PENDAHULUAN
1
terkait perubahan iklim itu terjadi, dan untuk mengetahui cara pegendalian pemanasan global
yang dapat mencegah terjadinya perubahan iklim.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda
mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim
yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100,
pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya
kapasitas panas dari lautan.
3
lainnya. Perubahan iklim mencakup perubahan dalam tekanan udara, arah dan kecepatan
angin, dan curah hujan.
Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara
akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan mencairnya
gunung-gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di
perairan tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak
akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju
akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di
beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1
persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain
itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang
berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan
menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang
sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim
4
2.2 Faktor Penyebab Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
2.2.1 Penyebab pemanasan global
Pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan
gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia,
kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon
dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan
penggundulan hutan serta pembakaran hutan.
Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan
disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan
ozon seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus
dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah
gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari.
Sementara lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi
“atap” sekarang berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif
dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan
global.
Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler.
Sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal
dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan
sejumlah wilayah terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu,
jumlah dana untuk pemanfaatan energi yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air,
khususnya hidro mini dan makro), yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil,
baik di negara maju maupun miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan
keuangan dan investasi yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.
5
melepaskan energi dengan laju yang sama ketika bumi menerima energi dari matahari.
Selubung GRK yang lebih tebal akan membantu untuk mengurangi hilangnya energi ke
angkasa, sehingga sistem iklim harus menyesuaikan diri untuk mengembalikan
keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar. Proses ini disebut
sebagai “efek GRK yang semakin besar”. Meningkatnya pemanasan, sebelas dari dua
belas tahun terakhir merupakan tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan
global sejak 1850. Tingkat pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir
dua kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global naik
sebesar 0.74°C selama abad ke-20, Diana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan
daripada lautan.
b. Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer Karbondioksida adalah penyebab
palang dominan terhadap adanya perubahan Lim saat ini dan konsentrasinya di atmosfer
telah naik dari masa pra-industri yaitu 278 ppm (parts-permillion) menjadi 379 ppm pada
tahun 2005.
c. Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata Adanya peningkatan presipitasi pada
beberapa dekade terakhir telah diamati di bagian Timur Amerika Utara dan Amerika
Selatan, Eropa Utara, Asia Utara serta Asia Tengah. Akan tetapi pada daerah Sahel,
Mediteranian, Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami pengurangan
presipitasi. Sejak tahun 1970 telah terjadi kekeringan yang lebih kuat dan lebih lama.
6
dengan CFC. Dampak bagi kesehatan mahluk hidup dari menipisnya lapisan ozon yaitu
masalah pernapasan, berkurangnya sistem kekebalan tubuh.
c. Chloro Fluro karbon (juga disebut CFC) adalah gas terdiri dari tiga unsur Klor, Fluor dan
Carbon. Mereka pernah digunakan secara luas sebagai pendingin dalam kulkas dan
sebagai pendorong dalam kaleng aerosol. Saat itu ditemukan pada akhir 1970-an dan awal
1980-an bahwa CFC dari kulkas tua dan rusak dan kaleng aerosol tua secara bertahap
menemukan jalan masuk ke bagian atas atmosfer di mana mereka merusak lapisan ozon.
Lapisan ozon melindungi Bumi dari radiasi berbahaya. Sebagai result kerusakan, lubang-
lubang mulai muncul di lapisan ozon di atas Kutub Selatan setiap musim panas, semakin
besar setiap tahun. Akhirnya penggunaan CFC dalam aerosol dan kulkas di larang. Bukan
hanya terdapat di dalam kulkas atau kaleng aerosol cfc pun di temukan di dalam AC, asap
pembakaran pabrik, kendaraan, dan hutan. Pada dasarnya cfc tidak berbahaya, tetapi
karena pemakaiannya yang berlebih cfc dapat merusak lapisan ozon yang melindungi
bumi dari radiasi matahari. Cloro floro carbon juga menjadi salah satu pemegang andil
dalam gas efek rumah kaca. Gas efek rumah kaca disebabkan oleh naiknya konsentrasi
gas
a. Kekeringan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim Inggris menemukan bahwa
pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar dalam 100 tahun ke depan. Skala
7
kekeringan begitu besar hingga mencakup setengah dari total lahan yang kita miliki saat
ini. Palmer Drought Severity Index (PDSI) menyatakan bahwa persentase global daerah
kering telah meningkat sebesar 1,74% antara tahun 1950 dan 2008. Kekeringan tentu saja
akan memicu kegagalan panen yang akan berdampak fatal bagi populasi dunia.
b. Wabah
c. Banjir
d. Pencairan es di kutub
8
e. Kabut asap (smog)
Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi kabut asap di
atmosfer mengalami peningkatan. Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan menyebabkan
penyakit dan kematian.Kabut asap juga mengintensifkan gelombang panas yang tentu saja
dapat berdampak buruk bagi kehidupan.
f. Kebakaran hutan
Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memastikan
apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran
hutan. Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan infrastruktur. Akibat
kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca juga
akan meningkat yang pada akhirnya memperparah pemanasan global (global warming).
Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara
akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan mencairnya
gunung-gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di
perairan tersebut. . Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak
akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju
akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di
beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1
persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain
itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang
berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan
menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang
sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
h. Gangguan Ekologis
9
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan
global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan
yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati.
Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub
mungkin juga akan musnah.
2.5.2 Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit
diprakirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah hujan yang
berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan belahan bumi yang lain
bisa mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena kenaikan suhu dan turunnya
kelembaban. Menurut perusahaan asuransi Swiss Re, 90% dari bencana terkait iklim terjadi
di Asia. Pola cuaca akan menjadi ekstrim–kemungkinan cuaca panas sekali, gelombang
panas, dan hujan lebat akan lebih sering terjadi. Selain itu, badai siklon tropis kemungkinan
lebih intensif, disertai angin kencang dan hujan deras. Selanjutnya perubahan iklim akan
berdampak pada kehidupan kita seperti:
Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat banjir,
kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin yang kuat. Perubahan
iklim juga akan mempengaruhi jadwal panen dan jangka waktu penanaman. Peningkatan
suhu 10C diperkirakan menurunkan panen padi sebanyak 10%.
b. Dampak Lingkungan
Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan iklim dan gangguan
pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi ekosistem). Terumbu karang akan
kehilangan warna akibat cuaca panas, menjadi rusak atau bahkan mati karena suhu tinggi.
Para peneliti memperkirakan bahwa 15%-37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di
enam wilayah bumi pada 2050. Keenam wilayah yang dipelajari mewakili 20% muka bumi.
10
c. Risiko Kesehatan
Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa
memunculkan penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa peningkatan
suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan kematian 150.000 jiwa
setiap tahun. Penyakit seperti malaria, diare, dan demam berdarah diperkirakan akan
meningkat di negara tropis seperti Indonesia.
d. Air
e. Ekonomi
Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan kekeringan, bencana,
dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir Nicolas Stern, penasehat
perdana menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau 20 tahun mendatang perubahan
iklim akan berdampak besar terhadap ekonomi. Stern mengatakan bahwa dunia harus
berupaya mengurangi emisi dan membantu negara-negara miskin untuk beradaptasi terhadap
perubahan iklim demi kelangsungan pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan bahwa
dibutuhkan investasi sebesar 1% dari total pendapatan dunia untuk mencegah hilangnya 5%-
20% pendapatan di masa mendatang akibat dampak perubahan iklim.
Bencana terkait perubahan iklim akan meningkatkan jumlah pengungsi di dalam suatu
negara maupun antar negara. Proses mengungsi ini membuat orang menjadi miskin dan
tercerabut dari akar sosial dan budaya mereka, terutama hubungan dengan tanah leluhur dan
kearifan budaya mereka. Di sisi lain, krisis pangan, air dan sumberdaya, serta peningkatan
jumlah pengungsi akan menimbulkan konflik horizontal sehingga bisa memicu konflik politik
di dalam negara maupun antar negara.
11
2.6 Pengendalian Pemanasan Global yang dapat mencegah Perubahan Iklim
a. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah
masuknya air laut.
b. Pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih
tinggi.
Adapun dua cara pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas
rumah kaca:
a. Mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfir dengan menyimpan gas tersebut atau
komponen karbonnya di tempat lain.
b. Mengurangi produksi gas rumah kaca.
Secara umum pengendalian pemanasan global yang dapat mencegah perubahan iklim
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemanasan global telah menjadi salah satu permasalahan yang menjadi sorotan
utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri
dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global
diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini.
Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya.
Penanggulangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan.
Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pemanasan global
hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
14