Pupuk Urea memiliki kandungan nitrogen sangat diperlukan oleh setiap tanaman, khususnya pada
masa pertumbuhan. Zat nitrogen juga membantu metabolisme tanaman. Umumnya, pupuk
urea memiliki tekstur yang cukup kasar. Pupuk urea berbentuk butiran-butiran seperti kristal dengan
warna putih. Rumus kimia pupuk urea adalah NH2 CONH2.
Pupuk urea mudah larut dalam air. Hal ini mempermudah para petani untuk menggunakan pupuk
urea bersamaan dengan penyiraman tanaman. Meski demikian, pupuk urea termasuk jenis pupuk
yang bisa dengan mudah berikatan dengan air (higroskopis). Sebaiknya, pupuk urea disimpan di
tempat kering dan juga tertutup dengan rapat.
Apa saja manfaat pupuk urea. Perlu diketahui bahwa pupuk urea mengandung nitrogen dalam
jumlah yang tinggi. Unsur nitrogen di dalam Pupuk urea sangat bermanfaat bagi tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
Manfaat lainnya?
Pupuk Urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu
tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang
berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis.
Pupuk Urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman. Kondisi tanaman akan makin tinggi, dengan
jumlah anakan yang banyak.
Pupuk urea bersifat universal. Pupuk ini dapat digunakan untuk semua jenis tanaman. Urea dapat
ditambahkan untuk tanaman darat maupun air.
Pupuk Urea juga baik untuk tanaman pangan, tanaman holtikultura, tanaman usaha perkebunan,
tanaman di sekitar peternakan dan juga tanaman di sekeliling usaha perikananan.
trackback
Pupuk urea yang dikenal dengan rumus kimianya NH2CONH2 pertama kali dibuat secara sintetis oleh
Frederich Wohler pada tahun 1928 dengan mereaksikan garam Cyanat dengan Ammonium Hydroxide.
Penemuan Wohler ini merupakan pembuktian pertama kali bahwa zat organik dapat diperoleh dari zat
an-organik
Saat ini pupuk urea merupakan kebutuhan pokok bagi para petani di Indonesia, karena dalam senyawa
pupuk urea terdapat unsur Nitrogen (N2) sekitar 46% yang merupakan makanan bagi tanaman seperti
Pupuk urea yang diproduksi dipabrik merupakan hasil reaksi antara Karbon Dioksida ( CO2) dengan
Amoniak (NH3) sedangkan kedua senyawa ini berasal dari bahan baku gas alam, air dan udara. Untuk
pembuatan Amoniak, salah satu proses yang banyak digunakan di Indonesia adalah proses Kellog
(KBR) sedangkan Amoniak yang dihasilkan tersebut direaksikan dengan CO2 menggunakan proses
Untuk proses pembuatan Amoniak umumnya terdiri dari tiga tahapan yaitu : Feed Treating, Purifikasi
dan Produksi
1. Feed Treating
Gas alam sebagai bahan baku sebelum diproses, terlebih dahulu dibersihkan (beberapa tahap) dari
kotoran – kotoran padat, maupun senyawa kimia (Sulfur dan Gugus Mercaptan), kadar air, CO2.
Setelah melalui beberapa tahap pemisahan, selanjutnya akan diproses di Unit Reforming (Primary
Reformer dan Secondary Reformer) dengan menambahkan steam dan udara dengan persamaan reaksi
Setelah keluar dari Secondary Reformer gas CO yang masih ada dikonversikan menjadi CO2 di unit CO
2. Purifikasi
Pemisahan CO2
Gas CO2 yang terbentuk selanjutnya akan dipisahkan dengan penyerapan menggunakan larutan
dengan unsur utama K2CO3 atau dengan larutan DEA di unit CO2 Absorber. Gas CO2 yang sudah
diserap oleh larutan penyerap lalu dipisahkan dengan pemanasan menggunakan steam di unit CO2
Stripper. Gas CO2 ini selanjutnya dikirim kepabrik urea untuk dijadikan bahan baku sedangkan larutan
Methanasi
Sisa gas CO dan CO2 yang keluar dari Absorber selanjutnya dikonversi menjadi Methane (CH4) di unit
Methanator karena kedua senyawa ini dapat merusak katalis di unit Ammonia Converter. Reaksi yang
Tujuan proses methanasi ini untuk mengkonversikan unsur CO & CO2 menjadi unsur Methan, karena
3. Produksi
Gas yang keluar dari proses Methanasi yang dapat disebut sebagai gas sintesa hanya mempunyai
tekanan lebih kurang 25 – 27 kg/cm2, sedangkan untuk reaksi pembentukan Amoniak akan dilakukan
pada tekanan sekitar 150 kg/cm2 sehingga perlu dinaikkan tekanannya dengan menggunakan
Kompresor.
Synthesa Amoniak.
Gas sintesa yang keluar dari methanator mempunyai unsur : H2 dan N2, selanjutnya direaksikan di
Amoniak yang dihasilkan selanjutnya didinginkan dan dipisahkan dari gas yang tidak terkonversi
kemudian dikirim kepabrik amoniak atau bisa juga disimpan dalam Tangki.
Untuk Proses pembuatan urea terbagi atas empat seksi yaitu : Sintesa, Dekomposisi/Purifikasi,
Pada seksi ini urea diproduksi dari hasil reaksi antara CO2 (gas) dengan NH3 (cair) dalam reaktor urea
dengan tekanan antara 175 – 250 kg/cm2. CO2 dan NH3 direaksikan dalam reaktor ini akan
menghasilkan ammonium karbamat (reaksi eksoterm) dan kemudian diikuti oleh dehidrasi dari
Seksi ini bertujuan untuk memisahkan urea dari hasil reaksi di Reaktor Urea yaitu Urea, Air, Biuret,
Ammonium Karbamat dan ekses amoniak, Semua ekses amoniak dan Ammonium Karbamat
dipisahkan sebagai gas dari larutan Urea dalam High Pressure Decomposer (HPD), Low Pressure
Decomposer (LPD) dan Gas Separator. Prinsip proses dari Seksi Dekomposisi ini adalah memanaskan
dan menurun kan tekanan, sehingga Ammonium Karbamat terurai menjadi gas NH3 dan CO2 menurut
3. Seksi Recovery
Pada seksi ini, gabungan gas NH3 dan CO2 dari Seksi Dekomposisi diserap dengan air dan larutan
urea, kemudian larutan dikembalikan ke Reaktor. Amoniak berlebih dimurnikan dalam High Pressure
Absorber dan dikembalikan secara terpisah ke Reaktor melalui Ammonia Condenser, Ammonia
Larutan Urea setelah dipisahkan dari karbamat di Seksi Dekomposisi, divakumkan dengan Crystalizer
kemudian kristal Urea dipisahkan oleh Centrifuge. Kristal urea dikeringkan hingga mengandung air
kurang dari 0,3% dengan udara panas kemudian dikirim ke priling Tower melalui Fuidizing Dryer.
Selanjutnya kristal urea dilelehkan di Melter dan mengalir melalui distributor. Selanjutnya untuk
mendapatkan Urea dalam bentuk butiran kecil, keras dan padat maka kristal Urea yang dilelehkan ini
dialirkan melalui nozel – nozel kecil pada bagian atas Prilling Tower sedangkan pada bagian bawahnya
dihembuskan udara dingin sehingga lelehan Urea yang jatuh dari atas akan membeku menjadi butiran
Kandungan N pada pupuk urea biasanya 46%. Inilah yang menyebabkan urea terasa dingin
bila bercampur dengan air (H2O).