Anda di halaman 1dari 11

Makalah Praktikum

FISIOLOGI TUMBUHAN
“Efek Berbagai Jenis Hormon Tumbuh Terhadap Pembentukan
Akar”

Oleh:

NAMA : DEVI SYAFIRA


NIM : D1B118100
KELAS : AGT-B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini yang berjudul “Efek Berbagai
Jenis Hormon Tumbuh Terhadap Pembentukan Akar)” dapat selesai tepat pada
waktunya.
Harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang membaca cepat. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dengan keterbatasan yang
penulis miliki maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Kendari, 9 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
Bab I. Pendahuluan...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan...........................................................................2
Bab II. Pembahasan..........................................................................................3
2.1. Pengaruh Hormon pada Pertumbuhan Akar....................................3
2.2. Macam-Macam Hormon yang berpengaruh dalam Pertumbuhan Akar
...............................................................................................................4
Bab III. Penutup................................................................................................7
3.1. Kesimpulan......................................................................................7
3.2. Saran................................................................................................7
Daftar Pustaka...................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengatur tumbuh digunakan untuk memacu pertumbuhan tanaman.


Namun, di samping dapat memacu, zat ini pun juga dapat menghambat
pertumbuhan dari tanaman yang tidak dikehendaki. Penggunaan zat pengatur
tumbuh dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gugur bunga dan buah,
memperbaiki mutu buah, serta meningkatkan hasil buah ( Zat Setiadi, 2006: 123)
Zat pengatur tumbuh merupakan suatu senyawa organik kompleks alami yang di
sintesis oleh tanaman tingkat tinggi, dan berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Dalam kultur jaringan, ada dua golongan zat pengatur
tumbuh yang sangat penting yaitu sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini
mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan
organ. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan
dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen, menentukan arah
perkembangan suatu kultur. Penambahan auksin atau sitokinin eksogen,
mengubah level zat pengatur tumbuh endogen sel. ZPT (zat pengatur tumbuh)
dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon tumbuhan) yang
sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila
tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik.
Auksin sebagai salah satu hormon tumbuh bagi tanaman mempunyai
peranan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari segi
fisiologi, hormon tumbuh ini berpengaruh terhadap pengembangan sel,
phototropisme, geotropisme, apikal dominasi, pertumbuhan akar (root initiation),
parthenocarpy, abisission, pembentukan callus (callus formation) dan respirasi.
Hormon auksin adalah salah satu hormone dalam pertumbuhan pada semua jenis
tanaman lain, dari hormone ini meliputi IAA atau Asam Indol Asetat. Hormon
auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormon auksin
ini sendiri adalah membantu proses mempercepat pertumbuhan, baik
pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang.

1
Konsentrasi yang tinggi akan bersifat menghambat. Auksin mengatur
proses di dalam tubuh tanaman dalam morfogenesis. Misalnya kuncup lateral dan
pertumbuhan akar dihambat oleh auksin namun permukaan pertumbuhan akar
baru digalakkan pada jarinngan kalus. Konsentrasi auksin yang berlebihan dapat
menyebabkan ketidak normalan seperti epinasti. Auksin mempengaruhi
pengembangan dinding sel dimana mengakibatkan berkurangnya tekanan dinding
sel terhadap protoplas maka karena tekanan dinding sel berkurang, protoplas
mendapat kesempatan untuk meresap air dari sel-sel yang adadi bawahnya karena
sel-sel yang ada di dekat titik tumbuh mempunyai nilai osmotis yang tinggi.
berdasarkan uraian di atas maka mahasiswa perlu mengetahui beberapa hormon
yang berpengaruh dalam pertumbuhan akar.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagi berikut:


a. Bagaimana pengaruh hormon pada pertumbuhan akar?
b. Hormon-hormon apa saja yang berpengaruh dalam pertumbuhan akar?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah mahasiswa dapat memahami


pengaru beberapa hormon pada pertumbuhan akar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengaruh Berbagai Hormon Terhadap Pertumbuhan Akar

Pertumbuhan berarti pertamahan ukuran karena organisme multisel


tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dari volume tetapi juga dalam
bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma dan tingkat kerumitan. Teorinya semua
ciri pertumbuhan yang telah disebutkan dapat diukur. Proses pertumbuhan
biasanya terjadi dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel. Umumnya daerah
pertumbuhan terletak pada bagian bawah meristem apikal dari tunas akar.
             Pertumbuhan pada tanaman tidak saja diatur oleh faktor lingkungan tetapi
juga oleh hormon. Hormon merupakan senyawa organik yang bekerja aktif dalam
jumlah yang sedikit sekali, ditransformasikan ke dalam seluruh tubuh tumbuhan
dan memepengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologis lainnya. Dengan
bantuan hormon, sel-sel tumbuhan dapat diubah dari unit-unit yang bebas menjadi
bagian-bagian yang saling berkaitan dalam satu kesatuan organisme.
Ada beberapa macam hormon yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan, dimana masing-masing mempunyai pengaruh yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Salah satu hormon yang berperan yakni auksin.
Auksin merupakan zat senyawa yang digunakan sebagai perangsang dalam
pertumbuhan dan perkembangan akar, dimana zat ini secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi pemanjangan akar. Auksin adalah salah satu bentuk
hormon yang paling banyak diteliti. Terutama berpengaruh terhadap pertumbuhan
dengan merangsang pembesaran sel. Dalam merangsang pembelahan sel dan
perubahan-perubahan lainnya, auksin ini bekerja sama dengan hormon-hormon
lain.
Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan
sel. hormon auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh). Jika terkena
cahaya matahari, auksin menjadi tidak aktif. kondisi fisiologis ini menyebabkann
bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian

3
yang terkena cahaya matahari. auksin diedarkan keseluruh bagian tumbuhan
mempengaruhi pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel tumbuhan.

2.2. Macam-Macam Hormon yang Berpengaruh dalam Pertumbuhan Akar

Berikut ini beberapa hormon yang berpengaruh dalam pertumbuhan akar.

a. Auksin

Hormon tumbuh (auksin) merupakan hormon yang bereaksi dengan bahan


kimia lain pada tumbuhan. Auksin disusun pada jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas, kuncup bunga, pucuk daun dan juga pada
ujung akar. Fungsi auksin bukan hanya menambah kegiatan pembelahan sel pada
jaringan meristem melainkan berupa pengembangan sel-sel yang ada di daerah
belakang meristem. Sel-sel tersebut menjadi panjang dan banyak berisi air.
Auksin mempengaruhi pengembangan dinding sel yang mengakibatkan
berkurangnya tekanan dinding sel terhadap protoplas. Pertumbuhan adalah
pertambahan jumlah sel pada suatu organisme dan bersifat tidak dapat
dikembalikan (irreversible). Proses ini umumnya di ikurti dengan
pertambahan bobot tubuh. 
Pertumbuhan akan di ikuti oleh proses perkembangan  yang merupakan
suatu proses yang saling berkaitan. Kedua hal ini terjadi melalui beberapa tahapan
seperti halnya pada akar, yang merupakan bagian tumbuhan berbiji yang berada
dalam tanah bewarana putih dan seringkali berbentuk meruncing dan suka
menembus dalam tanah. Akar memiliki bagin-bagian/ komponen-komponen
penyusun akar, salah satunya adalah tudung akar yang berada dibagian ujung akar
dibagian belakang tudung akar terdapat terdapat titik tumbuh yang berupa sel-sel
meristem yang selalu membelah dibelakang titik tumbuh meristem terdapat
kumpulan sel-sel besar yang memanjang atau disebut sebagi daerah perpanjangan.
Perpanjangan bagian meristem ini sedikit banyak dapat dipengaruhi oleh adanya
hormon tumbuh pada akar. Bertambahnya sel sekretori sejalan dengan kegiatan
pembelahan sel. Penambahan ukuran sel sekretori sejalan dengan
pertumbuhan yang meliputi proses pembentangan sel dan jaringan. Faktor yang m

4
empengaruhi pertumbuhan  antara lain adalah faktor genetik, lingkungan dan
hormon. Auksin juga berperan dalam pembelahan dan pembentangan sel.

b. Asam Indolasetat (IAA)

Asam indolasetat (IAA) merupakan salah satu senyawa auksin alami


terdapat beberapa auksin alami yang ditemukan pada tumbuhan yaitu 4-chloro-
IAA dan phenylacetic acid, namun tidak lebih aktif dibandingkn IAA. Selain
auksin alami, terdapat juga auksin sintetis, yaitu 2,4 D (2,4-dichlorophenoxyacetic
acid) dan NAA (naphthaleneacetic acid). IAA bergerak melalui sel-sel parenkim
di korteks dan jaringan pembuluh. Pada batang, IAA bergerak secara basipetal
artinya IAA bergerak menuju dasar bahkan jika batang dibalikkan. Pada akar IAA
bergerak secara akropetal artinya bergerak menuju pucuk. IAA memiliki fungsi
terhadap akar yaitu untuk pertumbuhan, diferensiasi akar dan percabangan akar.
Pada konsentrasi IAA rendah akan menyebabkan pemanjangan akar, namun
jumlah akar sedikit sedangkan pada konsentrasi IAA banyak akan menyebabkan
penghambatan pemanjangan akar, namun jumlah akar yang tumbuh akan semakin
banyak.
Penggunaan hormon IAA diketahui dapat mengintensifkan proses
pembentukan akar pada pemotongan epikotil. Pertumbuhan akar dari pemotongan
epikotil tersebut terjadi pada bagian yang terpotong, karena pada bagian yang
terpotong tersebut akan menghasilkan kalus yang sel-selnya masih bersifat
meristematik dan belum mengalami diferensiasi. Kemudian kalus ini nantinya
akan terdiferensiasi menjadi primordial akar yang nantinya menjadi calon akar.
Dosis hormon IAA yang berlebihan diberikan kepada akar akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan atau juga dapat terjadi karena
pengaruh konsentrasi IAA yang diberikan, yaitu pada konsentrasi IAA rendah
akan menyebabkan pemanjangan akar, namun jumlah akar sedikit sedangkan pada
konsentrasi IAA banyak akan menyebabkan penghambatan pemanjangan akar,
namun jumlah akar yang tumbuh akan semakin banyak. Akan tetapi jika terlalu
banyakpun akan menyebabkan tumbuhan kelebihan hormon, kelebihan hormon

5
tersebut membuat kondisi tumbuhan kurang optimal dan dapat menyebabkan
kematian pada tumbuhan.

c. Naftalena Asetat (NAA) dan Benzyl Amino Purine (BAP)

Asam naftalena asetat (NAA) dan 2.4-D merupakan senyawa tanpa ciri
indol tapi mempunyai aktivitas biologis seperti IAA. NAA banyak digunakan
sebagai hormon akar dan selang konsentrasi yang mendorong pembesaran sel-sel
pada akar adalah sangat rendah. Menurut Zaer dan Mapes (1985), NAA memiliki
sifat kimia lebih stabil dibanding IAA dan tidak mudah teroksidasi oleh enzim.
NAA merupakan IAA sintetik yang sering digunakan karena memiliki sifat yang
lebih tahan, tidak terdegradasi dan lebih murah.
Benzyl amino purine (BAP) merupakan sitokinin sintesis yang memiliki
berat molekul sebesar 225.26 dengan rumus molekul C12H11N5. BAP
merupakan turunan adenin yang disubstitusi pada posisi 6 adalah yang memiliki
aktivitas kimia paling aktif. Pada penggandaan tunas krisan secara in vitro apabila
perlakuan tanpa BAP (0 ppm) ternyata memberikan jumlah akar banyak dan
kecenderungan jumlah akar menurun dengan meningkatnya konsentrasi BAP.
Keadaan ini membuktikan bahwa BAP mampu menekan pertumbuhan akar.
Kemampuan menghambat pertumbuhan akar ini sangat penting dalam
penggandaan tunas atau (multiplikasi).

6
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka dapat di ambil kesimpulan bahwa


beberapa hormon sangat berpengruh terhadap pertumbuhan akar. Hormon tersebut
ialah hormon auksin, asam indolasetat (IAA), naftalena asetat (NAA) dan benzyl
amino purine (BAP). Auksin berperan dalam pembelahan sel pada jaringan
meristem terutama di tudung akar, IAA berpegaruh pada pembentukan akar pada
pemotongan epikotil sedangkan NAA berpengaruh dengan mendorong
pembesaran sel-sel pada akar dengan konsentrasi rendah. BAP bisa diaplikasi
pada tanaman dengan kontentrasi rendah sehingga memicu pertumbuhan akar
apabila diberikan dengan konsentrasi tinggi maka akan menghambat pertumbuhan
pada akar tanaman.

3.2. Saran

Sebaiknya dalam pemberian hormon pada tanaman untuk merangsang


pertumbuhan akar itu dengan dosis yang sesuai sehingga tidak menghambat
pertumbuhan akar karena kelebihan dosis.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman dan Deden. 2008. Biologi. Jakarta. Grafindo Media Pratama.

Arimarsetiowati, Rina dan Fitrian Ardiyani. 2012. Pengaruh Penambahan Auxin


terhadap Pertunasan dan Perakaran Kopi Arabika Perbanyakan Somatik
Embriogenesis. Jurnal Pelita Perkebunan, 28(2): 82-90.

Campbell.  2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta. Erlangga.

Haryanti S. 2015. Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon dan Ketebalan Daun


Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris L.) pada Naungan yang
Berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi, 23 (1): 47-56.

Patma dan Utri. 2013. Respon Media Tanam dan Pemberian Auksin Asam Asetat
Naftalen pada Pembibitan Aren (Arenga pinnata Merr). Jurnal Online
Agroteknologi, 1(2): 2337-6597.

Shofiana dan Arini. 2013. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Hormon


IBA (Indole Butryric Acid) terhadap Pertumbuhan Akar pada Stek Batang
Tanaman Buah Naga (Hylocereus undatus). Jurnal Lentera Bio,  2(1):
2252-3979.

Anda mungkin juga menyukai