Anda di halaman 1dari 2

Selamat Malam, berikut tanggapan saya

Daur hidup Toxoplasma Gondii terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase enteroepithelial dan fase
ekstraintestinal .

Fase Enteroepithelial berlangsung dalam usus kucing yang diawali dengan tertelannya kista
(bradizoit) atau ookista yang mengandung sporozoit dan bahkan kadang-kadang juga takizoit.
Pada fase ini infeksi juga dapat diawali oleh migrasi zoit ekstraepithelial ke dalam usus kucing.
Ookista masuk ke dalam usus kucing dan melepaskan bradizoit atau sporozoite yang akan masuk
ke dalam sel usus dan berkembang secara aseksual. Kemudian perkembangannya dilanjutkan
dengan pembentukan gamet-gamet oleh trophozoit yaitu gamet betina dan gamet jantan. Gamet
betina dan gamet jantan kemudian Bersatu dan membentuk zigot yang kemudian berkembang
menjadi ookista. Produksi ookista berlangsung selama 7-20 hari, dan puncaknya terjadi pada hari
ke 5-8. Ookista akan diproduksi oleh kucing dengan periode 5-10 hari setelah tertelannya
takizoit, 20-24 hari setelah tertelannya ookista, dan 3-5 hari setelah tertelannya bradizoit atau
kista jaringan.

Fase Ekstraintestinal dimulai apabila seekor kucing atau inang yang menelan ookista mengalami
sporulasi yang telah mengalami sporulasi atau memakan bradzigot. Setelah tertelan, sporozoit
akan melepaskan diri masuk kedalam usus halus inang. Pada kucing beberapa sporozoit akan
menembus sel epitel usus untuk kemudian memulai fase enteroepithelial dan sporozoit lainnya
akan menembus mukosa dan berkembang pada lamina propria, nodus limfatikus dan organ-organ
lain. Pada hospes intermedier tidak terjadi fase entereoepithelial dan sporozoit memasuki sel
indang dan berkembang biak secara endodiogeni. Sel-sel yang berkembang cepat ini pada infeksi
akut disebut takizoit. Bradizoit berkembang secara lambat dengan endodiogen intraseluler dan
dapat menetap selama bertahun-tahun setelah infeksi, terutama pada jaringan saraf.

Monogenea memiliki daur hidup yang sederhana dan langsung serta bergantung pada air dalam
tranmisinya. Walaupun daur hidupnya sederhana, tetapi monogenean menunjukkan suatu kisaran
adaptasi terhadap peluang perjumpaan antara oncomiracidia dengan inang yang sesuai. Pada
beberapa spesies, telur menetas di dalam uterus inang betina yang belum dewasa, namun
beberapa spesies lain melepas ke luar embrio yang berkembang dalam organ tersebut. Contoh
spesies ini adalah Gryodactylus. Sedangkan Cestoda memiliki daur hidup yang tidak langsung
dan nasib telurnya tergantung pada ordo cacing pita itu sendiri. Telur Cestoda Pseudophyllidea
yang menetas akan melepaskan larva coracidium bersila yang motil dan kemudia berenang bebas
dalam air sampai mati atau tertelan oleh inang perantara yang sesuai, yaitu Antropoda tipikal,
contonya Cyclops.

Sumber : BMP Parasitologi BIOL4424 Modul 3

Anda mungkin juga menyukai