Jelaskan proses terjadinya angin darat dan angin laut, serta sebutkan kapan (waktu)
kejadiaannya.
Jawab:
Angin darat terjadi ketika pada malam hari dimana pada malam hari daratan akan lebih dingin
dibandingkan lautan, karena sifat daratan yang cepat menerima panas dan cepat menerima
dingin. Daratan menjadi daerah yang mempunyai tekanan tinggi (maksimum), sedangkan laut
menjadi daerah yang mempunyai tekanan rendah (minimum). Gerakan konvektif tersebut
menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang naik di lautan
sehingga terjadilah aliran udara dari darat ke laut.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya angin laut dan angin darat
merupakan jenis angin lokal yang terjadi di wilayah pantai dan sekitarnya.
Karena massa daratan mempunyai sifat fisik cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan,
sedangkan massa lautan lambat dalam menyerap panas dan lambat pula melepaskannya, maka
kedua sifat inilah yang menyebabkan perbedaan tekanan udara pada kedua tempat tersebut dalam
waktu yang bersamaan.
Pada siang hari daratan akan lebih cepat menerima panas, sehingga udara menjadi panas lalu
memuai dan bertekanan lebih rendah dari lautan. Perbedaan tekanan ini menyebabkan bertiupnya
angin dari laut ke darat. Angin dari laut ke darat ini disebut sebagai angin laut.
Sedangkan pada malam hari tekanan udara di darat lebih tinggi dibanding tekanan udara di laut.
Perbedaan tekanan ini menyebabkan bertiupnya angin dari darat ke laut sehingga terjadilah angin
darat. Angin laut umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00,
sedangkan Angin darat terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00 di
daerah pesisir pantai.
Jawab:
Anomali air adalah ketidakteraturan air dalam memuai atau menyusut. Pada umumnya, zat cair
memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Tetapi hal tersebut tidak berlaku pada
air jika dipanaskan dari 0C sampai 4C. Keadaan ini berbeda dengan zat cair pada umumnya.
Pada saat suhunya berada antara 4C sampai 100C, air menampilkan perilaku yang sama
dengan zat cair lainnya, yaitu memuai atau terjadi penurunan massa jenis. Keanehan itu disebut
anomali air (keanehan pemurnian air). Air jika dipanaskan dari 0C sampai 4C akan menyusut
dan jika didinginkan 0C sampai 4C. Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa volume air
paling kecil dan massa jenis paling besar pada 4C.
3. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan suhu insitu dan suhu potensial?
Jawab:
Suhu insitu adalah suhu air laut yang diambil pada kedalaman tertentu secara langsung.
Suhu potensial adalah suhu yang diperoleh dari sampel air laut yang dibawa kepermukaan secara
adiabatic (diperiksa dilaboratorium).
Penjelasan:
Temperature insitu (selanjutnya disebut sebagai temperatur saja) temperatur adalah sifat
termodinamis cairan karena aktivitas molekul dan atom di dalam cairan tersebut. Semakin besar
aktivitas (energi), semakin tinggi pula temperaturnya. Temperatur menunjukkan kandungan
energi panas. Energi panas dan temperatur dihubungkan oleh energi panas spesifik. Energi panas
spesifik sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan
untuk menaikkan temperatur dari satu satuan massa fluida sebesar 10. Jika kandungan energi
panas nol (tidak ada aktivitas atom dan molekul dalam fluida) maka temperaturnya secara
absolut juga nol (dalam skala Kelvin). Jadi nol dalam skala Kelvin adalah suatu kondisi dimana
sama sekali tidak ada aktivitas atom dan molekul dalam suatu fluida. Temperatur air laut di
permukaan ditentukan oleh adanya pemanasan (heating) di daerah tropis dan pendinginan
(cooling) di daerah lintang tinggi. Kisaran harga temperatur di laut adalah -20 s.d. 35C.
Tekanan di dalam laut akan bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Sebuah parsel air yang
bergerak dari satu level tekanan ke level tekanan yang lain akan mengalami penekanan
(kompresi) atau pengembangan (ekspansi). Jika parsel air mengalamai penekanan secara
adiabatis (tanpa terjadi pertukaran energi panas), maka temperaturnya akan bertambah.
Sebaliknya, jika parsel air mengalami pengembangan (juga secara adiabatis), maka
temperaturnya akan berkurang. Perubahan temperatur yang terjadi akibat penekanan dan
pengembangan ini bukanlah nilai yang ingin kita cari, karena di dalamnya tidak terjadi
perubahan kandungan energi panas. Untuk itu, jika kita ingin membandingkan temperatur air
pada suatu level tekanan dengan level tekanan lainnya, efek penekanan dan pengembangan
adiabatik harus dihilangkan. Maka dari itu didefinisikanlah temperatur potensial, yaitu
temperatur dimana parsel air telah dipindahkan secara adiabatis ke level tekanan yang lain. Di
laut, biasanya digunakan permukaan laut sebagai tekanan referensi untuk temperatur potensial.
Satuan untuk temperatur dan temperatur potensial adalah derajat Celcius. Sementara itu, jika
temperatur akan digunakan untuk menghitung kandungan energi panas dan transpor energi
panas, harus digunakan satuan Kelvin. 0C = 273,16K.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan garis a dan b pada gambar di bawah ini? Terangkan arti
fisis darl garis a dan b jika terjadi perubahan (naik atau turunnya) dan nilai temperatur T dan
salinitas S.
Jawab:
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pada perairan dengan densitas yang relatif sama,
nilai dari salinitas dan temperature selalu berbanding terbalik karena Semakin tingggi
temperature suatu perairan maka salinitasnya air laut tersebut semakin rendah. Begitu pula
sebaliknya.
Berdasarkan lokasi perairan Laut Banda tersebut dan kondisi iklim monsun, maka:
a. Pada bulan dan musim apakah kira-kira upwelling terjadi di perairan Laut Banda dan di sekitar
pantai selatan Pulau Irian? Bagaimana mekanisme (proses) terjadinya upwelling tersebut?
b. Ketika upwelling terjadi di sepanjang pantai selatan Pulau Irian tersebut, apakah muka air laut
di lokasi tersebut naik atau turun?
c. Apakah yang dimaksud dengan upwelling? Apa manfaatnya kita mengetahui lokasi-lokasi
dimana upwelling terjadi.
Jawab:
a. Iya terjadi. Setidaknya dikenal ada tujuh lokasi upwelling di perairan Indonesia. Sebagian
besar lokasi upwelling ini terletak di Wallace area, yaitu suatu kawasan perairan yang dibatasi
oleh garis Wallace di bagian barat dan garis Lydekker di bagian timur.
Daerah ini dikenal memiliki keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota yang tinggi, beberapa
jenis di antaranya bersifat unik dan endemik, yang merupakan sumbangan besar bagi
keanekaragaman biota global. Selain Selat Makassar dan Laut Banda, upwelling juga terjadi di
Laut Seram, Laut Maluku, Laut Arafura, dan perairan utara kepala burung dan perairan timur
Papua. Satu-satunya lokasi upwelling di luar kawasan Wallacea adalah di perairan selatan Jawa
hingga Sumbawa.
Menurut Barnes (1988), proses upwelling ini dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu :
1. Pada waktu arus dalam (deep current) bertemu dengan rintangan seperti mid-ocean ridge
(punggungan tengah lautan) di mana arus tersebut dibelokkan ke atas dan selanjutnya air
mengalir deras ke permukaan.
2. Ketika dua massa air bergerak berdampingan, misalnya saat massa air yang di utara di bawah
pengaruh gaya coriolis dan massa air di selatan ekuator bergerak ke selatan di bawah pengaruh
gaya coriolis juga, keadaan tersebut akan menimbulkan ruang kosong pada lapisan di
bawahnya. Kedalaman di mana massa air itu naik tergantung pada jumlah massa air permukaan
yang bergerak ke sisi ruang kosong tersebut dengan kecepatan arusnya.
3. Upwelling dapat juga disebabkan oleh arus yang menjauhi pantai akibat tiupan angin darat
yang terus-menerus selama beberapa waktu. Arus ini membawa massa air permukaan pantai ke
laut lepas yang mengakibatkan ruang kosong di daerah pantai yang kemudian diisi dengan massa
air di bawah laut.
b. Ketika upwelling terjadi di sepanjang pantai selatan Pulau Irian tersebut, muka air akan naik.
Gerakan naiknya massa air ini juga diakibatnya karena adanya stratifikasi seperti lapisan yang
memiliki perbedaan densitas pada setiap lapisannya karena dengan bertambahnya kedalaman
perairan maka suhunya akan semakin turun (densitas meningkat) hal ini menimbulkan energi
untuk menggerakkan massa air secara vertikal.
c. Upwelling adalah sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis
lebih besar dari dasar laut bergerak ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya.
manfaatnya kita mengetahui lokasilokasi dimana upwelling terjadi yaitu peningkatan
perekonomian perekonomian nelayan karena daerah upwelling adalah daerah produksi ikan
terbesar. Salah satu indicator lokasi kaya sumberdaya lautnya adalah kesuburan perairan, yang
dapat ditentukan oleh kandungan produktifitas prifernya. Pengaruh dari upwelling ini dapat
memberi dampak positif terhadap kesuburan perairan, terutama terkonsentrasinya senyawa hara
lapisan permukaan yang terbawa oleh penaikan massa air dari kedalaman tertentu. Penimbunan
senyawa hara ini dapat menyebabkan meningkatnya produktivitas perairan pada daerah
tertesebut. Dengan sendirinya pada saat upwelling terjadi, daerah perairan tersebut kaya akan
jenis-jenis ikan.
6. Sifat penting dan distribusi komponen-komponen utama air laut adalah aturan komposisi yang
konstan. Jelaskan makna dari aturan tersebut dan benikan contohnya.
Jawab:
Di laut terbuka (open ocean) yang jauh dari pantai, salinitas air laut berbeda dari suatu tempat ke
tempat lain, mis: salinitas laut Jawa berbeda dengan salinitas laut Banda dan lautan Pasifik.
Tetapi meskipun salinitas air laut bervariasi dari tempat ke tempat lain, perbandingan/ ratio
unsur-unsur utamanya tetap (konstan). Ini disebut Aturan Komposisi yang konstan.
Dengan menggunakan aturan komposisi yang konstan kita dapat menentukan konsentrasi suatu
komponen unsur utama di perairan dengan salinitas tertentu bila diketahui konsentrasi unsur
utama tersebut di perairan lain dengan salinitas tertentu.
Misalnya: kita ingin menentukan konsentrasi K+ pada suatu perairan dengan S = 36 ,
diketahui konsentrasi K+ pada S = 34,4 adalah 0,38 .
Penyelesainnya :
7. Jika massa air A (T=10 C; S=34,8 o/oo bercampur dengan massa air B (T=2 C; S=34,2o/oo
menghasilkan massa air baru C dengan nilai T=6,8 C dan S=34,56 o/oo, berapakah prosentase
percampuran dan masing-masing massa air A dan B.
Jawab:
Advertiser
8. Air yang hangat selalu berada dilapisan permukaan dan air yang dingin dilapisan dalam. Hal
ini tidak berlaku pada salinitas. Tidak selalu salinitas yang rendah berada dilapisan permukaan
dan salinitas yang tinggi dilapisan dalam. Kenapa demikian, apa yang menentukan distribusi
salinitas terhadap kedalaman ? Jelaskan
Jawab:
Distribusi vertikal dari salinitas tidak dapat dinyatakan secara sederhana seperti halnya distribusi
vertikal dari suhu. Hal yang menyebabkan adalah: densitas air laut yang merupakan faktor
penentu kestabilan kolom air. Di dalam menyatakan distribusi suhu secara vertikal, kita dengan
mudah dapat mengatakan suhu air yang hangat (densitas rendah) selalu berada di lapisan
permukaan, sementara air yang dingin (densitas tinggi) berada di lapisan dalam. Hal ini
dikarenakan di lapisan permukaan pengaruh suhu terhadap densitas air laut lebih besar daripada
pengaruh salinitas.
Variasi salinitas yang terjadi di laut lepas efeknya terhadap densitas tidak cukup besar untuk
mengatasi efek suhu. Jadi bisa saja ditemui salinitas tinggi atau salinitas rendah di lapisan
permukaan yang hangat. Misal:
1. Dalam arah vertikal di daerah Ekuator, Tropis dan Subtropis ditemukan lapisan dengan
salinitas minimum pada kedalaman 600 1000 m dan salinitas bertambah sampai kedalaman
2000 m.
2. Di lautan Atlantik di bawah kedalaman 2000 m, salinitas berkurang terhadap kedalaman, di
daerah tropis sering terdapat lapisan dengan salinitas maksimum pada kedalaman 100 m.
3. Di lintang tinggi, dimana salinitas permukaan rendah, salinitas umumnya bertambah sampai
kedalaman 2000 m tanpa ada lapisan dengan salinitas minimum. Di lapisan dalam ( deep layer )
pada kedalaman > 4000 m, salinitas secara relatif adalah uniform dengan range antara 34,6
34,9 (gambar 2.11), di lapisan ini variasi suhu juga kecil ( - 0,9oC sampai 2oC ), jadi lapisan
dalam mempunyai karakteristik yang seragam.
La Nina
La Nina adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan penurunan suhu permukaan laut
Samudera Pasifik dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Akibat dari La Nina adalah hujan
turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah barat Australia dan Indonesia. Dengan demikian
di daerah ini akan terjadi hujan lebat dan banjir di mana-mana.
11. a). Dalam mempelajari distribusi Oksigen (O) di badan air laut baik vertikal maupun
horizontal diperlukan mengetahui proses - proses yang dapat merubah konsentrasi elemen itu.
Jelaskan proses - proses tersebut di tinjau dari Oseanografi fisis, kimia, dan biologi. b).
Kemampuan laut/lautan dalam menjaga keseimbangan CO2 di atmosfir sangat besar.
Jelaskan bagaimana mekanisme keseimbangan itu terjaga, dan apa hubungannya dengan
fenomena pemanasan global dan kenaikan muka laut sekarang ini dengan keseimbangan CO2
tersebut.
Jawab:
Oksigen-oksigen di laut ini berupa oksigen yang terlarut dalam air / Dissolved Oxygen (DO).
Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah difusi dari udara dan hasil fotosintesis organisme
yang mempunyai klorofil yang hidup di perairan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan oksigen dalam air menurut (WILLOUGHBY, 1978;
REID, 1961; WELCH, 1980) :
Suhu
Salinitas
Pergerakan air di permukaan
Tekanan atmosfer
Persentase oksigen di sekitarnya
Mekanisme keseimbangan
Samudera mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan oksigen,
mengurangi pemanasan global atau peningkatan konsentrasi CO-2 di atmosfer. Total jumlah
karbon di laut diperkirakan 50 kali lebih besar dibandingkan jumlah karbon yang ada di
atmosfer, dan pertukaran karbon laut dan atmosfer terjadi dalam skala waktu beberapa ratus
tahun. Disolusi air laut memberikan kesempatan yang besar untuk menenggelamkan CO2
antropogenik, hal ini di sebabkan karena CO2 mempunyai daya larut yang tinggi, disamping itu
CO2 juga memisahkan diri ke dalam ion-ion dan berinteraksi dengan unsur pokok air laut.
Proses timbal balik antara fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas perubahan
dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya konsentrasi CO2 dan O2 atmosfer secara
musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas fotosintesis. Dalam skala global kembalinya CO2
ke atmosfer melalui respirasi dapat diseimbangkan dengan pelepasan O2 melalui fotosintesis.
Akan tetapi, pembakaran kayu dan dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi CO2
ke atmosfer, sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga
berpindah masuk ke dalam dan keluar sistem akuatik dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu
keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik lainnya.