwa:
1. Potensi-potensi bahay yang mungkin terjadi pada bahan baku dan bahan tambahan yang
digunakan dalam proses produksi steak jagung meliputi bahya fisik, berupa pasir, serangga ,
rambut, dan bahaya biologis berupa kapang jamur dan salmonella
2. Pengendalian mutu produk steak jagung amanah meliputi pengendalian mutu bahan baku
(jagung dan ikan) yang digunakan pengendalian setiap tahapan proses produksi dan
pengendalian pengemasan produk akhir steak jagung agar kualitas tetap terjaga.
3. Berdasarkan Pohon Keputusan (Decision Tree) dapat diketahui tahp tahap produksi steak
jagung yang masuk dalam kategori CCP sebanyak 4 Proses
4.2 Saran
Saran yang diberikan kepada Pihak UKM dengan adanya penelitian ini adalah:
1. Dalam rangka mencapai penerpan system HACCP secara maksimal perlu komitmen tinggi
dari kelompok untuk melaksanakn HACCP ini secara berkesinambungan dan meny6eluruh
pada semua kader.
2. Perlu penelitian lebih lanjut dan pengujian Laboratorium untuk mengetahui tingkat Pparan
kontaminasi yang mungkin terjadi selama proses produksi