Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paria (Momordica charantia L.) merupakan tanaman hortikultura yang

dibudidayakan oleh petani sebagai tanaman sayuran dan obat. Salah satu sayuran

yang memiliki nilai ekonomi dan sosial cukup tinggi adalah paria. Peluang pasar

paria terbuka luas mulai dari pasar-pasar lokal hingga pasar swalayan. Paria

merupakan tumbuhan merambat yang berasal dari daerah asia tropis, terutama

daerah India bagian barat. Buah paria berbentuk bulat lonjong memanjang warna

hijau dengan bentuk bergerigi dibagian luar buahnya dan rasanya pahit.

Tanaman paria merupakan jenis tanaman Cucurbitaceae, tanaman ini

tumbuh merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk spiral. Budidaya

tanaman paria sebagai penghasil benih merupakan peluang usaha yang sangat

menguntungkan. Teknik budidaya tanaman paria kosumsi tergolong cukup

mudah, dibandingkan dengan budidaya tanaman paria untuk produksi benih.

Untuk menghasilkan benih paria yang bermutu maka berasal dari tanaman

yang sehat, kuat dan mempunyai tingkat produktifitas yang tinggi. Penggunaan

benih yang berkualitas salah satu keberhasilan budidaya dalam meningkatkan

produksi tanaman. Sistem perbenihan harus dipahami secara mendalam untuk

memproduksi benih yang unggul. (Fitriani, 2017).

Menurut Fitriani (2017) di Indonesia budidaya tanaman paria semakin

banyak sehingga persediaan benih yang baik harus ditingkatkan. Namun, sekarang

ini produksi benih tanaman paria kurang maksimal akibatnya budidaya tanaman
paria mengalami penurunan kualitas yang diakibatkan faktor lingkungan yang

tidak menentu. Kurangnya minat para petani memakai benih yang bersertifikat

merupakan kegagalan dalam meningkatkan produksi tanaman.

Pelakasanaan proyek madiri program studi teknologi perbenihan

berkerjasama dengan PT. East Weast dalam memproduksi benih tanaman paria

yang merupakan hasil pemulia tanaman (plant breeding). Perusahaan ini dikenal

di pasar dengan nama panah merah. Dalam pelaksanaan proyek mandiri tanaman

diawasi oleh pengawas lapang agar benih yang dihasilkan memenuhi persyaratan

dan bermutu. Pada proyek mandiri ini diberikan bimbingan dan pengarahan

langsung dari perusahaan dan pengawas di lapangan, benih tanaman yang akan

diproduksi diberikan oleh perusahaan.

1.2 Tujuan

Tujuan yang inggin dicapai dalam proyek mandiri ini adalah :

1. Mampu membudidayakan tanaman paria sesuai dengan teknik yang benar.

2. Mampu memproduksi benih paria sesuai dengan teknik dan ketentuan

yang benar.

3. Dapat menghasilkan benih dengan tingkat kemurnian diatas 98%.

1.3 Manfaat

Manfaat yang inggin didapat dari proyek mandiri ini adalah :

1. Menambah wawasan dan ilmu yang telah diberikan oleh PT. East Weast

kepada mahasiswa dalam memproduksi benih.


2. Menjadi pengalaman nyata bagi penulis dan pengaplikasian dari ilmu yang

telah diterima selama proyek mandiri.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Paria

Tanaman paria (Momordica charantia L.) termasuk tanaman semusim

yang bersifat merambat atau menjalar. Paria mempunyai banyak cabang, batang

berbentuk segi lima, dan berdaun tunggal.

Dalam klasifikasi tanaman paria termasuk dalam :

Kingdom : Plantae

Devisio : Spermatophyta

Sub-Devisio : Angiospermae

Classis : Dicotyledoneae

Ordo : Cucurbitales

Familia : Cucurbitaceae

Genus : Momordica

Spesies : Momordica Charantia L.

Tanaman paria termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat

merambat atau menjalar. Bentuk batangnya tidak berkayu, mempunyai banyak

cabang dan sulur-sulur pembelit berbentuk pilin. Tanaman paria mempunyai daun

yang berbentuk menjari dengan bunga yang berwarna kuning. Permukaan

buahnya berbintil-bintil dan rasa buahnya pahit. Warna buahnya hijau tua bila

msak menjadi oranye dan pecah menjadi tiga katup. Daging buah paria agak tebal
dan di dalamnya terdapat sejumlah biji. Biji paria berbentuk pipih memanjang,

berkulit agak tebal dan permukaannya tidak rata. (Fitriani, 2017).

2.2 Syarat Pertumbuhan

Tanaman paria dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah

dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Tanaman paria membutuhkan iklim

yang mempunyai suhu udara 18-24°C, mendapatkan cukup sinar matahari,

kelembapan udara (rH) 50-70% dengan curah hujan 60-200mm/bulan. Syarat

tanah yang baik untuk budidaya tanaman paria adalah gembur, subur, dan

mengandung cukup unsur hara, tata udara (aerasi) dan tata air (drainase) tanah

baik, mengandung cukup air, bebas dari gulma, dan tingkat kemasaman tanah

(pH) 5,0-6,0. (Rukmana dan Hendri, 2016).

Tanaman paria sebagai tanaman hortikultura membutuhkan syarat

pertumbuhan dalam kondisi tertentu agar dapat tumbuh subur dan berbuah

rimbun, syarat tumbuh yang harus terpenuhi ketika membudidayakan tanaman

paria adalah :

2.2.1 Tipe Tanah

Tanaman paria tumbuh baik ditanah bertekstur gembur, subur dan

mengandung cukup unsur hara. Tanah yang gembur akan memberikan keluasan

pada akar tanaman untuk bergerak dan menyerap unsur hara didalam tanah. Pada

saat penyiraman air tidak tergenang dan dapat langsung diserap oleh akar

tanaman.
III. METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan proyek mandiri dilaksanakan pada bulan April 2019 dilahan

praktikum Politeknik Negeri Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang akan dibutuhkan dalam proyek mandiri ini adalah

sebagai berikut :

a. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan produksi benih paria

PA017 disajikan pada tabel 1.

Tabel 1.

No Alat
1 Golok
2 Gergaji
3 Rollmeter
4 Cangkul
5 Koret
6 Gembor
7 Tali rafia
8 Linggis
9 Gunting
10 Benang wol merah
11 Pipet merah
12 Streples
13 Koran
13 Bambu
15 Benang obras
16 Ember
17 Saringan
18 Grain moisture tester
19 Sprayer
20 Mulsa
21 Pelobang mulsa
22 Tray

b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam kegiatan produksi benih

tanaman paria dapat dilihat pada table 2.

Table 2.

No Bahan
1 Benih paria PA017
2 Tanah gembur
3 Arang sekam
4 Pupuk mutiara
5 Pupuk mandang
6 TSP
7 KCL
8 Urea
9 Pupuk daun
10 Fungisida
11 Insektisida

3.3 Pelaksanaan

3.3.1 Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan untuk tanaman jantan seluas 209 m 2 dan 45

m2 pembuatan bedengan dengan lebar 60 cm, tinggi 40 - 60 cm, panjang

11 meter dan 5 meter, Jarak antar bedengan 60 cm.

Lahan yang digunakan untuk tanaman betina seluas 2.373 m 2

pembuatan bedengan dengan lebar 1 meter, tinggi 40-60 cm, panjang 61

meter dan jarak antar bedengan 85 cm.


Pembuatan bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah saat hujan,

agar kelegasan tanah terjaga namun tidak tergenang saat turun hujan,

permukaan bedengan dibuat melengkung untuk mempermudah

pemasangan mulsa. Pemberian pupuk kandang dan pengapuran diberikan

seminggu sebelum tanam, dosis pupuk yang digunakan ialah SP36 100 kg,

Phonska 50kg, dan Dolomit 2 sak perguludan, lakukan penyiraman

bertujuan agar pupuk dapat larut kedalam tanah. Pemasangan mulsa

dilakukan pada siang hari bertujuan agar mulsa dapat memuai dan mudah

di tarik. Membuat lobang mulsa dengan jarak dari pinggiran mulsa 30 cm

dan jaang antar lubang 60 cm.

3.3.2 Pemasangan Lanjaran

Pemasangan lanjaran sebagai tempat merambatnya tanaman dan

mempermudah kegiatan penyilangan bunga. Konsep lanjaran yang

digunakan berupa para-para. Bambu biasa yang digunakan berukuran

panjang 2,5 meter, sedangkan bambu bulat berukuran panjang 3 meter

berfungsi sebagai pengokoh yang ditanam sedalam 1 meter. Bambu biasa

dipasang diantara lubang-lubang mulsa, setiap enam baris bambu biasa

dipasang bambu bulat, dan lakukan pemasangan para-para.

3.3.3 Persemain Benih

Benih paria diberi perlakuan dengan gunting kuku, bagian lancip

pada benih diretakkan. Proses tersebut dilakukan karena benih memiliki

kulit yang keras dan tebal. Lakukan perendaman benih paria menggunakan

air hangat dan biarkan selama 30 menit. Benih dikecambahkan dalam


plastik, kertas koran, dan kertas merang yang dibasahi. Kemudian gulung

dan kelembapan dijaga selama 3 hari bertujuan benih dapat berkecambah.

Pembuatan media tanam menggunakan tanah dan arang sekam

dengan perbandingan 3 : 1. Tanah dihaluskan dan dicampur dengan arang

sekam, kemudian diaduk hingga merata. Media yang telah diaduk

kemudian dimasukkan kedalam tray dan setiap 1 lubang tray diisi 1 benih

paria telah berkecambah. Persemian benih jantan dengan benih betina

berbeda hari, penyemaian benih betina dilakukan 7 hari setelah

penyemaian benih jantan. Perbedaan hari tanam bertujuan agar vase

berbunga tanaman paria serentak.

3.3.3 Penanaman

Tanaman paria yang telah disemai berumur 7 hari setelah tanam

dipindahkan kelahan yang telah disiapkan. Setiap lubang tanam diisi 1

bibit paria sehat dan disiram dengan air. Penanaman yang baik dilakukan

pada sore hari dikarenakan respirasi di dalam tanah tidak tinggi sehingga

tanaman tidak mudah layu dan beraptasi dengan cepat.

3.3.4 Toping dan Pewiwilan

Tanaman paria yang memiliki daun 12 dipotong tunas atasnya

sehingga menyisakan 12 ruas daun. Tunas yang dipelihara hanyalah 5,

pemilihan tunas yang akan dipelihara dihitung dari daun 12. Tunas yang

tidak dipelihara dilakukan pewiwilan bertujuan 5 tunas yang dipelihara

dapat tumbuh dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai