Oleh
Ahmad Maulana
NPM 17173054
ii
PENGARUH PEMUPUKAN FOSFAT DAN KALIUM
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI
Oleh
Ahmad Maulana
NPM 17713054
Oleh
Ahmad Maulana
ABSTRACT
The element phosphorus is the second essential element after nitrogen (N) which
plays an important role in photosynthesis and root development. Phosphorus acts as
an energy circulation in plants. Energy is obtained from the results of photosynthesis,
respiration, and carbohydrate metabolism in the form of ATP and ADP which are
then used for the process of growth and reproduction. Potassium is a nutrient needed
by plants in large quantities after N and P. In soybean plants, it is needed a balanced
potassium, so if the lack of potassium is seen from the bottom leaves that are dry or
there are scorch marks. Flowers fall out easily. Scorched edges, leaves curl
downwards and are vulnerable to disease.
ABSTRAK
Unsur fosfor adalah unsur esensial kedua setelah nitrogen (N) yang memainkan peran
penting dalam fotosintesis dan perkembangan akar. Fosfor bertindak sebagai sirkulasi
energi pada tanaman. Energi diperoleh dari hasil fotosintesis, respirasi, dan
metabolisme karbohidrat dalam bentuk ATP dan ADP yang kemudian digunakan
untuk proses pertumbuhan dan reproduksi. Kalium adalah nutrisi yang dibutuhkan
oleh tanaman dalam jumlah besar setelah N dan P. Pada tanaman kedelai, dibutuhkan
kalium yang seimbang, jadi jika kekurangan kalium terlihat dari daun bagian bawah
yang kering atau ada bekas luka bakar. Bunga rontok dengan mudah. Tepi hangus,
daun melengkung ke bawah dan rentan terhadap penyakit.
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT......................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 4
1.4 Kerangka Penelitian......................................................................... 5
1.5 Hipotesis............................................................................................ 6
1.6 Kontribusi.......................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17
ii
I. PENDAHULUAN
kandungan protein nabati yang paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis
kacang-kacangan yang lainnya seperti kacang tolo, kacang merah, kacang hijau,
kacang gude dan kacang tanah. Hal tersebut ditegaskan oleh Astawan (2004)
bahwa kedelai utuh mengandung 35-40 % protein paling tinggi dari segala jenis
kacang-kacangan. Ditinjau dari segi protein, kedelai yang paling baik mutu
gizinya, yaitu hampir setara dengan protein pada daging. Protein kedelai
merupakan satu-satunya dari jenis kacang yang mempunyai susunan asam amino
Menurut Cahyadi (2015) dalam 100 g biji kedelai mengandung sebanyak 331 kkal
energi, 35g karbohidrat, 18g lemak, 35g protein, serta berbagai vitamin, mineral,
dan asam amino essensial seperti vitamin A, vitamin B1, zat besi, kalsium, leusin,
yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau.
lain di Amerika dan Afrika pun berasal dari Asia (AAK, 1991).
1
Produksi kedelai di Indonesia pernah mencapai puncaknya pada tahun 1992 yaitu
sebanyak 1,87 juta ton. Namun setelah itu, produksi terus mengalami penurunan
(Atman, 2006). Menurut Alimoeso (2006) sejak 1993 produksi kedelai terus
menurun. Pada 2003 tinggal 671.600 ton disebabkan gairah petani menanam
kedelai turun dipicu masuknya kedelai impor dengan harga murah. Saat itu bea
masuk impor kedelai nol persen. Produksi kedelai pada 2004 hingga 2006 sempat
meningkat. Namun pergerakannya sangat lambat, pada 2004 hanya 723.483 ton,
808.353 ton (2005) dan 746.611 ton (2006). Bahkan pada 2007 kembali turun
penerapan teknologi oleh petani yang belum tepat, waktu tanam yang tidak tepat,
penggunaan pupuk anorganik yang belum berimbang dan gangguan hama dan
khlorotik tidak teratur di sekitar tepi daun. Sebagai akibat dari kerusakan ini
2
rebah (lodging) tanaman dan melawan efek buruk yang disebabkan oleh terlalu
banyaknya nitrogen.
digunakan pupuk Phosfat. Phosfat (P) merupakan unsur hara makro yang esensial
luas daun terhambat, karena terjadi penurunan tekanan hidrolik akar, menghambat
kedelai?
3. Apakah terdapat kombinasi dosis fosfor dan kalium yang tepat untuk
3
1.3 Tujuan Penelitian
3. Mengetahui apakah terdapat kombinasi dosis fosfor dan kalium yang tepat
4
1.4 Kerangka Pemikiran
Tanah
Pemberian Fosfor
Tanpa Pemupukan
Sebelum Tanam
Penanaman Kedelai
Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan Pertumbuhan
5
1.5 Hipotesis
sebagai berikut:
1.6 Kontribusi
Manfaat penelitian yaitu bahwa hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai
pedoman para petani di daerah pertanian untuk bercocok tanam kedelai sehingga
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kedelai memiliki batang semak dengan tinggi antara 30-100 cm.
Setiap batang dapat membentuk 3-6 cabang. Daun kedelai merupakan daun
merupakan akar tunggang yang dapat tumbuh hingga kedalaman 150 cm.
Kedelai memiliki bunga berwarna ungu atau putih yang terletak pada ruas-ruas
kedelai berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji. Biji kedelai terdiri atas
dua keping yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio terletak di antara dua biji
(Septiatin, 2012).
Tanaman kedelai (Glycine max (L) Merril ) merupakan salah satu tanaman
7
Kedelai merupakan tanaman dari famili Fabaceae. Struktur akar tanaman
kedelai terdiri atas akar lembaga, akar tunggang dan akar cabang berupa akar
rambut. Perakaran kedelai dapat menembus tanah pada kedalaman ± 150 cm,
akar tanaman kedelai untuk menambat nitrogen bebas dari udara. Unsur
Kedelai memiliki empat tipe daun yaitu kotiledon atau daun biji, dua helai daun
primer sederhana, daun bertiga, dan daun profila. Daun primer berbentuk oval
dengan tangkai daun sepanjang 1-2 cm, terletak berseberangan pada buku
pertama di atas kotiledon. Tipe daun yang lain terbentuk pada batang utama dan
cabang lateral terdapat daun trifoliat yang secara bergantian dalam susunan
mulai bulat hingga lancip (Sumarno dkk., 2007). Tanaman kedelai termasuk
berbatang semak yang dapat mencapai ketinggian antara 30-100 cm, batang
mempunyai ciri-ciri antara lain helai daun oval, bagian ujung daun meruncing,
8
dan tata letaknya pada tangkai daun bersifat majemuk berdaun tiga (Cahyono,
2007).
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna karena pada setiap bunga memiliki
alat reproduksi jantan dan betina. Warna bunga kedelai ada yang ungu dan
putih. Potensi jumlah bunga yang terbentuk bervariasi tergantung dari varietas
kedelai, tetapi umumnya berkisar 40-200 bunga per tanaman (Sumarno dkk.,
2007). Buah kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya
yang tersusun dalam rangkaian buah. Polong kedelai yang sudah tua ada yang
dan jarak tanam yang digunakan. Kedelai yang ditanam pada tanah subur pada
demikian telah banyak varietas kedelai dalam negeri dan kedelai introduksi
dpl. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan dengan iklim
9
beriklim tropis dan subtropis. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara
21-34º C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah
Kedelai tumbuh dengan baik disetiap tanah yang subur, gembur dan kaya akan
humus atau bahan organik, pH yang cocok untuk tanaman kedelai berkisar
antara 5,8-7,0, namun kedelai masih dapat tumbuh pada tanah masam (pH
rendah) seperti pada tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) dengan jalan
khusus lateral dan akar halus berserabut. Kekuatan batang pada tanaman
10
Phosfat berpengaruh menguntungkan pada hal – hal sebagai pembuahan
Nitrogen yang berlebihan akan hilang, perkembangan akar, khusus lateral dan
(Soegiman, 1982).
Besi (Fe), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak
terlihat secara fisik pada tanaman. Apabila kekurangan Phosfat akan terlihat
dimulai dari daun tua menjadi keunguan cenderung kelabu. Tepi daun cokelat,
tulang daun muda berwarna hijau gelap. Pertumbuhan daun kecil, kerdil, dan
2008).
Kalium merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak
setelah N dan P (Nursyamsi et al., 2008). Selain itu kalium sebagai katalisator,
11
fotosintesis dan pernapasan, kalium juga berperan dalam pembentukan pati,
kekurangan kalium terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak
hangus. Bunga mudah rontok. Tepi daun hangus, daun menggulung ke bawah
dan rentan terhadap serangan penyakit. Apabila kelibahan kalium tanaman akan
12
III. METODELOGI PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, koret, sabit, rol
meter, tugal, ember, gembor, tangki semprot, tali, kamera, penggaris, kertas
label, alat tulis, gunting. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
benih varietas, pupuk fosfor SP-36, pupuk kalium, kapur, pupuk kandang,
insektisida, fungisida.
Kelompok Teracak Sempurna (RKTS). Faktor pertama adalah dosis fosfor yang
terdiri atas dua taraf, yaitu 0 kg/ha SP-36 (P0), 100 kg/ha SP-36 (P1). Faktor
kedua adalah dosis nitrogen yang terdiri atas dua taraf, yaitu 0 kg/ha kalium
(K0) dan 150 kg/ha kalium (K1) sehingga terdapat 4 kombinasi perlakuan.
12 satuan percobaan.
13
3.4 Pelaksanaan Penelitian
1. Pengolahan Lahan
sehingga menjadi lebih gembur agar mudah untuk ditanami. Dimulai dengan
bedengan dengan panjang 80 cm, lebar 60 cm, tinggi bedengan 30 cm, lebar
siring 50 cm. berikan kapur untuk memperbaiki keasaman lahan dan beri
juga pupuk kandang dan aduk hingga rata. Lalu diamkan selama 1 minggu
perlakuan.
2. Pemupukan
Pupuk yang diberikan sebagai perlakuan dalam penelitian ini adalah pupuk
Kalium dan Phosfat. Pupuk tersebut diberikan satu hari sebelum tanam
dengan dosis sesuai perlakuan. Adapun pupuk dasar yang diberikan yaitu
pupuk kandang, SP-36 dan KCl sesuai perlakuan yang diberikan yaitu SP-
3. Pemeliharaan
14
B. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam (HST), dengan
Panen kedelai dilakukan umur 85-90 hari setelah tanam (HST) dan panen
juga secara serentak jika 95% polong kedelai sudah masak fisiologis.
Pemanenan dilakukan pada pagi hari yaitu sekitar 9 pagi, hasil panen
berikut :
Pengamatan tinggi tanaman diamati pada umur 15, 30, dan 45 hari setelah
tanam (HST). Pengukuran dilakukan mulai dari pangkal batang hingga titik
tumbuh tertinggi dalam satuan cm. Adapun tanaman yang menjadi sampel
15
2. Bobot 100 Butir Benih (Gr)
kedelai tersebut dilakukan pengambilan biji secara acak, dari setiap plot
perlakuan.
tanaman dari masing-masing plot. Biji yang ditimbang adalah biji yang
telah kering.
16
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2004. Tetap Sehat Dengan Produk Makanan Olahan. Suakarta: Tiga
Serangkai.
27 Juli 2006.
Cahyadi, W. 2015. Kedelai Khasiat dan Tenologi Edisi I. Bumi Aksara. Jakarta.
95 hlm.
Cahyono B. 2007. Teknk Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Aneka Ilmu.
Semarang.
17
Nursyamsi, D., K. Idris, S. Sabiham, D.A. Rachim, dan A. Sofyan. 2008.
tanah, serapan N, P, dan K tanaman serta produksi jagung pada tanah yang
didominasi smektit. Jurnal Tanah dan Iklim Indonesia. Soil and Climate
Kanisius, Yogyakarta.
Sumarno, D. dan Harnoto. 1983. Kedelai dan cara bercocok tanamnya. Bull.
hlm.
18
19