Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRATIKUM

FISIOLOGI TANAMAN
“APLIKASI ZAN PENGATUR TUMBUH”

Nama : Cahya Ningrum


NPM : E1K021016
Hari tanggal : Kamis, September 2022
Dosen :1.Ir.Usman Kris Joko Suharjo, M.Sc.,Ph. D.
Co-ass : 1. Selta Fiona ( E1K018021 )

LABORATORIUM AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Auksin yang dihasilkan oleh pucuk tanaman mengalir ke seluruh bagian tanaman dengan pola
transport basipetal. Pergerakan auksin ini menghambat pertumbuhan Jalan Tunas aselar yang
berada di ketiak daun menjadi tunas. Inilah proses yang disebut dengan dominasi. Pembuangan
sumber auksin diyakini dapat menghilangkan pengaruh dominasi apikal pada tanaman. Pada
beberapa tanaman dominasi apikal tidak diharapkan karena tanaman itu diharapkan memiliki
banyak cabang dan tumbuh dengan rimbun. Pada tanaman lain dominasi apikal justru diharapkan
agar tanaman memiliki batang yang lurus dan tinggi tanpa banyak cabang.

Perkembangan tanaman dipengaruhi oleh hormon, yaitu senyawa-senyawa kimia yang


disintesis pada suatu lokasi di dalam organisme, kemudian diangkut ke tempat lain untuk
selanjutnya bekerja melalui suatu cara yang spesifik pada konsentrasi yang sangat rendah, untuk
mengatur pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme tanaman. Zat pengatur tumbuh pada
tanaman adalah senyawa organik yang bukan termasuk unsur hara, yang dalam jumlah sedikit
dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit) dan dapat merubah proses fisiologi
tumbuhan. Sedangkan hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis (Fahmi, 2014).
Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah hormon tumbuhan sintetik yang diproses di pabrik dengan
meniru karakter hormon tanaman. Oleh karena itu, meskipun ZPT itu sintetik, khasiat dan
fungsinya sama dengan hormon yang diprdokusi oleh tanaman. ZPT yang diproduksi oleh
tanaman disebut phytohormone (hormon tanaman). Phytohormone adalah zat organik yang
disintesis oleh tanaman, ditranslokasi kan ke bagian tanaman lain dan dalam konsentrasi yang
sangat rendah secara efektif mempengaruhi proses fisiologi tumbuhan. ada beberapa kelompok
phytohormone atau ZPT yaitu Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etilen dan Asam Absisi. Giberelin
dan Sitokinin mempunyai fungsi merangsang pertumbuhan tanaman, baik dengan menambah
jumlah sel(Sitokinin) atau menambah ukuruan sel (giberelin).
I.2 Tujuan Pratikum
a) Mengetahui pengaruh hormon tumbuh terhadap dominasi apikal dan penghambatan
pertunasan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Auksin sebagai salah satu hormon tumbuh bagi tanaman mempunyai peranan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari segi fisiologi, hormon tumbuh ini
berpengaruh terhadap pengembangan sel, phototropisme, geotropisme, apikal dominasi,
pertumbuhan akar (root initiation), parthenocarpy, abisission, pembentukan callus (callus
formation) dan respirasi (Anis, 2012).
Perkembangan tanaman dipengaruhi oleh hormon, yaitu senyawa-senyawa kimia yang
disintesis pada suatu lokasi di dalam organisme, kemudian diangkut ke tempat lain untuk
selanjutnya bekerja melalui suatu cara yang spesifik pada konsentrasi yang sangat rendah, untuk
mengatur pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme tanaman. Zat pengatur tumbuh pada
tanaman adalah senyawa organik yang bukan termasuk unsur hara, yang dalam jumlah sedikit
dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit) dan dapat merubah proses fisiologi
tumbuhan. Sedangkan hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis (Fahmi, 2014).
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik kompleks alami yang di sintesis oleh tanaman
tingkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam kultur
jaringan, ada dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin dan
auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel,
jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam
media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen, menentukan arah perkembangan suatu
kultur. Penambahan auksin atau sitokinin eksogen, mengubah level zat pengatur tumbuh endogen
sel. ZPT (zat pengatur tumbuh) dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon
tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila
tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik (Harjadi, 2011).
Ada beberapa kelompok ZPT diantaranya; Auksin adalah hormon tumbuhan pertama yang
diketahui. Pengaruh auksin telah dipelajari pada abad ke-19 oleh ahli biologi Charles Darwin. Dia
melihat bahwa ketika benih rumput-rumputan bertambah panjang, benih itu membelok ke arah
datangnya cahaya, dengan mempergunakan penutup yang tidak tembus sinar. Darwin berhasil
menunjukkan bahwa tempat yang peka terhadap cahaya adalah ujung apikal dari benih dan bukan
bagian bawah tempat pembengkokan terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa substansi yang
mendorong pertumbuhan berfungsi seperti hormon, kemudian hormon ini diisolasi pada tahun
1928 dan diberi nama auksin (Heddy, 2014).
III. METODEOLOGI
3.1 Bahan dan Alat

Larutan auksin dan potongan cabang tanaman tradescanti.

3.2 Cara Kerja

a) Menyiapkan larutan auksin dengan konsentrasi 1000 mg/ liter. Larutan auksin disiapkan
dengan menimbang 1000 mg auksin dilarutkan ke dalam 1000 ml aquades.
b) Melakukan pengenceran sehingga diperoleh auksin dengan konsentrasi 0,1, 1,0, 10, 100,
1000 mg/1000 ml, memberi label pada tiap larutan.
c) Potong ujung cabang tradescanti sepanjang 10 cm menghasilkan ke dalam larutan auksin.
d) Menyiapkan satu potongan cabang masukkan ke dalam air suling sebagai kontrol.
e) Tunggu selama 30 menit.
f) Setelah menunggu selama 30 menit potongan-potongan cabang dipindahkan ke dalam
botol yang berisi larutan hara dan diletakkan di tempat terang.
g) Pertumbuhan akarnya diamati setelah 1 minggu sementara itu larutannya ditambah air
suling bila selama pengamatan jumlahnya berkurang. Melakukan pengamatan setiap
minggu sampai Minggu ke-8 sejak perlakuan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Parameter ukur Konsentrasi Auksin (per 1000 ml)
0,1 1,0 10 100 1000
Jumlah akar (jumlah) 2 4 7 9 14

Akar terpanjang (mm) 4 cm 6 cm 11 cm 12 cm 14 cm

Akar terpendek (mm) 3 cm 4 cm 5 cm 5 cm 7 cm

Total panjang akar (mm) 7 cm 10 cm 16 cm 17 cm 21 cm

4.2  .Pembahasan
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik kompleks alami yang di sintesis oleh tanaman
tingkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam kultur
jaringan, ada dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin dan
auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel,
jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam
media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen, menentukan arah perkembangan suatu
kultur. Penambahan auksin atau sitokinin eksogen, mengubah level zat pengatur tumbuh endogen
sel. ZPT (zat pengatur tumbuh) dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon
tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila
tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik.
Perkembangan tanaman dipengaruhi oleh hormon, yaitu senyawa-senyawa kimia yang
disintesis pada suatu lokasi di dalam organisme, kemudian diangkut ke tempat lain untuk
selanjutnya bekerja melalui suatu cara yang spesifik pada konsentrasi yang sangat rendah, untuk
mengatur pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme tanaman. Zat pengatur tumbuh pada
tanaman adalah senyawa organik yang bukan termasuk unsur hara, yang dalam jumlah sedikit
dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit) dan dapat merubah proses fisiologi
tumbuhan. Sedangkan hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan jenis ZPT paclobutrazol merupak zat penghamabat
tumbuh (growth retardant), yang bersifat menghambat biosintetik giberelin. Giberelin jenis GA3
hampir sama fungsi dengan Auksin untuk memacu petumbuhan tanaman.

PUSTAKA

Dahlia. 2011. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.

Darmanti. 2013. Struktur Dan Perkembangan Daun AcalyphaindicaL Yang Diperlakukan


Dengan Kombinasi IAA Dan GA Pada Konsentrasi Yang Berbeda. Jurnal (Vol 11) No. 1 Hal:40

Hopkins. 2011. Introduction to Plant Physiology. New York: John Willey and Sons, Inc.

Hilman.2012. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Yogyakarta: Cakrawala.

Salisbury. 2011. Fisiologi Tumbuhan Jilid I edisi IV. Bandung: ITB Press.

Setjo,Sustetyoadi.2014. Anatomi Tumbuhan. UM Press: Malang

Sutisna. 2013. Teknik Mempercepat Pertumbuhan Tunas Lateral untuk Perbanyakan Vegetativ..


Bandung

Anda mungkin juga menyukai