DISUSUN OLEH :
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG :
Zat pengatur tumbuh sangat diperlukan oleh tumbuhan sebagai komponen
medium pertumbuhan dan diferensiasi. Tanpa penambahan zat pengatur
tumbuh dalam medium, pertumbuhan sangat terhambat bahkan tidak
mungkin tidak tumbuh sama sekali. Pembentukan kalus dan organ-organ
ditentukan oleh penggunaan yang tepat dari zat pengatur tumbuh tersebut.
Zat pengatur tumbuh digunakan untuk memacu
pertumbuhantanaman.Namun, di samping dapat memacu, zat ini pun dapat
menghambat pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki.Penggunaan zat
pengatur tumbuh dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gugur bunga dan
buah, memperbaiki mutu buah, dan meningkatkan hasil buah (Setiadi, 2006:
123). Menurut Setyawan (2016 : 23) Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa
organik atau hormon yang mampu mendorong, mengatur dan menghambat
proses fisiologis tanaman.
Hendaryono dan Wijayani (1994: 56) menyatakan Zat pengatur tumbuh dalam
tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etilen
dan Inhibitor dengan cirri khas serta pengaruh yang berlainan terhadap proses
fisiologis. Zat pengatur tumbuh sangat diperlukan sebagai komponen medium
bagi pertumbuhan dan diferensiasi. Tanpa penambahan zat pengatur tumbuh
dalam medium, pertumbuhan sangat terhambat bahkan tidak mungkin tidak
tumbuh sama sekali.
Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman lain
dari hormon ini adalah IAA atau Asam Indol Asetat. Hormon auksin ini terletak
pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormone auksin ini adalah
membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik pertumbuhan akar
maupun pertumbuhan batang (Campbell, 2004: 234).
Menurut Gardner (1999: 176) Auksin mengatur proses di dalam tubuh
tanaman dalam morfogenesis. Misalnya kuncup lateral dan pertumbuhan akar
dihambat oleh auksin namun permukaan pertumbuhan akar baru digalakkan
pada jaringan kalus. Konsentrasi auksin yang berlebihan menyebabkan
ketidaknormalan seperti epinasti. Auksin mempengaruhi pengembangan
dinding sel dimana mengakibatkan berkurangnya tekanan dinding sel terhadap
protoplas. Maka karena tekanan dinding sel berkurang, protoplas mendapat
kesempatan untuk meresap air dari sel-sel yang adadi bawahnya karena sel-sel
yang ada di dekat titik tumbuh mempunyai nilai osmotis yang tinggi.
1.2 TUJUAN :
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk :
4.2 PEMBAHASAN :
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece dan Mitchell. 2004. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Gardner, F.P., RB. Pierce, dan R.L. Mitchl, 1995. Fisiologi Tanaman
Budidaya.Diterjemahkan oleh H. Susilo. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
https://bezad97.blogspot.com/2016/08/laporan-praktikum-fisiologi-
tumbuhan_52.html
https://hendramuslima1c415020.wordpress.com/2017/06/03/laporan-
praktikum-zat-pengatur-tumbuh/