Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

ZPT (ZAT PENGATUR TUMBUH)

DISUSUN OLEH :

AHMAD MAULANA 17713054


PIPIT SUPRAYOGA 17713035
RINI DWI YANTI 17713039
SITI HAJAR 17713044
VINCENT ANCELMUS DEPARI 17713049
KETUT WIDIAWATI 17713059

JURUSAN BUDIDAYA TANAM PANGAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBENIHAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG :
Zat pengatur tumbuh sangat diperlukan oleh tumbuhan sebagai komponen
medium pertumbuhan dan diferensiasi. Tanpa penambahan zat pengatur
tumbuh dalam medium, pertumbuhan sangat terhambat bahkan tidak
mungkin tidak tumbuh sama sekali. Pembentukan kalus dan organ-organ
ditentukan oleh penggunaan yang tepat dari zat pengatur tumbuh tersebut.
Zat pengatur tumbuh digunakan untuk memacu
pertumbuhantanaman.Namun, di samping dapat memacu, zat ini pun dapat
menghambat pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki.Penggunaan zat
pengatur tumbuh dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gugur bunga dan
buah, memperbaiki mutu buah, dan meningkatkan hasil buah (Setiadi, 2006:
123). Menurut Setyawan (2016 : 23) Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa
organik atau hormon yang mampu mendorong, mengatur dan menghambat
proses fisiologis tanaman.
Hendaryono dan Wijayani (1994: 56) menyatakan Zat pengatur tumbuh dalam
tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etilen
dan Inhibitor dengan cirri khas serta pengaruh yang berlainan terhadap proses
fisiologis. Zat pengatur tumbuh sangat diperlukan sebagai komponen medium
bagi pertumbuhan dan diferensiasi. Tanpa penambahan zat pengatur tumbuh
dalam medium, pertumbuhan sangat terhambat bahkan tidak mungkin tidak
tumbuh sama sekali.
Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman lain
dari hormon ini adalah IAA atau Asam Indol Asetat. Hormon auksin ini terletak
pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormone auksin ini adalah
membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik pertumbuhan akar
maupun pertumbuhan batang (Campbell, 2004: 234).
Menurut Gardner (1999: 176) Auksin mengatur proses di dalam tubuh
tanaman dalam morfogenesis. Misalnya kuncup lateral dan pertumbuhan akar
dihambat oleh auksin namun permukaan pertumbuhan akar baru digalakkan
pada jaringan kalus. Konsentrasi auksin yang berlebihan menyebabkan
ketidaknormalan seperti epinasti. Auksin mempengaruhi pengembangan
dinding sel dimana mengakibatkan berkurangnya tekanan dinding sel terhadap
protoplas. Maka karena tekanan dinding sel berkurang, protoplas mendapat
kesempatan untuk meresap air dari sel-sel yang adadi bawahnya karena sel-sel
yang ada di dekat titik tumbuh mempunyai nilai osmotis yang tinggi.

1.2 TUJUAN :
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk :

1. Melihat pengaruh Dosis GA3 terhadap pemanjangan tanaman


2. Melihat pengaruh Dosis GA3 terhadap panjang tanaman.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik kompleks alami yang di
sintesis oleh tanaman tingkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Dalam kultur jaringan, ada dua golongan zat
pengatur tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin dan auksin.Zat pengatur
tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel,
jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh
yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen,
menentukan arah perkembangan suatu kultur. Penambahan auksin atau
sitokinin eksogen, mengubah level zat pengatur tumbuh endogen sel. ZPT (zat
pengatur tumbuh) dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon
(hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan
fungsi dan peran hormon bila tanaman kurang dapat memproduksi hormon
dengan baik (Yoxx, 2008).
Menurut Yoxx (2008) bahwa ZPT (zat pengatur tumbuh) dibuat agar
tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon tumbuhan) yang sudah
ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila
tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik. Istilah hormon
tumbuhan (fitohormon) diimbas oleh diketahuinya hormon pada hewan dan
manusia, yaitu suatu senyawa yang disintesis pada bagian tubuh tertentu, dan
dapat ditranspor melalui sistem aliran darah ke bagian tubuh yang lain untuk
mengatur respon fisiologis di tempat itu (Harjadi, 2009). Hormon tumbuhan
adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan
dipindahkan ke bagian lain , dan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu
menimbulkan suatu respon fisiologis (Salisbury dan Cleon, 1995). Orang
pertama yang memperkenalkan istilah hormon dalam fisiologi tumbuhan yaitu
Fitting pada tahun 1910, dan sejak itu istilah hormon terus digunakan untuk
memberi batasan senyawa organik khusus yang terdapat secara alami dengan
fungsi pengaturan dalam tumbuhan (Harjadi, 2009).
Ada beberapa kelompok ZPT diantaranya; Auksin adalah hormon
tumbuhan pertama yang diketahui. Pengaruh auksin telah dipelajari pada abad
ke-19 oleh ahli biologi Charles Darwin. Dia melihat bahwa ketika benih rumput-
rumputan bertambah panjang, benih itu membelok ke arah datangnya cahaya,
dengan mempergunakan penutup yang tidak tembus sinar. Darwin berhasil
menunjukkan bahwa tempat yang peka terhadap cahaya adalah ujung apikal
dari benih dan bukan bagian bawah tempat pembengkokan terjadi. Hal ini
menunjukkan bahwa substansi yang mendorong pertumbuhan berfungsi
seperti hormon, kemudian hormon ini diisolasi pada tahun 1928 dan diberi
nama auksin (Heddy, 2000).
Auksin sebagai salah satu hormon tumbuh bagi tanaman mempunyai
peranan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari segi
fisiologi, hormon tumbuh ini berpengaruh terhadap pengembangan sel,
phototropisme, geotropisme, apikal dominasi, pertumbuhan akar (root
initiation), parthenocarpy, abisission, pembentukan callus (callus formation)
dan respirasi (Anis, 2009).
Menurut Dwijoseputro (1980), Caumarin ialah suatu zat kimia yang
menyebabkan pengembangan sel dan zat ini lazim ditemukan pada tanaman.
Penyelidikan membuktikan, bahwa caumarin mempergiat pengembangan sel-
sel pada koleoptil dan lembaran-lembaran daun. Oleh karena itu kaumarin
digolongkan kedalam fitohormon.
BAB 3
METODOLOGI
3.1 WAKTU DAN TEMPAT :
Hari/Tanggal : Kamis
Waktu : Pukul 09.00 – 11.00 WIB
Tempat : Laboratorium Polinela.

3.2 ALAT DAN BAHAN :


Alat : -Polybag -Cangkul
Bahan : -Tanah –Benih Kedelai –Larutan GA3 0 PPM, 100
PPM, 300 PPM, Dan 500PPM.

3.3 PROSEDUR PRAKTIKUM :

1. Siapkan alat dan bahan,


2. Masukkan tanah kedalam 4 polybag,
3. Tanam benih kedelai kedalam polybag masing-masing 2 benih,
4. Pada umur 10 hari maka akan disemprot ga3 0 PPM, 100 PPM, 300 PPM,
500 PPM,
5. Pengamatan dilakukan pada keesokan harinya.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PRAKTIKUM :

Dosis GA3 Pengamatan Hasil SHM disemprot Hasil SHM disemprot


0 PPM 1 12,5 cm 13 cm
2 14 cm 15 cm
3 17 cm 18,5 cm
100 PPM 1 20 cm 23 cm
2 20 cm 23 cm
3 24 cm 25,5 cm
300 PPM 1 27 cm 29,5 cm
2 25 cm 29,5 cm
3 30 cm 34 cm
500 PPM 1 20 cm 21 cm
2 22 cm 23,5 cm
3 24 cm 26 cm

4.2 PEMBAHASAN :

Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik kompleks alami yang di


sintesis oleh tanaman tingkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Dalam kultur jaringan, ada dua golongan zat
pengatur tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin dan auksin. Zat
pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam
kultur sel, jaringan dan organ. Pada percobaan dilakukan pengamatan
terhadap pengaruh panjang tanaman terhadap penggunaan zat pengatur
tumbuh. Dimana ZPT yang digunakan adalah air kelapa dengan volume atau
konsentrasi yang berbeda-beda. (Ahmad Maulana 17713054)
BAB 5
PENUTUP
KESIMPULAN :

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


penggunaan Zat Pengatur Tumbuh mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Salah satunya adalah terhadap pemanjangan jaringan pada tumbuhan dengan
bantuan hormon auksin dan giberelin.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece dan Mitchell. 2004. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Gardner, F.P., RB. Pierce, dan R.L. Mitchl, 1995. Fisiologi Tanaman
Budidaya.Diterjemahkan oleh H. Susilo. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.

https://bezad97.blogspot.com/2016/08/laporan-praktikum-fisiologi-
tumbuhan_52.html

https://hendramuslima1c415020.wordpress.com/2017/06/03/laporan-
praktikum-zat-pengatur-tumbuh/

Anda mungkin juga menyukai