Anda di halaman 1dari 54

J.P. Riley and R.

Chester, 1989 Introduction to Marine


Chemistry
Steven, R.E and John, I.H, 2008 Chemical
Oceanography and Carbon cycle
Inter net : Salinometer (google)
Martin, D.F. 1972. Marine Chemistry
Aquaculture Engineering
Frank.J.Millero and Mary .L.Sohn. Chemical
Oceanogrphy
Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI
KR Baruna Jaya VIII
Sampling Equipment dan Analisis Data
• Stock Assesment
• SEISMIC
• Water Mass Circulation Survey
• Current Profile and Pattern
• Sub Bottom Profile Survey
• Bathymetric Survey
Pendahuluan

Definisi
Sulit mendefinisikan salinitas air laut sebagai berat dari hasil
penguapan, pengeringan garam-garam. karena

Selama penguapan, hydrolisis magnesium chloride


meningkatkan hydrogen chloride. Carbon dioxide hilang
dari sistem cabonate.
Temperatur yang tinggi diperlukan untuk memindahkan sisa-
sisa yang terakhir, dalam kondisi ini zat-zat organik
dioksidasi.
Knudsen (1901)
Salinitas adalah sebagai berat (gram) dari cairan bahan-bahan
anorganik (total solid material) dalam 1 kg air laut setelah
semua bromide dan iodida telah diganti dengan sejumlah
chloride dan semua carbonate dirubah menjadi oxide.

Jadi kandungan total garam air laut adalah sekitar 0,45%


lebih besar dari salinitas.
International Commision (1899): meneliti
tentang kemungkinan2 untuk mendefinisikan.
• Mendeterminasikan halogen dengan pengendapan
sebagai silver halides dengan amat teliti.
• Commisi di bawah M Knudsen: telah mencoba
membuat hubungan antara density, salinitas dan
kandungan chloride+bromide di dalam sejumlah
sampel air.
Halogen: elements fluoride, chlorine, bromine, iodine dan astatine dari Group VII
Dari percobaan tersebut menunjukkan adanya
hubungan antara salinitas dan pengendapan dari
konsentrasi halide.
Clorinity (%o)= massa chlorine dalam gram yang
equivalent dengan massa kandungan halogen
dalam 1 kg air laut.
Hubungan linear antara salinitas dan chloride dari
permukaan air laut (9 samples) sbb:

S%o = 0,03 + 1,8050 Cl %o

Halides: Fluorides, chlorides, bromides dan iodides; derivat dari halogens


Walaupun hanya dua samples yang merupakan tipe air
samudera, ada hubungan yang jelas antara salinitas
dan chlorinitas.
Standar deviasi maksimum hubungan tersebut secara
berturut-turut adalah +0,01 S%o dan 0,022%o
Sejak chlorinity dapat dideterminasi lebih mudah
daripada salinitas, Comissi menjadikannya menjadi
standarisasi yang baik, dan perlakuan salinitas
hanya sebagai teori saja.
Commisi merekomendasikan: Dalam menganalisa
chlorinity megadopsi prosedur titrasi
argentometri yang teliti yang dikembangkan
Knudsen.
Hasil chlorinity di laboratorium harus dibandingkan
dengan standard air laut yang dipakai untuk
standarisasi silver nitrat dalam titrasi.
Definisi ulang dari chlorinity: mass silver murni
dalam gram yang dipakai untuk mengendapkan
halogen dalam 328,5233 gram air laut.
Meningkatnya ketelitian metode conductimetric
untuk mendefinisikan salinitas air laut telah
membentuk definisi salinitas baru berdsarakan
electrical conductivity.
Definisi ini didasarkan pada hubungan conductivity-
chlorinity pada beberapa sample air di samudera.
Chlorinity dihubungkan dengan definisi salinitas
yang baru dengan persamaan S%o = 1,80655 Cl%o.
A.Pengukuran Chlorinity
Pengukuran chlorinity dapat dilakukan dengan
mentitrasi haline dengan larutan standard silver
nitrat dan dibantu dengan indikator potassium
chromate (Metode Mohr’s).
Chlorinity adalah: jumlah total berat (
gram) kandungan Cl2, Br2, I2 di dalam 1
kg air laut, dimana diasumsikan bromide
dan iodine telah diganti dengan chloride.
15 ml air laut dipipet dan
dimasukkan dalam beaker
dan dikocok. Titrasi
dilakukan dengan(Gb.2.2)
Setelah penambahan beberapa
tetes 10% larutan potassium
chromate, air laut diaduk dg
magnetik stirer kemudian
dititrasi
Titrasi (dg AgNO3) dihentikan
pada saat endapan
menunjukkan warna agak
merah.
Dilakukan dengan cara yang
sama tapi dengan Standard
air laut.
Chlorinity tidak dapat dihitung secara langsung tapi
harus dievaluasi dengan tabel khusus.
Kelemahan:
1. Pipeting samples
2. Menentukan end point
Ketelitian +0,01Cl%o
B.Prosedur fisik pengukuran salinitas
Ahli fisika oseanografi tidak memerlukan parameter
chlorinitas dan salinitas, tapi perlu densitas air laut
Densitas air laut merupakan fungsi dari temperatur
dan salinitas.
Jika temperaturnya konstan, maka beberapa paramter
fisika dengan perbedaan salinitas, maka dapat
dihubungkan dengan densitas.
Beberapa sifat fisika air laut sangat tergantung pada
salinitasnya.
Refractive index dan electrical conductivity telah
digunakan untuk maksud tersebut.
Refractive index, seperti densitas adalah sifat yang
banyak dimiliki air secara keseluruhan, akibatnya
perbedaan yang terjadi sedikit pada perbedaan
salinitas.
Electrical conductivity air laut dideterminasi dengan
total kekuatan ion medium, dan pada temperatur
konstan kira-kira sebanding dengan salinitas.
Harus ditekankan selama prosedur fisika hanya
mengukur salinitas secara tak langsung, maka
diperlukan kalibrasi dengan air yang telah
diketahui salinitasnya.
SeaSalt (Na+Cl-)
Maio Island, Cape Verde, Africa
-Nearly all minerals/ elements found in the Ocean. . ..
1. Pengukuran densitas
Knudsen: menggunakan pycnometer untuk
mengukur densitas dalam kerjanya untuk
menghubungkan antara chlorinity dan densitas
air laut.
Pycnometer keakuratannya tinggi tapi tak bisa
digunakan di laut dan operasinya sangat lambat.
Stem hydrometer: keakuratan kurang kecuali
digunakan pada air estuari yang perubahan
salinitasnya cukup besar.
Mercury manometer: mengukur tekanan yang
dihubungkan dengan densitas.
2. Pengukuran Refractive index
Variasi refractive index dengan salinitas hanya
sedikit. Peningkatan salinitas 1%o dengan
peningkatan refractive index 0,0002

3. Pengukuran Conductivity
Pengukran salinitas dengan ini telah disarankan oleh
Knudsen pada 84 tahun yang lalu (masa dia)
Pengembangan in situ conductivity salinometer telah
dapat mengukur dengan baik hubungan salinity-
depth
Electrical conductivity air laut kira-kira sebanding
dengan salinitas. Jika salinitas diukur dalam +
0,001%o maka conductivitasnya diukur pada 1
dalam 40.000.
Ketelitian conductivity salinometer memerlukan
kontrol temperatur yang dekat dan/atau beberapa
bentuk kompensasi variasi temperatur.
Pada dasarnya semua salinometer disusun oleh:
conductivity cell yang mempertemukan dengan
oscilator, amplifier dan null point detector.
Density and Oceans
• Density is a measure of how much mass is contained in a given unit
volume (density = mass/volume).
• Temperature, salinity and pressure work together to determine
water density (weight of water divided by the amount of space it
occupies).
• Cold, salty water is much denser than warm, fresher water and will
sink below the less dense layer.
• The ocean waters can be divided into three layers, depending on
their densities. Less dense waters form a top layer called the surface
mixed zone. The temperature and salinity of this layer can change
often because it is in direct contact with the air. For example, water
evaporation could cause an increase in salinity, and a cold front could
cause a drop in temperature.
Oceanographers
Use conductivity at diff. temps
To determine salinity
Throughout the oceans. . .

Salinity affects density 


Deep water - Ocean Circulatio
n/Currents. . .Climate

To be continued. .
a. Conductivity cell: ada 2 tipe
1. Yang mempunyai dua atau lebih elektrode, biasanya
dibuat dari platinum yang dibungkus platinum hitam
2. Tipe inductive.
b. Conductivity bridge
Sebelum digunakan cell diisi
dengan standard air laut
(S=35,00+0,01%o).

Salinitas air laut dapat dibaca dari


International Oceanographic Tables
(UNESCO, 1966)
c. Pengaruh parameter kimia pada ketelitian
salinometer.
Pengukuran conductrimetric salinitas dan
penghitungan chlorinitas sangat tergantung pada
ketepatan komposisi ionik air laut.
Pada perairan dalam yang mempunyai ratio Ca/Cl
tinggi menunjukkan salinitas naik 0,01% lebih
tinggi daripada perhitungan dengan data chlorinity.
Proses biologi yang mempengaruhi konsentrasi CO2,
dan selanjutnya pada ion-ion bicarbonate,
carbonate dan hydrogen dapat menghasilan
kesalahan yang extreme.
d. In situ salinometer
In situ salinity-temperatur-depth
recorder telah dapat
mengeplot profile salinitas
dan temperatur di samudera
secara kontinyu
Masalah:
1.transmitance ke permukaan
2.termometer kompensasi
3. Pengaruh tekanan
Densitas dan compressibility air laut
• From Wikipedia, the free encyclopedia
• A salinometer is a device designed to measure the salinity,
or dissolved salt content, of a solution.
• Since the salinity affect both the electrical conductivity and
the specific gravity of a solution, a salinometer often consi
st of an ec meter or hydrometer and some means of convert
ing those readings to a salinity reading.
Hydrocast gear

Niskin bottle “ro


sette” with 36 b
ottles for collect
ing sub-surface
water
Deploying the CTD
Salinity
versus
depth

Fig. 5.
The physics of the annual cycle s
ets up the biology….
Click here !!
Click here !!
Schematic representation of a thermocline (a), halocline (b), pycnocline
(c); fall-winter decay (d), & spring-summer thermocline establishment (
e)

Anda mungkin juga menyukai