Anda di halaman 1dari 15

Peranan Bahasa dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Oleh:
Rizki Bagus Saputra
183112706450258

Abstrak

Bahasa merupakan sistem lambang bunyi


ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi
oleh masyarakat pemakainya. Bagi manusia,
bahasa memiliki dua fungsi, sebagai media
berpikir dan sebagai media komunikasi. Proses
berpikir manusia tidak dapat dilepaskan dari
bahasa yang dikuasainya karena manusia
berpikir melalui simbol-simbol bahasa. Gagasan
dan pemikiran manusia perlu untuk
dikomunikasikan dengan orang lain. Proses
pengkomunikasian itu pun menggunakan media
bahasa.

Dewasa ini, kekhawatiran akan punahnya


bahasa ibu selayaknya menjadi perhatian besar
masyarakat Indonesia. Punahnya bahasa ibu
atau bahasabahasa lokal merupakan salah satu
indikator punahnya warisan budaya bangsa.
Dalam kaitannya dengan pengembangan ilmu
pengetahuan, bahasa memegang peranan yang
sangat penting mengingat peran bahasa sebagai
media berpikir dan media berkomunikasi.
Sebuah bahasa yang baik untuk pengembangan
ilmu pengetahuan adalah bahasa yang mampu
melaksanakan dua peran tersebut dengan baik
pula. Bahasa ilmu pengetahuan
hendaknya mampu
mengungkapkan sekaligus menjelaskan dan
merepresentasikan simbol-simbol sebuah
konsep dalam suatu ilmu. Ukuran sederhananya
adalah kekayaan sebuah bahasa
terhadap kosakata-kosakata, terutama yang
berkaitan dengan pesan berkonotasi pikiran.

Kata kunci :

Bahasa, Ilmu Pengetahuan, Pengembangan


A. Pendahuluan keberadaannya.( Saddhono, 2015,
35)
Indonesia memiliki keindahan Kemampuan berbahasa
alam dan budaya yang menyebabkan merupakan ciri khusus manusia.
akhir-akhir ini menjadi tujuan Manusia dapat berkomunikasi dengan
kunjungan orang-orang asing baik melalui penguasaan dan
(Mansan, 2015). Kekayaan alam dan penggunaan bahasa. Bahasa
budaya yang ada di Indonesia merupakan faktor penting dalam
membuat warga asing tertarik dan kehidupan manusia sebagai makhluk
datang ke Indonesia untuk sosial, karena manusia akan selalu
mempelajari dan mengenal membutuhkan orang lain dan tidak
kebudayaan yang ada di Indonesia. bisa hidup sendiri. Bahasa dijadikan
Hal ini merupakan dampak dari alat untuk menyampaikan,
perkembangan dunia global dan pasar mengekspresikan atau menjelaskan
bebas dengan meningkatnya jumlah sesuatu yang dapat dimengerti atau
orang asing yang bekerja dan belajar dipahami oleh orang lain.
di Indonesia, di antaranya untuk (Dardjowidjoyo, 2003, 51)
belajar bahasa Indonesia. Hal ini Bahasa yang digunakan
dilakukan agar penutur asing tersebu merupakan suatu bukti kegiatan
dapat berkomunikasi secara baik dan intelektual manusia. Manusia tidak
benar ketika tinggal dan bekerja di akan mencapai puncak
Indonesia. ( Mawadati & Saddhono, kedewasaannya sebagai mahluk yang
2017, 67) rasional yang dapat dipisahkan dari
Dewasa ini, kekhawatiran keahliannya berbahasa. Sehingga
akan punahnya bahasa ibu manusia berbahasa sesuai dengan
selayaknya menjadi perhatian besar tingkat pengetahuan dan
masyarakat Indonesia. Punahnya kemampuannya masing-masing.
bahasa ibu atau bahasabahasa lokal Bahasa juga merupakan bagian
merupakan salah satu indikator daripada realitas pengetahuan itu
punahnya warisan budaya bangsa. sendiri yang dalam cakupannya pun
Dengan semakin memudarnya terkandung interpretasi dari pikiran
warisan budaya bangsa maka manusia itu sendiri. Pada prosesnya,
hilanglah karakter utama bangsa, oleh bahasa akan melahirkan sebuah
sebab itu bahasa ibu dan bahasa lokal makna yang sebelumnya diolah oleh
sebagai warisan budaya harus terus pikiran yang kemudian melalui makna
dijaga dan dipertahankan tersebut lahir sebuah pemikiran yang
bisa dijadikan sebagai acuan dasar
dalam melakukan tindakan Penelitian ini menggunakan

(Dardjowidjojo, 2003, 65). pendekatan sosiolinguistik. Metode


yang digunakan pada penelitian ini
Pengetahuan manusia dapat adalah metode penelitian kualitatif.
berkembang dikarenakan adanya dua Metode penelitian kualitatif dilakukan
faktor, yaitu: Pertama, manusia pada kondisi alamiah dan bersifat
memiliki bahasa yang mampu penemuan. Oleh karena itu, peneliti
mengkomunikasikan informasi dan harus memiliki bekal teori dan
jalan pikiran yang melatar belakangi wawasan yang luas sehingga peneliti
informasi tersebut. Kedua, manusia dapat mudah bertanya, menganalisis,
memiliki kemampuan berpikir menurut dan mengkonstruksi objek yang akan
suatu alur kerangka berpikir tertentu. diteliti menjadi lebih jelas.
(Bakhtiar, 2014, 93) Penelitian yang dijadikan

Berdasarkan uraian-uraian di dasar penulisan adalah termasuk jenis

atas, kita dapat menyadari bahwa ilmu content analysis dengan metode

tanpa adanya bahasa tidak dapat kualitatif. Penelitian ini melalui tiga

tumbuh dan berkembang. Selain itu tahap penelitian yaitu tahap

bahasa memiliki kedudukan, fungsi, pengumpulan data, penganalisisan

dan peran ganda, yaitu sebagai akar data dan penyajian data. Data

dan produk budaya yang sekaligus dikumpulkan dengan menggunakan

berfungsi sebagai sarana berpikir dan metode perpustakaan dengan cara

sarana pendukung pertumbuhan dan menggunakan teknik analisis

perkembangan ilmu pengetahuan dan dokumen untuk memilih data yang

teknologi. Tanpa adanya peran akan dijadikan objek penelitian.

bahasa semacam itu, pengetahuan Teknik analisis dokumen dilakukan

tidak akan dapat berkembang. dengan cara membaca semua

Implikasinya di dalam pengembangan dokumen yang berkaitan dengan data

daya nalar, menjadikan bahasa penelitian baik data primer maupun

sebagai prasarana berpikir modern. data skunder yang berupa tulisan-

Makalah berikut membahas tentang tulisan yang berhubungan dengan

bahasa dan peranannya dalam objek penelitian. Teknik ini dilakukan

pengembangan ilmu pengetahuan. untuk mengidentifikasi data.

C. Hasil dan Pembahasan

B. Metode Penelitian Ilmu

1. Pengertian Ilmu
Secara etimologi, ilmu berasal dari cara, alat dan metode ilmiah lainnya

kata ilm (Bahasa Arab), Science guna menghasilkan suatu kebenaran

(Bahasa inggris) atau Scientia ilmiah yang bersifat empiris,

(Bahasa Latin) yang mengandung sistematis, objektif, analisis dan

kata kerja scire yang berarti tahu atau verifikatif (Hendrik, 1996,

mengetahui. Dalam Kamus Besar 38).Kebenaran ilmiah tersebut

Bahasa Indonesia, ilmu diartikan merupakan bahan dasar dari suatu

sebagai pengetahuan tentang suatu ilmu, sehingga pengetahuan belum

bidang yang disusun secara bersistem dapat dikatakan sebagai ilmu, namun

menurut metode tertentu, yang dapat ilmu pasti merupakan pengetahuan.

digunakan untuk menerangkan gejala


2. Ciri-ciri Ilmu
tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Definisi Ilmu menurut The Liang Gie, Mengutip dari buku Amsal Bakhtiar,

adalah rangkaian aktivitas manusia Ilmu memiliki beberapa ciri sebagai

yang rasional dan kognitif dengan berikut:

metode berupa aneka prosedur dan


a) Ilmu merupakan sebagian-
tata langkah sehingga menghasilkan
sebagian pengetahuan yang
kumpulan pengetahuan yang
bersifat koheren, empiris,
sistematis mengenai gejala-gejala
sistematis, dapat diukur dan
kealaman, kemasyarakatan, atau
dibuktikan.
perseorangan untuk tujuan mencapai
kebenaran, memperoleh b) Ilmu tidak mengartikan kepingan
pemahaman, memberikan penjelasan pengetahuan suatu putusan
ataupun melakukan penerapan. secara tersendiri, tetapi ilmu
(Bakhiar, 2014, 12) menandakan seluruh kesatuan
ide yang mengacu ke obyek yang
Antara ilmu dengan
sama dan saling berkaitan secara
pengetahuan memiliki perbedaan
logis.
yang cukup mendasar. Kalau
pengetahuan yang merupakan padan c) Ilmu dapat memuat hipotesis-
kata dari knowledge merupakan hipotesis dan teori-teori yang
kumpulan fakta-fakta, sedangkan ilmu belum sepenuhnya dimantapkan.
adalah suatu kegiatan penelitian
d) Ilmu menuntut adanya
terhadap suatu gejala ataupun kondisi
pengamatan dan metode berpikir
pada suatu bidang dengan
yang rapi. Oleh karena itu, ilmu
menggunakan berbagai prosedur,
membawa suatu terminologi
ilmiah yang disebut dengan Senada dengan pendapat

konsep-konsep ilmu. Kridalaksana yang mengemukakan


bahasa adalah sistem lambang bunyi
Bahasa arbitrer yang dipergunakan oleh

1. Pengertian Bahasa masyarakat untuk bekerja sama,


berinteraksi, dan mengidentifikasi diri
Bahasa adalah suatu sistem (Kridalaksana,2001:21). Bahasa yang
simbol-simbol bunyi yang arbitrer, dimaksud berwujud symbol yang kita
yang digunakan oleh suatu kelompok lihat dan kita dengra dalam lambing
sosial untuk berkomunikasi. (Bloch yang digunakan masyarakat dalam
dan George, 1942, 65). Menurut berkomunikasi. Indonesia memilki
Saussure, bahasa adalah merupakan beraneka ragam bahasa sehingga
suatu sistem tanda. Sedang menurut masyarakat Indonesia memiliki variasi
Wittgenstein bahwa ungkapan bahasa bahasa masing-masing, namun dalam
merupakan suatu ungkapan hal keberaneka ragam bahasa
kehidupan (Kaelan, 1998, 159) Indonesia memilki bahasa persatuan
yaitu bahasa Indonesia. Penjelasan
Bahasa adalah alat yang
diatas menunjukkan bahasa memilki
digunakan manusia dalam
peranan yang sanagt penting dalam
berinteraksi dengan sesama. Bahasa
kehidupan khususnya di lingkungan
memiliki peranan yang sangat penting
pendidikan. Masyarakat di lingkungan
bagi manusia karena dengan bahasa
pendidikan baik guru maupun siswa
manusia dapat berinteraksi dengan
dalam berinteraksi tentu
lingkungannya. Bahasa juga
menggunakan bahasa. Tanpa adanya
digunakan manusia untuk menjalin
bahasa guru dan siswa tentu tidak
kerja sama dalam memecahkan atau
dapat melakukan aktivitas
menyelesaikan masalah yang mereka
pembelajaran sesuai dengan harapan
hadapi (Suwandi, 2008: 97). Manusia
tujuan pembelajaran tersebut. proses
dalam menghadapi masalah
pembelajaran dikatakan lancar bila
membutuhkan sesamanya dalam
terdapat interaksi yang baik antara
memecahkan masalah
guru dan siswa yang menjadikan
sehingga terjalin kerjasama dalam
siswa menjadi aktif dan mampu
menghadapi persoalan hal yang
menguasai pembelajaran.
membantu dalam menjalin kerjasama
Penghubung Interaksi antara guru dan
ialah bahasa. (Saddhono, 2018, 442)
siswa dikelas ialah bahasa. Guru
Bahasa sebagai penghubung dalam hal menyampaikan
terjalinnya interaksi. Pendapat diatas pembelajaran ialah dengan bahasa,
sehingga guru harus menguasai pikiran manusia dalam kehidupan

bahasa yang dikuasai oleh peserta sehari-hari.

didiknya. Keberanekaragaman suku di


2. Karakteristik Bahasa
Indonesia melahirkan variasi bahasa.
Hal tersebut menjadi suatu tantangan Menurut Soenjono Dardjowidjojo
bagi masyarakat khususnya dalam dalam buku Psikolinguistik:
lingkungan pendidikan. Guru dan Pemahaman Bahasa Manusia (2003,

siswa tentu menggunakan bahasa 283), Bahasa memiliki karakteristik

sesuai dengan bahasa yang sebagai berikut:

digunakan di lingkungan sekolah


a) Bahasa bersifat abritrer (mana
tersebut. (Saddhono, 2018, 442)
suka) artinya hubungan antara

.Bahasa adalah sistem lambang dengan yang


lambang bunyi ujaran yang digunakan dilambangkan tidak bersifat wajib,
untuk berkomunikasi oleh masyarakat bisa berubah dan tidak dapat
pemakainya. Bahasa yang baik dijelaskan mengapa lambang
berkembang berdasarkan suatu tersebut mengonsepi makna
sistem, yaitu seperangkat aturan yang tertentu. Misalnya, kata ‘kuda’
dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa yang melambangkan sejenis
sendiri berfungsi sebagai sarana binatang berkaki empat yang bisa
komunikasi serta sebagai sarana dikendarai’ adalah tidak bisa
integrasi dan adaptasi. (Djojosuroto, dijelaskan.
2006, 34-35)
b) Bahasa bersifat produktif artinya

Bahasa pada hakikatnya dengan sejumlah besar unsur

merupakan suatu sistem simbol yang yang terbatas, namun dapat


tidak hanya merupakan urutan bunyi- dibuat satuan-satuan ujaran yang
bunyi secara empirik, melainkan hampir tidak terbatas. Sebagai

memiliki makna yang sifatnya non- gambaran, menurut Kamus

empiris, Kaelan dalam bukunya Umum Bahasa Indonesia


berjudul Filsafat, Semiotika dan susunan WJS. Purwadarminta
Hermeneutika halaman 6. Jadi bahasa Indonesia hanya
bahasa merupakan sistem simbol mempunyai kurang lebih 23.000
yang memiliki makna; bahasa kosakata, tetapi dengan 23.000
merupakan alat komunikasi manusia; buah kata tersebut dapat dibuat

media penuangan emosi serta jutaan kalimat yang tidak terbatas.


merupakan sarana pengejawantahan
c) Bahasa bersifat dinamis, artinya verbal, hanya dimiliki manusia.

bahasa itu tidak lepas dari Hewan tidak mempunyai bahasa.

berbagai kemungkinan Yang dimiliki hewan sebagai alat

perubahan yang sewaktu-waktu komunikasi, yang berupa bunyi

dapat terjadi. Perubahan itu dapat atau gerak isyarat, tidak bersifat

terjadi pada tataran fonologis, produktif dan dinamis. Manusia

morfologis, sintaksis, semantic, dalam menguasai bahasa

maupun leksikon. Pada setiap bukanlah secara instingtif atau

waktu mungkin saja terdapat naluriah, tetapi dengan cara

kosakata baru yang muncul, belajar. Hewan tidak mampu

tetapi juga ada kosakata lama untuk mempelajari bahasa

yang tenggelam dan tidak manusia, oleh karena itu

digunakan lagi. dikatakan bahwa bahasa itu


bersifat manusiawi.
d) Bahasa bersifat beragam artinya
bahasa mempunyai kaidah atau Korelasi dan Interaksi antara Ilmu

pola tertentu yang sama, namun dan Bahasa

karena bahasa itu digunakan oleh


Ketika membahas tentang
penutur yang heterogen yang
bahasa dan pikiran, maka seringkali
mempunyai latar belakang sosial
muncul pertanyaan tentang
dan kebiasaan yang berbeda,
bagaimana kaitan antara bahasa dan
maka bahasa itu menjadi
pikiran; apakah kita memakai pikiran
beragam, baik dalam tataran
saat kita berbahasa?; dapatkah kita
fonologis, morfologis, sintaksis
berbahasa tanpa pikiran, atau
maupun pada tataran leksikon.
sebaliknya?; dapatkah bahasa
Salah satu buktinya adalah
mempengaruhi cara seseorang
munculnya beragam dialek yang
berpikir?; dan berbagai pertanyaan
berbeda pada satu bahasa.
lainnya.
Bahasa Jawa yang digunakan di
Surabaya berbeda dengan yang Para psikolog telah banyak

digunakan di Yogyakarta. Begitu melakukan eksperimen untuk

juga bahasa Arab yang menjawab pertanyaan-pertanyaan di

digunakan di Mesir berbeda atas. satu diantaranya adalah Piaget.

dengan yang digunakan di Arab Melalui penelitiannya kepada anak-

Saudi. anak dalam berbahasa, dia


menyimpulkan bahwa ada dua
e) Bahasa bersifat manusiawi yaitu
macam modus pikiran, yaitu pikiran
Bahasa sebagai alat komunikasi
terarah (directed)/pikiran intelijen berkata dan memahami satu dengan

(intelligent) dan pikiran lainnya dalam kata-kata yang

tak-terarah/pikiran autistik (autistic). terbahasakan. Orientasi inilah yang

Dalam kaitan antara hubungan selanjutnya mempengaruhi

bahasa dengan pikiran, maka perlu bagaimana manusia berpikir dan

dijelaskan tentang hipotesis relativitas berkata. Contoh dalam perilaku

linguistik yang dicetuskan oleh Franz manusia yang tampak dalam

Boas. Dengan memperhatikan hubungan ilmu dan bahasa adalah

bahasa-bahasa Indian, Boas melihat perilaku manusia ketika berbicara dan

bahwa cara berpikir orang Indian menulis atau ketika dia memproduksi

dipengaruhi oleh struktur bahasa yang bahasa, sedangkan prilaku yang tidak

mereka pakai. Boas mendasarkan tampak adalah perilaku manusia

hipotesisnya atas tiga argument, ketika memahami yang disimak atau

(Dardjowidjojo, 2003, 285- dibaca sehingga menjadi sesuatu

286) yaitu: yang dimilikinya atau memproses


sesuatu yang akan diucapkan atau
a) Bahasa mengklasifikasi ditulisnya.
pengalaman. Pengalaman
manusia itu tidak terbatas, karena 1. Peran bahasa sebagai media

itu bahasa harus membagi berpikir

pengalaman ini ke dalam


Peran bahasa dalam ilmu
kelompok-kelompok yang sama
terungkap jelas dari fungsi bahasa
atau mirip demi terwujudnya
sebagai media berpikir. Melalui
ujaran.
kegiatan berpikir, manusia

b) Bahasa yang berbeda-beda memperoleh dan mengembangkan

mengklasifikasikan pengalaman ilmu pengetahuan dengan cara

dengan cara yang berbeda pula. menghimpun dan memanipulasi ilmu


dan pengetahuan melalui aktivitas
c) Fenomena lingusitik itu mengingat, menganalisis,
umumnya bersifat taksadar memahami, menilai, menalar, dan
(unconscious). membayangkan. Selama melakukan

Ilmu dan bahasa berhubungan aktivitas berpikir, bahasa berperan

antara kebutuhan-kebutuhan kita sebagai simbol-simbol (representasi

untuk berekspresi dan berkomunikasi mental) yang dibutuhkan untuk

dan benda-benda yang ditawarkan memikirkan hal-hal yang abstrak dan

kepada kita melalui bahasa yang kita tidak diperoleh melalui penginderaan.

pelajari. Manusia hanya akan dapat Contohnya seseorang yang sedang


memikirkan seekor harimau, dia tidak Bahasa memang tidak selalu

perlu menghadirkan seekor harimau identik dengan berpikir. Jika

dihadapannya. seseorang ditanya apa yang sedang


dipikirkannya, dia akan
Berkat kemampuannya dalam menggambarkan pikirannya melalui
berbahasa, manusia dapat bahasa. Meskipun pikirannya tidak
mengembangkan kebudayaan. berbentuk simbol-simbol linguistik
Tanpa bahasa, maka hilanglah ketika dia ditanya, dia pasti
kemampuan manusia untuk mengungkapkan pikiran itu dalam
meneruskan nilai-nilai budaya dari bentuk simbol-simbol linguistik agar
satu generasi ke generasi lainnya proses komunikasi dengan penanya
(Djojosuroto, 2006, 47). Melalui berjalan dengan baik. Namun,
bahasa pula manusia dapat berpikir meskipun bahasa tidak identik dengan
secara sistematis dan teratur. berpikir, berpikir tidak dapat dilakukan

Cassirer (Kaelan, 1998, 8) tanpa bahasa. Bahkan, karakteristik

mengatakan manusia adalah Animal bahasa yang dimiliki seseorang akan

Symbolicum, mahluk yang menentukan objek apa saja yang

menggunakan simbol, yang secara dapat dipikirkannya.

generik mempunyai cakupan lebih Pada umumnya, suatu pikiran


luas dari homo sapiens, mahluk yang yang kompleks dinyatakan dalam
berpikir. Tanpa kemampuan kalimat yang kompleks pula. Begitu
menggunakan simbol ini, pula suatu kalimat yang kompleks
kemampuan berpikir secara sistmatis umumnya mengungkapkan suatu
dan teratur tidak dapat dilakukan. pikiran yang kompleks pula.
Hakikat manusia yang dilambangkan Kompleksitas makna dalam kalimat
sebagai animal rationale. yang kompleks ini muncul karena
mengisyaratkan bahwa manusia dalam suatu kalimat yang kompleks
senantiasa melakukan aktifitas selalu terdapat proposisi yang
‘berpikir’. Keberadaan bahasa jumlahnya lebih banyak
sebagai sesuatu yang khas milik (Dardjowidjojo, 2003, 288).
manusia tidak hanya merupakan
simbol belaka, namun juga Kaitannya dengan proses

merupakan media pengembang berpikir manusia, maka bahasa tidak

pikiran manusia terutama dalam hanya dapat dipandang sebagai

mengungkapkan realitas segala medium saja. Bahasa bukan hanya

sesuatu. sekedar representasi kenyataan,


melainkan bahasa merupakan suatu
‘pikiran’, sebab tiada cara lain untuk bersinergi untuk mengembangkan

berpikir tentang kenyataan itu selain ilmu.

melalui bahasa (Kaelan, 1998, 340).


Fungsi bahasa sebagai alat

2. Peran bahasa sebagai media komunikasi manusia mencakup lima

komunikasi fungsi dasar, yaitu fungsi ekspresi,


fungsi informasi, fungsi eksplorasi,
Komunikasi merupakan salah fungsi persuasi dan fungsi
satu aspek penting dalam entertainmen. Fungsi ekspresi
pengembangan ilmu. Setiap ilmu mewadahi konsep bahwa bahasa
dapat berkembang jika temuan- merupakan media manusia untuk
temuan dalam ilmu itu disebarluaskan melahirkan ungkapan-ungkapan batin
melalui tindakan berkomunikasi. yang ingin disampaikan penutur
Temuan-temuan itu kemudian kepada orang lain. Fungsi informasi
didiskusikan, diteliti ulang, adalah fungsi untuk menyampaikan
dikembangkan, disintetiskan, pesan atau amanat kepada orang lain.
diterapkan atau diperbaharui oleh Fungsi eksplorasi adalah penggunaan
ilmuwan lainnya. Hasil-hasil diskusi, bahasa untuk menjelaskan suatu hal,
sintetis, penelitian ulang, penerapan, perkara dan keadaan. Fungsi persuasi
dan pengembangan itu kemudian merupakan penggunaan bahasa yang
disebarluaskan lagi untuk bersifat mengajak atau
ditindaklanjuti oleh ilmuwan lainnya. mempengaruhi. Sedang fungsi
Selama dalam proses penelitian, entertainmen bahasa adalah
perumusan, dan publikasi temuan- penggunaan bahasa untuk
temuan tersebut, bahasa memainkan menghibur, menyenangkan dan
peran sentral, karena segala aktivitas memuaskan batin. Kelima fungsi ini
tersebut menggunakan bahasa sangat mendukung proses
sebagai media. pengembangan ilmu pengetahuan,

Dalam penelitian dan terutama fungsi informasi dan fungsi

komunikasi ilmiah, setiap ilmuwan eksplorasi. (Chaer, 2003, 33)

perlu mengembangkan dan Bahasa Ilmu Pengetahuan


memahami bahasa yang digunakan
dalam bidang yang ditekuni. Tanpa Pada abad ke-16,

bahasa yang mereka pahami pemahaman manusia tentang bahasa

bersama, kesalahpahaman akan sulit berkisar pada hubungan ibu-anak

dihindari dan mereka tidak dapat atau analisis historis bahasa yang
menyebabkan kelahiran bahasa lain.
Misalnya bahasa Yahudi dianggap kemampuan menyampaikan ketiga

sebagai bahasa tertua yang jenis pesan itu. Masyarakat yang

melahirkan bahasa Syiria dan Arab, gemar mengembangkan ilmu pasti

sedang Yunani melahirkan bahasa memiliki bahasa yang baik dalam

Mesir dan Copitc, bahasa Latin fungsinya sebagai media penalaran

menimbulkan bahasa Itali, Spanyol (Ashari, 1987, 301).

dan Prancis, Tetonic melahirkan


Unsur bahasa yang mungkin
bahasa Jerman, Inggris maupun
berperan paling sentral dalam
Flemis. Namun, memasuki abad ke-
fungsinya sebagai media berpikir dan
17, pemahaman historisitas bahasa
media komunikasi adalah kata-kata.
berubah menjadi pemahaman
Sehubungan itu, kriteria utama
keteraturan struktur bahasa,
bahasa yang mendukung
keteraturan tipologik kelompok yang
pengembangan ilmu adalah bahasa
menempatkan subjek pada urutan
yang kaya dengan kosa kata ilmiah,
pertama, tindakan di urutan kedua dan
yang maknanya sudah disepakati,
objek di urutan ketiga seperti bahas
paling tidak oleh para ilmuwan. Peran
Inggris, Perancis dan Spanyol.
penting kosa kata dalam berpikir dapat
(Suyono, 2002, 233)
ditelusuri melalui kenyataan bahwa

Diantara bahasa-bahasa di keterbatasan kosa kata akan

dunia, ada yang sangat mendukung membuat seseorang cenderung tidak

untuk memikirkan masalah-masalah berpikir logis, termasuk dalam

filsafat. Sebagian lagi sangat sesuai menarik kesimpulan (Suyono, 2002,

digunakan untuk membahas 233).

perdagangan. Ada juga yang sulit


Dilihat dari sisi kekayaan
dipakai bahkan untuk memecahkan
kosakata yang mendukung
masalah-masalah matematika
pengembangan ilmu, bahasa Inggris
sederhana. Menurut Suriasumantri
kelihatannya merupakan pilihan
dalam kapasitasnya sebagai media
utama untuk dijadikan sebagai
komunikasi, bahasa berfungsi untuk
‘linguafranca’ ilmiah bagi ilmuwan di
menyampaikan pesan pberkonotasi
seluruh dunia. Kekayaan kosa kata
perasaan (emotif), pesan berkonotasi
bahasa Inggris terungkap dari survey
sikap (afektif), dan pesan berkonotasi
yang mengungkapkan bahwa bahasa
pikiran (penalaran). Secara alami,
Inggris memiliki sekitas 450.000 kata
tidak semua bahasa dikembangkan
(1981); bahasa Prancis dan Rusia
oleh penuturnya dengan memberikan
masing masing hanya memiliki sekitar
porsi yang sama terhadap
150.000 kata (1983); pada
tahun 1991, bahasa Indonesia dengan cara menghimpun dan

memiliki sekitar 72.000 kata (Huda, memanipulasi ilmu dan pengetahuan

1999). Dalam konteks melalui aktivitas mengingat,

pengembangan ilmu di Indonesia, menganalisis, memahami, menilai,

meskipun bahasa Inggris memiliki menalar, dan membayangkan.

unsur-unsur yang lebih lengkap untuk


Bahasa juga menjadi media
dijadikan bahasa ilmu, bahasa
yang sangat penting bagi proses
Indonesia ditetapkan menjadi prioritas
pengembangan ilmu pengetahuan
utama dengan pertimbangan bahwa
dalam fungsinya sebagai alat
bahasa juga memiliki fungsi integratif,
komunikasi dan eksplorasi. Manusia
atau sarana untuk mempersatukan
dapat menyampaikan gagasan dan
bangsa. Karena pilihan sudah dibuat,
pemikirannya melalui bahasa.
maka bahasa Indonesia harus
Gagasan yang disampaikan dan
didorong agar kaya denga kosa kata
dipublikasikan dapat ditelaah dan
yang mendukung pengembangan
dikembangkan dalam rangka
ilmu.
pengembangan ilmu pengetahuan.

Unsur bahasa yang mungkin

D. Kesimpulan berperan paling sentral dalam


fungsinya sebagai media berpikir dan
Bahasa memiliki peran yang media komunikasi adalah kata-kata.
sangat besar bagi ilmu pengetahuan, Oleh karena itu, bahasa yang paling
karena bahasa mempunyai baik bagi pengembangan ilmu
keterkaitan yang sangat kuat dengan pengetahuan adalah bahasa yang
pikiran. Bahasa merupakan media memiliki banyak ragam kosakata.
berpikir manusia. Melalui kegiatan
berpikir, manusia memperoleh dan
mengembangkan ilmu pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA Dalam Penerjemahan Kitab


Bidayatul-Hidayah Karya
Anis M. Y & Saddhono K. 2016.
Imam Al-Ghazali. Akademi,
Strategi Penerjemahan
Vol: 21, No. 01:37.
Arab-Jawa Sebagai
Sebuah Upaya Dalam Anshari &Saifudin, E. 1987. Ilmu,
Menjaga Kearifan Bahsa Filsafat, dan Agama,
Lokal (Indigenous Surabaya: Bina Ilm.
Language): Studi Kasus
Bakhtiar, A. 2014. Filsafat Ilmu, Mahasiswa Bipa Untuk

Jakarta: Raja Grafindo Memahami Budaya Lokal.

Persada. Komposisi: Jurnal Pendidikan


Bahasa, Sastra, Dan Seni, Vol:
Badudu, J.S. 1982. Kamus Ungkapan xviii, No. 1:67.
Bahasa
Indonesia. Bandung: CV Kaelan. 1998. Filsafat Bahasa,
Sinar Baru. Semiotika, dan Hermeneutika.
Bloch, B. dan George, L. 1942. Outline Yogyakarta: Paradigma.
of Linguistic Analysis,
Simatumpang, R.R., Rohmadi, M.,
Baltimore:
Saddhono, K. 2018. Campur
Linguistic Society of
Kode Bahasa Batak Toba
America.
Dalam Interaksi Kelas Di SMK
Departemen Pendidikan dan
Multi Karya Medan. The 1ST
Kebudayaan. 1989. Kamus
International Conference On
Besar Bahasa Indonesia.
Education Language And
Jakarta: Balai Bahasa
Literature (Icon-Elite). Vol 18,
Djojosuroto, K. 2006. Filsafat Bahasa. No 5:118.
Medan: Pustaka Book.
Santoso, U. 2014. Kiat Menulis Artikel
Chaer, A. 2003. Psikolinguistik: Kajian Ilmiah. Yogyakarta: Graha
Teoretik, Ilmu.
Jakarta:Rineka Cipta. Suyono, S. J. 2002. Tubuh Yang
Rasis; Telaah Krtis Michel
Dardjowidjojo, S. 2003.
Foucault atas Dasar-dasar
Psikolinguistik:
Pembentukan Diri Kelas
Pemahaman Bahasa
Menegah Eropa,
Manusia, Jakarta: Yayasan
Yogyakarta: Pustaka
Obor Indonesia.
Pelajar.
Mawadati, Andhayani, Saddhono, K.
Zakir, Ahmad. 2016. Mahir dalam
2017. Penggunaan Media
Menulis Artikel Ilmiah.
Pembelajaran Menulis Bagi
Jakarta: Pustaka Al-
Hikmah.

Anda mungkin juga menyukai