Anda di halaman 1dari 12

TEMPERATUR LAUTAN

A. TEMPERATUR LAUTAN
Dalam istilah oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur
air laut yaitu temperatur insitu dan temperatur potensial. Temperatur adalah sifat
termodinamis cairan karena aktivitas molekul dan atom di dalam cairan tersebut,
Semakin besar energi semakin tinggi pula temperaturnya. Temperatur tersebut
menunjukkan kandungan energi panas, Energi panas dan temperatur dihubungkan
oleh energi panas spesifik.

Energi panas spesifik sendiri secara sederhana di artikan sebagai jumlah


energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature, dari satu satuan
massa fluida bernilai 0, Jika kandungan energi panas terssebut bernilai nol (tidak
ada aktivitas atom dan molekul dalam fluida), maka secara absolut temperaturnya
juga nol (dalam skala Kelvin). Jadi nol dalam skala Kelvin adalah suatu kondisi
dimana sama sekali tidak ada aktivitas atom dan molekul dalam suatu fluida.

Temperatur air laut di permukaan ditentukan oleh adanya pemanasan


(heating), di daerah tropis, pendinginan (cooling), dan di daerah lintang tinggi.
Kisaran harga temperatur di lautnya adalah -2o s.d. 35oC. Tekan laut akan
meningkat sesuai dengan kedalamnya. Sebuah parsel air yang bergerak dari satu
level tekanan ke level tekanan yang lain akan mengalami penekanan (kompresi)
atau dapat disebut pengembangan (ekspansi).

Jika parsel air mengalamai penekanan secara adiabatis (tanpa terjadi


pertukaran energi panas) maka temperaturnya akan bertambah, dan jika parsel air
mengalami pengembangan (juga secara adiabatis) maka sebaliknya temperaturnya
akan berkurang. Perubahan temperatur yang terjadi akibat penekanan dan
pengembangan ini bukanlah nilai yang ingin kita cari, karena di dalamnya tidak
terjadi perubahan kandungan energi panas. seperti ini kita katakana sebagai
temperatur insitu.

jika kita ingin membandingkan temperatur pada air dalam kondisi suatu level
tekanan dengan level tekanan lainnya maka efek penekanan dan pengembangan
adiabatik harus kita hilangkan. Maka dari itu dapat kita definisikan apa temperatur
potensial yaitu: temperatur dimana parsel air telah dipindahkan secara adiabatis ke
level tekanan yang lain. Di laut, biasa kita gunakan permukaan lautnya sebagai
tekanan referensi untuk menjadi temperatur potensial.

Jadi kita membandingkan harga temperatur pada kondisi level tekanan yang
berbeda dan jika parsel air telah dibawa, tanpa adanya percampuran dan difusi ke
permukaan laut oleh Karena tekanan di atas permukaan laut adalah tekanan yang
terendah (jika dibandingkan dengan tekanan di kedalaman laut yang lebih dalam)
maka tekanan potensial akan lebih rendah di bandingkan dengan yang sebenarnya.
Berikut adalah beber hal yang mempengaruhi perubahan temperatur lautan

1. SUHU PERMUKAAN AIR LAUT


Suhu adalah besaran fisika yang menyatakan banyaknya bahang yang
terkandung dalam suatu benda secara alamiah sumber utama bahang dalam
air laut adalah banyaknya sinar matahari setiap detiknya, matahari
memancarkan 1026 kalori dan setiap tempat per detiknya, yang tegak lurus
dengan matahari tersebut akan menerima bahang sebanyak 0,033 kalori per
detiknya.
Suhu permukaan air laut atau SPL merupakan keadaan suhu yang ada
di permukaan lautan dan SPL ini juga berpengaruh besar terhadap perubahan
temperatur lautan hal ini de karenakan suhu permukaan laut adalah suhu
yang akan masuk atau terserap oleh air laut. SPL juga sangat peerbengaruh
terhadap potensial ikan di lautan karna jika suhu permukaanya hangat
makan ikan ikan akan berkumpul disana. Hal ini dikarenakan karna pada
suhu yang hangat terdt pytoplanton yang akan menjadi makana ikan ikan di
lautan.

2. SIRKULASI AIR LAUT


Gerakan air laut akan memindahkan panas secara keseluruhan dari
daerah lintang yang rendah ke daerah lintang yang lebih tinggi melaui
gerakan air permukaan, sedangkan air digin dari daerah kutup akan mengalir
ke daerah ekuator melalui arus bawah laut.
Hal ini akan mempengaruhi lautan karena peerpindahan suhu yang di
akibatkan oleh sirkulasi air laut atau lebih di kenal dengan pergeraka air laut.
Kondisi udara dan laut memiliki interaksinya sagat erat pada adanya
perubahan cuaca yang akan mempengaruhi kondisi laut. Misalnya saja pada
angin yang sangat menentukan terjadinya gelombang, dan arus pada lautan,
dan curah hujan yang akan mempengaruhi kondisi salinitas air laut. Pola
angin yang paling berperan didaerah Indonesia adalah angin musim
(monsoon), (Nontji, 2007).

3. Sirkulasi thermohaline global


Sirkulasi thermohaline secara garis besar meliputi antara lain gerakan
air vertikal yang menjadi penyebab dari terjadinya gerak air secara horisontal
dari daerah kutub. Fenomena gerakan air seperti ini sagat mempengaruhi
sebaran temperature, dan juga mempengaruhi salinitas pada lautan bagian
dalam serta memiliki efek yang sangat besar pada sebaran karakteristik
lautan yang lainnya. Bukan hanya itu Sirkulasi vertikal ini tidak disebabkan
oleh angin regional, akan tetapi disebabkan oleh adanya perbedaan kertan
dari massa air yang berbeda .
Sirkulasi vertikal ini juga tidak disebabkan oleh angin regional, tetapi
disebabkan oleh adanya perbedaan kerapatan massa air yang berbeda
beda. Sirkulasi air laut juga mempengaruhi sebaran temperatur. Gerakan air
laut seperti ini secara keseluruhan akan memindahkan panas dari bagian
lautan yang berada pada posisi garis lintang rendah ke bagian laut pada
posisi garis lintang tinggi melalui arus permukaan. Air dingin dari daerah
kutub juga akan mengalir menuju ke arah equator dengan melalui arus
bawah.
Sirkulasi laut juga dapat mengakibatkan sebaran massa air dengan
perbedaan temperature, dan salinitas. Secara umum variasi salinitas lebih
tinggi dari pada temperaturnya. Pada lautan terbuka, khususnya pada lautan
dalam, variasi temperatur dan salinitas sangatlah kecil. Sehingga Lepasan air
pendingin yang mengandung panas dapat mempengaruhi sebaran
temperatur pada bangian atau daerah muara atau perairan di sekitar pantai.
Lepasan tersebut juga dapat menjadi polutan yang dapat menimbulkan
nganggu pada seluruh ekosistem yang ada pada daerah tersebut. Oleh
karena itulah diadakan studi terhadap sebaran temperatur yang harus
dilakukan disekitar titik lepasan untuk mengevaluasi dampaknya yang terjadi
terhadap lingkungansekitar.

Komponen fluks panas


sumber.: IMPLEMENTASI MODEL SEBARAN TEMPERATUR
DI SEMENANJUNG MURIA Chevy Cahyana, Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN

B. SEBARAN TEMPERATUR
Sebaran horisontal temperatur pada permukaan laut terbuka cenderung
bersifat zonal, yaitu tidak bergantung pada posisi garis bujur. Perbedaan
temperatur pada umumnya disebabkan oleh karena kenaikan panas pada lapisan
permukaan di daerah equator, dan pengurangan panas pada daerah kutub. Air yang
paling hangat biasanya berada di sekitar daerah equator, dan air yang paling
dingin biasanya berada di sekitar daerah kutub yaitu biasanya pada daerah antara
daerah equator sampai garis lintang 40°.

Air yang dingin cenderung berada di daerah bagian timur. Pada daerah yang
terletak di bagian utara dari garis lintang 40°. Air yang lebih dingin lagi juga
cenderung berada di daerah bagian barat. Temperatur permukaan air laut memiliki
anomali, deviasi temperatur dengan waktu jangka panjang dan suhu sangat kecil
kurang dari 1.5° C ,kecuali pada daerah samudera Pasifik yang tepatnya pada
daerah sekitar ekuator deviasinya bisa menjadai 3° C (Harrison dan Larkin (1998))
Profil vertikal temperatur di bawah permukaan laut biasanya dibagi ke dalam
tiga zona. lapisan paling atas membentuk lapisan tipis yang disebut dengan lapisan
mixed swface layer, yang memiliki temperatur yang sama dengan permukaan. Dan
Ketebalan lapisan ini berkisar antara 10-200 m pada daerah tropis, dan daerah
sabuk lintang pertengahan. Kedalaman dan temperatur dari lapisan mixed sutface
layer ini selalu berubah ini merupakan respon terhadap fluks panas yang terjadi di
permukaan dan turbulensi yang bergantung pada kecepatan angin dan intensitas
patahan gelombang
Temperatur permukaan laut rata-rata dihitung dengan teknik interpolasi optimal
(Reynolds dan Smith, 1995)
sumber : . IMPLEMENTASI MODEL SEBARAN TEMPERATUR
DI SEMENANJUNG MURIA Chevy Cahyana, Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN

Pada bagian daerah lintang pertengahan lapisan mixed surface layer


biasanya lebih tipis pada akhir musim panas dimana pada saat itu tiupan angin
sangat kurang dan juga sinar matahari bisa menghangatkan lapisan permukaan air
laut tersebut. Sedangkan Pada musim gugur badai pertama selalu mencampur
panas kedaerah bagian bawah yang memebuat lapisan mixed surface layer
semakin tebal dan menghilangkan sebagian kecil panas dan Pada musim dingin
panas tersebut hilang sehingga membuat lapisan mixed surface layer semakin
tebal.

Di bawah lapisan mixed surface layer ini temperatur air berkurang dengan
cepat terhadap kedalaman air laut, kecuali pada daerah daerah garis lintang besar.
Rentang kedalaman dimana laju perubahan (the gradient of ) tinggi disebut dengan
thermocline. Bagian thermocline yang paling atas akan sedikit berubah terhadap
musim, sehingga disebut seasonal thermocline, Bagian thermocline yang tidak
berubah disebut permanent thermocline yang terletak di bawah seasonal
thermocline sampai kedalaman 1500-2000 meter.

Hubungan suhu permukaan laut dan konsentrasi

Hubungan suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil memiliki hubungan


yang saling berkaitan satu sama yang lainnya. Hubungan ini dinyatakan dalam nilai
hasil korelasi yang kuat yang berkisar antara 0.5 – 0.8 baik memiliki hubungan
yang negatif maupun yang positif.

Pada musim barat misalnya bulan Januari memiliki hubungan yang


dinyatakan dalam nilai korelasi -0.649 hubungan negatif berarti bila salah satu
variabel dinaikkan maka akan menurunkan variabel yang lain. dt menunjukkan
bahwa pada suhu yang tinggi memiliki nilai konsentrasi yang rendah dan sebaliknya
pada konsentrasi yang tinggi memiliki suhu yang rendah, menggambarkan pola
hubungan antara suhu permukaan laut dengan konsentrasi klorofil. Pada musim
pancaroba, contohnya bulan Mei suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil
dengan jelas memiliki nilai yang stabil dan tidak terjadi banyak anomali yang tinggi.
Nilai suhu permukaan laut berbanding lurus dengan nilai konsentrasi klorofil. Musim
timur pada bulan Juli sebagai contoh, mengalami penurunan hingga menci suhu
24°C (rendah). Kondisi suhu ini stabil sepanjang musim timur dengan kosentrasi
klorofil yang cukup tinggi menci 0.8 mg/m 3.

PERUBAHAN TEMPERATUR LAUT DI LAUTAN INDONESIA.

1. PERAIRAN KALIMANTAN

Hasil pengukuran suhu disekitar perairan lokasi perairan Kalimantan


menunjukkan nilai berkisar 27 oC – 30 oC dengan rata-rata 28 oC. Suhu dengan
kisaran yang berbeda ini diduga karena faktor perbedaan waktu pada saat
pengamatan seperti yang dijelaskan oleh Effendi (tahun 2003) yakni suhu perairan
juga dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude) ketinggian dari permukaan laut
(altitude). waktu dalam hari sirkulasi udara penutupan awan, dan aliran serta
kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses kimia fisika
dan biologi air. Lebih lanjut Patty (tahun 2013), menyatakan pola arus yang
berubah secara mendadak dt menurunkan nilai suhu pada air. Kisaran suhu
diperairan dangkal lebih besar daripada perairan laut dalam, karena mengalami
banyak pergolakan yang disebabkan oleh angin dan dinamika oseanografi fisika
lainnya

Parameter Stasiun Pengamatan Rata-rata


1 2 3 4 5 6 7 8
Keceraha 1.5 1.4 2 0.5 2 2 1 1,49
n (meter)
Salinitas 28 29 28 28 28.2 28.2 29 28,34
(ppm)
Arus (m/s) 0.08 0.0 0.05 0.04 0.2 0.2 0.08 0,10
4
Kekeruha 0.66 1.0 3.52 3.13 2.21 4.21 2.25 2,43
n (NTU) 5
Ukuran 0.68 0.8 0.605 0.772 1.601 1.567 0.521 0,95
butir 3 78
sedimen
(ɸ)
Kedalama 4 1.4 5.5 0.5 2 2 1 2,34
n (meter)

Kondisi fisika-kimia perairan


Sumber: - Hasil analisis dan pengukuran tahun 2017
- * Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Kalsel, 2015

2. Sebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Laut Jawa

Pada bulan Agustus Suhu Permukaan Laut (SPL) berkisar antara 22-31 °C,
dan didominasi oleh suhu 24-26 °C (Gambar 12). Suhu di bagian selatan Laut Jawa
yang berdekatan dengan Pulau Jawa tergolong lebih tinggi dibandingkan suhu di
bagian lain, yaitu sekitar 27-31 °C. Masukan massa air bersuhu rendah dan
bersalinitas tinggi dari arah timur Laut Jawa karena terjadinya upwelling disekitar
Laut Banda yang kemudian bergerak ke arah barat melalui Laut Flores lalu ke
perairan Laut Jawa.

Faktor lainnya yang sedikit mempengaruhi adanya massa air bersuhu lebih
hangat di pantai bagian selatan Laut Jawa adalah masuknya massa air dari aliran
sungai-sungai yang ada di Pulau Jawa. pada bulan Juli di perairan Laut Jawa berkisar
antara 22-31 °C dan didominasi oleh suhu 24-26 °C (Gambar 8). Pada bagian
selatan Laut Jawa SPL pada bulan Juli bervariasi antara 25-31 °C, sedangkan di
bagian utara Laut Jawa SPL sekitar 25-27 °C.

Suhu di bagian selatan lebih tinggi dibandingkan bagian utara, karena bulan
Juli masuk dalam musim timur, dimana tekanan tinggi terjadi di Laut Banda, angina
bertiup dari arah timur menuju kebarat, dengan begitu akan ada penaikan massa
air (upwelling) di Laut Banda. Massa air bersuhu dingin yang naik akan bergerak
kearah Laut Flores kemudian masuk ke perairan Laut Jawa, ini menyebabkan massa
air yang bersuhu hangat akan terdesak kearah selatan Laut Jawa menuju arah barat
(Gambar 9).

Angin musim di wilayah perairan Indonesia terdiri dari empat musim yaitu
angin musim barat (Desember, Januari, Februari), angin musim peralihan I (Maret,
April, Mei), angin musim timur (Juni, Juli, Agustus), dan angin musim peralihan II
(September, Oktober,November). Perairan Indonesia juga dipengaruhi oleh angin
musim, oleh karena itu karakteristik SPLnya pun juga berubah sesuai dengan
perubahan musim yang terjadi. Selama musim timur, air dari Laut Flores akan
memasuki perairan Laut Jawa dari arah timur yang membawa massa air dingin,
akibat terjadi upwelling di daerah Laut Banda.

Berikut gambar persebaran suhu permukaan laut bali Indonesia

Sumber: Analisis Suhu Permukaan Laut untuk Penentuan Daerah Potensi Ikan
Menggunakan Citra Satelit
Sumber: Analisis Suhu Permukaan Laut untuk Penentuan Daerah Potensi Ikan
Menggunakan Citra Satelit
Sumber: Analisis Suhu Permukaan Laut untuk Penentuan Daerah Potensi Ikan
Menggunakan Citra Satelit
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang terdapat pada gambar di atas dapat
ditarik kesimpulan yaitu:
a) Berdasarkan persebaran SPL didapatkan pada bulan April 2012 kisaran suhu
antara 200C sampai 29,940C, pada bulan Oktober 2012 kisaran suhu antara
20,060C sampai 29,340C dan pada bulan Mei 2013 kisaran suhu antara
23,670C sampai 29,970C.
b) Perubahan SPL terjadi akibat adanya periode monsun Australia, wilayah bumi
bagian selatan lebih dingin dibandingkan dengan bumi bagian utara.
c) Data SPL citra dengan data lapangan memiliki korelasi yang kuat dengan
nilai korelasi sebesar 0,89383 dengan persamaan Regresi Linier Sederhana Y
= 0,13363X + 25,145.
Daftar pustaka

Perairan, L. B., Jawa, S., Hindia, S., Sumatera, B., Jawa, L., Sunda, S., … Muson, A. (2001). 1.
bab 1, 1–35.

Praktikum, T. (n.d.). Dalam praktek ini akan dipergunakan beberapa alat dan bahan untuk setiap
kelompok :, 1–5.

Salim, D., Perikanan, F., & Mangkurat, U. L. (2017). Received August 2017, Accepted
September 2017, 2(2), 218–228.

Noaa, S. (2006). DI PERAIRAN LAUT JAWA PADA MUSIM TIMUR DENGAN


MENGGUNAKAN DATA DIGITAL.

Laut, B. D., & Oseanografi, P. P. (2008). VARIABILITAS SUHU DAN SALINITAS DI


PERAIRAN CISADANE, 12(2), 82–88.

Tubalawony, S., Kusmanto, E., Perairan, M. S., & Perikanan, F. (2012). Suhu dan Salinitas
Permukaan Merupakan Indikator Upwelling Sebagai Respon Terhadap Angin Muson
Tenggara di Perairan Bagian Utara Laut Sawu, 17(4), 226–239.

Cahyana, C. (2006). IMPLEMENTASI MODEL SEBARAN TEMPERATUR DI


SEMENANJUNG MURIA Chevy Cahyana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN,
85–91.

Selatan, P., Tengan, J., & Yogyakarta, I. (n.d.). PENGARUH PERUBAHAN DISTRIBUSI
SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KONSENTRASI KLOROFIL TERHADAP HASIL
PRODUKSI IKAN PELAGIS DI PERAIRAN SELATAN JAWA TENGAN dan DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA Arum Sekar Setyaningsih.

Hasyim, B., Sulma, S., Hartuti, M., Bidang, P., & Jauh, P. (2010). MENGGUNAKAN DATA
PENGINDERAAN JAUH MICROWAVE, 5(4), 130–143.

Kasus, S., & Bali, S. (2016). Analisis Suhu Permukaan Laut untuk Penentuan Modis Level 1B,
5(2), 2–5.

Anda mungkin juga menyukai