Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FISIOLOGI POHON

OLEH
NAMA: SARIDA OKTAVIA DEKU
NIM : 1904070058

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
DAFTAR ISI

KOVER .............................................................................................................i

KATA PENGANTAR ....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................1

1.2Tujuan ..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................3

2.1 Struktrur molekul dan ikatan hidrogen ..........................................................3


2.2 Karakteristik molekul air...............................................................................6
2.3 Air sebagai pelarut.......................................................................................10
2.4 Ionisasi air dan skala PH..............................................................................11
BAB III PENUTUP...........................................................................................13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................15

3.2 Saran ............................................................................................................15


DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penuis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Judul makalah ini ialah “Fisiologi Pohon” .

Makalah ini berisi tentang struktur molekul air dan ikatan hydrogen, karakteristik
molekul air, air sebagai pelarut dan ionisasi dan skala PH.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi kebaikan
kualitas makalah ini.

Kupang, September 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan
antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-
gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair
(viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat
cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut
fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan
antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita
memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula
turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola
kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai
gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu
kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula
akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat
kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya
nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal.
Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibat viskositas  zat
cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap
kecepatan batu.
 
1.2 Tujuan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.

1).  Struktur air dan ikatan hidrogen


2). apa saja  Karakteristik molekul air ?
3).  Air sebagai pelarut
4).  Ionisasi air dan skala PH
 
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah adalah sebagai berikut:

1). Untuk mengetahui apa saja Struktur air dan ikatan hidrogen


2). Untuk mengetahui apa saja  Karakteristik molekul air ?
3).  Air sebagai pelarut
4).  Ionisasi air dan skala PH
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Struktur Air dan Ikatan Hidrogen

Air adalah molekul sederhana yang terdiri dari satu atom oksigen terikat
pada dua atom hidrogen yang berbeda. Karena elektronegativitas lebih tinggi dari
atom oksigen, ikatan tersebut adalah kovalen polar (ikatan polar).  Atom oksigen
menarik elektron bersama dari ikatan kovalen sampai batas jauh lebih besar
dibandingkan atom hidrogen. Akibatnya, atom oksigen memperoleh muatan
negatif parsial (δ -), sedangkan atom hidrogen masing-masing memperoleh
muatan positif parsial (δ+). Molekul mengadopsi struktur bengkok karena dua
pasangan elektron mandiri pada atom oksigen. Sudut ikatan H-O-H adalah sekitar
105 °, sedikit lebih kecil dari yang ideal 109,5 ° dari sp3 hibridisasi orbital atom. 

Molekul air, divisualisasikan tiga cara yang berbeda : Model bola- dan-
tongkat , model ruang -isi , dan rumus struktur dengan muatan parsial.Bentuk
bengkok dari molekul air sangat penting karena ikatan kutub OH tidak meniadakan
satu sama lain dan molekul secara keseluruhan adalah polar. Gambar di bawah ini
menggambarkan polaritas bersih dari molekul air. Oksigen merupakan ujung
negatif dari molekul, sedangkan daerah antara atom hidrogen merupakan ujung
positif dari molekul. Air adalah molekul polar, sebagaimana kerapatan elektron
yang lebih besar ditemukan di sekitar atom oksigen lebih elektronegatif .

Molekul polar menarik satu sama lain oleh kekuatan dipol-dipol setelah
ujung yang positif dari satu molekul tertarik ke ujung negatif dari molekul di
dekatnya. Dalam kasus air, ikatan OH tersebut sangat polar menghasilkan sangat
sedikit kerapatan elektron di sekitar atom hidrogen. Setiap atom hidrogen sangat
tertarik dengan pasangan elektron tunggal pada atom oksigen yang berdekatan. Ini
disebut ikatan hidrogen dan lebih kuat dari kekuatan dipol-dipol konvensional.
Karena setiap atom oksigen memiliki dua pasangan elektron mandiri, dapat
membuat ikatan hidrogen dengan atom hidrogen dari dua molekul lain yang
terpisah.

Air juga mempunyai fungsi sebagai berikut:


1.         Sebagai komponen sel terbesar
2.         Pelarut unsur hara dan media transportasi.
3.         Media yang baik untuk reaksi biokimia .
4.         Reaktan pada beberapa reaksi metabolisma misalnya fotosintesis.
5.         Pembentuk struktur sel melalui pengaturan tekanan turgur misalnya daun.
6.         Media pergerakan gamet dalam peristiwa pembuahan
7.         Media pada penyebaran anakan atau propagul misal kelapa
8.         Pengatur pergerakan tumbuhan karena keluar-masuknya air masuknya air
misalnya pergerakan diurnal, pembukaan dan penutupan stimata, bunga unga
mekar, dan sebagainya.
9.         Pengatur pemanjangan sel dan pertumbuhan.
2.2 Karakteristik Molekul Air

Air memiliki beberapa sifat kimia dan fisika yang tidak dimiliki molekul lain.
Air memiliki karakteristik khas karena sifat kimia dan fisika yang dimiliki. Beberapa
karakteristik molekul air adalah sebagai berikut:

a. Berbentuk cair pada suhu ruang.

Semakin besar ukuran molekul suatu senyawa, maka senyawa tersebut akan
memiliki kecenderungan untuk berbentuk cair atau padat pada suhu ruang. Jika
senyawa memiliki ukuran molekul yang kecil, senyawa tersebut cenderung
berbentuk gas atau cair. Air sebenarnya memiliki berat molekul yang kecil,
hanya sekitar 18 gram/mol. Tetapi air berbentuk cair pada suhu ruang. Hal ini
karena dalam molekul-mlekul air terdapat ikatan-ikatan hidrogen yang
menyebabkan molekul-molekulnya tidak mudah terlepas dan berubah bentuk
menjadi gas.

b. Panas spesifik tinggi.

Panas spesifik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
1 gram air murni sebesar 1°C. panas spesifik air lebih tinggi dari dari semua
senyawa lain kecuali amonia cair. Panas spesifik tinggi pada air disebabkan oleh
susunan molekul air yang memungkinkan atom-atom O dan H bergerak secara
bebas sehingga dapat menyerap banyak energi tanpa diikuti oleh kenaikan suhu.
Dalam kaitannya dengan tumbuhan, panas spesifik yang tinggi berguna untuk
menstabilkan suhu tumbuhan walaupun menerima atau kehilangan sejumlah
energi.

c. Panas laten vaporasi dan fusi yang tinggi.

Panas laten vaporasi adalah energi yang dibutuhkan untuk menguapkan 1


gram air murni pada suhu 20®C. Panas laten fusi adalah energi yang digunakan
untuk mencairkan 1 gram es pada suhu 0°C. Tingginya energi yang dibutuhkan
disebabkan oleh ikatan hidrogen pada molekul air. Pada tumbuhan panas
vaporasi yang tingg penting untuk menjaga stabilitas suhu daun melalui proses
transpirasi. Viskositas rendah Ikatan-ikatan hidrogen yang harus diputus agar air
dapat mengalir memunculkan anggapan bahwa air memiliki viskositas
(hambatan pengaliran) yang tinggi. Namun, pada kenyataannya, air memiliki
viskositas yang rendah
d.  Adanya gaya kohesi dan adhesi.

Adanya gaya kohesi menjadikan air dapat diangkut dalam pembuluh xilem
dari akar ke daun. Karena berifat polar maka akan mudah terjadi tarik-menarik
antara molekul air dengan berbagai molekul lainnya, misalnya dengan protein
dan polisakarida penyusun dinding sel. Daya tarik-menatik antar molekul yang
tidak sejenis disebut adhesi. Daya tarik-menatik antara molekul yang sejenis
disebut kohesi.
2.3 Air Sebagai Pelarut
Air dapat melarutkan lebih banyak bahan kimia dibandingkan dengan zat
cair lainnya. Oleh karena itu air merupakan pelarut yang sangat baik untuk ion-ion
bermuatan positif maupun negatif. Sisi positif molekul air dapat mengikat anion
sedangkan sisi negatifnya akan mengikat kation. Jika air mengandung elektrolit (ion)
yang terlarut, maka larutan ini akan bermuatan listrik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak
zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di
bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan
sebagai sebuah ion hidrogen (H + ) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion
hidroksida (OH - ).
Air merupakan pelarut yang sering digunakan. Hal ini disebabkan karena air
merupakan zat yang mudah di dapat dan mempunyai kemampuan tinggi untuk
melarutkan zat. Jika kita sedang memasak sayur, bermacammacam bumbu kita
masukkan untuk mendapatkan rasa yang sedap. Rasa tersebut merupakan
kombinasi rasa dari beberapa macam bumbu yang telah terlarut dalam air (kuah).
Karena kemampuan yang tinggi dalam melarutkan zat, air dinamakan sebagai
“pelarut universal”. Di dalam tubuh kita pun air melarutkan makanan sehingga
mudah dicerna. 
Peranan air sebagai pelarut ini penting sekali artinya bagi kehidupan.
Struktur molekul protein dan asam nukleat sangat ditentukan oleh adanya molekul
air disekitarnya. Selain protein dan asam nukleat, aktivitas senyawa lain didalam
protoplasma juga ditentukan oleh adanya air, kecuali untuk molekul yang berada
dalam oleosom atau bagian lemak pada membran.
Walaupun air dapat bertindak sebagai bahan periaksi (reaktan) atau sebagai
produk suatu reaksi kimia, tetapi yang lebih penting adalah air mrnciptakan
lingkungan yang memungkinkan untuk berlangsungnya berbagai reaksi biokimia
dalam sel tumbuhan.

2.4 Ionisasi Air dan Skala pH

Beberapa molekul air dipecah menjadi ion hidrogen  (H+) dan ion hidroksil
(OH¯). Secara metematis hasil perkalian antara konsentrasi H + dan OH¯ (dalam
satuan molar) adalam konstan, yakni: [H +].[OH¯] = k. Pada suhu kamar, k = 10¯ 14.
Pada air murni [H+] dan [OH-] masing-masing adalah 10-7 moral (M). secara alamiah ,
air sangat jarang menngandung H+ dan OH-  konsentrasi yang sama. Berdasarkan
konsentrasi H+ dalam larutan, dikembangkan skala pH yang mencerminkan tingkat
keasamaan larutan yang bemanfaat dalam studi fisiologi tumbuhan maupun bidang
ilmu lainnya.

Keasamaan larutan (pH) dihitung dengan rumus : pH= -log [H+]. Air (H2O)
pada dasarnya banyak mengandung mineral misalnya Ca, Mg, Na, K, Cl, S, P.
Mineral-mineral ini berada dalam keadaan ion yang bergabung dengan elemen lain.
Sebagian besar dari air dengan molekul H2O akan terpisah membentuk H+ dan OH-
yang masing-masing akan mengikat mineral yang lain untuk menghasilkan
gabungan kimia seperti HCl, NaOH, CaOH, KOH.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Air adalah molekul sederhana yang terdiri dari satu atom oksigen terikat
pada dua atom hidrogen yang berbeda. Karena elektronegativitas lebih tinggi dari atom
oksigen, ikatan tersebut adalah kovalen polar (ikatan polar).  Atom oksigen menarik
elektron bersama dari ikatan kovalen sampai batas jauh lebih besar dibandingkan atom
hidrogen. Akibatnya, atom oksigen memperoleh muatan negatif parsial (δ -), sedangkan
atom hidrogen masing-masing memperoleh muatan positif parsial (δ+). Molekul
mengadopsi struktur bengkok karena dua pasangan elektron mandiri pada atom
oksigen. Sudut ikatan H-O-H adalah sekitar 105 °, sedikit lebih kecil dari yang ideal
109,5 ° dari sp3 hibridisasi orbital atom. 

Karakteristik Molekul Air


Air memiliki beberapa sifat kimia dan fisika yang tidak dimiliki molekul lain. Air memiliki
karakteristik khas karena sifat kimia dan fisika yang dimiliki. Beberapa karakteristik
molekul air adalah Berbentuk cair pada suhu ruang, Panas spesifik tinggi, dan Panas
laten vaporasi dan fusi yang tinggi.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
sebuah ion hidrogen (H + ) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida
(OH-).

3.2 Saran

Penulis mengharapkan adanya kritikan yang membangun untuk makalah ini agar
dapat lebih baik lagi dalam membuat suatu makalah untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Baker, D.A. 1978. Transport Phenomena in Plants. Halsted Press, New York.


Benyamin  Lakitan. 2010, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Kochian, L.V. and W.L. Lucas, 1982, Potassiumi Transport in Corn Roots, Plant
Physiology 70:172'3-1731.
Marcelle, R., H. Clijsters, and M. Van Poucke (editors). 1986. Biological Control of
Photosynthests. Martious Ni hoff Publishers, Dordrecht.
Milthorpe, F.L. and J. Moorby. 1988. An. Introduction to Crop Physiology. Second
Edition. Cambridge University Pless, Cambridge
Petrucci, R.H. 1982. General Chemistry: Principles bnd Modern Applications. Macmillan
Publishing Co., Inc., ew Yor .
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1985. Plant Phy'siology. Third Edition. Wadsworth
Publishing Co., Belmont, California.
Zeiger, E., G.D. Farquhar, and I.R. Cowan (editors). 1987. Stomatal Function. Stanford
University Press, Stanford, California.
 
 

Anda mungkin juga menyukai