Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah Indonesia berada di antara 60 LU –110 LS dan merupakan daerah tropis
dengan dua musim, yakni musim kemarau dan hujan yang bergantian setiap enam
bulan sekali. Musim kemarau berlangsung antara bulan April sampai Oktober. Adapun
musim hujan berlangsung antara bulan Oktober sampai April. Terjadinya perubahan musim
ini disebabkan oleh terjadinya peredaran semu matahari setiap tahun. Perubahan iklim adalah
perubahan yang terjadi secara signifikan mengenai pola cuaca yang dihitung berdasarkan
angka statistik dalam rentang waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya. Banyak faktor
yang mempengaruhi terjadi perubahan iklim seperti proses biologis, radiasi sinar matahari,
erupsi gunung berapi, curah hujan, pola angin, dan pemanasan global.
Pemanasan global mengacu pada fenomena meningkatnya suhu rata-rata global yang
dekat dengan permukaan bumi. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya
kosentrasi gas rumah kaca pada lapisan atmostfer. Pemanasan global menyebabkan pola
iklim berubah. Namun, pemanasan global hanya mewakili satu aspek dari fenomena
perubahan iklim. Sudah menjadi rahasia umum bahwasannya pemanasan global merupakan
salah satu kondisi yang buruk bagi bumi. Belakangan ini pemanasan global menjadi ancaman
yang serius bagi bumi dan juga makhluk hidup yang ada di dalamnya. Pemanasan global ini
merupakan kondisi atau fenomena yang sangat buruk sehingga dapat dikatakan bahwa
pemanasan global juga termasuk ke dalam salah satu jenis bencana alam.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi
lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah
berkembang pesat saat ini. Pemanasan global ini dapat memunculkan berbagai macam
dampak atau akibat. Hampir semua dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pemanasan
global merupakan akibat yang bersifat negatif. Dampak negatif ini adalah terjadinya
pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming yang di antara beberapa
akibatnya adalah perubahan iklim yang terjadi di bumi sekarang ini.

1.2 Tujuan penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang pemanasan global dan
perubahan iklim, serta untuk mengkaji bagaimana proses dan dampak pemanasan global

1
terkait perubahan iklim itu terjadi, dan untuk mengetahui cara pegendalian pemanasan global
yang dapat mencegah terjadinya perubahan iklim.

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat dari makalah ini, baik bagi penyusun maupun pembaca dapat menjadi sarana
penambah wawasan atau referensi yang berkaitan dengan pengetahuan tentang pemanasan
global dan perubahan iklim, serta mengetahui proses dan dampak pemanasan global, dan
untuk mengetahui cara pengendalian pemanasan global yang dapat mencegah terjadinya
perubahan iklim.

1.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang kami gunakan untuk penulisan makalah ini adalah
tinjauan pustaka. Sementara itu, metode analisis data yang kami gunakan, yaitu melalui
pencarian data yang bersumber dari internet, jurnal-jurnal, buku, dan e-book sehingga kami
dapat memperoleh informasi yang lebih luas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pemanasan global dan perubahan iklim


Perubahan iklim akibat pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini menjadi salah
satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi bumi selama beberapa dekade dan
abad ke depan. Namun, bagaimana dengan nasib bumi jika terjadi pemanasan bertahap saat
matahari menuju masa akhir hidupnya sebagai bintang katai putih? Akankah bumi bertahan,
ataukah masa tersebut akan menjadi masa akhir kehidupan bumi. Perubahan iklim memiliki
hubungan dengan perubahan curah hujan, ketersediaan air permukaan, dan kualitas air yang
dapat berpengaruh pada Water related disease.
2.1.1 Pemanasan global
Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C
(1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-
gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini
telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi
sains nasional dari negara-negara G8.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda
mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim
yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100,
pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya
kapasitas panas dari lautan.

2.1.2 Perubahan iklim


Perubahan Iklim adalah perubahan pola perilaku iklim dalam kurun waktu tertentu
yang relatif panjang (sekitar 30 tahunan). Ini bisa terjadi karena efek alami. Namun, saat ini
yang terjadi adalah perubahan iklim akibat kegiatan manusia. Perubahan iklim terjadi akibat
peningkatan suhu udara yang berpengaruh terhadap kondisi parameter iklim

3
lainnya. Perubahan iklim mencakup perubahan dalam tekanan udara, arah dan kecepatan
angin, dan curah hujan.

Menurut United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC)


Perubahan Iklim adalah perubahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang mengubah komposisi atmosfer secara global dan
mengakibatkan perubahan variasi iklim yang dapat diamati dan dibandingkan selama kurun
waktu tertentu. Panel Antar pemerintahan PBB tentang Perubahan Iklim (IPCC) yang
berhasil meyakinkan negara-negara di dunia lewat fakta-fakta ilmiah hubungan antara
aktivitas manusia dengan pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim (man-
made climate change), setelah beberapa lama hanya dianggap sebagai hipotesa belaka.
Keberhasilan dalam peningkatan kesadaran ini, yang sekaligus memberikan dasar bagi upaya
solusinya, mengantarkan IPCC menerima Hadiah Nobel Perdamaian bersama Al Gore pada
2007.

Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara
akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan mencairnya
gunung-gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di
perairan tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak
akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju
akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di
beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1
persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain
itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang
berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan
menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang
sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim

4
2.2 Faktor Penyebab Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
2.2.1 Penyebab pemanasan global

Pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan
gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia,
kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon
dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan
penggundulan hutan serta pembakaran hutan.

Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan
disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan
ozon seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus
dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah
gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari.
Sementara lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi
“atap” sekarang berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif
dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan
global.

Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler.
Sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal
dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan
sejumlah wilayah terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu,
jumlah dana untuk pemanfaatan energi yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air,
khususnya hidro mini dan makro), yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil,
baik di negara maju maupun miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan
keuangan dan investasi yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.

Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan


emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis,
sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.

2.2.2 Penyebab perubahan iklim


a. Para ahli menyatakan bahwa penyebab utama terjadinya perubahan iklim adalah
terjadinya pemanasan global akibat gas rumah kaca (GRK). Hal yang menyebabkan emisi
GRK menjadi masalah yang besar adalah karena dalam jangka panjang, bumi harus

5
melepaskan energi dengan laju yang sama ketika bumi menerima energi dari matahari.
Selubung GRK yang lebih tebal akan membantu untuk mengurangi hilangnya energi ke
angkasa, sehingga sistem iklim harus menyesuaikan diri untuk mengembalikan
keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar. Proses ini disebut
sebagai “efek GRK yang semakin besar”. Meningkatnya pemanasan, sebelas dari dua
belas tahun terakhir merupakan tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan
global sejak 1850. Tingkat pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir
dua kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global naik
sebesar 0.74°C selama abad ke-20, Diana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan
daripada lautan.
b. Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer Karbondioksida adalah penyebab
palang dominan terhadap adanya perubahan Lim saat ini dan konsentrasinya di atmosfer
telah naik dari masa pra-industri yaitu 278 ppm (parts-permillion) menjadi 379 ppm pada
tahun 2005.
c. Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata Adanya peningkatan presipitasi pada
beberapa dekade terakhir telah diamati di bagian Timur Amerika Utara dan Amerika
Selatan, Eropa Utara, Asia Utara serta Asia Tengah. Akan tetapi pada daerah Sahel,
Mediteranian, Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami pengurangan
presipitasi. Sejak tahun 1970 telah terjadi kekeringan yang lebih kuat dan lebih lama.

2.3 Proses Terjadinya Pemanasan Global dan Perubahan Iklim


a. Ketika sinar matahari memasuki atmosfir bumi, sinar matahari tersebut harus melalui
lapisan gas rumah kaca. Setelah mencapai seluruh permukaan bumi, tumbuhan, tanah, air,
dan komponen ekosistem lainnya menyerap energi dari sinar matahari tersebut. Sisanya
akan dipantulkan kembali ke atmosfir. Sebagian energi dikembalikan ke angkasa, tetapi
sebagian lagi terperangkap oleh gas rumah kaca di atmosfir dan dikembalikan ke bumi
sehingga dikenal dengan nama efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca
dapat mengakibatkan mencairnya bongkah-bongkah es di kutub. Bila dibiarkan terus-
menerus permukaan air laut akan naik yang menyebabkan tenggelamnya pulau-pulau
kecil dan daerah tepi pantai.
b. Perubahan iklim terjadi akibat lapisan ozon yang semakin menipis yang di sebabkan oleh
adanya radiasi matahari atau terperangkapnya panas matahari yang disebabkan oleh gas
efek rumah kaca yang salah satunya gas cloro floro carbon atau biasanya lebih dikenal

6
dengan CFC. Dampak bagi kesehatan mahluk hidup dari menipisnya lapisan ozon yaitu
masalah pernapasan, berkurangnya sistem kekebalan tubuh.
c. Chloro Fluro karbon (juga disebut CFC) adalah gas terdiri dari tiga unsur Klor, Fluor dan
Carbon. Mereka pernah digunakan secara luas sebagai pendingin dalam kulkas dan
sebagai pendorong dalam kaleng aerosol. Saat itu ditemukan pada akhir 1970-an dan awal
1980-an bahwa CFC dari kulkas tua dan rusak dan kaleng aerosol tua secara bertahap
menemukan jalan masuk ke bagian atas atmosfer di mana mereka merusak lapisan ozon.
Lapisan ozon melindungi Bumi dari radiasi berbahaya. Sebagai result kerusakan, lubang-
lubang mulai muncul di lapisan ozon di atas Kutub Selatan setiap musim panas, semakin
besar setiap tahun. Akhirnya penggunaan CFC dalam aerosol dan kulkas di larang. Bukan
hanya terdapat di dalam kulkas atau kaleng aerosol cfc pun di temukan di dalam AC, asap
pembakaran pabrik, kendaraan, dan hutan. Pada dasarnya cfc tidak berbahaya, tetapi
karena pemakaiannya yang berlebih cfc dapat merusak lapisan ozon yang melindungi
bumi dari radiasi matahari. Cloro floro carbon juga menjadi salah satu pemegang andil
dalam gas efek rumah kaca. Gas efek rumah kaca disebabkan oleh naiknya konsentrasi
gas

2.4 Hubungan Antara Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim


Pemanasan global pada dasarnya adalah peningkatan suhu rata-rata udara di
permukaan bumi. Di sisi lain, iklim sangat dipengaruhi oleh berbagai parameter iklim seperti
kecepatan dan arah angin yang sangat dipengaruhi oleh tekanan udara dan suhu udara, selain
kelembaban udara dan curah hujan yang dipengaruhi oleh radiasi matahari. Dengan
terjadinya pemanasan global, berbagai parameter iklim akan terganggu sehingga secara
jangka panjang iklim akan mengalami perubahan yang bersifat permanen.

2.5 Dampak Pemanasan Global Terkait Perubahan Iklim Itu Terjadi


2.5.1 Dampak pemanasan global

Di bawah ini adalah beberapa dampak dari pemanasan global:

a. Kekeringan

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim Inggris menemukan bahwa
pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar dalam 100 tahun ke depan. Skala

7
kekeringan begitu besar hingga mencakup setengah dari total lahan yang kita miliki saat
ini. Palmer Drought Severity Index (PDSI) menyatakan bahwa persentase global daerah
kering telah meningkat sebesar 1,74% antara tahun 1950 dan 2008. Kekeringan tentu saja
akan memicu kegagalan panen yang akan berdampak fatal bagi populasi dunia.

b. Wabah

Menyebabkan lonjakan epidemi sejumlah penyakit. Berbagai virus umumnya tidak


dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Namun, dengan kenaikan suhu akibat perubahan
iklim, virus yang tadinya hanya mampu berkembang dalam iklim tropis kemudian menyebar
ke daerah lain. Korea Institite of Health and Social Affairs (KIHASA) menyatakan bahwa
“Dalam kasus ekstrim, 1 derajat kenaikan suhu akan mengakibatkan kenaikan 6 persen dalam
penyebaran penyakit.

c. Banjir

Pemanasan global yang mampu memicu banjir tampaknya berlawanan dengan


logika. Namun kenyataannya perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca di seluruh
dunia. Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir besar yang menimpa
berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
memperingatkan bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat dalam abad ini.

d. Pencairan es di kutub

Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan daerah Antartika


(Kutub Selatan).Suhu di daerah ini telah meningkat sekitar dua sampai tiga kali lipat. Es di
kutub memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Jika es mencair,
pulau-pulau yang berada di bawah permukaan laut akan terancam bahaya. Kota-kota seperti
Shanghai dan negara kepulauan Maladewa adalah beberapa tempat yang akan terpapar risiko
tertinggi dalam skenario seperti itu. Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan
juga akan menghangat, hal ini menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan
tinggi permukaan laut. Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama
sekitar Greenland. Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan
di daerah pantai. Beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir
akan meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan laut akan sangat berpengaruh pada
ekosistem pantai, contohnya akan menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.

8
e. Kabut asap (smog)

Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi kabut asap di
atmosfer mengalami peningkatan. Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan menyebabkan
penyakit dan kematian.Kabut asap juga mengintensifkan gelombang panas yang tentu saja
dapat berdampak buruk bagi kehidupan.

f. Kebakaran hutan

Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memastikan
apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran
hutan. Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan infrastruktur. Akibat
kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca juga
akan meningkat yang pada akhirnya memperparah pemanasan global (global warming).

g. Iklim Mulai Tidak Stabil

Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara
akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan mencairnya
gunung-gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di
perairan tersebut. . Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak
akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju
akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di
beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1
persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain
itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang
berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan
menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang
sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

h. Gangguan Ekologis

9
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan
global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan
yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati.
Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub
mungkin juga akan musnah.
2.5.2 Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit
diprakirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah hujan yang
berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan belahan bumi yang lain
bisa mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena kenaikan suhu dan turunnya
kelembaban. Menurut perusahaan asuransi Swiss Re, 90% dari bencana terkait iklim terjadi
di Asia. Pola cuaca akan menjadi ekstrim–kemungkinan cuaca panas sekali, gelombang
panas, dan hujan lebat akan lebih sering terjadi. Selain itu, badai siklon tropis kemungkinan
lebih intensif, disertai angin kencang dan hujan deras. Selanjutnya perubahan iklim akan
berdampak pada kehidupan kita seperti:

a. Ketahanan Pangan Terancam

Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat banjir,
kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin yang kuat. Perubahan
iklim juga akan mempengaruhi jadwal panen dan jangka waktu penanaman. Peningkatan
suhu 10C diperkirakan menurunkan panen padi sebanyak 10%.

b. Dampak Lingkungan

Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan iklim dan gangguan
pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi ekosistem). Terumbu karang akan
kehilangan warna akibat cuaca panas, menjadi rusak atau bahkan mati karena suhu tinggi.
Para peneliti memperkirakan bahwa 15%-37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di
enam wilayah bumi pada 2050. Keenam wilayah yang dipelajari mewakili 20% muka bumi.

10
c. Risiko Kesehatan

Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa
memunculkan penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa peningkatan
suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan kematian 150.000 jiwa
setiap tahun. Penyakit seperti malaria, diare, dan demam berdarah diperkirakan akan
meningkat di negara tropis seperti Indonesia.

d. Air

Ketersediaan air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di daerah tropik


kering. Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia Pasifik akibat musim kemarau
berkepanjangan dan intrusi air laut ke daratan.

e. Ekonomi

Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan kekeringan, bencana,
dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir Nicolas Stern, penasehat
perdana menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau 20 tahun mendatang perubahan
iklim akan berdampak besar terhadap ekonomi. Stern mengatakan bahwa dunia harus
berupaya mengurangi emisi dan membantu negara-negara miskin untuk beradaptasi terhadap
perubahan iklim demi kelangsungan pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan bahwa
dibutuhkan investasi sebesar 1% dari total pendapatan dunia untuk mencegah hilangnya 5%-
20% pendapatan di masa mendatang akibat dampak perubahan iklim.

f. Dampak sosial, budaya dan politik.

Bencana terkait perubahan iklim akan meningkatkan jumlah pengungsi di dalam suatu
negara maupun antar negara. Proses mengungsi ini membuat orang menjadi miskin dan
tercerabut dari akar sosial dan budaya mereka, terutama hubungan dengan tanah leluhur dan
kearifan budaya mereka. Di sisi lain, krisis pangan, air dan sumberdaya, serta peningkatan
jumlah pengungsi akan menimbulkan konflik horizontal sehingga bisa memicu konflik politik
di dalam negara maupun antar negara.

11
2.6 Pengendalian Pemanasan Global yang dapat mencegah Perubahan Iklim

Pengendalian dilakukan dengan cara mengatasi efek yang dilakukan sambil


melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan.
Kerusakan yang pernah dapat diatasi dengan berbagai cara, misalnya:

a. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah
masuknya air laut.
b. Pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih
tinggi.

Adapun dua cara pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas
rumah kaca:

a. Mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfir dengan menyimpan gas tersebut atau
komponen karbonnya di tempat lain.
b. Mengurangi produksi gas rumah kaca.

Secara umum pengendalian pemanasan global yang dapat mencegah perubahan iklim

a. Menghilangkan karbon dengan cara menanam banyak pohon.


b. Menghilangkan karbondioksida langsung dengan cara menyuntikkan gas tersebut ke
dalam sumur-sumur minyak seperti di Norwegia.
c. Mengunakan bahan bakar pengganti seperti biogas, biodiesel atau tenaga nuklir dan
tenaga alam lainnya.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemanasan global telah menjadi salah satu permasalahan yang menjadi sorotan
utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri
dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global
diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini.
Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya.
Penanggulangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan.
Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pemanasan global
hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.

Akibat-akibat pemanasan global diantaranya adalah wabah penyakit, penurunan hasil


pertanian, naiknya permukaan air laut, dan punahnya berbagai jenis hewan. Beberapa cara
untuk mengurangi pemanasan global adalah menghemat listrik, mengurangi bangunan kaca,
mengurangi penggunaan plastik, & menanam pohon.

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai