Anda di halaman 1dari 25

BUKU

IDENTIFIKASI

BOTANI LAUT

Disusun Oleh :

Misbahul Diptya P 26050117120011 Oseanografi A


Marselina Hardiyanti 26050117120009 Oseanografi A
Adzkia Pincta Millenia 26050117120010 Oseanografi A
Ryan Akmal Hidayat 26050117140010 Oseanografi A
Jalasena Nugroho 26050117140009 Oseanografi A
Ikram Maulana 26050117120025 Oseanografi B
Nadhira Eka Naufalina 26050117120024 Oseanografi B
Aulia Rizki Fauzia 26050117130050 Oseanografi C
A. Aziz Alfani 26050117130051 Oseanografi C

Kelompok 2

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekosistem pesisir dan laut terdiri dari 3 penyusun utama. Ekosistem
pesisir terdiri dari Ekosistem Lamun , Ekosistem Terumbu karang dan Ekosistem
Mangrove. Pada periaran utara Kabupaten Jepara khusunya perairan teluk awur
memiliki jenis lamun mangrove dan rumput laut yang cukup beragam. Konsep
ekosistem merupakan suatu yang luas, karena di dalamnya terjadi hubungan
timbal balik dan saling ketergantungan antara komponen-komponen penyusunnya,
yang membentuk hubungan fungsional dan tidak dapat dipisahkan. Di dalam
sebuah ekosistem terjadi transfer energi antara komponennya yang bersumber dari
sinar matahari melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau
berklorofil. Makhluk hidup lain yang tidak memiliki kemampuan berfotosintesis,
menggunakan energi matahari ini dengan cara mengkonsumsi makhluk
fotosintesis tersebut diatas. Dan begitu selanjutnya sehingga terbentuk suatu rantai
makanan.
Ekosistem mangrove sebagai ekosistem yang berada pada daerah
perlaihan antara air daratan dan lautan menerima air dari daratan melalui sungai-
sungai air tersebut akan disaring oleh sistem perakaran mangrove lalu menuju
ekosistem padang lamun dibantu oleh arus dan gelombang. daun daun pada
tumbuhan lamun dapat memperlambat aliran air dan menyaring endapan yang
diangkutnya sehingga ekosistem pada lamun air cenderung lebih tenang dan
bersih.Rumput laut juga berperan penting dalam ekosistem meskipun rumput laut
tersebut tidak termasuk ke dalam ekosistem laut.
Botani laut mempelajari mengenai mangrove lamun dan rumput laut
.Sehingga dengan diadakannya praktikum sangat membantu khususnya
mahasiswa oseanografi dalam mempelajari hal tersebut . Dengan diaadakannya
praktikum botani laut diharapkan pemahaman mengenai mangrove, lamun dan
rumput laut Semakin dalam sehingga dapat diaplikasikan dalam pelstarian
ekosistem pesisir dan laut.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mangrove
1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis mangrove yang terdapat di pantai
Teluk Awur.
2. Praktikan dapat mengindentifikasi secara morfologi mangrove.
1.2.2 Lamun
1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis lamun yang ada di Pantai Teluk
Awur.
2. Praktikan dapat mengindentifikasi jenis lamun yang ditemukan di Pantai
Teluk Awur.
1.2.3 Rumput laut
1. Praktikan dapat mengetahui jenis rumput laut yang ditemukan di Pantai
Teluk Awur.
2. Praktikan dapat mengindetifikasi rumput laut yang ditemukan dengan cara
di herbarium.
1.3 Manfaat
1. Bisa mengenali jenis mangrove yang terdapat di Pantai Teluk Awur
2. Mengetahui beberapa jenis mangrove secara morfologi
3. Mengenali jenis lamun yang terdapat di Pantai Teluk Awur
4. Bisa membuat herbarium kering lamun yang ditemukan
5. Mengetahui manfaat dari rumput laut yang ditemukan di Pantai Teluk Awur
6. Mengenali rumput laut yang ditemukan di Pantai Teluk Awur
MANGROVE
Avicennia marina

Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Acanthaceae
Genus : Avicennia
Spesies : Avicennia marina

Ciri – Ciri
1. Belukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar, ketinggian
pohon mencapai 30 meter.
2.Memiliki sistem perakaran horizontal yang rumit dan berbentuk
pensil (atau berbentuk asparagus), akar nafas tegak dengan sejumlah
lentisel.
3.Kulit kayu halus dengan burik-burik hijau-abu dan terkelupas dalam
bagian-bagian kecil.
4.Ranting muda dan tangkai daun berwarna kuning, tidak berbulu.
5. Bagian atas permukaan daun ditutupi bintik-bintik kelenjar
berbentuk cekung. Bagian bawah daun putih- abu-abu muda. Unit &
Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips, bulat memanjang, bulat
telur terbalik. Ujung: meruncing hingga membundar. Ukuran: 9 x 4,5
cm.
6. Seperti trisula dengan bunga bergerombol muncul di ujung tandan,
bau menyengat, nektar banyak. Letak: di ujung atau ketiak
tangkai/tandan bunga.
7. Buah agak membulat, berwarna hijau agak keabu-abuan. Permukaan
buah berambut halus (seperti ada tepungnya) dan ujung buah agak
tajam seperti paruh.
8. Terletak pada zona paling luar atau terdekat dengan laut, keadaan
tanah berlumpur, agak lembek, dangkal, dengan kadar garam agak
tinggi.
Casuarina equisetifolia

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Casuarinales
Famili : Casuariceae
Genus : Casuarina
Spesies : Casuarina equisetifolia

Ciri – ciri
1. Pohon besar, tinggi mencapai 50 m dengan diameter batang
>100cm, batang tegak lurus, silindris atau berlekuk dan sedikit
berbanir pada bagian pangkal.
2. Kulit luar abu-abu kecoklatan hingga coklat gelap, beralur, dan
mengelupas dalam serpihan yang keras, bagian dalam kemerahan.
3. Ranting berbentuk jarum, panjang sampai 30 cm, berbuku-buku ,
panjang antar buku 5-12 mm.
4. Daun cemara mereduksi berbentuk sisik dan tersusun melingkar
6-10 helai setiap buku.
5. Termasuk komponen mangrove asosiasi
6. Tumbuh di daerah pantai hingga ketinggian di bawah 1.300 m.
Jenis ini tumbuh baik di tanah berpasir di wilayah pesisir.
7. Daunnya dapat digunakan sebagai obat sakit kepala. Kulit layu
digunakan untuk mempermudah orang melahirkan dan melancarkan
menstruasi.
Terminalia catappa

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Combretaceae
Genus : Terminalia
Spesies : Terminalia
catappa

Ciri – ciri
1. Pohon nampak seperti pagoda. Tingginya dapat mencapai 35
meter.
2. Daunnya lebar berbentuk bulat telur dengan pangkal daun
runcing dan ujung daun lebih tumpul.
3.Pertulangan daunnya sejajar dengan tepi daun berombak.
4. Bunganya berukuran kecil dan terkumpul dalam bulir dekat
ujung ranting berwarna kuning kehijauan dengan panjang 8-25
cm.
5. Buahnya batu berbentuk bulat telur agak gepeng dan bersegi.
Saat muda buah ketapang berwarna hijau kekuningan dan
berubah menjadi ungu kemerahan saat matang.
6. Habitat yang disukai adalah daerah dataran rendah termasuk
daerah pantai hingga ketinggian 500 meter.
Lumnitzera racemosa

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Filum : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Combretaceae
Genus : Lumnitzera
Spesies : Lumnitzera
racemosa

Ciri – Ciri
1. Belukar atau pohon kecil, selalu hijau dengan ketinggian
mencapai 8 m. Kulit kayu berwarna coklat-kemerahan, memiliki
celah/retakan longitudinal (khususnya pada batang yang sudah tua),
dan tidak memiliki akar nafas.
2. Daun agak tebal berdaging, keras/kaku, dan berumpun pada
ujung dahan. Panjang tangkai daun mencapai 10 mm.
3. Bunga biseksual, tanpa gagang, berwarna putih cerah, dipenuhi
oleh nektar. Panjang tandan 1-2 cm. Memiliki dua pinak daun
berbentuk bulat telur, panjangnya 1,5 mm pada bagian pangkalnya.
Letak: di ujung atau di ketiak.
4. Buah berbentuk kembung/elips, berwarna hijau kekuningan,
berserat, berkayu dan padat.
5. Tumbuh di sepanjang tepi vegetasi mangrove. Tumbuhan ini
menyukai substrat berlumpur dan berpasir. Namun juga dapat
ditemukan di sepanjang jalur air yang dipengaruhi oleh air tawar.
Rhizopora stylosa

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhizohora
Spesies : Rhizopora stylosa

Ciri – Ciri
- Bunga : Gagang kepala bunga seperti cagak, biseksual, masing-
masing menempel pada gagang individu. Letak bunga pada ketiak
daun. Formasi bunga berkelompok (8-16 bunga per kelompok).
Daun mahkota 4, berwarna putih, ada rambut. Kelopak bunga 4,
berwarna kuning hijau.
-Buah : Berbentuk buah pir, berwarna coklat, berisi biji fertil.
Hipokotil silindris, berbintil agak halus.
- Daun : Daun berkulit, berbintik teratur di lapisan bawah. Gagang
daun berwarna hijau. Letak daun berlawanan. Bentuk daun elips
melebar. Ujung meruncing.
Tumbuh pada habitat yang beragam di daerah pasang surut:
lumpur, pasir, dan batu.
Rhizopora apiculata

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhizopora
Spesies : Rhizopora
apiculata

Ciri – Ciri
1. Akar tunjang yang menyolok dan bercabang
2. Batang berkayu dan berbentuk silindris
3. Daun tunggal, terletak berhadapan., berkumpul di ujung
ranting, dengan kuncup tertutup daun penumpu yang
menggulung runcing
4. Helai daun eliptis, tebal licin serupa kulit, hijau atau hijau
muda kekuningan, berujung runcing dan bertangkai
5. Bunga kelipatan 2 dan menempel pada tangkai.
6. Tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam dan
tergenang pada saat pasang normal. Tidak menyukai substrat
yang lebih keras yang bercampur dengan pasir.
Pandanus tectorius

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Lilliopsida
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus tectorius

Ciri – Ciri
- Pohon dapat mencapai ketinggian hingga 6 m.
- Daun : Berduri pada sisi daun dan ujungnya tajam.
Panjang antara 0,5 - 2,0 meter
- Bunga: Warna merah-ungu. Letaknya di ujung.
Formasi: payung.
- Buah: Seperti buah nenas dan ketika matang
warnanya kuning jeruk.
- Tumbuh secara alami di daerah pesisir, seperti di
tepi hutan bakau dan pantai
Sonneratia Alba

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopshyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Lythraceae
Genus : Sonneratia
Spesies : Sonneratia alba

Ciri – Ciri
Pohon selalu hijau, tumbuh tersebar, ketinggian kadang-kadang hingga
15 m. Kulit kayu berwarna putih tua hingga coklat, dengan celah
longitudinal yang halus. Akar berbentuk kabel di bawah tanah dan
muncul kepermukaan sebagai akar nafas yang berbentuk kerucut tumpul
dan tingginya mencapai 25 cm.
- Daun : Daun berkulit, memiliki kelenjar yang tidak berkembang pada
bagian pangkal gagang daun. Gagang daun panjangnya 6-15 mm. Unit &
Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: bulat telur terbalik. Ujung:
membundar. Ukuran: 5-12,5 x 3-9 cm.
- Bunga : Biseksual; gagang bunga tumpul panjangnya 1 cm. Letak: di
ujung atau pada cabang kecil. Formasi: soliter-kelompok (1-3 bunga per
kelompok). Daun mahkota: putih, mudah rontok. Kelopak bunga: 6-8;
berkulit, bagian luar hijau, di dalam kemerahan. Seperti lonceng,
panjangnya 2-2,5 cm. Benang sari: banyak, ujungnya putih dan
pangkalnya kuning, mudah rontok.
- Buah : Seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya
terbungkus kelopak bunga. Buah mengandung banyak biji (150-200 biji)
dan tidak akan membuka pada saat telah matang. Ukuran: buah: diameter
3,5-4,5 cm.
- Substrat yang disukai adalah campuran lumpur dan pasir; kadang-
kadang juga di pantai berbatu, berkarang atau di atas tanah liat
Calotropis gigantea
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopshyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Asclepiadaceae
Genus : Calotropis
Spesies : Calotropis gigantea

Ciri – Ciri
1. Tanaman semak tegak dengan ukuran tinggi 0.3 – 3 m.
2. Batang berbentuk bulat, berkulit tebal, dan beranting.
3. Daun tunggal berbentuk bulat lonjong, bertangkai, ujung daun
meruncing, pangkal daun berbentuk jantung dengan tepi daun yang rata.
4. Memiliki pertulangan daun menyirip dengan ukuran daun rata-rata
panjang 8-30 cm dan berwarna hijau muda.
5. Memiliki biji yang ukurannya kecil, berbentuk lonjong pipih, berwarna
coklat, berbulu pendek dan tebal.
6. Akar menjalar di permukaan tanah.
7. Habitat tanamanan ini berada pada daratan rendah seperti disekitar
pesisir pantai, daerah terbuka, dan padang rumput terutama yang
mendapat banyak sinar matahari.
LAMUN
Enhalus acoroides

Klasifikasi
Divisio : Anthophyta
Kelas : Monocotyledonia
Ordo : Helobiae
Famili : Hydrocaritaceae
Sub famili : Vallisnerioideae
Genus : Enhalus
Spesies : Enhalus acoroides
(Sumber: Alfiansyah-kahar.blogspot)

Ciri – Ciri
1. Bentuk fisiknya paling besar dibanding spesies lamun yang lain.
2. Daun berwarna hijau pekat.
3. Daunnya panjang dan kebar seperti sabuk.
4. Lebar daun + 3 cm.
5. Panjang daun berkisar antara + 30 – 150 cm.
6. Rimpangnya berdiameter lebih dari 1 cm (Moriaty, 1989) Daun berbentuk pita
dengan penebalan di tepi daun
7. Ujung daun membulat dan sering kali rusak karena terpapar sinar
matahari langsung
8. Tulang-tulang daun sejajar, tiap tunas terdiri dari 2 – 6 daun
9. Hidup pada sedimen yang lembut (berlumpur)
10.Biasanya terdapat di daerah pasang surut

11.
Cymodocea rotundata

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi : Antophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Helobiae
Famili : Potamogetonaceae
Genus : Cymodocea
Spesies: Cymodocea rotundata

(Sumber: Alfiansyah-kahar.blogspot)

Ciri – Ciri
1. Tepi daun halus atau licin, tidak bergerigi.
2. Akar pada tiap nodus terdiri dari 2 – 3 helai.
3. Akar tidak bercabang tidak punya rambut akar.
4. Tulang daun sejajar.
5. Jumlah tulang daun pada selembar daun adalah + 9 – 15 buah.
6. Lebar daun dari samping ke samping + 4 mm.
7. Jarak antar nodus + 1 cm.
8. Tiap nodus hanya ada satu tegakan.
9. Tiap tegakan terdiri dari 3 – 4 helai daun (Nybakken, 1992).
Thalassia hemprichii

Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Liliopsida
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Thalassia
Spesies : Thalassia hemprichii

(Sumber: Alfiansyah-kahar.blogspot)

Ciri – Ciri
1. Mempunyai rimpang (rhizoma) yang berwarna coklat atau hitam
2. Ketebalan 1 – 4 mm dan panjang 3 – 6 cm.
3. Setiap nodus ditumbuhi oleh satu akar
4. Akar dikelilingi oleh rambut kecil yang padat.
5. Setiap tegakan mempunyai 2 – 5 helaian daun
6. Apeks daun yang membulat,
7. Panjang 6 – 30 cm dan lebar 5 – 10 mm.
RUMPUT LAUT
Halimeda micronesica

Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Division : Chlorophyta
Class : Ulvophyceae
Ordo : Bryopsidales
Famili : Halimedaceae
Genus : Halimeda
Spesies : Halimeda micronesica
s

Ciri – Ciri :
Spesifikasi :
Thallus tumbuh secara kompak. Panjang maksimum dari thallusnya dapat
mencapai 10 cm. Percabangan trichotomus, segmenya memiliki lebar kurang
lebih 7 mm dan panjang 3 mm. Berbentuk discoid, batas segmen lebar 7 mm dan
panjang 5 mm. Holdfast merupakan kumpalan massa akar serabut kecil-kecil.
Habitat :
Tumbuh di daerah tubir pada substrat karang, khusus di sela-sela karang hidup
atau di dasar hamparan karang. Persebaran ke wilayah Afrika (Kenya &
Tanzania), Asia (India, Jepang, Indonesia), Australia dan Selandia baru, serta
kepulauan pasifik.
Potensi :
Sebagai sumber karbonat di laut, belum dimanfaatkan
Caulerpa serrulata

Klasifikasi :
Empire : Eukaryota
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridaeplantae
Phylum : Chlorophyta
Class : Bryopsidophyceae
Ordo : Bryopsidales
Family : Caulerpaceae
Genus : Caulerpa
Spesies : Caulerpa serrulata

Ciri – Ciri :
Spesifikasi :
Thallus berwarna hijau tua dan kekuningan di bagian apeks, dengan stolon
menjalar secara horizontal. Percabangan muncul dari ramulus terete,blade
memanjang berbentuk pipih dengan bagian tepi bergerigi, percabangan tunggal
tetapi kadang-kadang dichotomous berjumlah 2-4. Tinggi ramulus 3,5-5,1 cm
berjumlah 8-9 dengan lebar ramulus 0,3-0,8 cm, tinggi 0,2-0.4 cm, rhizoid
terletak pada bagian bawah stolon dengan panjang 0,2-0,3 mm berjumlah 5-11.
Habitat :
Habitat alga ini yaitu daerah pasir bercampur karang, pasir bercampur lumpur.
Jenis ini adalah umum di dapat dan memiliki sebaran tumbuh yang luas di
perairan Indonesia. Distribusi di Indonesia yaitu Pulau Sumatera, Lombok dan
Aru, Gorontalo, Bitung, Teluk Manado, Karakelang, Pulau Mantehage dan
Siladen, Pulau Tindila, Gangga dan Lehaga. Sedangkan, distirbusi di Asia dapat
ditemukan di Malaysia, Filiphina dan Jepang.
Manfaat :
Belum banyak dimanfaatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa thallus alga
ini mengandung berbagai substansi bio-aktif yang bermanfaat bagi manusia.
Dictyota dichotoma

Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Family : Dictyotaceae
Genus : Dictyota
Spesies : Dictyota dichotoma

Ciri – Ciri :
Spesifikasi :
Thallus pipih seperti pita dengan tinggi thallus 4,7-5,4 cn, lebar thallus 0,3-0,4
cm. Pinggiran thallus rata, percabangan dichotomus dengan bagian aspek yang
sedikit membulat. Mempunyai holdfast dizcoid dengan warna thallus cokelat tua
dan pada bagian ujung thallus membelah dengan panjang yang sama.
Habitat :
Substrat berbatu, pasir dan karang mati. Tumbuh pada substrat pasir dengan
kedalaman air laut 10-30 cm, salinitas 32-35 ‰ dan suhu antara 27,25-29,75°C,
memiliki iklim sedang maupun dingin. Distribusi di Indonesia yaitu Lombok,
Siau, Tual, Bitung, Likupang, Teluk Luwuk, Pulau Bangka, Pulau Tindila,
Gangga dan Lehaga, Pulau Mantehage dan Siladen. Distribusi di Asia yaitu
Jepang, Vietnam, Malaysia, Thailand dan Ogawa serta Filiphina.
Manfaat :
Dimanfaatkan sebagai industri makanan atau farmasi, algin atau asam alginate
dari dictyota digunakan dalam pembentukan es krim, pembentukan pil, salep,
pembersih gigi dan lotion. Dictyota diketahui mempunyai aktivitas antibakteri.
Mwmilih kandungan kimia berupa phenols, vitamin dan folic acids. Berfungsi
untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan gangguan kelenjar gondok
Glacilaria sp

Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Class : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Family :Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Glacilaria sp

Ciri – Ciri :
Spesifikasi :
Mempunyai bentuk thallus silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari
yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun, di atas percabangan
umumnya bentuk thalli agak mengecil, permukaannya halus atau berbintil-bintil,
diameter thallus berkisar antara 0,5-2 mm. Panjang dapat mencapai 30 cm atau
lebih.
Habitat :
Biasanya hidup menempel pada substrat batu dan beberapa dapat ditemukan juga
pada substrat karang mati. Distibusi di Indonesia yaitu Sulawesi Selatan, Pulau
Ambon, Pulau Bangka, Pulau Mantehage dan Siladen. Adapun distribusi di Asia
yaitu Jepang, Malaysia, Vietnam, Burma, India, Pakistan, Singapura, Sri Langka
dan Filiphins.
Manfaat :
Sebagai bahan baku pabrik agar-agar di dalam negeri dan juga merupakan
komoditas ekspor. Sudah dibudidayakan di tambak. Mengandung bahan untuk
agar. Untuk ekspor ke Jepang. Budidaya rumput laut untuk pembuatan agar.
Potensi ekonomi 1 ha = 5 ton.
Eucheuma sp

Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Class : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus : Euchema
Spesies : Eucheuma sp

Ciri – Ciri :
Spesifikasi :
Thallus berbentuk silindris, percabangan thallus berujung runcing dan ditumbuhi
tonjolan, berupa duri lunak. Permukaan tubuhnya licin, berwarna coklat tua, hijau
coklat, hijau kuning atau merah ungu. Variasi warna terkait dengan kemampuan
adaptasi karomatik dari jenis rumput laut ini yang tergantung intensitas cahaya
matahari yang diterima. Tinggi Eucheuma sp dapat mencapai 30 cm dan
percabangan thallus pertama dan kedua tumbuh membentuk rumpun yang rimbun
dengan ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari, ada yang
memanjang dan ada yang melengkung.
Habitat :
Alga ini tumbuh tersebar di perairan Indonesia pada tempat-tempat yang sesuai
dengan persyaratan tumbuhnya, antara lain substrat batu, air jernih, ada arus atau
terkena gerakan air lainnya, kadar garam antara 28-36% dan cukup sinar matahari.
Substrat pasir bercampur patahan karang. Distibusi di Asia dapat ditemukan di
Filiphina, Thailand, Malaysia, Singapura. Di Indonesia terdapat di Cirebon, Solor,
Selat Sunda dan Pulau Seribu serta Pulau Lombok
Manfaat :
Alga ini diperoleh dari produksi alami dan budidaya merupakan komoditas ekspor
dan untuk konsumsi dalam negeri. Di dalam negeri dimanfaatkan untuk bahan
makanan, sayuran dan lalapan pada beberapa tempat tertentu di wilayah pantai
antara lain di Lombok. Pembudidayaan terdapat pada daerah Madura-Sumenep dan
Bali.
Sargassum polycystum

Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Spesies : Sargassum polycystum

Ciri – Ciri :
Spesifikasi :
Thallus silindris berduri-duri kecil merapat, holdfast membentuk cakram kecil
dengan diatasnya secara karakteristik terdapat perakaran/stolon yang rimbun
berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh
rimbun di batang. Memiliki air bladder yang berfungsi untuk mengaoung jika
terendam air pada saat air di daerah intertidal pasang dan juga sebagai cadangan
air saat terhempas ke tepi pantai. Holdfast keras dan kaku ketika dipegang, begitu
juga tekstur pada stipenya. Akan tetapi, berbeda dengan air bladder apabila
dipegang akan terasa lebih lunak dan mudah untuk dipatahkan.
Habitat :
Alga yang kosmopoltian di daerah tropis hingga subtropis. Bukan merupakan alga
endemic perairan Indonesia, tetapi banyak ditemukan di perairan Nusantara
terutama KTI.
Manfaat :
Bisa dimanfaatkan sebagai bahan ekstraksi alginat. Manfaat lainnya belum
diketahui. Potensi, belum jelas dan tidak dibudidayakan.

Anda mungkin juga menyukai