Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP DASAR

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pengampu: : Adri Ramdani M.Pd

OLEH KELOMPOK 2
DINDIN SAPRUDIN ( 12518.10083 )
FADLI NUGHRAHA ( )
IIS SARIPAH ( 13518.00132 )
MUHAMMAD RIZAL ARIFIN ( 12518.00469 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IFTIDAIYAH


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SABILI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 18 Oktober 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I ................................................................................................................
PENDAHULUAN ................................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................

BAB II ......................................................................................................................................................
2.1 Pengertian penelitian tindakan kelas................................................................................
2.2 Pentingnya penelitian tindakan kelas................................................................................

2.3 Karakteristik penelitian tindakan kelas..............................................................................

2.4 Prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas...........................................................................

2.5 Tujuan penelitian tindakan kelas.......................................................................................

2.6 Manfaat penelitian tindakan kelas....................................................................................

BAB III .....................................................................................................................................................


KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................
Kesimpulan ............................................................................................................................................
Saran ......................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pembelajaran baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku
terlaksanya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil maksimal
apabila proses pembelajaran berjalan secara efektif (Jihad, 2010:12). Proses pembelajaran
tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lainnya. Guru
dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran biologi.
Pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang menuntut siswa untuk
berperan secara aktif. Belajar biologi merupakan pelajaran yang mempelajari tentang
kehidupan secara umum yang menyangkut alam, tumbuhan, hewan maupun manusia.
Selama ini pelajaran biologi hanya menuntut siswa cenderung mendengarkan dan mencatat
materi biologi yang disampaikan oleh guru serta menghafal konsep-konsep tersebut tanpa
memahami maksud dan isinya. Konsep dasar diterima salah, maka sangat sukar untuk
memperbaiki kembali. Oleh karena itu, yang penting adalah bagaimana siswa memahami
konsep-konsep biologi secara utuh, sehingga jika diterapkan dalam meyelesaikan soal-soal
biologi siswa tidak mengalami kesulitan. Berbagai permasalahan banyak di hadapi di dalam
sekolah, sehingga perlu adanya perbaikan agar proses belajar mengajar tercapai dalam
tujuan 2 pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut lebih kreatif untuk mempersiapkan
pembelajaran yang akan dikembangkan. Selain itu, guru harus pandai memilih jenis strategi
pembelajaran yang relevan dengan materi yang akan disampaikan. Hal ini tentu akan
mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar lebih rajin sehingga memperoleh hasil belajar
yang maksimal. Banyaknya permasalahan yang di hadapi guru dalam penyampaian materi,
sehingga peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas.
Penelitian ini berfungsi untuk mensukseskan proses belajar mengajar di sekolah dan
guru dapat memperbaiki praktik mengajar. Materi yang dipilih peneliti adalah ekosistem.
Alasannya, materi itu memiliki pemahaman konsep yang abstrak dan banyak istilah-istilah
yang harus dipahami dan dihafalkan siswa. Pembelajaran kooperatif merupakan
pembelajaran yang paling tepat dalam pembelajaran, salah satunya dengan strategi STAD
(Student Teams Achievement Division). STAD adalah suatu strategi yang mengelompokan
siswa menurut kemampuan heterogen melalui pemberian quis agar siswa saling bekerja
sama dan saling membantu dalam berdiskusi menyelesaikan materi pelajaran. Dengan
adanya strategi STAD tersebut maka proses pembelajaran dan hasil belajar diharapkan
dapat meningkat

iii
BAB II

KONSEP DASAR

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

2.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam istilah bahasa Inggris adalah Classroom Action
Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. 3 kata yang
membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.
1. Penelitian, merunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atauinformasi yang
bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan, merunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada penelitian ruang kelas, tetapi dalam pengertian
yang lebih spesifik, yang dimaksud istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Dengan menggabungkan batasan pengertian 3 kata inti yaitu penelitian, tindakan,
kelas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Kesalahan umum yang terdapat dalam
penelitian tindakan guru adalah penonjolan tindakan yang dilakukan sendiri, misalnya guru
memberikan tugas kelompok pada siswa. Pengutaraan kalimat seperti itu kurang pas.
Seharusnya guru menonjolkan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
mengamati proses mencairnya es yang ditempatkan panci tertutup dan panci terbuka atau
didalam gelas. Siswa juga diminta membandingkan dan mencatat hasilnya. Dengan kata lain,
guru melaporkan berlangsungnya proses belajar yang dialami oleh siswa, perilakunya
perhatian mereka pada proses yang terjadi, mengamati hasil dari proses, mengadakan
pencatatan hasil mendiskusikan dengan teman kelompoknya, melaporkan didepan kelas
dan sebagainya. Sekali lagi yang dikemukakan oleh guru dalam menuliskan laporan
penelitian tindakan adalah hal-hal yang dilakukan oleh siswa, bukan yang dilakukan oleh
guru. Terkait dengan pengertian PTK ini, ada beberapa rumusan definisi PTK yang perlu
disiasati dan dipahami.
1. Kemmis : PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman
kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.
2. Rochman Natawijaya (1997): PTK adalah pengakajian terhadap permasalahan praktis
yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang
tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi atau memperbaiki sesuatu.
3. Suyanto (1997): PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.
4. Tim PGSM (1999): PTK adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh
pelaku tindakan yag dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan
mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut
dilakukan.
Dari keempat rumusan di atas dapat ditemukan kata-kata kunci yang terkait dengan
PTK.
a. PTK bersifat reflektif. Maksudnya adalah PTK diawali proses perenungan atas dampak
tindakan yang selama ini dilakukan guru terkait dengan tugas-tugas pembelajaran di kelas.
Dari perenungan ini aka diketahui apakah tindakan yang selama ini dilakukan telah
berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak.
b. PTK dilakukan oleh pelaku tindakan. Maksudnya adalah PTK dirancang, dilaksanakan, dan
dianalisis oleh guru yang bersangkutan dalam rangka ingin memecahkan masalah
pembelajaran yang dihadapinya di kelas. Kalaupun dilakukan secara kolaboratif, pelaku
utama PTK tetap oleh guru yang bersangkutan.
c. PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Maksudnya adalah dengan
PTK ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas berbagai aspek pembelajaran sehingga
kompetensi yang menjadi target pembelajaran dapat tercapai secara maksimal (efektif dan
efisien).
d. PTK dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mengawasdiri.
Maksudnya adalah setiap langkah yang dilakukan dalam PTK harusdilakukan dengan
terprogram dan penuh kesadaran sehingga dapat diketahui aspek-aspek mana yang perlu
ditingkatkan dan diperbaiki demi ketercapaian kompetensi yang ditargetkan.
e. PTK bersifat situasional dan kontekstual. Maksudnya adalah PTK selalu dilakukan dalam
situasi dan kondisi tertentu, untuk kelas dan topik matapelajaran tertentu sehingga
simpulan atau hasilnya pun hanya diarahkan padakonteks yang bersangkutan, bukan untuk
konteks yang lain
Arikunto mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegitan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Dalam buku prosedur penelitian dalam
pendekatan praktik, Arikunto mendefinisikan penelitian tindakan kelas yang cukup
sederhana, yakni merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatn yang sengaja
dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.

1
2.2 Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas
Beberapa alasan tentang pentingnya PTK sebagai suatu jenis penelitian yaitu:
1. PTK menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
atau profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran dikelas (Suyanto, 1996).
2. 2.PTK membuat guru dapat meneliti dan mengkaji sendiri kegiatan praktik pengajaran
sehari-hari yang dilakukan di kelas, sehingga permasalahan yang dihadapi benar-benar
permasalahan yang sebenarnya atau aktual.
3. 3.PTK tidak membuat guru meninggalkan tugasnya, sehari-hari yaitu terutama mengajar
dikelas.
4. 4.PTK mampu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik.
5. 5.PTK dapat dilakukan oleh guru bersama-sama dengan pihak lain yang dirasa penting,
misalnya dengan teman guru mata pelajaran sejenis, dengan guru matapelajaran lain,
dengan kepala sekolah, dan bahkan dengan orang-orang di luar sekolahnya.
Dari alasan di atas, jelas bahwa PTK memang penting dan perlu dipahami serta
dilaksanakan oleh guru. Guru sendiri yang akan melakukan, melihat,merasakan, dan
menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang selama inidilakukan telah memiliki
keefektifan yang tinggi
Peranan guru sebagai agen pembaharuan dapat dilihat dari adanya langkah inovasi
yang dilakukannya terhadap hasil evaluasi dan refleksi dalam proses pombelajaran yang
telah dilakukannya
Ada beberapa alasan pentingnya pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu:
1. Menurut (Ahmar, 2005; Jones & Song, 2005; Kirkey, 2005; McIntosh, 2005; McNeiff,
1992) dalam Tahir (2011: 77) proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru yang turut
disertai dengan kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat meningkatkan
keprofesionalan dari guru. Hal ini dikarenakan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat
membantu :
a. Mengembangkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah-masalah aktual yang
terjadi selama proses belajar mengajar. Hal ini menyangkut rencana, isi, model dan metode,
proses serta hasil dari proses belajar mengajar (PBM). Hal ini tentu dapat meningkatkan
kualitas dan kompetensi dari guru.
b. Meningkatkan kompetensi kepribadian, sosial dan profesionalisme guru melalui
peningkatan hasil pembelajaran ( Prendergast, 2002) dalam Tahir ( 2011: 77).
Keprofesionalan sendiri berarti kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang sesuai
dengan keahliannya sebagai bentuk hasil dari proses pendidikan. Menurut Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2006 tentang Guru dan Dosen Pasal 10, dipaparkan kompetensi yang harus
dimiliki guru yaitu,

2
1. Kompetensi Pedagogis
Kompetensi Pedagogis, menuntut guru untuk dapat mengelola pembelajaran yang
menyangkut peserta didik yang meliputi,
a. Pemahaman wawasan yang luas
b. Kemampuan memahami peserta didik
c. Kemampuan dalam memahami dan mengembangkan kurikulum dan silabus
d. Kemampuan merancang pembelajaran ( Sanjaya, 2010: 5-6 )
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi kepribadian yang :
a. Arif dan bijaksana
Sebagai seorang guru hendaknya memiliki sikap arif dan bijaksana dalam menentukan
sebuah kebijakan.
b. Mantap
Kepribadian seorang guru yang mantap akan memberikan teladan yang baik bagi peserta
didiknya.
c. Stabil
Seorang guru harus dapat mengontrol emosinya. Tidak mudah marah kepada peserta didiknya.
d. Dewasa
Dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan guru hendaknya bersikap dewasa.
e. Berwibawa
Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik agar dapat mengangkat
citra baik dan kewibawaannya
f. Berakhlak mulia
Seorang guru hendaknya memiliki akhlak yang mulia karena guru merupakan model bagi
peserta didiknya.
g. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
Guru merupakan model bagi peserta didik dan masyarakat. Oleh Karena itu guru harus
senantiasa berperilaku selayaknya seorang guru yang dapat ditiru dan dicontoh oleh peserta
didik dan masyarakat.
h. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan
Guru harus selalu dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dan guru harus bisa
mengikuti perkembangan dunia pendidikan.

3
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru dalam bersosialisasi dengan masyarakat yang
terdiri dari kemampuan :
a. Berkomunikasi baik secara lisan, tulisan atau isyarat
b. Mengoperasikan teknologi komunikasi dan informasi sesuai dengan fungsinya
c. Bergaul dengan peserta didik, para guru, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta di
masyarakat
d. Bergaul dengan masyarakat secara santun

4. Kompetensi Profesional
Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, karena materi pembelajaran inilah yang akan diberikan kepada peserta didik.

2.3 Karakteristik PTK

Untuk lebih memahami PTK, maka perlu dikemukakan karakteristik yang bersifat
umum, antara lain:

1. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru sendiri.

Sebagai pengelola program di kelas, guru merupakan sosok yang benar-benar


mengenal lapangan tempat dia mengajar. Oleh karena itu, guru kelas inilah yang
mengetahui dan mengenal situasi kelasnya termasuk masalah yang ada di dalamnya.

2. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan praktik faktual.


Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Namun pada kenyataannya tidak semua
guru mengetahui atau menyadari bahwa ada permasalahan. Oleh karena itu, di sini juga
diperlukan orang lain seperti teman sejawat guru, kepala sekolah, pengawas ataupun
siswanya untuk melihat apakah diri sendiri melakukan kekeliruan atau kekurangtepatan
dalam kegiatan mengajar.
3. Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar-
mengajar di kelas yang bersangkutan.
Tindakan-tindakan yang diambil dalam rangka melakukan perubahan menuju ke
perbaikan yang direncanakan dengan cermat.
4. Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif.
Dalam hal ini, guru bukan satu-satunya peneliti, tetapi ada orang lain yang terlibat dan
mereka merupakan suatu tim yang sama posisinya.

4
Sebagai paradigma sebuah penelitian tersendiri, jenis penelitian tindakan kelas (PTK)
memiliki karakteristik yang relative agak berbeda jika dibandingkan dengan jenis penelitian
yang lain, misalnya penelitian eksperimen, survey, analisis isi dan sebagainya. Adapun
karakteristik PTK sebagai berikut :

1. On-the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah real atau nyata dari
dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti).

2. Problem solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah).

3. Improvemen oriented (berorioentasi pada peningkatan mutu). PTK dilaksanakan dalam


rangka untuk memperbaiki mutu atau meningkatkan mutu proses pembelajaran.

4. Ciclic (siklus). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui urutan yang
terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical). Siklus dalam PTK terdiri dari empat
tahapan, yakni Perencanaan tindakan, Melakukan tindakan, Pengematan atau observasi dan
Analisis atau Refleksi.

5. Action oriented. Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatmen)
tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas.

6. Pengkajian terhadap dampak tindakan. Dampak tindakan yang dilakukan harus dikaji
apakah sesuai dengan tujuan, apakah memberikan dampak positif lain yang tidak diduga
sebelumya, atau bahkan menimbulkan dampak negative yang merugikan peserta didik.
7. Specificscontextual. Aktifitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi oleh
guru dalam proses pembelajaran di kelas.

8. Partisipatory (colaborative). PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan


pihak laih seperti teman sejawat.

9. Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat praktis. PTK berangkat
dari keresahan yang dialami guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Oleh karena itu,
dari mulai proses perencanaan, pelaksanaan tindakan sampai pada proses penyimpulan
guru merupakan pemeran utama. Karena alasan yang demikian PTK juga sering dinamakan
penelitian, artinya penelitian yang berangkat dari hal-hal nyata yang dirasakan oleh setiap
guru.

10. Focus utama penelitian adalah pembelajaran.

11. Tanggung jawab pelaksanaan dan hasil PTK ada pada guru sebagai praktisi.

12. PTK dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang sedang berjalan, artinya
pelaksanaan PTK tidak diatur secara khusus untuk kepentingan penelitian semata.

13. PTK selalu berangkat dari kesadaran kritis guru terhadap persoalan yang terjadi ketika
praktik dan proses pembelajaran berlangsung, dan guru menyadari pentingnya untuk

5
mencari pemecahan masalah melalui suatu tindakan atau aksi yang direncanakan dan
dilakukan secermat mungkin dengan cara-cara ilmiah dan sistematis.

2.4 Prinsip-prinsip PTK

1. Tugas utama guru adalah mengajar.


Guru melakukan PTK untuk memperbaiki kegiatan belajar-mengajar, jadi tidak boleh
mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.

2. Pengumpulan data tidak boleh menyita banyak waktu.


Peneliti seharusnya sudah merasa pasti dalam memilih teknik yang tepat, termasuk
pengumpulan data, sebelum kegiatan PTK dimulai.
3. Metodologi yang dipakai harus tepat dan terpercaya.
Bila metodologinya tepat akan member peluang kepada guru untuk memformulasikan
hipotesis tindakan dan mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi
kelasnya.
4. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah yang memang
dia hadapi.
Masalah harus menarik bagi peneliti dan merupakan masalah pembelajaran yang bersifat
faktual.
5. Tidak menyimpang dari etika di lingkungan kerjanya.
Standar etik untuk peneliti yang memang sudah diikuti selama beberapa dekade di negara-
negara maju.
6. Berorientasi pada perbaikan pendidikan dengan melakukan perubahan yang dituangkan
dalam “tindakan”.
Kesiapan guru untuk “berubah” merupakan syarat penting bila akan melakukan perbaikan.
7. Merupakan suatu proses belajar yang sistematik.
Proses belajar menggunakan pemikiran yang kritis sudah dimulai sejak penentuan
permasalahan, perencanaan tindakan, yang kemudian dikembangkan menjadi tindakan
pendidikan.
8. Menuntut guru membuat “jurnal pribadi”.
Guru mencatat kemajuan, persoalan yang dihadapi, dan hasil refleksi tentang proses belajar
siswa, serta proses pelaksanaan penelitian.
9. Sebaiknya dimulai dari hal-hal yang sederhana lebih dahulu, namun nyata.
Dengan demikian, siklus dimulai dengan yang kecil sehingga perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi dapat membuat isu, ide, dan sumsi menjadi lebih jelas.

6
10. Guru perlu melihat dan menilai diri sendiri secara kritis terhadap apa yang dikerjakan di
kelasnya. Dengan melihat unjuk kerjanya sendiri, kemudian direfleksi dan diperbaiki, guru
akhirnya menjadi lebih terampil dalam melakukan profesinya.

2.5 Tujuan PTK


Tujuan akhir dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yaitu:

1. Meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah.


Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
meningkatkan layanan pendidikan melalui penyempurnaan praktik pembelajaran di kelas.

2. Meningkatkan relevansi pendidikan.


Suatu proses pembelajaran dapat dinyatakan meningkatkan kualitasnya, antara lain, apabila
unsur-unsur yang terdapat di dalamnya menjadi lebih sesuai (relevan) dengan karakteristik
pribadi siswa, tuntutan masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Meningkatkan mutu hasil pendidikan.


Maksudnya, meningkatnya motivasi siswa dalam belajar, semakin positifnya sikap siswa
terhadap mata pelajaran, bertambahnya jenis keterampilan yang dikuasai, dan semakin
mantapnya penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari adalah beberapa contoh dari
tujuan antara sebagai hasil jangka pendek dari peningkatan praktik pembelajaran di kelas.
Sasaran akhirnya adalah terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.

4. Meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan.


Maksudnya ditujukan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang
terintegrasi di dalamnya.

2.6 Manfaat PTK


Manfaat PTK dapat dilihat dari dua segi yakni:

1. Manfaat Akademik
Ditinjau dari segi akademik, Penelitian Tindakan Kelas bermanfaat untuk membantu
guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk
memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek (Raka Joni, (Ed.), 1995).
Para guru diharapkan ikut bertanggung jawab untuk mengembangkan sendiri
pengetahuannya, misalnya, pengetahuan dalam proses belajar-mengajar. Pada saat yang
bersamaan guru tetap aktif bertugas sebagai guru. Secara demikian, pengetahuan dan juga
keterampilan yang mereka peroleh benar-benar relevan dank arena itu akan sangat
bermanfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas merekan sehari-hari.

2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat dari hal-hal
berikut :
a. Manfaat Bagi Inovasi Pembelajaran

7
Seperti diisyaratkan dari namanya Penelitian Tindakan Kelas memfokuskan perhatiannya
pada pengkajian proses pembelajaran di dalam kelas. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas atau memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan secara rutin.
Ini berarti, Penelitian Tindakan Kelas dapat dipandang sebagai wahana pelaksanaan inovasi
pembelajaran. Dalam kegiatan Inovasi pembelajaran, guru perlu mencoba untuk mengubah,
mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, atau gaya pembelajarannya agar
ia mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kelasnya.
b. Manfaat Bagi Pengembangan Kurikulum di Tingkat Sekolah/ Kelas
Penelitian Tindakan Kelas juga dapat bermanfaat bagi pengembangan kurikulum di tingkat
sekolah dan kelas. Hal ini penting terlebih-lebih dengan diterapkannya kurikulum yang
bersifat nasional.
Selain itu, dengan melakukan PTK, guru akan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap
teori dan pemikiran yang melandasi reformasi kurikulum karena guru mengalami secara
empirik implementasi dari teori dan pemikiran yang abstrak itu di dalam kelasnya (Suyanto,
1996).
c. Manfaat Bagi Pengembangan Profesi Guru
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas memiliki manfaat yang penting bagi pengembangan
profesionalisme guru. Guru yang profesional tentu tidak enggan melakukan perubahan-
perubahan dalam proses pembelajaran yang dia lakukan dengan tujuan agar proses
pembelajaran itu tetap relevan, lebih efektif dan efisien. Bahkan ia selalu berupaya
menemukan model-model pembelajaran yang lebih cocok, walaupun model yang
diterapkan sekarang sudah dirasakan memuaskan oleh sebagian besar guru. Dalam
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas guru ditantang untuk memiliki keterbukaan
terhadap pengalaman dan proses pembelajaran yang baru. Pelaksanaan program-program
baru oleh guru dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dapat dipandang sebagai bentuk
pendidikan bagi guru. Oleh karena itu, keterlibatan guru dalam Penelitian Tindakan Kelas
akan secara tidak langsung dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses
pembelajaran.

8
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk
menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas
atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK
memang penting dan perlu dipahami serta dilaksanakan oleh guru. Guru sendiri yang akan
melakukan, melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang
selama ini dilakukan telah memiliki keefektifan yang tinggi.
Dalam pelaksanaan PTK, peneliti perlu memahami karakteristik dan prinsip yang ada dalam
PTK agar kegiatan dapat dipertanggungjawabkan. Ada beberapa tujuan dari pelaksanaan
PTK antara lain kualitas praktik pembelajaran di sekolah, relevansi pendidikan, mutu hasil
pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Sedangkan manfaatnya secara umum dapat
dilihat dari dua segi yaitu segi akademik dan segi praktis.
B. Saran
Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dan kualitas guru,
oleh karena itu dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini guru harus memperhatikan
prinsip-prinsip PTK agar penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan hasil yang maksimal
dan bermanfaat baik untuk pembelajaran, siswa, guru, sekolah maupun teori pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

AR, H. ERMAN S. "PENELITIAN TINDAKAN KELAS." (2014).

SANJAYA, DR H. WINA. PENELITIAN TINDAKAN KELAS. PRENADA MEDIA, 2016.

BAEDOWI, BAEDOWI, AND SUMARYANTA SUMARYANTA. "GURU PEMBELAJAR MODUL


PELATIHAN MATEMATIKA SMA KELOMPOK KOMPETENSI C: PEDAGOGIK KARAKTERISTIK
PTK, PROFESIONAL KARYA TULIS ILMIAH." (2016).

GURU, PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI, AND PANITIA SERTIFIKASI GURU PSG RAYON.
"MODUL PENGANTAR PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)."

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE UNTUK


AFFANDI, AHMAD.
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR SISWA DI KELAS V SD NEGERI 064006 MEDAN
MARELAN TAHUN AJARAN 2012/2013. 2013. PHD THESIS. UNIMED.

DARMI, TITI; KUSMIARTI, RENI; YUNIATI, IRA. PENGUATAN KAPASITAS GURU MELALUI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENULISAN KARYA ILMIAH. JURNAL ABDIMAS ABDIMAS
MAHAAKAM, 2020, 4.1: 90-98.

10

Anda mungkin juga menyukai