PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan PKL
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah :
1. Mempelajari proses Pengolahan Kerupuk Tiram di CV. Natural Aceh,
Alue Naga, Banda Aceh.
2. Mengetahui bagaimana Identifikasi Hazard Analysis (HA) pada proses
Pengolahan Kerupuk Tiram di CV. Natural Aceh, Gampong Alue Naga,
Banda Aceh.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2. Klasifikasi Tiram (Crasostrea Gigas)
Tiram pacific (Crassostrea Gigas) adalah salah satu jenis mollusca yang
memiliki banyak manfaat. Adapun klasifikasi tiram pacific (Crassostrea Gigas)
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Ostreoida
Famili : Ostreidae
Genus : Crassostrea
Spesies : Crassostrea gigas, Thunberg 1793.
Nama umum : Pacific Oyster, Gigas, Giant Oyster, Giant Pacific Oyster,
dan Japanese oyster.
Berikut adalah gambar tiram pasifik (Crassostrea Gigas):
4
bumbu-bumbu tertentu. Sehingga produk yang dihasilkan mempunyai tekstur,
rasa dan aroma yang khas (Wirian, 1984).
Kerupuk tiram merupakan produk olahan hasil perikanan yang berbahan
dasar daging tiram yang diolah menjadi produk kerupuk tiram, proses
pengolahannya sangat sederhana dan praktis. Jenis-jenis kerupuk yang beredar di
pasaran antara lain kerupuk beras, kerupuk tapioka, kerupuk kedelai, kerupuk
udang, kerupuk ikan dan lain sebagainya. Sumber gizi yang terbesar dari kerupuk
berasal dari pati yang banyak mengandung karbohidrat. Proses pembuatan
kerupuk meliputi pencampuran bahan baku, pembuatan adonan, pencetakan,
pengukusan, pendinginan, pengirisan, pengeringan, dan pemasakan. (Rosiani et
al, 2015).
2.4. Sistim Jaminan Mutu
Sistim manajemen mutu khususnya ISO 9001:200, merupakan sistim
manajemen dengan pendekatan kepada pelanggan. Pelanggan pada sistim
manajemen mutu adalah pelanggan internal, pelanggan eksternal dan pihak yang
berkepentingan. Sistim manajemen mutu diartikan sebagai sistim penetapan
kebijakan, sasaran, dan pencapaian sasaran secara langsung dan terkendali dalam
sebuah organisasi yang berpengaruh terhadap mutu. Menurut standar tersebut, inti
dari sistim manajemen mutu meliputi (ISO9001:2008):
1. Adanya kebijakan mutu, perencanaan mutu, sasaran mutu, prosedur
kerja, instruksi kerja, dan rekaman mutu.
2. Adanya jaminan bahwa standar manajemen mutu dilaksanakan, dipantau,
dievaluasi, dan diperbaiki.
3. Adanya jaminan bahwa terjadi peningkatan kualitas yang
berkesinambungan baik dalam proses pelayanan dan proses produksi,
maupun terhadap standar manajemen mutu itu sendiri.
Sistim manajemen bisa diterapkan di seluruh jenis organisasi tanpa
melihat besaran maupun lokasi organisasi. Sistim manajemen juga dapat
diterapkan hanya pada divisi atau sektor tertentu dari sebuah perusahaan atau
lembaga.
5
2.5. Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) merupakan suatu alat
(tools) yang digunakan untuk menilai tingkat bahaya, menduga perkiraan risiko
dan menetapkan ukuran yang tepat dalam pengawasan dengan menitikberatkan
pada pencegahan dan pengendalian proses pengujian akhir proses akhir yang
biasanya dilakukan dengan cara pengawasan tradisional. (Nasional advisory
committee on microbiological criteria for food (committee) menganjurkan sistim
HACCP sebagai pendekatan yang efektif dan rasional untuk menjamin keamanan
pangan.Sistim ini merupakan pendekatan sistematis terhadap identifikasi, evaluasi
pengawasan keamanan pangan secara bermakna (Arisman, 2009).
HACCP merupakan suatu sistim yang digunakan untuk menilai bahaya dan
menetapkan sistim pengendalian yang memfokuskan pada pencegahan. HACCP
diterapkan pada seluruh matarantai proses pengolahan produk pangan. Menjaga
kualitas dan keamanan produk pengolahan kerupuk tiram maka dibutuhkan
analisa agar dapat mengidentifikasi bahaya-bahaya yang berkaitan selama proses
pengolahan kerupuk tiram sehingga memberikan rekomendasi dalam
mengembangkan sistim HACCP untuk menghasilkan produk yang aman
dikonsumsi. Pengawasan keamanan pangan dapat lebih terjamin mutunya melalui
pendekatan HACCP karena setiap tahapan proses pengolahan dikendalikan resiko
dan bahaya yang timbul serta menerapkan sistim jaminan halal di setiap produk
olahan dengan tujuan menghasilkan produk yang aman dikonsumsi oleh
konsumen.(Thaheer, 2005).
6
2. Pertumbuhan atau kelangsungan hidup mikroorganisme dan hasil
perubahan kimiawi yang tidak dikehendaki misalnya nitrosamine pada
produk antara atau jadi atau pada lingkungan produksi; dan
3. Kontaminasi atau kontaminasi silang (cross contamination) pada
produk antara, jadi atau pada lingkungan produksi (Suklan, 1998).
Hazard analisys merupakan analisa mengenai bahaya dan kemungkinan
resiko bahaya yang tidak dapat diterima, bahaya disini adalah segala macam aspek
mata rantai produksi pangan yang menyebabkan masalah keamanan pangan saat
melakukan identifikasi bahaya, terdapat tiga bahaya yang harus diperhatikan yaitu
bahaya fisik, kimia dan biologi, demikian juga hal–hal yang penting
dipertimbangkan adalah proses, kemasan, penanganan/penyimpanan dan target.
Semua faktor ini harus dipertimbangkan agar tingkat bahaya dan resikonya dapat
ditentukan (Moretimoredan Wallace, 2001).
7
4. Mengarahkan petugas atau pegawai untuk disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
Dalam instruksi kerja untuk tahapan proses yang teridentifikasi merupakan
titik dengan sifat pengendalian yang kritis, disebutkan referensi atau acuan yang
digunakan, penanggung jawab atau pengguna dokumen tersebut, instruksi kerja,
catatan mutu berkaitan dengan aktivitas pengawasan, serta sejarah revisi
dokumen. Selain beberapa elemen di atas, Instruksi Kerja CCP pada evaporator
juga dilengkapi dengan gambar alur Instruksi Kerja. Gambar tersebut diharapkan
dapat merangkum atau meringkas petunjuk yang telah ditulis dalam bentuk
kalimat, agar pengguna mudah membaca instruksi (Rudi, 2008).
8
BAB III
METODELOGI
9
3. Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif adalah peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan
narasumber, tapi belum sepenuhnya lengkap. Bentuk partisipasi aktif dimanaturut
serta secara langsung semua kegiatan.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
4.1.2. Profil CV. Natural Aceh
Adapun profil CV Natural Aceh Gampong Alue Naga Banda Aceh adalah
sebagai berikut:
Natural Aceh berdiri pada 15 Februari 2008 dengan unit usaha utama
penyediaan alat dan bahan praktikum yang berhubungan dengan alam,
lingkungan dan kesehatan. Sejak saat itu berkembang terus sesuai dengan
ekspansi dan rencana pengembangan perusahaan.
2012 : Natural Publishing
2013: Omanik Food and Catering
2014: Travel Smart
2015 : Becak Argo
2016: Asuransi Bungkesmas
2017: Umma Pesan Antar
2018: Natural Aceh Food
2019 : Natural Akademi
2020: Natural Akademi Premium
4.1.3. Sejarah CV. Natural Aceh
Aceh adalah salah satu provinsi yang berada di ujung barat Indonesia
dengan jumlah Penduduk 5.189.466 jiwa. Data yang dirilis secara periodik oleh
BPS Aceh mencatat jumlah penduduk miskin di provinsi ini pada tahun 2017
mencapai 872.610 orang. Tingkat kemiskinan ini tertinggi kedua di Sumatera
setelah Bengkulu (sedangkan di Indonesia, Aceh menempati urutan ke enam
provinsi termiskin se-Indonesia, dibawah Gorontalo). Penghitungan jumlah
penduduk miskin tersebut mengacu pada kategori yang ditetapkan pemerintah
yakni mereka memiliki rata-rata pengeluaran per bulan di bawah angka garis
kemiskinan.
12
IDeAS : Data 10 Provinsi Termiskin di Indonesia Tahun 2017 (Periode Maret)
13
Untuk membantu pemberdayaan masyarakat peningkatkan kemampuan,
daya saing, dan partisipasi masyarakat miskin dalam pemantapan ekonomi yang
produktif. Pemberdayaan dalam kelompok diharapkan akan dapat berperan
sebagai pembentuk karakter masyarakat sehingga mampu memperkuat basis
ekonomi dari sebuah desa. Oleh karena itu Natural Aceh mengakomodasi peran
kelompok masyarakat sebagai wadah untuk mempermudah pencapaian tujuan
individu-individu. Sesuai dengan hasil visitasi dan diskusi awal terhadap
masyarakat, mereka membutuhkan kegiatan ekonomi produktif yang memiliki
ciri-ciri berbasis sumber daya lokal (resource based), memiliki pasar yang jelas,
dan dapat mengembangkan usaha tersebut dalam jangka panjang. Oleh karena itu
usaha ini berfokus pada pemberdayaan wanita pencari tiram dengan tetap menjaga
konservasi lingkungan dan ekologi serta mendukung program mitigasi bencana
pesisir yang partisipatif.
Pendekatan dalam bisnis ini aberorientasi pada pembangunan manusia
(people centred development) dalam pelaksanaannya dengan mensyaratkan
keterlibatan langsung dari masyarakat penerima program (partisipasi dalam
proyek). Karena hanya dengan adanya partisipasi dari masyarakat penerima
program, maka hasil dari program akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat itu sendiri, menyentuh inti masalah yang mereka rasakan dan dapat
memberikan manfaat terhadap kesejahteraan hidupnya.
14
4.1.5. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja
Adapun stuktur organisasi dan tenaga kerja di CV Natural Aceh Gampong
Alue Naga adalah sebagai berikut:
Direktur
Zainal Abidin Suarja
Panen Instalansi
Pemeliharaan
Nurma Wati Zinatul Hayati
Siti Sarah
15
Rumah Tangga Komunitas Korporasi
Raja Idris Alfinda Syarifuddin
16
12. Telenan Alas pemotong Bagus
Pengikat adonan dalam
13. Karet Bagus
plastik
Untuk memasak adonan
14. Kompor Gas Bagus
yang sudah direbus
Untuk memasak adonan
15. Gas 3 kilo Bagus
yang sudah direbus
Untuk pemindahan
16. Sendok Bagus
adonan
17. Vacume Machine Pengemasan Bagus
Sarung Tangan
18. Pelapis tangan Bagus
Plastik
19. Masker Penutup mulut Bagus
20. Wajan Memasak Bagus
21. Sendok Goreng Memasak Bagus
22. Baskom Tempat air Bagus
Alat penghalusan
23. Lumpang Alu Bagus
panir/biscuit/roti tawar
24. Talam Untuk mengaduk tepung Bagus
Untuk pemindahan air ke
25. Gayung Bagus
adonan
26. Sapu tangan Untuk pembersihan Bagus
2. Ruang Produksi
Ruang produksi digunakan sebagai tempat melakukan proses produksi
mulai dari penerimaan bahan baku, pencucian bahan baku, dan tempat
memproduksi serta pengemasan. Setelah itu baru di masukan kedalam cold
storage untuk penyimpanan produk yang sudah siap di pasarkan.
4.2.2 Prasarana
Prasarana dapat diartikan segala sesuatu yang menjadi penunjang utama
terselenggaranya suatu proses. Prasarana yang dimiliki CV. Natural Aceh antara
lain:
1. Transportasi
17
Prasarana transportasi di CV. Natural Aceh menggunakan mobil dan sepeda
motor, untuk mengantar produk dari tempat usaha ketempat tujuan pengiriman.
2. Komunikasi
CV. Natural Aceh memiliki alat komunikasi berupa handphone dan
telephone yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi dan pemasaran.
Pemilik usaha dan pelanggan saling berkomunikasi melalui handphone dan
telephone untuk memperlancar segala kegiatan yang berhubungan dengan proses
pemasaran.
4.3. Proses Pembuatan Kerupuk Tiram
Tahapan dalam memproduksi Kerupuk Tiram dilakukan sebagai berikut:
1. Penyiapan Alat dan Bahan
2. Pembuatan adonan
Pembuatan adonan dipisahkan dalam dua kali tahapan, yaitu adonan
tiramnya dan adonan tepung tapioka. Adonan tiram dibuat dengan cara
membersihkan tiram terlebih dahulu dari partikel-partikel pasir kemudian
dicampurkan dengan bawang putih, ketumbar, dan ladaku. Selanjutnya diblender
hingga halus tanpa ada penambahan air.
Adonan kedua dibuat dari tepung tapioka dicampur garam, gula, dan telur.
Setelah diaduk hingga rata, dituangkan adonan tiram ke dalam adonan tepung dan
dicampurkan hingga merata. Ditambahkan sedikit air panas sambil tetap diaduk
hingga adonan menyatu.
Setelah tahapan pembuatan adonan selesai, adonan kemudian dibentuk
memanjang menggunakan tangan, dan ditempatkan dalam wadah kukus.
3. Pengukusan
Pengukusan dilakukan menggunakan kompor atau tungku besar untuk
menghasilkan tekanan dan temperatur yang maksimal. Pengukusan minimal
dilakukan selama dua jam jika temperaturnya konstan dan tinggi.
4. Pemotongan
Pemotongan bisa dilakukan secara manual dengan meggunakan tangan,
ataupun dilakukan secara otomatis menggunakan mesin. Namun dalam hal ini
pemotongan dilakukan dengan tangan. Potongan dilakukan kecil-kecil unuk
18
menghasilkan kerupuk dalam ukuran snack. Sebelum dipotong, adonan harus
dibekukan terlebih dahulu di dalam freezer selama dua jam. Setelah itu
dipindahkan ke bagian pendingin biasa selama 10 jam. Tujuan diletakkan di
freezer dan pendingin untuk menghasilkan adonan yang padat dan mudah
dipotong.
5. Penjemuran
Penjemuran dilakukan secara manual dengan memanfaatkan cahaya
matahari. Lamanya penjemuran dilakukan berdasarkan terik tidaknya matahari
dan kualitas kerupuk yang sedang dijemur. Penjemuran yang baik dilakukan
hingga kondisi kerupuk sudah bisa dipatahkan. Apabila penjemuran dilakukan
terlalu lama, dapat mengakibatkan kondisi kerupuk seperti pecah-pecah.
6. Penggorengan
Penggorengan dilakukan dengan menggunakan api yang sesuai, dalam
artian tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tujuannya untuk menghasilkan
kerupuk yang renyah dan enak. Adapun alur proses pembuatan nugget tiram
sebagai berikut :
Tabel 3. Alur Proses Pembuatan Kerupuk Tiram di CV. Natural Aceh.
19
3. Pencucian II Pencucian ll ini bertujuan untuk membersihkan bahan
baku dari kotoran yang masih ada/menempel, agar
mencegah pertumbuhan bakteri dengan carabahan
baku dicuci /disiram dengan air bersih.
20
12. Pengemasan Bertujuan untuk melindungi produk dari kerusakan
kerusakan sehingga lebih mudah disimpan atau
dimasukan dalam could storage dan mudah
dipasarkan.
Adapun potensi bahaya yang akan terjadi dlaam pembuatan kerupuk tiram
adalah sebagai berikut:
21
terkena debu
dibersihkan
dari timbangan
telebih dahulu
tersebut
Bakteri :
Salmonella,
Biologi E.coli, Terkontaminas H 3 √
Coliform, dan
V. Cholera
Kimia - - - - - -
3. Pencucian I Penanganan
yang kurang
Pasir/pecahan
Fisik baik pada H 3 √
kerang
supplayer
22
Biologi - - - - - -
Kimia - - - - - -
6. Bubur tiram Fisik - - - - -
Biologi - - - - - -
Kimia - - - - - -
7. Pencampuran adonan Karyawan
kurang bersih
dan tidak
Rambut dan menggunakan
Fisik kotoran dari sarung tangan H 3 √
kariyawan dan peralatan
lainnya sehingga
bahan bakunya
terkontaminasi
Bakteri :
Salmonella,
Biologi E.coli, Terkontaminasi H 3 √
Coliform, dan
V. Cholera
Peralatan
yang
digunakan
Debu atau yang
tiak di cuci
lainnya dapat
dengan klorin
Kimia berpengaruh H 3 √
dan juga
terhadap bahan
tangan
baku
kariawan
yang tidak
bersih
8. Pembentukan adonan Tempat yang
Kotoran
Fisik digunakan H 3 √
benda asing
kurang sesuai
Bakteri :
Salmonella,
Dapat
Biologi E.coli, H 3 √
terkontaminasi
Coliform, dan
V. Cholera
Kandungan
Berdampak pada
Fe yang
Kimia negatif pada H 3 √
terdapat pada
adonan kerupuk
peralatan
9. Pengukusan
Fisik - - - - - -
Biologi - - - - - -
Kimia - - - - - -
23
10. Penyimpana adonan
Fisik - - - - - -
tiram di freezer
Biologi - - - - - -
11. Pemotongan kerupuk Peralatan
yang tidak Dapat
bersih dan berpengaruh
fisik juga buruk terhadapat H 3 √
karyawan kerupuk yang
yang tidak sedang di buat
steril
Bakteri :
Salmonella,
Dapat
biologi E.coli, H 3 √
tekontaminasi
Coliform, dan
V. Cholera
-
Kimia - - - - -
Biologi - - - - - -
fisik - - - - -
Keterangan :
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada proses
pembuatan kerupuk tiram di CV Natural Aceh dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peluang potensi bahaya memiliki 3 indikator, rendah, sedang dan tinggi.
Peluang potensi bahaya tergolong rendah (L) yaitu pada proses
penerimaan bahan baku di kategori bahaya fisik, proses pencucian II
kategori fisik, proses pembekuan kategori fisik, kategori fisik, proses
pengemasan kategori fisik, proses penyimpanan kategori fisik.
2. Peluang potensi bahaya tergolong tinggi (M) yaitu pada proses
penimbangan I kategori biologi, kategori biologi, proses pencucian I
kategori fisik, biologi dan kimia, proses pencucian II kategori biologi dan
Peluang potensi bahaya tergolong tinggi (H) yaitu pada proses penerimaan
bahan baku kategori fisik dan kimia, proses pemuatan kategori fisik.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis adalah CV. Natural Aceh perlu
memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai kedisiplinan GMP dan SSOP
pada karyawan agar proses pembuatan nugget tiram berjalan dengan baik.
Perusahaan lebih meningkatkan pengawasan terhadap semua tahapan proses,
25
sehingga potensi bahaya yang terjadi dapat di minimalisir untuk menghasilkan
produk yang bermutu dan berkualitas baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: EGC.
Kadarisman. 2012. Sistem Jaminan Mutu Industry Pangan, IPB Press Bogor.
Hal 11-12, 135-151.
Kuncoro M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti
& Menulis Tesis?, Edisi 3, Cetakan 1. Jakarta: Erlangga.
Muhandiri dan Karisman. 2012. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. IPB
press. Bogor. Hal : 135.
26
Rudi. 2008. Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (HACCP).
Makalah Training Body. Bogor.
LAMPIRAN
27
Memisahkan Cangkang dengan Isi Tiram
28
Pencucian 1 Pencucian 2
29
Pembentukan Adonan Adonan yang Sudah Terbentuk
30
Kerupuk yang Dijemur Packing Kerupuk
31