Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN HASIL DISKUSI

PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok Klinik
SKENARIO Bagaimana mengendalikan sakit saya ini??
Minggu ke-14
Tanggal

Grup C
Claretta Saraswati
Afrielia Laily
Senja Deanantha
Dheastiana Citra D.
Rosa Nabilla
Orchidara Herning K.
Selvy Revitasari
Yota Lizafni
Atika Audini M.
Vivi Dian W
Rahmayanti Nurmala
Moniska Dwijanti
Dania Kumalasari Utomo
Putri Mamluatun

JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................................ 1

DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... 2

ISI..................................................................................................................................................................... 3

A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI ......................................................................................................... 3


B. SKENARIO ................................................................................................................................................ 3
C. DAFTAR UNCLEAR TERM ......................................................................................................................... 3
D. DAFTAR CUES .......................................................................................................................................... 4
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE ................................................................................................................ 4
F. HASIL BRAINSTORMING .......................................................................................................................... 4
G. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE...................................................................................................... 10
H. HIPOTESIS ................................................................................................................................................ 27
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.................................................................................................................. 31

REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 32

TIM PENYUSUN ............................................................................................................................................... 34

2
ISI

A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI


33. Mahasiswa mampu merancang dan melakukan asuhan gizi pada pasien berdasarkan
status gizi pasien

B. SKENARIO
Bagaimana mengendalikan sakit saya ini??

Seorang remaja putrid (Nn) 19 tahun mempunyai aktivitas bekerja freelance di marketing alat
kesehatan dan atlet baseball didaerahnya sedang tergollek sakit di RS. Masuk RS pada tanggal 15
april 2013. Sudah dua hari sejak tanggal 15 Nn mersa sangat lemas, dan tidak nafsu makan. Badan
nampak kurus. Tanggal 15 april 2013 dipuasakan oleh dokter dan pada tanggal16 pagi diminta
mencoba makanan cir DM rumah sakit @200cc sebanyak 4 kali makan. Sejak setahun yang lalu Nn
mendapat diagnose DM type 1. Saat ini Nn di rawat di rumah sakit karena adanya luka bernanah di
bagian perut nya yang tak kunjung sembuh.

C. DAFTAR UNCLEAR TERM :


No Unclear Term Pengertian

Kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan metabolisme


glukosa yang di tandai oleh hiperglikemi kronik akibat
1 DM type 1 kerusakan sel beta pancreas baik oleh karena reaksi
autoimun maupun idiopatik sehingga produksi insulin
berkurang maupun berhenti.

(World Diabetes Foundation, 2009)

Rusaknya jaringan yang menyebabkan cairan kaya protein


2 Nanah yang terdiri dari leukosit, debis seluler dan cairan encer yang
membusuk dan keluar dari bagian tubuh yang bengkak.

(Dorland, 2012) (KLBI, 2008)

Makanan dalam bentuk halus dalam konsentrasi cairan yang


tinggi yang diberikan kepada pasien dengan gangguan
3 Makanan Cair DM mengunyah, menelan dan turunnya kesdaran yang bisa di
berikan secara oral maupun parenteral.

(Almatsier, 2010)

3
D. DAFTAR CUES :
Ahli Gizi mampu melakukan asuhan gizi kepada remaja putri yang di diagnosa DM type 1
dengan memperhatikan keluhan dan kondisi pasien.
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE :
1. Bagaimana gambaran umum DM type 1? (patofisiolgi, etiologi, sign symptoms, faktor resiko)
2. Apa tujuan pasien di puasakan?
3. Bagaimana asuhan gizi yang tepat untuk pasien tersebut?
4. Apa alasan pemberian makanan cair DM 200 cc? Dan apakah pemberian tersebut sudah
tepat? apa kandungan dari diet DM cair 200 cc?
5. Bagaimana penatalaksanaan penyakit DM (apa saja macam diet di RS untuk pasien DM
sesuai dengan indikasinya dan karbohidrat counting)?
F. DAFTAR BRAINSTORMING :
1. Bagaimana gambaran umum DM type 1? (patofisiolgi, etiologi, sign symptoms dan faktor
resiko)
- Patofisiologi : sel beta tidak mampu memproduksi insulin menurunnya output hepar,
meningkatnya input di jaringan otot insulin resistensi insulin insulin menurun
glukosa tidak bsia masuk glukosa di darah meningkat.
- etiologi : karena tidak adanya produksi insulin oleh sel beta pankreas
- Sign Symptoms : mual muntah, penurunan nafsu makan, luka yg tak kunjung sembuh,
hiperglikemia, rasa haus, rasa lapar, badan kurus, kelemahan, sering ingin buang air kecil,
onset gejala yg tiba-tiba, ketergantungan terhadap insulin eksogen, penurunn BB,
hipoosmolaritas.
- Faktor resiko : jarang olahraga, kecelakan yang membuat pankreas rusak
2. Apa tujuan pasien di puasakan?
- untuk mengecek gula darah puasa
- untuk memulai diet baru
3. Bagaimana asuhan gizi yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Assesment :
Antropometri :
- LILA : 22,5 cm
- TL : 44 cm
- Lingkar Betis : 31 cm
Interpretasi :

4
- Status gizi underwieght (perhitungan gunakan LILA menurut umur)

Biokimia :
- Pemeriksaan darah :
o gula arah acak 421
o Ph 7,1
o Pco2 5,7
o Po2 184,8
- Pemeriksaan urin :
o Leukosit 16,8
o Protein urin : 2+
o Neutrofil 69,6
o Keton di urin 3+
o Darah 2+
Interpretasi :
- Gula darah acak pasien tinggi karena DM
- Ada keton karena DM, terapat darah di urin karena DM
- Keton nafsu makan menurun energi kurang yg di gunakan lemak
- Ada penurunan anti katabolik diuretik, ada masalah di ginjal masalah di hasil
lab pemeriksaan urin
Klinis :
- Tekanan darah = 100/59
- Nadi = 122 x/menit
- RR = 36 x/menit
- KU lemah
- Sesak (+)
- Sariawan (+)
- Faringitis akut
Interpretasi :
- Tekanan darah rendah
- Sesak salah satu gejala DM type 1 akibat kelainan metabolik yg tidak bisa
mengoksidasi karbohidrat
- Faringitis akut riwayat pasien makan makanan ciki, cola (makanan yg
mengandung msg)

5
- Nadi nya cepat, RR cepat, ku lemah karena gula darah acak tinggi
- Sariawan riwayat pasien yg kurnag konsumsi bauh dan sayur
- KU lemah karena tidak nafsu makan disebabkan faringitis akut dan sariawan
Dietary :
a. Dahulu :
o Sebelum DM : 1 tahun yang lalu pola makan tidak teratur, frekuensi makan utama
2-3x/hari, porsi nasi lebih atau = 200 gram, lauk hewani yang sering ayam terutama
ayam kentaki 2-3x/mnggu @ 60 gram, lauk nabati tempe dan tahu 3-4x/minggu 1-2
potong, jarang konsumsi sayur hanya 3x/mnggu 25 gram, snack yang sering gorengan
1-2x/hari, singkong keju 3-4x/minggu @2 potong tiap makan, mie instan 2-
3x/minggu, ciki 4-5x/minggu 1 bungkus besar tiap makan, pasien suka minum kopi
instan 3x/minggu, cola 3-4x/minggu sebanyak 500cc tiap minum.

Interpretasi :

- Porsi makan KH berlebih, lauk hewani terlalu sering, serat nya kurang jarang
konsumsi sayur
- Tinggi nya konsumsi lemak jenuh karena banyak konsumsi gorengan
- Natrium tinggi suka cola dan ciki, mie instan
- Gula tinggi karena minum cola

o Setelah DM : 1 tahun terakhir mengganti makanan pokok dg nasi jagung 100


gram/ kali makan tapi selalu minta tambah, lauk yang sering di konsumsi tahu tempe
1-2 potong/hari, mulai konsumsi sayur 2-3 sdm/hari, 1 bulan terakhir konsumsi jamu
herbal 3 jurigen, dan hentikan penggunaan insulin, pasien dan keluarga dapat
informasi tentang pengaturan makanan DM dari internet dan tetangga tetapi pasien
tidak patuh pda diet.

Interpretasi :

- terlalu mebatasi makanan hewani tidak di konsumsi


- menghentikan penggunaan insulin, minum jamu herbal yang belum tentu sesuai dengan
penyakitnya
- belum ada info yg valid

6
o Sekarang : pasien belajar makan makanan cair DM, tanggal 16 april harus puasa.
Makanan yang diberikan punya densitas energi 1 kkal/mL dengan jumlah 200 mL
yang diberikan 4 kali dalam sehari. Mulai tanggal 17 april pasien sudah boleh makan
makanan lunak. Tanggal 18 april pasien sudah boleh makan makanan biasa.

Interpretasi :

- Pemberian makanan cair ada faringitis akut


- Pemberian makanan masih belum cukup 200 x 4 = 800 kkal
- Pada tanggal 16 april Pasien di puasakan identifikasi tanda gejala dan komplikasi,
untuk menyesuaikan regiman insulin

Client history :
Setahun yang lalu di diagnosa DM type 1 dan sekarang ada luka bernanah di perut

Ekologi :
Pasien bekerja sebagai spg produk masak sejak stahun terakhir, 2 tahun yang lalu pasien
jadi atlet baseball yang di kirim ke surabaya untuk mewakili daerah, setiap hari pasien PP
surabaya malang sehingga pasien mengganti pola minum nya untuk menyesuaikan dengan
kondisi surabaya yang panas.

Interpretasi :
- Pasien menggati pola minum dengan sering mengkonsumsi cola

Obat :
a) Kcl 25mEq dalam 500cc ns 20 tpm
b) Insulatard 0-10 IU
c) Aktrapid 3x4 IU
d) Cipro 2x400 mg
e) Metroclopramid 3x10 mg
f) Omeprazol 1x40 mg
g) PCT 3x500 mg
h) Gentamisin 3x50 mg
i) Nistatin 3x1 mL
j) Dextros 5,5 ns 16 tpn

7
b. Diagnosa :
1. kekurangan intake oral di sebabkan oleh nafsu makan turun dan faringitis ditandai
dengan intake hanya 800kkal energi tercukupi 60%
2. kelebihan lemak jenuh di sebabkan oleh pola makan yang salah di tandai dengan
konsumsi gorengan dan ayam kentaki
3. kekurangan intake serat disebabkan oleh kurang makan buah sayur ditandai data
dietary
4. penurunan kebutuhan karbohidrat di sebabkan oleh DM type 1 di tandai dengan
gula darah acak tinggi
5. kebiasaan pola makan yang salah di sebabkan belum terpapar informasi di tandai
dengan makan mie instan, ciki, gorengan
6. peningkatan zat gizi spesifik di sebabkan oleh DM type 1 ditandai dengan luka
bernanah di bagian perut pasien dan nilai biokimia
7. perubahan nilai lab di sebabkan oleh DM type 1 di tandai dengan gula darah acak
tinggi, protein tinggi

c. Intervensi :
1. Meal and snack
2. Edukasi
3. kolaborasi dengan tenaga medis lain

o Tujuan :
a) Membantu mempebaiki pola makan
b) Menyeimbangkan asupan makanan sesuai dengan obat yang di konsumsi dan
aktifitas fisik
c) Mencapai dan mempertahankan kadar gula darah normal
d) Mengurangi keluhan penyakit
e) Tidak memperparah penyakit dan tidak menyebabkan komplikasi

o Prinsip :
a) Rendah kh sederhana
b) Rendah lemak
c) Tinggi protein

8
d) Low GI
e) Tinggi serat

o Syarat :
a) Karbohidrat > 130gr/hari (45-55%)
b) Lemak 20-25% (lemak jenuh tidak boleh lebih dr 13%, sisa nya lemak tidak jenuh,
kolestrol < 200 mg)
c) Protein 15-20%
d) Boleh menggunakan gula untuk bumbu masak
e) Gula < 5% dari kebutuhan
f) Serat 25 gram
g) Lebih perhatikan jumlah daripada jenis karbohidrat, perhatikan indeks glikemi dari
makanan

o Kebutuhan :
a) rumus perkeni (overwight BB adjusted, underweight actual)
b) Karbohidrat : 55% (tergantung insulin yg diberikan ke pasien) (mana obat yg
insulin? 1 dosis insulin untuk brpa kh?
c) Lemak : 20%
d) Protein : 25%

d. Monev
1. Intake makronutrien
2. Vital sign
3. Pengetahuan
4. Nilai lab
5. Status gizi

o Indikator keberhasilan :
1. intake makan 90% dari rekomendasi
2. nilai lab di pertahankan agar tidak naik
3. keluhan berkurang
4. pengetahuan bertambah 90%
5. status gizi normal

9
4. Apa alasan pemberian makanan cair DM 200 cc? Dan apakah pemberian tersebut sudah
tepat? apa kandungan dari diet DM cair 200 cc?
- Alasan pemberian karea faringitas, sariawan, dan penurunan nafsu makan
- Apa sudah tepat belum karena hanya konsumsi energi 200cc x 4 = 800kkal
- Kandungan tergantung kebutuhan pasien

5. Bagaimana penatalaksanaan penyakit DM (apa saja macam diet di rs untuk pasien DM sesuai
dengan indikasi nya) (karbohidrat counting)?
- Ada 4 :
1. diet (perhatikan 3j dan karbohidrat counting)
2. aktifitas fisik (sesuai dg komplikasi yang di derita pasien)
3. obat hipoglikemi (medication)
4. perubahan perilaku
G. PEMBAHASAN LEARING OBJECTIVE :
1. Gambaran umum DM type 1 (patofisiologi, etiologi, faktor resiko dan sign symptoms)
a. Patofisiologi
DM tipe 1 terjadi akibat adanya kerusakan pada autoimun, kerusakan pada
autoimun ini menyebabkan terjadinya hiperglikemia akibat insulin berkurang, selain
itu juga pada DM tipe 1, pengeluaran glukagon tidak ditekan meskipun dalam
kondisi hiperglikemia sehingga mengakibatkan defisiensi insulin. Defisiensi insulin
menyebabkan karbohidrat tidak dapat disimpan dan digunakan sebagai sumber
energi, sehingga terjadi lipolisis supaya lemak dapat digunakan sebagai energi,
lipolisis menyebabkan metabolisme glukosa terganggu dan menurunkan respon gen
dalam merespon insulin. Jadi, pada DM tipe 1 terjadi kekurangan insulin dan
sensitifitas gen dalam merespon insulin.
(Raju dan Raju, 2010 dalam Ozougwu et al, 2013)
b. Etiologi
Autoimunitas
Autoimunitas merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan munculnya
suatu respons sistem imun khususnya sel B dan sel T yang ditujukan pada
sel tubuh sendiri sehingga dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas dan
penyakit autoimun. Selain akibat dari reaksi pada sel T dan sel B,
autoimunitas juga disebabkan karena adanya suatu autoantibodi.
Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab timbulnya autoimunitas adalah
faktor genetika, stimulasi sistem imun akibat obat, agen-agen infeksi, dan

10
hilangnya kemampuan regulasi sel T. Pada sistem imun yang normal
terdapat suatu mekanisme toleransi terhadap sel tubuh sehingga tidak
menyerang jaringan sendiri.
(Kurniawan dan Samuel, 2013)
Diabetes mellitus Tipe 1 terjadi karena sel-sel beta pada pankreas telah
mengalami kerusakan, sehingga pankreas sangat sedikit atau tidak sama
sekali memproduksi insulin.
Infeksi
Virus yang dapat memicu DM adalah rubella, mumps, dan human
coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta
pankreas, virus ini menyebabkan kerusakan atau destruksi sel. Virus ini
dapat juga menyerang melalui reaksi autoimunitas yang menyebabkan
hilangnya autoimun dalam sel beta pankreas. Pada kasus DM Tipe 1 yang
sering dijumpai pada anak-anak, seringkali didahului dengan infeksi flu atau
batuk pilek yang berulang-ulang, yang disebabkan oleh virus mumps dan
coxsackievirus.
(Chan, 2011)
c. Faktor Resiko yang mempengaruhi Diabetes Mellitus Tipe 1 :
Genetik atau Faktor Keturunan
DM cenderung diturunkan atau diwariskan, dan tidak ditularkan. Faktor
genetis memberi peluang besar bagi timbulnya penyakit DM. Anggota
keluarga penderita DM memiliki kemungkinan lebih besar menderita DM
dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. Apabila
ada orangtua atau saudara kandung yang menderita DM, maka seseorang
tersebut memiliki resiko 40 % menderita DM.
DM Tipe 1 lebih banyak dikaitkan dengan faktor keturunan dibandingkan
dengan DM Tipe 2. Sekitar 50 % pasien DM Tipe 1 mempunyai orang tua
yang juga menderita DM, dan lebih dari sepertiga pasien mempunyai
saudara yang juga menderita DM. Pada penderita DM Tipe 2 hanya sekitar
3-5 % yang mempunyai orangtua menderita DM juga.
Pada DM tipe 1, seorang anak memiliki kemungkinan 1:7 untuk menderita
DM bila salah satu orang tua anak tersebut menderita DM pada usia < 40
tahun dan 1:13 bila salah satu orang tua anak tersebut menderita DM pada

11
usia 40 tahun. Namun bila kedua orang tuanya menderita DM tipe 1, maka
kemungkinan menderita DM adalah 1:2.
Usia
DM tipe 1 biasanya terjadi pada usia muda yaitu pada usia < 40 tahun.
Menurut penelitian Handayani di RS Dr. Sardjito Yogyakarta (2005)
penderita DM Tipe 1 mengalami peningkatan jumlah kasusnya pada umur <
40 tahun (2,7%), dan jumlah kasus yang paling banyak terjadi pada umur 61-
70 tahun (48 %). Menurut hasil penelitian Renova di RS. Santa Elisabeth
tahun 2007 terdapat 239 orang (96%) pasien DM berusia 40 tahun dan 10
orang (4%) yang berusia < 40 tahun.

(Chan,2011)
Faktor Genetik dan Lingkungan
Faktor genetik dan lingkungan sangat berperan dalam terjadinya DM tipe-1.
Walaupun hampir 80 % penderita DM tipe-1 baru tidak mempunyai riwayat
keluarga dengan penyakit serupa, namun faktor genetik diakui berperan
dalam patogenesis DM tipe-1. Faktor genetik dikaitkan dengan pola HLA
tertentu, tetapi sistim HLA bukan merupakan faktor satu-satunya ataupun
faktor dominan pada patogenesis DM tipe-1. Sistim HLA berperan sebagai
suatu susceptibility gene atau faktor kerentanan. Diperlukan suatu faktor
pemicu yang berasal dari lingkungan (infeksi virus, toksin dll) untuk
menimbulkan gejala klinis DM tipe-1 pada seseorang yang rentan.
(Ikatan Dokter Anak Indonesia,2009)
d. Sign and Symtom
1. Berat badan menurun drastis 1-2 minggu sebelum diagnose ditegakan
2. Banyak minum
3. Sering haus
4. Banyak buang air kecil
5. Hiperglikemia
6. Ketoasidosis
7. Dehidrasi
8. Gangguan elektrolit,
9. infeksi pada kulit
10. Cepat merasa lelah, gatal-gatal pada kulit
11. sesak nafas

12
12. nyeri perut
(John Hopkins Medicine)
(Pulungan dan Herquanto, 2009)

Pada anak-anak atau remaja gejala terjadi secara tiba-tiba. Demam tinggi, kelelahan
dan rasa haus yang tinggi bias terjadi.
Dalam jangka waktu yang lama, tingginya glukosa dalam darah bisa membahayakan
mata, saraf, dan ginjal. Penyakit mata karena diabetes bisa menuju pada kebutaan.
Rusaknya saraf bisa menyebabkan mati rasa, rasa geli, dan nyeri pada kaki dan
lengan. Penyakit ginjal dari diabetes bisa menyebabkan gagal ginjal.

(John Hopkins Medicine)

2. Penatalaksanaan penyakit Diabetes Melitus (macam diet di RS untuk pasien DM sesuai


dengan indikasi nya) (karbohidrat counting)?
1) Penatalaksanaan penyakit DM
Diet : dengan memperhatikan 3J (jumlah, jenis, danjadwal)
Obathipoglikemik : memperhatikan jenis insulin (kerjacepat, pendek, menengah, atau
panjang), dosis, regimen insulin (konvensional atau intensif), cara
menyuntik, dan penyesuaian dosis dengan makanan.
Aktivitasfisik : jika gula darah sebelum olahraga lebih dari 250 mg/dl serta
mengalami ketonemia, maka pasien dilarang untuk berolahraga.
Penyuluhan Kesehatan : edukasi dan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien
tentang bahaya dan penatalaksanaan penyakit DM.
Cangkok pancreas : digunakan jika pasien ingin mencangkok pancreas dari pendonor.
Namun, di Indonesia masih jarang dilakukan karena kurangnya
jumlah pendonor pancreas.
(world diabetes foundation, 2009)
(WHO dan KEMENKES RI)
2) Macam diet DM sesuai dengan indikasinya :
Menurut Tjokroprawiro, 2012 diet DM sesuai dengan indikasinya yaitu adanya diet B
yang tersusun dari 21 macam Diet-Diabetes yang masing-masing mempunyai komposisi
dan indikasi sendiri-sendiri yaitu :

13
1. Diet B 15. Diet KV T2 Diet trimester 2 untuk
2. Diet B puasa diabetisi yang hamil yang diabetesnya
3. Diet B1 diketahui sebelum hamil
4. Diet B1 Puasa 16. Diet KV T3 Diet trimester 3 untuk
5. Diet B2 diabetisi yang hamil yang diabetesnya
6. Diet B3 diketahui sebelum hamil
7. Diet Be 17. Diat KV L diabetisi yang laktasi yang
8. Diet-Diabetes Bebas diabetesnya diketahui sebelum hamil
9. Diet M DM terkait malnutrisi 18. Diet B1 T1 diet trimester 1 untuk
10. Diet G DM dengan komplikasi diabetisi yang diabetesnya diketahui
gangren saat hamil
11. Diet KV DM dengan gangguan 19. Diet B1 T2 diet trimester 2 untuk
kardiovaskuler diabetisi yang diabetesnya diketahui
12. Diet GL DM dengan gagal ginjal saat hamil
berat dan perdarahan lambung 20. Diet B1 T3 diet trimester 3 untuk
13. Diet H DM dengan kelainan diabetisi yang diabetesnya diketahui
fungsi hati saat hamil
14. Diet KV T1 Diet trimester 1 21. Diat B1 L diabetisi yang laktasi yang
untuk diabetisi yang hamil yang diabetesnya diketahui saat hamil
diabetesnya diketahui sebelum
hamil
Namun dari 21 macam Diet-Diabetes tersebut yang saat ini masih digunakan adalah
Diet B, B1, B2, dan B3.
a. Diet B
Komposisi dan sifat Diet B
KH 68%. KH kompleks bebas gula
Protein 12%
Lemak 20%
Rasio PUFA: SAFA 1.0
SAFA & TUFA < 5%
PUFA < 5%
MUFA 10%
Kolesterol per hari 300 mg
Serat Sayuran golongan A dan B 25-35 gram/hari
Frekuensi per hari 6 kali
% distribusi per hari 20%, 10%, 25%, 10%, 25%, 10%
10% = snack

Dapat dijelaskan bahwa diet B selain mengandung KH agak tinggi (68%) juga
mengandung banyak serat dan rendah kolesterol.
Yang diberi Diet B adalah :
- Diabetisi yang tidak tahan dengan dietnya
- Diabetisi yang kadar kolesterol darahnya tinggi
- Mempunyai komplikasi penyempitan pembuluh darah

14
- Menderita DM lebih dari 15 tahun. Pengidap yang lama ini biasanya mengidap angiopati
diabetik.
b. Diet B1
Komposisi makro Diet B1 terdiri dari :
- 60% KH
- 20% lemak
- 20% protein
Yang diberi diet B1 adalah :
- Mampu atau mempunyai kebiasaan makan tinggi protein tetapi kadar lemak
darahnya normal
- Kurus atau BBR kurang dari 90%
- Masa pertumbuhan
- Menderita TBC paru
- Dalam keadaan pasca bedah
- Menderita penyakit graves atau morbus yaitu penyakit gondok dengan kadar
hormon gondok yang tinggi
- Menderita tumor ganas antara lain : kanker payudara, rahim, dan kanker lainnya.
c. Diet B2
Diet B2 diberikan kepada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronuik yang
belum menjalani cuci darah. Sifat-sifat diet B2 ini :
- Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari), mengandung protein 0,6 gram per kg BB
per hari
- Komposisi diet B2 (74% KH, 20% lemak, dan 6% protein). Diet ini mengandung tinggi
asam amino essensial.
- Dalam praktik hanya terdapat diet B2 dengan 2100-2300 kalori/hari.
d. Diet B3
Diet B3 diberikan kepada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronik dengan
kondisi khusus seperti kehilangan protein dalam urine > 3 gr/hari (protein rebus urine +4)
atau keadaan sakit berat (infeksi berat/operasi). Diet B2 dan B disebut juga denagn diet pra
HD (hemodialisis). Sifat-sifatnya:
- Tinggi kalori (lebih dari 2000 kkal/hari)
- Rendah protein (0,8 kg BB/hari) tetapi tinggi asam amino esensial.
- Komposisi diet B3 (72% KH, 20% lemak, dan 8% protein)

15
- Dipilh lemak yang tidak jenuh. Dberikan juga suntikan insulin dan tablet vitamin dan
mineral.
(Tjokroprawiro, 2012)
Sedangkan, menurut Almatsier 2010, macam diet DM sesuai dengan indikasinya
yaitu dimana diet yg digunakan sebagai bagian dari penatalaksanaan DM dikontrol
berdasarkn kandungn energi, protein, lemak, dan kerbohidrat. Sebagai pedoman dipakai 8
jenis diet DM sebagimana pada tabel dibawah ini. Penetapan diet ini ditentukan oleh
keadaan pasien, jenis DM, dan program pengotan secara keseluruhan.

Macam Diet DM dan Indikasinya


Macam Diet Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat (gr)
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51,5 36,5 235
IV 1700 55,5 36,5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396
Keterangan :
Diet I III DM dengan status gizi obesitas
Diet IV V DM dengan status gizi normal
Diet VI-VIII DM dengan status gizi underweight dan komplikasi
(Almatsier, 2010)
3) Karbohidrat Counting
Merupakan metode perencanaan makan yang fokus pada KH sebagai zat gizi primer
yang mempengaruhi respon glikemik post prandial yang memperbolehkan segala
konsumsi jenis makanan tetapi memonitor jumlahnya. Karbohidrat counting dihitung
dalam gram dan 1 porsi/serving mengandung 15 gram karbohidrat.
Dibagi menjadi 3 level : basic, intermediate, dan advanced karbohidrat counting.
a. Basic Karbohidrat Counting
Mengenalkan konsep carbing pada pasien dan konsistensi dalam carbing. Langkah-
langkah basic karbohidrat counting adalah :
1. Pilih makanan yang sehat
2. Fokus pada karbohidrat
3. Menentukan jumlah karbohidrat
4. Menentukan konten karbohidrat
o Pasien menuliskan makanan dan minuman yang dikonsumsi selama 1 hari

16
o Menuliskan juga berat dan ukuran/kuantitas dari makanan dan minuman tersebut
menggunakan URT
o Dari hasil foood record di atas, diperoleh distribusi persentase konsumsi KH.
o Persentase tersbut kemudian digunakan untuk menghitung distribusi KH setiap
makan dengan disesuaikan dengan kebutuhan.
o Dalam konsumsi makanan, menggunakan perhitungan 1 serving KH= 15 gram KH.
o Selain itu untuk makanan kemasan yang memiliki nutrition fact, perlu dijelaskan
cara pembacaannya kepada pasien.
5. Monitor efek kadar gula darah.
(Canadian Diabetes Association, 2008)
b. Intermediate Karbohidrat Counting
Fokus pada hubungan antara makanan, OAD, aktifitas fisik, kadar gula darah, serta
mengenalkan tahapan yang dibutuhkan untuk memanage faktor-faktor tersebut
berdasarkan kadar gula darah.
Secara garis besar, prinsip sama dengan pada basic. Namun cenderung pada konsistensi
karbohidrat yang sama.
(Arcudi dan Skerman, 2005)
c. Advanced Karbohidrat Counting
Mengajarkan pasien dengan MOI atau insulin pumps yaitu bagaimana cara
menyesuaikan dosis dan efek insulin terhadap karbohidrat dengan carbhydrate to-
insulin ratios.
1. Mengidentifikasi karbohidrat dalam makanan
2. Menghitung karbohidrat
Menghitung jumlah karbohidrat dalam makanan dengan mengunakan porsi
karbohidrat, membaca dari label kemasan makanan(nutrition fact table), restoran
fact sheet, daftar makanan dan situs internet.
3. Menghitung meal bolus
Untuk enentukan kecepatan insulin dengan menggunakan perhitungan total
karbohidrat: insulin to carb ratio (ICR)

4. Mengecek kadar gula darah


Mengecek kadar gula darah sebelum makan dan catat pada carb counting daily
worksheet.
5. Menghitung koreksi bolus
6. Menghitung total dosis insulin untuk makan atau snack

17
Menambahkan bolus dosis insulin dan perbaikan dosis untuk mendapatkan insulin
yang di injeksi.
7. Peningkatan aktivitas
Jika aktivitas tinggi setelah injeksi insulin: - 50% bolus dose. Jika aktivitas tinggi
setelah injeksi insulin 2-3 jam: -25% bolus dose
8. Penyuntikan, makan,and pencatatan
Penyuntikan, makan, dan pencatatan pada carb counting daily worksheet
9. Mengecek gula darah
Mengecek gula darah 2 jam setelah injeksi insulin untuk konfirm apakah ICR dan ISF
benar atau tidak. Jika gula darah setelah makan tidak antara 5,0-10,0 mmol/L, maka
ICR dan ISF mungkin tidak benar. Lalu dicatat pada carb counting daily woksheet.
(Fraser, 2009)
Masalah gizi yang sering muncul pada DM tipe 1 adalah hipoglikemia. Pada diabetes
tipe 1 dapat terjadi 2 episode hipoglikemia asimptomatis dalam 1 minggu dan
mengalami 1 kali serangan hipoglikemia berat setiap tahun.
(Budidharmaja, 2013)

3. Asuhan gizi yang tepat sesuai skenario


A. Assessment
Antropometri
LILA : 22,5 cm
TL : 44 cm
lingkar betis : 31 cm
Interpretasi :
- TBe = 4,88 (0,24 x U) + (1,83 x TL)
= 84,88 (0,24 x 19) + (1,83 x 44)
= 160,84cm
(etisa et al, 2012)

- BBe = 2,001 x 22,5 1,223


= 43,79 kg

()
- %LILA = 100%
268
225
= 100%
268

18
= 83,9% Gizi Kurang

- BBI = (TB-100) x 90%


= (160,86 - 100) x 90%
= 54,7 kg
(Anggraeni, 2012)
Biokimia
Pemeriksaan Hasil Normal Interpr Analisis
etasi
Pemeriksaan darah
GDS 421 mg/dL <200 mg/dL Tinggi Karena intake makan kurang (lemak
di pecah, insulin ada tapi resisten).
PH 7,1 7,35-7,45 Rendah Akibat adanya asidosis diabetic yang
merupakan gejala DM.
PCO2 5,7 35-45 Rendah PCO2 rendah dan PO2 tinggi karena
PO2 184,8 80-100 Tinggi sesak akibat adanya hiperventilasi.
-
Pemeriksaan urin
Leukosit 16,8 <5 Tinggi Adanya infeksi yang didukung
dengan nadi dan RR tinggi.
Protein 2+ - Positif Terdapat 300 mg/dL protein dalam
urin.
Neutrofil 69,6 51-67 Tinggi Disebut juga neutrofilia disebabkan
infeksi bakteri, parasit, dan
gangguan metabolit.
Keton 3+ - Positif Adanya gangguan metabolit, seperti
DM
darah 2+ - Positif

(Kemenkes RI, 2011)

Clinic
Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi Analisis
Tekanan darah 100/59 mmHg 120/80 mmHg Hipotensi Akibat obat yang dikonsumsi
yang dapat menyebabkan
hipotensi.

Nadi 122x/menit 60-100x/menit Cepat Lemas DM glukosa tidak


RR 36x/menit 20-24x/menit Cepat terpakai dijaringan perifer
KU Lemah Lemah lemas.
Sesak + Sesak +
Sariawan + Sariawan + Nafsu makan hilang
Faringitis akut Faringitis akut faringitis akut peradangan
Nafsu makan Nafsu makan pada tenggorokan
hilang hilang
Sariawan tidak suka makan

19
sayur dan buah.

(Pulungan et al, 2002)


Dietary
Dietary dahulu sebelum DM 1 tahun lalu
Analisis:
- Sering konsumsi gula sederhana (cola, nasi) kadar gula darah meningkat
gangguan system metabolism dalam tubuh pancreas terganggu
tidak mampu menghasilkan insulin glukosa meningkat dalam darah
DM
- Terlalu berlebihan lemak jenuh (snack gorengan, singkong keju, fast food)
- Intake serat yang rendah jarang konsumsi sayur
- Porsi makan yang berlebihan (karbohidrat, lauk hewani)
(Almatsier, 2010) (Pramono, 2011)

Dietary setelah DM 1 tahun lalu


Analisis :
- Terlalu membatasi makanan hewani tidak dikonsumsi
- Terjadinya IOM antara jamu dengan obat yang dikonsumsi
- Menghentikan penggunaan insulin
- Tidak patuh terhadap diet
Dietary sekarang
Analisis :
- Pemberian makan cair karena faringitis akut dan tidak nafsu makan
- Intake energy yang belum mencukupi 200 ml x 4 = 800 kkal/hari
- Pasien dipuasakan identifikasi tanda dan gejala dan komplikasi untuk
menyesuaikan regimen insulin
(Brunner and Suddarth, 2000)
Client history
Analisis :
- Luka bernanah karena gula darah meningkat glukosa tumpuk di darah
aliran darah menjadi media perkembangbiakkan virus dan bakteri sitokin
pro inflamasi meningkat sehingga fase inflamasi berlangsung terus dan tidak
ada proses penyembuhan.
(Alifah, 2014)

20
Obat-obatan
Analisis :
- Insulatard 0-10 IU : termasuk intermediate acting insulin dan di berikan pada
siang hari saja 10 unit.
(Novo Nordisk, 2008)
- Cipro 2 x 400 mg : antibiotic meningokokus
(NSW Government, tanpa tahun)
- Metokloropamid 3 x 10 mg : dopamine reseptor antagonis
(European medicines agency, 2013)
- Omeprazol 1x 40 mg : menekan sekresi asam lambung
(American Society of Health-System Pharmacists, 2013)
- Gentamicin 3 x 50 mg : antibiotic
(Subcomittee of the expert commitee on the selection and use of essential
medicines, 2008)
- Nistatin 3 x 1 mL : infeksi jamur
(Andriani, 2010)
- KCl 25 mEq dalam 500 cc ns 20 TPM : mengobati atau mencegah
hypokalemia yang di berikan secara intravena
- Dextrose : larutan gula yang diberikan secra intravena
- Aktrapid 3 x 4 IU : 3 kali sehari, sekali pemberian 4 unit insulin. Termasuk
short acting insulin

o Macam-macam insulin :
- Rapid acting
Disebut juga basal bolus. Lama kerja 3-5 jam, dengan awitan kerja yang
cepat 5-15 menit, dan puncak kerja 30-90 menit. Digunakan pada jam
makan, diberikan dalam regimen 2x/hari.
Efektif digunakan pada saat :
Snack sore : untuk menurunkan kadar glukosa darah sebelum makan
malam
Setelah makan : menurunkan kadar glukosa darah post pandrial
Pada penggunaan CSSI
Hiperglikemi dan ketosis saat sakit
- Short acting

21
Lama kerja 5-8 jam, dengan awitan kerja 30-60 menit, dan puncak kerja 2-4
jam. Diberikan 15-0 menit sebelum makan. Cocok untuk balita karena
menghindari hipoglikemi akibat pola hidup dan makan tidak teratur.
- Intermediate acting
Lama kerja 12-24 jam, dengan awitan kerja 2-4 jam, puncak kerja 4-12 jam.
Diberikan 1-2x/hari. Cocok pada penderita memiliki pola hidup lebih teratur.
(PERKENI, 2009)

B. Diagnosa
NI-1.4 asupan energy tidak adekuat disebabkan oleh ketidaksesuaian rekomendasi
dari rumah sakit ditandai dengan total energy dari makanan cair DM 200 cc x 4 =
800kkal
NI-4.2 Peningkatan zat gizi spesifik (Kebutuhan protein) disebabkan oleh infeksi
ditandai dengan luka bernanah dibagian perut dan nilai biokimia terkait(leukosit)
NI-5.8.5 ketidakcukupan konsumsi serat disebabkan kurang makan sayur dan buah
ditandai dengan hasil dietary pasien
NB 1.1 kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi disebabkan pasien belum
pernah mendapatkan edukasi ditandai dengan makan mie instan ciki, cola, kopi
instan dan pasien menghentikan penggunaan insulin dan menggunakan jamu tanpa
konsultasi terlebih dahulu
NB 1.5 pola makan yang salah disebabkan belum pernah mendapat pengetahuan
terkait gizi ditandai dengan sering konsumsi kentaki, gorengan, singkong keju, mie
instan, chiki, kopi instan, cola dan jarang makan sayur
NC- 2.2 perubahan nilai lab disebabkan oleh DM tipe 1 di tandai dengan hasil lab
pasien yang tidak abnormal (gula darah acak)
NC-3.1 underweight disebabkan DM tipe 1 dan penurunan nafsu makan di tandai
dengan perhitungan status gizi pasien. (underweight)

C. Intervensi
ND-1 Meal and Snack
E-1 Content Edukasi Gizi
RC-1 Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
E-2 Aplikasi Edukasi Gizi
C-2 Strategi

22
o Tujuan
1. Mencapai dan mempertahankan kadar gula darah acak nrmal dengan
menyeimbangkan makan dan insulin
2. Memberi cukup energi untuk mendapatkan status gizi normal
3. Menghindari komplikasi
4. Meningkatkan derajat kesehatan melalui gizi yang optimal
5. Mengurangi keluhan penyakin dan tidak memperparah penyakit.

o Prinsip
1. Tinggi Protein
2. Lemak sedang
3. Karbohidrat cukup
4. Rendah Karbohidrat sederhana
5. Tinggi Serat larut
6. Cukup vitamin dan mineral.

o Syarat
1. Makanan Lunak dengan memperhatikan prinsip 3J dan dosis insulin yang diberikan
2. Natrium < 3000 mg
3. Serat 25 gr/ hari untuk memperlambat pengosongan lambung dan waktu transit
makanan dengan memperlambat kerja usus halus.
4. Gula murni hanya digunakan pada bumbu.
5. Penggunaan gula alkohol tidak boleh berlebih
6. Penggunaan gula alternatif terbatas (fruktosa <20%)
7. Setelah kadar gula normal gunakan gula <5% dari kebutuhan
8. Lemak jenuh <75, lemak tidak jenuh ganda <10% dan selebihnya lemak tidak jenuh
tunggal, Kolesterol <300mg untuk mencegah komplikasi CVD
9. Magnesium 310mg/hari untuk keseimbangan elektrolit
10. Vit. E 15 mg/hari sebagai anti oksidan
11. Karbohidrat 60% , Protein 20%, Lemak 20%
Sumber Dianjurkan Dibatasi Dihindari
Serealia Semua sumber KH
dibatasi : nasi, bubur,
roti, mie, kentang,
singkong, ubi, sagu,
gandum, pasta, jagung,

23
talas, havermout,
sereal, ketan, makarni
Hewani Ayam tanpa kulit, ikan,
putih telur, daging
tidak berlemak
Nabati Tempe, tahu, kacang
hijau, kacang merah,
kacang tanah, kacang
kedelai
Sayuran Sayuran tinggi serat, Bayam, buncis, mlinjo, Selvy : tinggi kalium
low GI, rendah kalium daun melinjo, labu siam,
(kangkung, daun daun singkong, daun
kacang, oyong, ketela, jagung muda,
ketimun, to,at, labu kapri, kacaang panjang,
air, kembang kol, pare, wortel, daun
lobak, sawi, selada, katuk.
seledri, terong)
Buah-buahan low GI, rendah kalium Nanas, anggur, mangga, Buah-buahan yg manis,
(Jeruk, apel, salak, sirsak, pisang, alpukat, di awetkan dan tinggi
pepaya, jambu air, sawo, semangka. kalium (durian, nangka,
jambu air) alpukat, kurma,
manisan buah)
Minuman Yg mengandung
pemanis buatan dan
alcohol, soft drink, es
krim, yoghurt, susu
Lain-lain Makanan yang di Gula pasir, gula merah,
goring, santan kental, gula batu, madu. dan
kecap, saus tiram makanan manis seperti
cake, kue-kue manis,
dodol, tarcis.
(Kemenkes RI, 2011)
o Perhitungan Energi
TB estimasi = 1,83 x (44 cm) (0,24x19) + 84,88

= 80,52 4,56 + 84,88

= 160, 84 cm

BB estimasi = 2,001 x 22,5 1,223

= 43,79 kg


Persentil LILA = 100%

22,5
= 100%
26,5

= 84,9%

24
Interpretasi : persentile 70 - <85% termasuk gizi kurang

(Anggraeni, 2012)

BBI = (TB-100) 10%

= (160,84 - 100) 10%

= 54,756 kg

(PERKENI, 2011)

o Penentuan Kebutuhan Kalori Per Hari


1. Kebutuhan basal
Perempuan = BBI x 25 kkal = 54, 756 x 25 kalori
= 1368,9 kalori
Koreksi/penyesuaian :
- BB kurus = + 20% 273, 78
- Aktifitas ringan = +10% 136, 89
- Infeksi = +30% 410, 67

TOTAL = 2190,24 99 kkal (energi dari dextrose) = 2091, 24 kkal

(PERKENI, 2011)

o Distribusi Kebutuhan :
1. Karbohidrat = 60% x 2091, 24 = 313, 686 gram
2. Protein = 20% x 2091, 24 = 104, 562 gram
3. Lemak = 20% x 2091, 24 = 46, 47 gram

D. Monev

a) FH-1.1.1.1 Intake energy


b) FH-1.2.2.3 Meal pattern
c) FH-1.5.3.2 Intake gula
d) FH-4.1 Pengetahuan makanan
e) Fh-2.1.1.2 Modifikasi diet
f) CH-2.2.1 Medical treatment terapi
g) AD-1.1 Berat badan
h) PD-1.1.9 Tanda vital

25
i) FH-1.5 Makronutrien intake
j) BD-1.5 Glucose profil
k) BD-1.2 Urin profile

Indicator Alat Frekuensi


Status gizi Berbah menjadi normal 2 minggu sekali
dilihat dari kenaikan BB
Nilai lab Menjadi normal dilihat dari
- Gula darah pemeriksaan laboratorium - Setiap hari sebelum
makan dan sebelum
tidur
- HbA1c - 3 bulan sekali
- Urin - Seminggu sekali
Tanda-tanda vital Pengecekan fisik Setiap hari
Intake energi dan Terpenuhi 90% dilihat dari Setiap hari
makronutrien hasil recall
Pengetahuan Bertambah 90% dilihat dari Setiap hari
wawancara informal dan
kepatuhan terhadap diet

H. HIPOTESIS

26
Pasien Nn

Diagnose medis Nafsu makan turun,


Asuhan gizi lemah dan luka
ETIOLOGI
nananh
Autoimun dan virus

FAKTOR RESIKO DM type 1


Genetik atau Faktor underweight
Keturunan
Usia
Faktor Genetik dan
Lingkungan
Intervensi medis

Sign and Symtom


1. Berat badan menurun Obat obatan
drastis 1-2 minggu Insulatard 0-10 IU
sebelum diagnose Cipro 2 x 400 mg
ditegakan
Metokloropamid 3 x 10
2. Banyak minum
mg
3. Sering haus
4. Banyak buang air kecil Omeprazol 1x 40 mg
5. Hiperglikemia Gentamicin 3 x 50 mg
6. Ketoasidosis Nistatin 3 x 1 mL
7. Dehidrasi KCl 25 mEq dalam 500
8. Gangguan elektrolit, cc ns 20 TPM
9. infeksi pada kulit Dextrose
10. Cepat merasa lelah, Aktrapid 3 x 4 IU
gatal-gatal pada kulit
11. sesak nafas
12. nyeri perut

27
TBe : 160.84 cm
Assessment Antropometri %lila : 83.9%
BBe : 43.79 kg
BBI : 54,7 kg

bikomia GDS tinggi


PH rendah
PCO 2 remdah
PO2 tinggi
Leukosit tinggi
Protein +
Neutrofil tinggi
Keton positif
Darah positif

Fisik klinis Tekanan darah rendah


Nadi cepat
RR cepat
Sesak +, sariawan +, farigitis
akut, nafsu makan hilang

dietary
Dahulu sebelum DM
Setelah DM
Dietary sekarang

Client history
dan etilogi

28
NI-1.4 asupan energy tidak adekuat
Diagnose gizi NI-4.2 Peningkatan zat gizi spesifik (Kebutuhan
protein
NI-5.8.5 ketidakcukupan konsumsi
NB 1.1 kurang pengetahuan terkait makanan dan
gizi
NB 1.5 pola makan yang salah
NC- 2.2 perubahan nilai lab
Perhitungan NC-3.1 underweight
Energy 2091, 24 kkal
Protein 104,562 gram
lemak 46,47 gram ND-1 Meal and Snack
KH 313,686 gram Intervensi E-1 Content Edukasi Gizi
RC-1 Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
i
E-2 Aplikasi Edukasi Gizi
C-2 Strategi
Tujuan diet

syarat 1. Makanan Lunak dengan memperhatikan prinsip 3J dan dosis insulin yang
diberikan
prinsip 2. Natrium < 3000 mg
1. Mencapai dan mempertahankan kadar 3. Serat 25 gr/ hari untuk memperlambat pengosongan lambung dan waktu
gula darah acak nrmal dengan transit makanan dengan memperlambat kerja usus halus.
4. Gula murni hanya digunakan pada bumbu.
menyeimbangkan makan dan insulin
Tinggi Protein , 5. Penggunaan gula alkohol tidak boleh berlebih
2. Memberi cukup energi untuk 6. Penggunaan gula alternatif terbatas (fruktosa <20%)
mendapatkan status gizi normal Lemak sedang,
7. Setelah kadar gula normal gunakan gula <5% dari kebutuhan
3. Menghindari komplikasi Karbohidrat cukup , 8. Lemak jenuh <75, lemak tidak jenuh ganda <10% dan selebihnya lemak
4. Meningkatkan derajat kesehatan Rendah Karbohidrat tidak jenuh tunggal, Kolesterol <300mg untuk mencegah komplikasi CVD
melalui gizi yang optimal sederhana, Tinggi 9. Magnesium 310mg/hari untuk keseimbangan elektrolit
5. Mengurangi keluhan penyakin dan Serat larut, cukup 10. Vit. E 15 mg/hari sebagai anti oksidan
tidak memperparah penyakit. 11. Karbohidrat 60% , Protein 20%, Lemak 20%
vitamin dan mineral.

29
INDIKATOR KEBERHASILAN
MONEV
Status Gizi normal
Nilai lab normal
Vital sign normal
Intake energy dan makronutrien terpenuhi 90%
Pengetahuan bertambah 90%
FH-1.1.1.1 Intake energy
FH-1.2.2.3 Meal pattern
FH-1.5.3.2 Intake gula
FH-4.1 Pengetahuan makanan
Fh-2.1.1.2 Modifikasi diet
CH-2.2.1 Medical treatment terapi
AD-1.1 Berat badan
PD-1.1.9 Tanda vital
FH-1.5 Makronutrien intake
BD-1.5 Glucose profil
BD-1.2 Urin profile

30
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN
Dalam kasus Diabetes Mellitus tipe 1 ini merupakan akibat kerusakan dari sel beta pancreas
dimana terdapat gejala dan tandanya.
Asuhan gizi pada pasien penderita diabetes mellitus tipe 1 ini dimulai dengan assessment
gizi, dimana dalam assessment ini berisi tentang hasil interpretasi data dan analisis data
yang didapat dari rekam medis pasien tersebut. Selanjutnya kita menegakkan diagnosis gizi
yang dilihat dari hasil interpretasi dan analisis data assessment pasien. Setelah itu
dilanjutkan dengan intervensi yang mana terdapat tujuan, prinsip serta syarat diet yang
dibutuhkan oleh pasien tersebut serta perhitungan kebutuhan zat gizi untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Kemudian yang terkahir adalah monitoring evaluasi dimana kita
menetapkan indicator keberhasilan kemudian kita me-monitoriong dan evaluasi hasil asuhan
gizi yang telah kita buat/susun.

B. REKOMENDASI
Skenario dalam PBL minggu empat belas ini dapat menambah dan memperdalam
pengetahuan mahasiswa mengenai bidang klinik pada pasien dengan penyakit Diabetes
Mellitus yang Underweight. Diharapkan dengan adanya skenario ini dapat mempermudah
mahasiswa dalam proses belajarnya dan memahaminya.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. A Chan.2011. Universitas Sumatera Utara.


2. Alifah, D, P. 2014. Gambaran Penyembuhan Luka Diabetes Mellitus dengan Gel Nigella Sativa
30% pada Tikus yang di Induksi Aloksan. Universitas Jenderal Soedirman
3. Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
4. American Society of Health-System Pharmacists. 2013. Omeprazole. Maryland.
5. Andriani, Rini dan Lily Rundjan. 2010. Nistatin oral sebagai terapi profilaksi infeksi jamur sistemik
pada neonatus kurang bulan. Sari pediatri: Jakarta.
6. Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu
7. Arcudi Dan Sherman. 2005. Carbohydrate Counting Demystified : A Guide For General
Practitioners. Canadian Diabetes Association
8. Budidharmaja, Eko. 2013. Factor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipoglikemia pada
diabetes mellitus di poliklinik RSUP Dr Kariadi. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran. FK
Undip. Semarang.
9. Canadian Diabetes Association. 2008. Basic Carbohydrate Counting For Diabetes Management.
10. Etisa et al. 2012. Tinggi Badan yang Diukur dan Berdasarkan Tinggi Lutut Menggunakan Rumus
Chumlea pada Lansia. Media Medika Indonesia.
11. European medicines agency. 2013. European agency recommends changes to the use of
metroclopramide. Europe
12. Frasher.2009.Advanced Carbohydrate Counting.Frasher Health Dietetics Education
13. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009. Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1.
UKK Endokrinologi Anak dan Remaja. World Diabetes Foundation
14. John Hopkins Medicine. Must Know Health Info. Diabetes Millitus Type 1. Diabetes Education
edisi 1. Authord by Johns Hopkins University and Johns Hopkins health System.
15. Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik.
16. Kurniawan, Filbert, Samuel Surja, Sem.2013.Diabetes Mellitus tipe 1 pada Anak .Fakultas
Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.Jakarta.Indonesia
17. Novo nordisk. 2008. Insulatard. Departemen kesehatan. Denmark.
18. NSW Government. Tanpa tahun. Ciprofloxacin: suatu antibiotik bagi kontak dari penderita infeksi
meningokokus.
19. Ozougwu, J.C., et al. 2013. The pathogenesis and pathophysiology of type 1 and type 2 diabetes
mellitus. Academic Journal: Nigeria.
20. Perkeni, Perkumpulan Endrokinologi Indonesia. 2009. Konsesus Nasional Pengelolaan DM Tipe 1.

32
21. Pramono. 2011. Penatalaksanaan Terbaru Diet Diabetes Melitus. Ikatan Ahli Kesehatan
Masyarakat Indonesia (IAKMI).
22. Pulungan, Herquanto. 2009. Diabetes mellitus tipe 1 penyakit baru yang akan makin akrab
dengan kita volume 59 Nomer 10. Departemen ilmu kesehatan anak, fakultas kedokteran
universitas Indonesia: Jakarta.
23. Subcomittee of the expert commitee on the selection and use of essential medicines. 2008.
Gentamisin Ototoxicity in children. Geneva
24. Tjokroprawiro. 2012. Garis Besar Pola Makan Dan Hidup Sebagai Pendukung Terapi DM.
Surabaya : Universitas Airlangga
25. World Diabetes Foundation. 2011. Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 di Indonesia. Jakarta

33
TIM PENYUSUN

A. KETUA
1. Moniska Dwijanti 125070302111001

B. SEKRETARIS
1. Putri Mamluatun Najah 125070305111001
2. Dania Kumalasari Utomo 125070302111002
C. ANGGOTA
1. Claretta Saraswati 125070300111031
2. Afrielia Laily 125070300111032
3. Senja Deanantha 125070300111033
4. Dheastiana Citra D. 125070300111034
5. Rosa Nabilla 125070300111036
6. Yota Lizafni 125070301111029
7. Orchidara Herning K. 125070300111037
8. Selvy Revitasari 125070300111038
9. Atika Audini M. 125070300111030
10. Rahmayanti Nurmala 125070301111032
11. Vivi Dian W 125070301111031

D. FASILITATOR
Bu Anggun

E. PROSES DISKUSI
1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI
- Mengarahkan mahasiswa apabila topik yang dibicarakan melenceng dari
pembahasan yang sebenarnya
- Mampu membimbing dengan baik sehingga mahasiwa menjadi terlatih dan
bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran.
2. KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI
- Mahasiswa memahami cara merancang dan melakukan asuhan gizi pada pasien
berdasarkan status gizi pasien.

34
- Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan untuk pasien dengan diagnose
penyakit Diabetes Mellitus type 1. Mula dari makanan yang diperbolehkan, dibatasi
dan juga di hindari

35

Anda mungkin juga menyukai