Kelompok 09/MPI A :
Dosen Pengampu:
(IAIN) PONOROGO
FEBRUARI 2020
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan rekonsiliasi?
2. Apa sajakah model pendekatan teoretis rekonsiliasi?
3. Apa sajakah ruang lingkup rekonsiliasi?
4. Apa sajakah komponen rekonsiliasi?
1
2
PEMBAHASAN
1
Zulhabibi Ur, Rekonsiliasi Konflik, Universitas Kristen Satya Wacana (Online).
(www.academia,edu) diakses pada 11 februari 2020, 20-21.
3
2
Laili Shofiya Kurniawati, Tesis : Rekonsiliasi Konflik Dalam Keluarga (Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga, 2016 ), 20-21.
4
Pada fase pertama, kelompok yang berkonflik harus mau dan rela
menyadari apa yang telah terjadi pada masa lalu. Setiap kelompok yang
bertikai harus mau dan mampu menyadari kesalahan di masa lalu.
Idealnya proses pengungkapan kebenaran harus terbuka untuk publik,
misalnya melalui investigasi resmi, laporan di media massa, dll. Memang
harus disadari konsekuensi psikologik dari proses ini. Berbagai macam
reaksi bisa muncul dari proses ini; merasa malu, bersalah, dan perilaku
agresif. Pilihan untuk memaafkan mengharuskan semua pihak untuk
menyadari terlebih dulu (bukan mengikari) apa-apa yang telah terjadi,
mengapa terjadi, siapa yang melakukan, mengapa ia melakukan, apa
kesalahannya.
6
3
Dial. Teori-Teori Tentang Konflik dan Rekonsiliasi: Dari Disertasi Hamdi. (Online).
(http://id.scribd.com/doc) diakses tanggal 10 Februari 2020, 57-68.
7
D. Komponen Rekonsiliasi
Empat unsur penting sering disebut dalam banyak literatur menjadi
komponen terpenting dalam rekonsiliasi, yaitu kebenaran (truth), keadilan
(justice), penyembuhan/pemulihan (healing), dan rasa aman (security). Pada
umumnya kebanyakan sarjana dan praktisi di bidang rekonsiliasi menyebutkan
empat unsur tersebut secara umum, namun ada beberapa sarjana yang
mengemukakan dengan cara sedikit berbeda. Lederach (1994) melihat
rekonsiliasi dalam tiga perspektif. Pertama, rekonsiliasi sebagai hubungan.
Kedua, rekonsiliasi sebagai ‘pergulatan’ (encounter), dan ketiga, rekonsiliasi
sebagai suatu ‘ruang sosial’ (social space). Yang dimaksud oleh Lederach
sebagai ‘ruang sosial’ adalah tempat di mana konsep-konsep yang lazim
disebut sebagai konsep keadilan (justice), kedamaian (peace), pengampunan
(mercy) dan kebenaran (truth) saling berinteraksi. Secara diagram, lingkaran
konsep Lederach dapat digambarkan sebagai berikut:
KEADILAN
5
Dial. Teori-Teori Tentang Konflik dan Rekonsiliasi: Dari Disertasi Hamdi. (Online).
(http://id.scribd.com/doc, diakses tanggal 10 Februari 2020), 80-84.
9
KESIMPULAN
1. Secara etimologis kata ini. Kata ini terdiri dari kata Latin, concilium. Kata ini
mengandaikan suatu proses yang dimaksud dengan sengaja, di mana pihak-
pihak yang saling berseteru bertemu satu sama lain “dalam dewan” guna
membahas pandangan mereka yang berbeda dan dan mencapai kesepakatan
bersama. Oleh KBBI kata ini didefinisikan sebagai “perbuatan memulihkan
hubungan persahabatan pada keadaan semula.
2. Model Pendekatan Teoretis Rekonsiliasi, terdiri dari:
a. Teori Pilihan Rasional (rational choice)
b. Teori Kebutuhan Manusia (human need theory)
c. Model Pemaafan (forgiveness model)
3. Berdasarkan empat lingkup rekonsiliasi seperti yang disebutkan di atas, empat
dimensi hubungan dapat diidentifikasi sebagai: dimensi identitas, dimensi
nilai-nilai yang mengarahkan interaksi, dimensi sikap-sikap, dan dimensi pola-
pola interaksi
4. Lederach melihat rekonsiliasi dalam tiga perspektif. Pertama, rekonsiliasi
sebagai hubungan. Kedua, rekonsiliasi sebagai ‘pergulatan’ (encounter), dan
ketiga, rekonsiliasi sebagai suatu ‘ruang sosial’ (social space). Yang dimaksud
oleh Lederach sebagai ‘ruang sosial’ adalah tempat di mana konsep-konsep
yang lazim disebut sebagai konsep keadilan (justice), kedamaian (peace),
pengampunan (mercy) dan kebenaran (truth) saling berinteraksi.
6
Cahyo Pamungkas, “Mencari Bentuk Rekonsiliasi Intra-Agama: Analisis Terhadap
Pengungsi Syiah Sampang dan Ahmadiyah Matara,” Epistemé, Vol. 13, No. 1, Juni 2018, 118.
10
DAFTAR PUSTAKA