Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TANAMAN
“HORMON TUMBUH”

OLEH :
OPIA TRIANSARI
BINTANG FAHREZI
RISKI PRATAMA JAYA
YUDHA DWI PRAMUDITA

PENGELOLAAN PERKEBUNAN KOPI


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2022
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuann Praktik

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PRAKTIK


3.1 Alat dan Bahan
3.2 Prosedur Kerja

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan Hormon Tumbuh
4.2 Pembahasan Hasil Pengamatan Hormon Tumbuh
I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hormon tumbuhan dapat didefinisikan sebagai senyawa organik yang


disintesis dalam suatu bagian tunbuhan dan diangkut kebagian yang lain, yang dalam
koknsentrasi rendah dapat mengakibatkan respon fisiologi. Selain hormon yang dibuat
oleh tumbuhan, dijumpai pula senyawa sintetik yang memiliki pengaruh seperti
hormon. Salah satu hormon yang memiliki peran dalam proses pemanjangan jaringan
yakni hormon AIA yang mana hormon ini diproduksi dibagian apical dan
didistribusikan ke akar.

Beebrapa senyawa yang disintesis oleh manusia yang dapat menimbbulkan


respon seperti AIA, dianggap sebagai aukism. Yang termasuk ke dalam kelompok ini
adalah asam naftalasetat (NAA), asam indolbutirat (IBA), asam 2,4-diklorofenoksi
asetat (2,4 D). senyawa-senyawa tersebut tidak dapat disintesis oleh tumbuhan
sehingga senyawa tersebut tidak disebut hormone akan tetapi disebut zat pengatur
tumbuh (ZPT).

1.2 Tujuan Praktik

Adapun tujuan dari praktikum Fisiologi TAnaman mengenai “Hormon Tumbuh” adalah
mengamati efek perlakuan hormone terhadap pertumbuhan akar tanaman.
II
TINJAUAN PUSTAKA

Perbanyakan tanaman kopi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara vegetative
dan generative. Cara vegetative yaitu dengan menyambung atau stek, sedangkan generative
yaitu dengan menggunakan biji. Untuk mrmbuat kebun benih yang berasal entres dibutuhkan
bibit yang berasal dari biji yang dapat dijadikan batang bawah atau sebagai perbanyakan
tanaman. Benih kopi memiliki waktu berkecambah yang lama, sehingga menjadi suatu
kendala jika kita perbanyak tanaman kopi secara generative.

Perkecambahan merupakan tahapan penting dalam budaya tanaman kopi karena


menentukan kemampuan hidup tanaman kopi pada tahap selanjutnya (Yufniati, 2015). Proses
perkecambahan membutuhkan waktu yang relative lama sehingga dapat berpengaruh pada
masa produksi. Perlakuan beni dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan cara
mekanis, fisik maupun kimia (Sutopo, 2002).

Teknik perbanyakan secara vegetative ada beberapa cara, yaitu okulasi, cangkok,
sambungan, stek, hinga kultur jaringan. namun salah satu cara yang popular atau yang serng
digunakan saat ini adalah stek. Stek adalah perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan
potongan/bagian tanaman seperti akar, batang, atau pucuk sehingga menjadi tanaman baru.
Perbanyakan secara stek memiliki berbagai menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti
akar, batang atau pucuk sehingga menjadi tanaman baru. Perbanyakan secara stek memiliki
berbagai keuntungan antara lain, lebih cepat berbuah, sifat turunan sama dengan induk
sehingga keunggukan sifat induk dapat dipertahankan (Kurniawan dkk., 2018).
III
METODE PRAKTIK

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengenalan hormone tanaman
adalah sebagai berikut : Entris kopi, bangunan pembibitan kopi, rootone F, gunting stek,
pisau okulasi/cutter, mangkok plastic (kapasitas 100 cc), dan ember.

3.2 Prosedur Kerja


1. Siapkan 12 stek entris kopi dengan menggunakan ruas 1, 2, 3, dan 4 dari pucuk
sepanjang 5 cm dibawah tangkai daun dan 1 cm diatas tangkai daun dengan cara
memotong stek miring membentuk sudut 45º.
2. Masing-masing stek ruas 1, 2, 3, dan 4 diberi perlakuan zat pengatur tumbuh yaitu
Rootone F dengan berbentuk pasta dan tidak diberi apa-apa sebagai control.
Pemberian Rootone F dilakukan dengan cara mengoleskan pasta Rootone F pada
potongan bagian bawah stek.
3. Masing-masing stek yang telah diberi perlakuan zat pengatur tumbuh di deder pada
bedengan pembibitan dengan cara membuat lubang deder sebesar stek kopi dan
sedalam 5 cm kemudian stek kopi dimasukan kedalam lubang deder tersebut.
4. Lakukan penyungkupan pada bedengan stek kopi.
5. Penyiraman dilakukan setiap 2 minggu sekali (dilihat kondisi tanah kering atau tidak).
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Hormon Tumbuh


Table 1. Pengamatan Jumlah Akar
Perlakuan Jumlah Akar Keterangan

Kontrol - Tidak Tumbuh

Pasta - Tidak Tumbuh

Tabel 2. Pengamatan Panjang Akar


Perlakuan Panjang Akar Keterangan

Kontrol - Tidak Tumbuh

Pasta - Tidak Tumbuh

Tabel 3. Pegamatan Jumlah Bakal Daun


Perlakuan Jumlah Bakal Daun Keterangan

Kontrol 2 Tumbuh

Pasta - Tidak Tumbuh

4.2 Pembahasan Hasil Pengamatan Hormon Tumbuh


Praktikum kali ini mengenai “Hormon Tumbuh” yang bertujuan untuk mengamati
efek perlakuan hormone terhadap pertumbuhan akar tanaman. Dalam praktikum ini praktikan
dituntut untuk mengamati pengaruh hormone auksin terhadap tanaman kopi. Prinsip dasar
pada praktikum ini yaitu akar sebagai organ penting bagi tumbuhan juga mengalami
pertumbuhan. Walaupun tidak memiliki tunas aksiler, akar dapat menghasilkan percabangan
atau akar-akar sekunder. Akar tumbuh tidak saja memanjang oleh aktivitas meristem pucuk
akar, tetapi juga membesar oleh aktivitas jaringan cambium. Seperti halnya oran lain,
pertumbuhan akar dikontrol olehh IAA, walaupun dalam dosis yang lebih rendah. Pada dunia
pertanian telah banyak diaplikasikan hormone-hormone tumbuh goolongan IBA untuk
merangsang perakaran. Bagaimana respon pertumbuhan akar terhadap apliikasi hormone
auksin, akan tergantung dari sifat endogenos tumbuhannya seta keadaan lingkungan
eksternalnya.
Hormone yang digunakan adalah hormone IBA dan hormjonn NAA, hormone yatitu
seperti yang dikemukakan oleh Salisbury (1995), hormone tumbuhan atau pernah dikenal
juga dengan fitohormon adalah sekumpulan senyawa organic bukan hara (nutrient), baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah
satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat,
atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. Penggunaan
istilah “hormone” sendiri menggunakan analogi fungsi hormone pada hewan. Namun
demikian, berbeda dari hewan , hormone tumbuhan dapat bersifat endogen, dihasilkan sendiri
oleh individu yang bersangkutan, maupun eksogen, diberikan dari luar system individu.
Hormone eksogen dapat juga merupakan bahan non aalmi (sintetik, tidak dibuat dari
ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan ini dipakai pula
istilah zat pengatur tumbuh.
Tanaman kopi yang telah disebutkan tadi dilakukan percobaan dengan menggunakan
hormone auksin NAA dan IBA dengan dua perlakuan antara lain yaitu perlakuan control
(tidak diberi hormone) dan perlakuan pasta. Stek kopi yang sudah diberi perlakuan dan sudah
ditanam di media tanam dilakukan pengamatan selama 7 hari kemudian diamati apakah
adanya pertumbuhan pada akar setelah diberi hormone IBA atau NAA. Pertumbuhan pada
akar tersebut dikarenakan adanya faktor dari hormone tersebut, seperti yang kita ketahui
bahwa hormone adalah salah satu faktor tumbuh dan berkembangnya suatu tumbuhan.
Dilihat dari hasil hampir semua kelompok baik percobaan dengan menggukaan
perlakuan cair dan bubuk, akar tanaman kopi mengalami pembusukan sehingga tidak
mengalami pertumbuhan akar, namun mengalami pertumbuhan bakal daun pada ketiak
daunnya. Dan dikarenakan hasil yang didapat pada semua kelompol tanaman menjadi busuk,
maka tidak dapat dibandingkan yang lebih baik antar perlakuan baik cair, bubuk maupun
pasta.

Anda mungkin juga menyukai