FITOHORMON
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah tentang “Fitohormon”.Tidak lupa juga
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan konstribusi
dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusunan, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
pembaca.
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................4
1.1 Latar belakang ........................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................................................5
1.3 tujuan ......................................................................................................................................5
BAB II ..............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ...............................................................................................................................6
2.1 Sejarah Penemuan Hormon.....................................................................................................6
2.2 Pengertian Hormon Tumbuhan (Fitohormon).........................................................................6
2.3 Mekanisme Kerja Hormon .....................................................................................................8
2.4 Macam-macam Hormon pada Tumbuhan ............................................................................ 10
BAB III ........................................................................................................................................... 15
PENUTUP ...................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 15
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan masalah
1.3 tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Sejarah Penemuan Hormon?
2. Untuk mengetahui pengertian Hormon pada Tumbuhan ?
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon pada tumbuhan
4. Untuk mengetahui Macam-macam hormon pada tumbuhan ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pembentukan hormon tertentu. Apabila konsentrasi suatu hormon di dalam sel telah mencapai
tingkat tertentu, atau mencapai suatu nisbah tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang
semula tidak aktif akan mulai berekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan
merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai
prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi
hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai
ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi
dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankankelangsungan hidup
jenisnya.Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil
pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama
dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup
pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk
(misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga
(misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman),
untuk menyebut beberapa contohnya.
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan,
melainkan dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu pada tumbuhan, terutama titik
tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar. Selanjutnya, hormon akan bekerja pada
jaringan di sekitarnya atau, lebih umum, ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif
bekerja di sana. Pergerakan hormon dapat terjadi melalui pembuluh tapis, pembuluh kayu,
maupun ruang-ruang antarsel. Hormon dalam menjalankan perannya, dapat berperan secara
tunggal maupun dalam koordinasi dengan kelompok hormon lainnya.
Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada
hewan. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok
hormon yaitu :
a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin)
b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam
traumalin.
7
2.3 Mekanisme Kerja Hormon
Tanaman secara alamiah tanaman sudah mengandung hormon pertumbuhan seperti
Auksin, giberelin dan Sitokin yang dalam tulisan ini diistilahkan dengan hormon endogen.
Kebanyakan hormon endogen di tanaman berada pada jaringan meristem yaitu jaringan yang
aktif tumbuh seperti ujung-ujung tunas/tajuk dan akar. Tetapi karena pola budidaya yang intensif
yang disertai pengelolaan tanah yang kurang tepat maka kandungan hormon endogen tersebut
menjadi rendah/kurang bagi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Akibatnya
sering dijumpai pertumbuhan tanamaman lambat, kerontokan bunga/ buah, ukuran umbi/buah
kecil yang merupakan sebagian tanda kekurangan hormon (selain kekurangan zat lainnya seperti
unsur hara). Oleh karena itu penambahan hormon dari luar (hormon eksogen) seperti produk
hormonik yang mengandung hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin organik (Non
sintetik/kimia) mutlak diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman yang optimal.
Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja hormon (Auksin, giberelin dan Sitokinin)
pada tanaman, dapat diuraikan secara global dan sederhana. Pemberian Auksin eksogen
(hormonik) akan meningkatkan permeabilitas dinding sel yang akan mempertinggi penyerapan
unsur , diantaranya unsur N, Mg, Fe, Cu untuk membentuk chlorofil yang sangat diperlukan
untuk mempertinggi fotosintesis. Dengan fotosintesis yang semakin meningkat akan dihasilkan
hasil fotosintesis yang meningkat dan bersama dengan auksin akan bergerak ke akar untuk
memacu pembentukan giberelin dan Sitokinin di akar yang akan membantu pembentukan dan
perkembangan akar . Penambahan kandungan Auksin eksogen di akar akan meningkatkan
tekanan turgor akar sehingga giberelin dan Sitokinin endogen di akar akan diangkut ke atas/
bagian tajuk tanaman.
Adanya penambahan Sitokinin dan giberelin eksogen maka terjadi peningkatan
kandungan Sitokinin dan giberelin ditanaman (tajuk) dan akan meningkatkan jumlah sel (oleh
hormon Sitokinin) dan ukuran sel (oleh hormon giberelin) yang bersama-sama dengan hasil
fotosintat yang meningkat di awal penanaman akan mempercepat proses pertumbuhan vegetatif
tanaman (termasuk pembentukan tunas-tunas baru) selain juga mengatasi kekerdilan tanaman.
Seiring dengan pertumbuhan vegetatif tanaman, hasil fotosentesis akan meningkat terus dan
8
ditambah kandungan giberelin dan sitokinin eksogen akan meningkatkan perbandingan C/N yang
menyebabkan peralihan dari masa vegetatif ke generatif dengan terbentuknya kuncup
bunga/buah atau umbi. Pada saat terbentuk bunga atau buah, jika kandungan auksin rendah maka
sel-sel antara tangkai bunga/buah dengan ranting/cabang akan berubah menjadi jaringan mati
yaitu jaringan gabus sehingga bunga/buah mudah rontok. Dengan penambahan Auksin Eksogen
akan menghambat perubahan sel-sel tersebut menjadi jaringan gabus sehingga kerontokkan dapat
dicegah/dikurangi. Pada fase generatif ini penambahan hormon sitokinin dan giberelin eksogen
akan meningkatkan kapasitas jaringan penyimpanan hasil fotosintesa yang dipanen (umbi, buah
dll) yaitu sitokinin akan memperbanyak sel jaringan penyimpanan dan giberelin akan
memperbesar sel jaringan penyimpanan sehingga mampu menerima hasil-hasil fotosintesa lebih
banyak yang berakibat ukuran jaringan penyimpanan (buah) lebih besar (semangka, kentang, dll)
atau bernas (padi, jagung dll.).
Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik pengikatan dari hormone ke
reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada reseptor, ini memicu
suatu perubahan penyesuaian dari pada reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan
informasi kepada unsur spesifik lain dari sel.
Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan hormone
reseptor memberikan sinyal pembentukan dari "messenger kedua" Interaksi hormon-reseptor ini
menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen (3,7) Distribusi dari reseptor hormon memperlihatkan
variabilitas yang besar sekali. Reseptor untuk beberapa hormon, seperti insulin dan
glukokortikoid, terdistribusi secara luas, sementara reseptor untuk sebagian besar hormone
mempunyai distribusi yang lebih terbatas.
Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama apakah jaringan akan
memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang berpartisipasi dalam peristiwa
pasca-reseptor juga penting, hal ini tidak saja menentukan apakah jaringan akan memberikan
respon terhadap hormon itu tetapi juga kekhasan dari respon itu. Hal yang terakhir ini
memungkinkan hormon yang sama memiliki respon yang berbeda dalam jaringan yang berbeda.
9
Berikut adalah letak hormone pada tumbuhan :
10
1. Merangsang aktifitas kambium
2. Mencegah rontoknya daun , bunga dan buah
3. Merangsang pembentukan buah dan bunga
4. Memacu pembentangan dan pembelahan sel
5. Merangsang pemanjangan tunas ujung tanaman
6. Membantu pembentukan buah tanpa biji
7. Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
8. Merangsang dominansi apikal yaitu terhalangnya pertumbuhan tunas lateral oleh adanya
tunas ujung tanaman .
11
b) Giberelin
Giberelin merupakan hormon yang mirip dengan auksin. Hormone ini ditemukan Oleh P.
kurosawa (tahun 1926, di Jepang) pada jamur Giberella fujikuroi. Giberelin di produksi oleh
tumbuhan di meristem tunas apical, akar, daun muda, dan embrio.
Fungsi giberelin :
1) Memacu pertumbuhan buah tanpa biji (partenokarpi)
2) Menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan raksasa
3) Meyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya (tidak pada musimnya)
4) Memacu pembentukan cambium pada tanaman dikotil
5) Mematahkan dormansi buah dan biji
6) Memperbesar ukuran buah
c) Sitokinin
Sitokinin ditemukan pada batang tembakau Oleh Skoog dan Miller.Struktur kimia sitokinin
mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat pada DNA dan ATP). Selain
dapat ditemukan di batang, sitokinin juga dapat di hasilkan di dalam akar dan akan diangkut ke
organ yang lain.
Fungsi Sitokinin, antara lain :
1) Memacau pembelahan sel
2) Mempercepat pelebaran daun
3) Mempercepat tumbuhnya akar
4) Memacu pertunasan lateral pada pucuk batang
5) Menunda pengguguran daun, Bungan, dan buah.
d) Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormone tumbuhan yang berbentuk gas. Gas etilen
mempercepat pemasakan buah, contohnya pada buah tomat, pisang, apel, dan jeruk.Buah-buah
tersebut dipetik dalam keadaan masih mentah dan berwarna hijau.Selanjutnya, buah-buah
tersebut dikemas dalam bentuk kotak berventilasi dan diberi gas etilen untuk mempercepat
pemasakan buah sehingga buah sampai ditempat tujuan dalam keadaan masak. Selain itu, gas
etilen juga menyebabkan penebalan batang dan memacu pembungaan. Oleh karena itu, etilen
dapat ditemukan pada jaringan buah yang sedang matang, buku batang, daun, dan bunga yang
menua.
12
e) Asam Traumalin
Seperti florigen, asam traumalin sebenarnya merupakan hormon hipotetik yaitu
merupakan gabungan beberapa aktivitas hormone yang ada (auksin, giberelin, sitokinin, etilen,
dan asam absisat). Apabila tumbuhan mengalami luka atau perlukaan karena gangguan fisik
maka akan segera terbentuk cambium gabus. Pembentukan cambium gabus itu terjadi karena
adanya pengaruh hormone luka (asam traumalin). Sebenarnya, peristiwa ini merupakan hasil
kerja sama antar hormone pada tumbuhan yang di sebut restitusi (regenerasi). Awalnya luka pada
tumbuhan akan memacu pengeluaran hormone luka yang kemudian merangsang pembentukan
cambium gabus. Pembentukan cambium gabus dilakukan oleh hormone giberelin, selanjutnya,
karena pengaruh hormone sitokinin, terbentuklah sel-sel baru yang akan membentuk jaringan
penutup luka yang disebut kalus. Asam traumalin ini dapat ditemukan pada dinding sel
tumbuhan.
f) Asam Absisat
Salah satu fungsi asam absisat adalah menghambat pertumbuhan tumbuhan. Pada musim
tertentu pertumbuhan akan terhambat. Hal itu merupakan adaptasi pertumbuhan terhadap
perubahan linkungan yang tidak memungkinkan bagi tumbuhan untuk tumbuh. Asam absisat
dapat ditemukan pada daun, batang, akar , dan buah biji.
Fungsi lain asam absisat adalah membantu tumbuhan mengatasi dan bertahan pada
kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (masa dormansi). Dalam keadaan dorman,
tumbuhan terlihat seperti mati, tetapi setelah kondisi lingkungan menguntungkan, ia akan
tumbuh lagi dan mucul tunas-tunas baru. Contohnya adalah pohon jati yang meranggas pada
musim kemarau.
13
g) Kalin
Kalin adalah hormone tumbuhan yang mempengaruhi pembentukan organ pada tumbuhan.
Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dapat dibedakan atas:
1. Rizokalin, mempengaruhi pertumbuhan akar
2. Kaulokalin, mempengaruhi pertumbuhan batang
3. Filokalin, mempengaruhi pertumbuhan daun
4. Antokalin atau florigen, mempengaruhi pertumbuhan bunga
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh
satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya.
2. Macam-macam hormon pada tumbuhan yaitu auksin,giberelin,sitokinin,gas etilen, asam
absisat, asam traumalin dan kalin
3. Mekanise kerja hormon yaitu Hormon bekerja melaui pengikatan dengan reseptor
spesifik.
3.2 Saran
Hendaknya mahasiswa khususya mahasiswa stkip biologi dapat lebih memahami tentang
hormon yang terdapat pada umbuhan dan sekaligus dengan mekanisme kerjanya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16