A. TEMPERATUR LAUTAN
Dalam istilah oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur
air laut yaitu temperatur insitu dan temperatur potensial. Temperatur adalah sifat
termodinamis cairan karena aktivitas molekul dan atom di dalam cairan tersebut,
Semakin besar energi semakin tinggi pula temperaturnya. Temperatur tersebut
menunjukkan kandungan energi panas, Energi panas dan temperatur dihubungkan
oleh energi panas spesifik.
jika kita ingin membandingkan temperatur pada air dalam kondisi suatu level
tekanan dengan level tekanan lainnya maka efek penekanan dan pengembangan
adiabatik harus kita hilangkan. Maka dari itu dapat kita definisikan apa temperatur
potensial yaitu: temperatur dimana parsel air telah dipindahkan secara adiabatis ke
level tekanan yang lain. Di laut, biasa kita gunakan permukaan lautnya sebagai
tekanan referensi untuk menjadi temperatur potensial.
Jadi kita membandingkan harga temperatur pada kondisi level tekanan yang
berbeda dan jika parsel air telah dibawa, tanpa adanya percampuran dan difusi ke
permukaan laut oleh Karena tekanan di atas permukaan laut adalah tekanan yang
terendah (jika dibandingkan dengan tekanan di kedalaman laut yang lebih dalam)
maka tekanan potensial akan lebih rendah di bandingkan dengan yang sebenarnya.
Berikut adalah beber hal yang mempengaruhi perubahan temperatur lautan
B. SEBARAN TEMPERATUR
Sebaran horisontal temperatur pada permukaan laut terbuka cenderung
bersifat zonal, yaitu tidak bergantung pada posisi garis bujur. Perbedaan
temperatur pada umumnya disebabkan oleh karena kenaikan panas pada lapisan
permukaan di daerah equator, dan pengurangan panas pada daerah kutub. Air yang
paling hangat biasanya berada di sekitar daerah equator, dan air yang paling
dingin biasanya berada di sekitar daerah kutub yaitu biasanya pada daerah antara
daerah equator sampai garis lintang 40°.
Air yang dingin cenderung berada di daerah bagian timur. Pada daerah yang
terletak di bagian utara dari garis lintang 40°. Air yang lebih dingin lagi juga
cenderung berada di daerah bagian barat. Temperatur permukaan air laut memiliki
anomali, deviasi temperatur dengan waktu jangka panjang dan suhu sangat kecil
kurang dari 1.5° C ,kecuali pada daerah samudera Pasifik yang tepatnya pada
daerah sekitar ekuator deviasinya bisa menjadai 3° C (Harrison dan Larkin (1998))
Profil vertikal temperatur di bawah permukaan laut biasanya dibagi ke dalam
tiga zona. lapisan paling atas membentuk lapisan tipis yang disebut dengan lapisan
mixed swface layer, yang memiliki temperatur yang sama dengan permukaan. Dan
Ketebalan lapisan ini berkisar antara 10-200 m pada daerah tropis, dan daerah
sabuk lintang pertengahan. Kedalaman dan temperatur dari lapisan mixed sutface
layer ini selalu berubah ini merupakan respon terhadap fluks panas yang terjadi di
permukaan dan turbulensi yang bergantung pada kecepatan angin dan intensitas
patahan gelombang
Temperatur permukaan laut rata-rata dihitung dengan teknik interpolasi optimal
(Reynolds dan Smith, 1995)
sumber : . IMPLEMENTASI MODEL SEBARAN TEMPERATUR
DI SEMENANJUNG MURIA Chevy Cahyana, Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN
Di bawah lapisan mixed surface layer ini temperatur air berkurang dengan
cepat terhadap kedalaman air laut, kecuali pada daerah daerah garis lintang besar.
Rentang kedalaman dimana laju perubahan (the gradient of ) tinggi disebut dengan
thermocline. Bagian thermocline yang paling atas akan sedikit berubah terhadap
musim, sehingga disebut seasonal thermocline, Bagian thermocline yang tidak
berubah disebut permanent thermocline yang terletak di bawah seasonal
thermocline sampai kedalaman 1500-2000 meter.
1. PERAIRAN KALIMANTAN
Pada bulan Agustus Suhu Permukaan Laut (SPL) berkisar antara 22-31 °C,
dan didominasi oleh suhu 24-26 °C (Gambar 12). Suhu di bagian selatan Laut Jawa
yang berdekatan dengan Pulau Jawa tergolong lebih tinggi dibandingkan suhu di
bagian lain, yaitu sekitar 27-31 °C. Masukan massa air bersuhu rendah dan
bersalinitas tinggi dari arah timur Laut Jawa karena terjadinya upwelling disekitar
Laut Banda yang kemudian bergerak ke arah barat melalui Laut Flores lalu ke
perairan Laut Jawa.
Faktor lainnya yang sedikit mempengaruhi adanya massa air bersuhu lebih
hangat di pantai bagian selatan Laut Jawa adalah masuknya massa air dari aliran
sungai-sungai yang ada di Pulau Jawa. pada bulan Juli di perairan Laut Jawa berkisar
antara 22-31 °C dan didominasi oleh suhu 24-26 °C (Gambar 8). Pada bagian
selatan Laut Jawa SPL pada bulan Juli bervariasi antara 25-31 °C, sedangkan di
bagian utara Laut Jawa SPL sekitar 25-27 °C.
Suhu di bagian selatan lebih tinggi dibandingkan bagian utara, karena bulan
Juli masuk dalam musim timur, dimana tekanan tinggi terjadi di Laut Banda, angina
bertiup dari arah timur menuju kebarat, dengan begitu akan ada penaikan massa
air (upwelling) di Laut Banda. Massa air bersuhu dingin yang naik akan bergerak
kearah Laut Flores kemudian masuk ke perairan Laut Jawa, ini menyebabkan massa
air yang bersuhu hangat akan terdesak kearah selatan Laut Jawa menuju arah barat
(Gambar 9).
Angin musim di wilayah perairan Indonesia terdiri dari empat musim yaitu
angin musim barat (Desember, Januari, Februari), angin musim peralihan I (Maret,
April, Mei), angin musim timur (Juni, Juli, Agustus), dan angin musim peralihan II
(September, Oktober,November). Perairan Indonesia juga dipengaruhi oleh angin
musim, oleh karena itu karakteristik SPLnya pun juga berubah sesuai dengan
perubahan musim yang terjadi. Selama musim timur, air dari Laut Flores akan
memasuki perairan Laut Jawa dari arah timur yang membawa massa air dingin,
akibat terjadi upwelling di daerah Laut Banda.
Sumber: Analisis Suhu Permukaan Laut untuk Penentuan Daerah Potensi Ikan
Menggunakan Citra Satelit
Sumber: Analisis Suhu Permukaan Laut untuk Penentuan Daerah Potensi Ikan
Menggunakan Citra Satelit
Sumber: Analisis Suhu Permukaan Laut untuk Penentuan Daerah Potensi Ikan
Menggunakan Citra Satelit
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang terdapat pada gambar di atas dapat
ditarik kesimpulan yaitu:
a) Berdasarkan persebaran SPL didapatkan pada bulan April 2012 kisaran suhu
antara 200C sampai 29,940C, pada bulan Oktober 2012 kisaran suhu antara
20,060C sampai 29,340C dan pada bulan Mei 2013 kisaran suhu antara
23,670C sampai 29,970C.
b) Perubahan SPL terjadi akibat adanya periode monsun Australia, wilayah bumi
bagian selatan lebih dingin dibandingkan dengan bumi bagian utara.
c) Data SPL citra dengan data lapangan memiliki korelasi yang kuat dengan
nilai korelasi sebesar 0,89383 dengan persamaan Regresi Linier Sederhana Y
= 0,13363X + 25,145.
Daftar pustaka
Perairan, L. B., Jawa, S., Hindia, S., Sumatera, B., Jawa, L., Sunda, S., … Muson, A. (2001). 1.
bab 1, 1–35.
Praktikum, T. (n.d.). Dalam praktek ini akan dipergunakan beberapa alat dan bahan untuk setiap
kelompok :, 1–5.
Salim, D., Perikanan, F., & Mangkurat, U. L. (2017). Received August 2017, Accepted
September 2017, 2(2), 218–228.
Tubalawony, S., Kusmanto, E., Perairan, M. S., & Perikanan, F. (2012). Suhu dan Salinitas
Permukaan Merupakan Indikator Upwelling Sebagai Respon Terhadap Angin Muson
Tenggara di Perairan Bagian Utara Laut Sawu, 17(4), 226–239.
Selatan, P., Tengan, J., & Yogyakarta, I. (n.d.). PENGARUH PERUBAHAN DISTRIBUSI
SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KONSENTRASI KLOROFIL TERHADAP HASIL
PRODUKSI IKAN PELAGIS DI PERAIRAN SELATAN JAWA TENGAN dan DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA Arum Sekar Setyaningsih.
Hasyim, B., Sulma, S., Hartuti, M., Bidang, P., & Jauh, P. (2010). MENGGUNAKAN DATA
PENGINDERAAN JAUH MICROWAVE, 5(4), 130–143.
Kasus, S., & Bali, S. (2016). Analisis Suhu Permukaan Laut untuk Penentuan Modis Level 1B,
5(2), 2–5.