Anda di halaman 1dari 25

Materi

Inisiasi 2

Mutimanda Dwisatyadini

Faktor Lingkungan Fisik


yang Mempengaruhi Biota Air
Berat Jenis,
Viskositas,
dan Tegangan
Berat jenis air suling ialah 775
kali lebih besar dari pada
Permukaan
udara (0oC, 760 mm Hg),
sehingga berpengaruh
terhadap daya apung suatu
benda yang lebih besar dalam
perbandingan yang sama.
Berat jenis air danau atau air
sungai pada tempat dan waktu
yang berlainan tidak akan
sama persis.
Perbedaan berat jenis air

dapat disebabkan oleh perbedaan tekanan


atau bahan-bahan suspensi, tetapi yang
lebih penting (selain perbedaan suhu)
disebabkan oleh kadar garam. Adanya kadar
garam dalam air menyebabkan berat jenis
bertambah dan ternyata bertambahnya
hampir secara linier. Kadar bahan-bahan
yang larut di perairan darat umumnya
antara 0,01 dan 1,0g/L, yang paling umum
adalah antara 0,1-0,5g/L. Dalam suatu
danau perbedaan kadar garam jarang
melebihi 0,1 g/L. Variasi berat jenis
yang disebabkan oleh faktor ini amat
kecil kira-kira 0,00008 atau 0,08 g/L),
tetapi tidak dapat diabaikan begitu saja.
• Perubahan berat jenis disebabkan oleh perubahan suhu adalah lebih
penting.

• Air mempunyai sifat bahwa berat jenisnya tidak bertambah dengan


menurunnya suhu, tetapi mencapai angka maksimum pada 4oC (tepatnya
3,94oC), berkurang sedikit demi sedikit dan pada waktu pembekuan
penurunannya terjadi dengan tiba-tiba. Es mempunyai berat jenis
sebesar seperdua belas kali lebih kecil dari pada air pada 0oC.

• Pada tekanan yang lebih tinggi, suhu dan berat jenis maksimum
berkurang. Kenaikan tekanan sebesar 10 atmosfer atau kira-kira 100
m di bawah permukaan air, suhu dan berat jenis maksimum berkurang
sebesar kira-kira 0,1oC. Kadar garam menurunkan suhu dan berat
jenis maksimum, yaitu berkurang sebesar 0,2oC untuk setiap
kenaikan sebesar 1‰. Jadi di laut (kadar garam 35‰), suhu dan
berat jenis maksimum adalah -3,52oC dan tidak dicapai pada fase
cair pada tekanan normal (titik beku air laut sebesar -1,91oC).
• Contoh Berat jenis air berubah lebih cepat
pada suhu yang tinggi jika dibandingkan
dengan berat jenis pada suhu yang rendah.
Perubahan berat jenis antara 24oC dan 25oC
adalah 30 kali lebih besar dari pada antara
4oC dan 5oC. Jasad plankton pada suhu 25oC dan
pada keadaan lainnya yang sama, akan
tenggelam dua kali lebih cepat dari pada 0oC.
Karena kekentalan air adalah kira-kira 100
kali lebih besar dari pada udara, maka hewan-
hewan air harus mengatasi tahanan yang lebih
besar dari pada yang diperlukan oleh hewan
yang hidup di udara. Jadi kekentalan akan
menentukan kebiasaan hidup, morfologi, dan
penggunaan energi oleh hewan-hewan air dan
merupakan penghalang besar bagi pergerakan.
Tegangan permukaan air terhadap benda gas dan padat
juga merupakan faktor fisik yang penting.

Tegangan ini timbul akibat aktivitas molekul-molekul air yang tidak simetri
pada dan di bawah permukaan air. Tegangan permukaan ini berkurang dengan
pertambahan suhu atau bahan organik, sedangkan tegangan bertambah disebabkan
naiknya garam-garam. Tegangan permukaan juga mempengaruhi organ tumbuhan dan
hewan, ada yang dapat dibasahi dan ada pula yang tidak.

Contoh: daun Potamogeton dan kerangka plankton Cladocera tidak dapat dibasahi
air. Kontak antara Cladocera dengan permukaan air seringkali membinasakannya,
karena air akan tertarik dari kerangka dan tegangan dari permukaan atas
mencegah masuknya hewan tersebut ke dalam air.

Arti tegangan permukaan secara ekologis terlihat pula pada kenyataan bahwa
permukaan yang tidak dapat dibasahi jarang sekali merupakan substrat bagi
pertumbuhan jasad-jasad lain, karena membatasi pergerakan dan metabolismenya.
Cahaya Matahari dan Panas di
Perairan

a. Radiasi matahari menentukan intensitas dan kualitas cahaya pada suatu


kedalaman tertentu dan juga mempengaruhi suhu perairan.
b. Cahaya matahari merupakan sumber bagi semua kehidupan jasad di
perairan. Di samping merupakan sumber panas untuk lingkungan akuatik,
cahaya matahari juga merupakan sumber tenaga utama dalam
metabolisme ekosistem akuatik.
c. Tenaga matahari diperlukan oleh organisme fototrof untuk proses
fotosintesis. Organisme fototrof merupakan dasar dari rantai makanan di
dalam lingkungan akuatik.
d. Adanya perubahan cahaya matahari menyebabkan zooplankton melakukan
migrasi harian. Oleh karena itu dapat dikatakan cahaya matahari
merupakan sumber bagi semua kehidupan organisme di perairan.
e. Variasi suhu harian atau tahunan dari perairan merupakan hasil dari radiasi,
penguapan, dan konduksi panas. Karenanya radiasi matahari beserta
akibat-akibatnya secara tidak langsung mempengaruhi hampir semua fase
kejadian yang biologis maupun bukan biologis.
Cahaya yang menembus permukaan didispersikan dan diabsorpsi, yang diabsorpsi
berubah menjadi panas. Cahaya total yang masuk dan menembus suatu perairan
mengalami reduksi dalam intensitas total dan berubah dalam susunan spektrumnya.
Perubahan ini disebabkan oleh pelenturan dan absorpsi diferensial cahaya oleh air.
Reduksi intensitas cahaya ini dapat dinyatakan dalam hubungan berikut berdasarkan
hukum Lambert:
Kecerahan di suatu perairan menunjukkan cahaya yang diteruskan dan dinyatakan dalam %.
Kecerahan pada kedalaman air 1 meter untuk berbagai gelombang cahaya bervariasi. Pada air
suling, kecerahan pada gelombang pendek adalah tinggi dan hampir konstan.
Pada gelombang 500μm ke atas, yaitu di daerah kuning, jingga dan merah, kecerahannya
berkurang dengan cepat. Sebelum cahaya infra merah (panjang gelombang 900 μm dan lebih),
radiasi tidak banyak masuk melalui lapisan air 1 meter. Secara keseluruhan kira-kira 53%
radiasi matahari total diabsorpsi dan diubah menjadi panas dalam lapisan 1 meter.

Kecerahan dapat diukur dengan menggunakan Keping Secchi. Dengan mengukur kecerahan di
suatu perairan kita dapat mengetahui sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya
proses fotosintesa di dalam air. Keping Secchi merupakan suatu alat yang sangat sederhana
terdiri dari pelat yang berwarna putih atau hitam-putih dengan diameter lingkaran 20-25 cm.
Alat ini didasarkan pada kedalaman penglihatan.

Penggunaan alat ini ialah untuk mengukur kedalaman pada waktu keping tidak terlihat waktu
diturunkan, kemudian keping diturunkan lebih dalam, dan hanya kedalaman yang terlihat oleh
matalah yang diukur. Rata-rata kedua pengukuran itu dinyatakan sebagai kecerahan keping
Secchi. Kedalaman dengan keping Secchi umumnya menunjukkan kecerahan 10%. Pada
perairan ini tingkat kecerahan 1% yang secara umum menunjukkan batas terbawah dari rata-
rata kesetimbangan fotosintesis yang positif.
• Kedalaman pengukurannya dapat diduga dengan hubungan sebagai berikut:

• Pada perairan yang keruh hubungan matematika tersebut dapat terganggu karena pemantulan cahaya. Selain itu pada air yang keruh cahaya yang menjalar lurus dari permukaan air ke keping Secchi dan kembali ke mata berubah, hal ini disebabkan oleh: Absorpsi air dan bahan-bahan yang larut dan Pelenturan yang disebabkan oleh bahan-
bahan yang melayang.

 
Alat lain untuk mengukur kecerahan :

a. Thermopile. Semua energi dari sinar matahari yang masuk diubah menjadi panas dan arus listrik yang
terjadi diukur dengan menggunakan galvanometer. Alat ini merupakan alat yang baik untuk mengukur
radiasi total karena mempunyai kepekaan yang sama terhadap semua panjang gelombang.

b. Fotosel. Arus listrik yang timbul besarnya sebanding dengan intensitas cahaya yang jatuh pada
alat ini. Fotosel lebih peka dari thermopile. Namun pada fotosel tidak mencakup seluruh spektrum
cahaya sehingga alat ini baik untuk mengukur susunan spektrum cahaya pada berbagai kedalaman. Filter
yang kekuatannya diketahui dipergunakan di atas fotosel. Cahaya yang diabsorbsi menghasilkan panas.
Suhu merupakan faktor intensitas dari energi panas. Setiap organisme baik di perairan maupun di
daratan mempunyai kisaran suhu tertentu untuk hidup. Ada organisme yang hidup pada suhu rendah,
sementara organisme lain memerlukan lingkungan yang lebih panas untuk hidup. Beberapa spesies alga
dan bakteri mempunyai kemampuan dan penyesuaian secara fisiologis untuk hidup di perairan yang
mempunyai suhu lebih 90oC. Selain itu ada organisme-organisme untuk kehidupannya hanya mampu
mentolerir kisaran suhu yang sempit yang dikenal sebagai organisme stenotermal. Sebaliknya organisme
yang mampu mentolerir perubahan suhu yang lebar disebut dengan euritermal. Daerah yang memperlihatkan
penurunan suhu yang besar disebut Metalimnion atau Thermocline (Amerika), Sprungschicht (Jerman),
Discontinuity layer (Inggris). Masa air (daerah) di atas Metalimnion yang panas disebut Epilimnion.
Lapisan yang memanjang dari Metalimnion ke dasar danau disebut Hypolimnion yang dingin dan kandungan
oksigen rendah. Suhu air biasanya diukur dengan menggunakan termometer air raksa, khususnya untuk
permukaan air. Pada berbagai kedalaman suhu diukur dengan menggunakan alat khusus, seperti: Sampler
Thermometer dan Reversing Thermometer
• Kemmerer Water Sampler. Pada alat ini ada yang sudah
dilengkapi thermometer langsung, misalnya pada Ruttner
Sampler. Alat tersebut juga baik untuk mengambil contoh air
bagi penelitian-penelitian kimia air dan plankton, yaitu
dengan mengalirkan air dari water sampler ke botol-botol.
Penyebaran suhu, analisa kimia, dan beberapa penelitian
biologi dapat dilakukan pada contoh air yang sama.

• Reversing thermometer. Termometer air raksa khusus yang


dipasang pada kerangka logam dan dapat berputar. Setelah
dibiarkan selama kira-kira 5 menit pada kedalaman yang
dikehendaki, suatu pemberat diturunkan dan menyebabkan
termometer berputar 180O. Rotasi ini memisahkan kolom air
raksa pada saluran sempit dan menjalar ke ujung termometer
lain yang sekarang berada di bawah serta mempunyai skala.
• Stratifikasi panas yang menyokong sangat besar terhadap struktur
danau adalah hasil langsung dari pemanasan matahari. Sumber
penting selain dari pendinginan dan pemanasan adalah pendinginan
karena evaporasi dari angin, panas yang hilang atau konduksi,
inflow dari aliran masuk dan dalam beberapa kasus berasal dari
pemanasan geothermal dari sedimen atau dari anak-anak sungai
ketika panas di musim semi.

• Stratifikasi panas adalah kejadian paling penting dalam siklus


tahunan danau. Pada danau yang lebih dalam di musim panas,
menghasilkan stratifikasi pada daerah atas yang hangat, lapisan
cahaya yaitu epilimnion; lapisan yang dalam gelap, dingin yaitu
hypolimnion; dan suatu daerah transisi diantara thermoklin atau
metalimnion.

• Thermoklin tidak tetap pada kedalaman. Hal ini dikarenakan


penurunan gradual selama musim panas hingga danau mengalami
pembalikan turn over di musim gugur. Disebabkan peningkatan
perubahan kepadatan per derajat temperatur, pada perbedaan
temperatur yang lebih tinggi, dan temperatur yang rendah,
diperlukan di antara epilimnion dan hipolimnion untuk
stratifikasi yang stabil.
• Alat pencatat thermopile atau pyrheliometer
memberikan radiasi matahari secara langsung
dalam gram kalori per sentimeter persegi per
menit yang dapat diintegrasikan pada seluruh
periode waktu.

• Danau yang
bercampur dari atas ke bawah
disebut sebagai holomiktik, sedang
stratifikasi kedalaman atau kimia yang hanya
sebagian bercampur disebut sebagai meromiktik.

• Tingkat pendinginan pada musim dingin dan


pemanasan pada musim semi mengontrol lamanya
percampuran dan tidak adanya stratifikasi.

• Danau-danau dimiktik mengalami percampuran dua


kali, sekali pada musim gugur dan sekali pada
musim semi, mereka tertutup es selama musim
dingin.
• Danau-danau monomiktik tidak mengalami
pembekuan, mereka mempunyai periode percampuran
yang panjang satu kali selama musim dingin.

• Danau-danau polimiktik adalah dangkal, mereka


mengalami percampuran beberapa hari atau bahkan
setiap hari sepanjang tahun.

• Amiktik adalah danau-danau yang sepanjang tahun


tertutup es dan tidak pernah mengalami
percampuran.

• Danau lain yang ditemukan dalam iklim yang kurang


dingin mencair sedikitnya setiap tahun hanya sekali
disebut oligomiktik.
Kekeruhan dan Gerakan Air

Kekeruhan ialah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan


derajat kegelapan di dalam air, yang disebabkan oleh bahan-bahan
yang melayang.

Bahan-bahan yang dapat menyebabkan kekeruhan antara lain: bahan-


bahan tersuspensi, misalnya: lumpur, humus, organisme renik
misalnya plankton, dan juga warna perairan. Bahan-bahan yang dapat
menyebabkan kekeruhan tersebut dapat bervariasi, mulai dari ukuran
koloid sampai dispersi kasar tergantung dari derajat turbulensinya.
Bahan-bahan ini dapat berasal dari luar (bahan-bahan
allochtochnous) dan dapat berasal dari badan perairan itu sendiri
(autotochnous).

Diantara bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan dapat dibagi ke


dalam 2 kelompok, yaitu bahan-bahan tersuspensi yang dapat
mengendap dan bahan-bahan tersuspensi yang tidak dapat mengendap.
• Kekeruhan dapat diukur dengan menggunakan alat
turbidimeter. Terdapat berbagai macam turbidimeter:
Turbidimeter Jackson digunakan untuk mengukur
kekeruhan di atas 25 ppm, sedangkan Turbidimeter
Hellige digunakan untuk menentukan kekeruhan air
antara 0-150 ppm. Kekeruhan yang tinggi ditentukan
dengan mencairkan sampel dengan air suling. Satuan
untuk kekeruhan adalah unit kekeruhan, satu unit
kekeruhan sebanding dengan kekeruhan yang
disebabkan oleh suspensi 1 ppm silika.

• Pada perairan mengalir (lotik) yang menjadi ciri


utama ialah aliran air yang menuju ke satu jurusan
dan adanya penambahan air baru dari suatu jurusan
yang lebih tinggi letaknya.

• Gerakan air merupakan transport fitoplankton dari


suatu wilayah dengan cahaya yang tinggi, sedikit
nutrien, sedikit predator dekat permukaan ke
perairan yang lebih dalam, gelap, dan kaya nutrien
yang mengandung berbagai predator.
• Gerakan massa air dalam sangat berbeda dengan massa air
permukaan. Massa air dalam terisolasi dari angin. Oleh karena
itu gerakannya tidaklah bergantung pada angin.

• Tetapi gerakan massa air dalam sebenarnya terjadi karena


perubahan gerakan air di permukaan. Gerakan massa air dalam
dapat terjadi karena bercampurnya air hangat yang bersalinitas
tinggi dengan air dingin yang menyebabkan tenggelamnya massa
air.

• Massa air dalam ini bergerak perlahan-lahan, tetapi air ini


merupakan penyumbang utama produktivitas laut Antartika, karena
ketika air naik ke permukaan, bersamanya terbawa sejumlah besar
nutrien yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun.
Gerakan air mempunyai konsekuensi mendalam/membutuhkan pemikiran
berkaitan dengan kimia dan biologi suatu danau.

Angin adalah kekuatan utama gerakan air danau pada seluruh


kedalaman, meskipun percampuran terjadi disebabkan oleh evaporasi
saat pendinginan adalah penting.

Kombinasi panas dan angin menghasilkan suatu struktur danau yang


terdiri dari beberapa lapisan yang sementara atau bidang
(patches) yang lebih turbulen, dan berbeda kimia, biologinya
dengan air sekitarnya.

Energi kinetik dari angin ditransfer ke air menghasilkan suatu


aliran ke bawah turbulen yang tidak beraturan dari energi kinetik
dan potensial dari yang terkandung dalam suatu pusaran pada danau
besar ke yang lebih kecil yang lebih cepat.

Distribusi energi yang bervariasi panjang gelombangnya disebut


spectrum energi yang dapat digunakan sebagai suatu konsep yang
menyatukan untuk pengertian dari kekomplekan penampakan sifat
gerakan dalam suatu badan perairan yang tertutup.
• Ada dua macam gerakan air, yaitu periodik atau gelombang
rhytmik dan non periodik atau arus arrhytmik. Gelombang
terdiri dari naik dan turun partikel air, melibatkan
goyangan tetapi bukan aliran net. Arus terdiri dari
aliran net satu arah dari air.

• Arus air pada permukaan danau disebut surface drift.


Pada danau-danau dan estuaria besar, arus permukaan
airnya mengalir rata-rata 45o mengarah pada adanya angin.
Aliran ini hasil dari efek rotasi bumi. Arus air di
bawah permukaan berpindah secara bertahap dengan sudut
lebih besar terhadap angin lebih besar jaraknya dari
permukaan. Akhirnya arus yang paling dalam mengalir pada
arah yang berlawanan dari angin. Aliran seperti tangga
spiral dari arus disebut sebagai Spiral Ekman.
• Tiga prinsip alat yang digunakan yaitu current meter,
drifter, dan pewarnaan.

• Instrumen dasar untuk pengukuran aliran air biasanya terdiri


dari suatu propeller yang berputar oleh arus air. Suatu
pilihan umum adalah baling-baling (rotor) Savonius. Beberapa
alat lain yaitu kili-kili (swivel) horisontal dan vertikal
dan selalu menghadap ke arus. Sejumlah current meter dapat
digunakan tetapi kebanyakan sangat tidak sensitif atau mudah
pecah untuk penggunaan rutin. Adanya perubahan yang cepat
dengan suatu current meter yang merespon cepat mungkin
diperlukan dengan suatu probe hot-film yang halus.

• Alternatif lain untuk current meter adalah drifters dan


drogues yang terdapat pada daerah permukaan yang luas dan
berarus.
• Aliran laminar adalah jatuhnya partikel air dengan
lembut melewati satu sama lain atau pada suatu
rintangan dan sedikit ditarik pada suatu obyek
yang bergerak.

• Aliran turbulen adalah random, yaitu partikel air


yang jatuh berguling-guling kacau balau satu sama
lain di sekitarnya atau pada suatu obyek yang
melewatinya. Gerakan jatuh berguling-guling ini
yang dikatakan sebagai eddies.
Daftar Pustaka:

•Barus, T.A. 2001. Pengantar Limnologi. Proyek Penelitian dan Pengabdian pada Masyrakat Direktorat Jenderal
Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

•Cole, G.A. 1988. Texbook of Limnology. Illinois: Waveland Press Inc.

•Dodds, W.R. 2002. Freshwater Ecology: Concept and Environment Applications. San Diego: Academic Press.

•Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta:
Kanisius.

•Goldman, C. R. and A. J. Horne. 1994. Limnology. Tokyo: International Student Edition. Mc. Graw Hill. Int.
Book. Co.

•Lampert, W. and U. Sommer. 2007. The Ecology of Lakes and Streams. Oxford: Oxford University Press.

•O’Sullivan, P.E. and C.S. Reynold. 2004. The Lake Handbook Vol. I. Limnology and Limnetic Ecology.
Blackwell Publ. Malden.

•Ruttner, F. 1965. Fundamental of Limnology. Toronto: University of Toronto Press.

•Welch, P. S. 1952. Limnology. New York: Mc Graw Hill Book Company, Inc.

•Wetzel, R. G. and G. E. Likens. 1979. Limnological Analysis. Philadelphia: W. B. Saunders Co.

•Wetzel, R.G. 2001. Limnology: Lake and River Ecosystem. San Diego: Academic Press.

•Wetzel, R.G dan G.E. Likens. 2000. Limnological Analysis. New York: Springer – Verlag, Berlin - Heydelberg.

Anda mungkin juga menyukai