Anda di halaman 1dari 5

KONVEKSI

Selain berpindah tempat dengan cara konduksi, kalor juga bisa mengungsi dari satu tempat ke tempat lain dengan cara
konveksi. Konveksi tuh proses berpindahnya kalor akibat adanya perpindahan molekul-molekul suatu benda. Ingat ya,
biasanya kalor berpindah dari tempat yang bersuhu tinggi menuju tempat yang bersuhu rendah. Nah, jika terdapat
perbedaan suhu maka molekul2 yang memiliki suhu yang lebih tinggi mengungsi ke tempat yang bersuhu rendah. Posisi
molekul tersebut digantikan oleh molekul lain yang bersuhu rendah. Jika suhu molekul ini meningkat, maka ia pun
ikut2an mengungsi ke tempat yang bersuhu rendah. Posisinya digantikan oleh temannya yang bersuhu rendah. Demikian
seterusnya
Perlu diketahui bahwa benda yang dimaksudkan di sini adalah zat cair atau zat gas. Walaupun merupakan penghantar
kalor (konduktor termal) yang buruk, zat cair dan zat gas bisa memindahkan kalor dengan cepat menggunakan cara
konveksi. Contoh zat cair adalah air, minyak goreng, oli dkk. Contoh zat gas adalah udara
Proses pemanasan air
Tataplah gambar di bawah dengan penuh kelembutan. Air yang berada di dalam wadah dipanaskan dengan nyala api yang
berasal dari kompor.
Ketika kita memanaskan air menggunakan kompor, kalor mengalir dari nyala api (suhu lebih tinggi) menuju dasar wadah
(suhu lebih rendah). Karena mendapat tambahan kalor, maka suhu dasar wadah meningkat. Ingat ya, yang bersentuhan
dengan nyala api adalah bagian luar dasar wadah. Karena terdapat perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari bagian luar
dasar wadah (yang bersentuhan dengan nyala api) menuju bagian dalam dasar wadah (yang bersentuhan dengan air).
Suhu bagian dalam dasar wadah pun meningkat. Karena air yang berada di permukaan wadah memiliki suhu yang lebih
kecil, maka kalor mengalir dari dasar wadah (suhu lebih tinggi) menuju air (suhu lebih rendah). Perlu diketahui bahwa
perpindahan kalor pada wadah terjadi secara konduksi. Perpindahan kalor dari dasar wadah menuju air yang berada di
permukaannya juga terjadi secara konduksi.
Adanya tambahan kalor membuat air yang menempel dengan dasar wadah mengalami peningkatan suhu. Akibatnya air
tersebut memuai. Ketika memuai, volume air bertambah. Karena volume air bertambah maka massa jenis air berkurang.
Kalau bingung, ingat lagi persamaan massa jenis alias kerapatan (massa jenis = massa / volume). Massa air yang memuai
tidak berubah, yang berubah hanya volumeya saja. Karena volume air bertambah, maka massa jenisnya berkurang.
Berkurangnya massa jenis air menyebabkan si air bergerak ke atas (kita bisa mengatakan air tersebut mengapung). Mirip
seperti gabus atau kayu kering yang terapung jika dimasukan ke dalam air. Gabus atau kayu kering bisa terapung karena
massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis air.
Karena bergerak ke atas maka posisi air tadi digantikan oleh temannya yang berada di sebelah atas. Kali ini temannya
yang menempel dengan dasar wadah. Karena terdapat perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari dasar wadah menuju
temannya. Temannya ikut2an kepanasan juga (suhu meningkat) sehingga massa jenisnya berkurang. Karena massa
jenisnya berkurang maka ia bergerak ke atas. Posisinya digantikan oleh temannya yang berada di sebelah atas. Demikian
seterusnya sampai semua air yang berada dalam wadah mendapat jatah kalor. Ingat ya, air yang memiliki suhu yang tinggi
tidak langsung meluncur tegak lurus ke atas tetapi berputar seperti yang ditunjukkan pada gambar. Hal ini disebabkan
karena temannya yang berada tepat di atasnya memiliki massa jenis yang lebih besar. Perpindahan kalor pada proses
pemanasan air merupakan salah satu contoh perpindahan kalor secara konveksi.
Catatan :
Pertama, proses perpindahan kalor dengan cara konveksi hanya terjadi dalam air. Perpindahan kalor dari dasar wadah
menuju air terjadi secara konduksi.

Kedua, seandainya nyala api bersentuhan dengan wadah, maka kalor mengalir dari nyala api (suhu lebih tinggi) menuju
wadah (suhu lebih rendah) dengan cara konduksi. Sebaliknya, jika nyala api tidak bersentuhan dengan wadah maka kalor
mengalir dari nyala api menuju wadah dengan cara radiasi. Mengenai radiasi akan dibahas kemudian.
Ketiga, Jika nyala api cukup besar maka kalor tidak hanya mengalir dari nyala api menuju dasar wadah tetapi juga menuju
dinding wadah. Perpindahan kalor bisa terjadi dengan cara konduksi (apabila nyala api bersentuhan dengan dinding
wadah) atau perpindahan kalor bisa terjadi dengan cara radiasi (apabila nyala api tidak bersentuhan dengan dinding
wadah).
Keempat, proses pemanasan air menggunakan pemanas listrik juga mirip dengan kasus di atas. Elemen pemanas memiliki
suhu yang lebih tinggi sedangkan air yang berada di sekitarnya memiliki suhu yang lebih rendah. Karena terdapat
perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari elemen pemanas menuju air yang menempel dengannya. Perpindahan kalor dari
elemen pemanas menuju air terjadi secara konduksi. Sebaliknya, proses perpindahan kalor dalam air terjadi secara
konveksi.
Contoh lain dari perpindahan kalor secara konveksi adalah proses terjadinya angin laut dan angin darat
Angin laut
Tataplah gambar di bawah dengan penuh kelembutan.
Kalor jenis daratan (zat padat) lebih kecil daripada kalor jenis air laut (zat cair). Akibatnya ketika dipanaskan oleh cahaya
matahari pada siang hari, kenaikan suhu daratan lebih besar daripada kenaikan suhu air laut. Kalau bingung baca lagi
pembahasan gurumuda mengenai kalor, kalor jenis dan kalor laten. Jadi walaupun mendapat jatah kalor yang sama dari
matahari, daratan lebih cepat panas (suhu lebih tinggi) daripada air laut (suhu air laut lebih rendah).
Daratan yang sudah kepanasan tadi memanaskan udara yang berada tepat di atasnya sehingga suhu udara pun meningkat.
Karena mengalami peningkatan suhu maka udara memuai. Ketika memuai, volumenya bertambah. Akibatnya massa jenis
udara berkurang. Karena massa jenis udara berkurang, maka udara tersebut bergerak ke atas (1). Posisi udara yang
bergerak ke atas tadi digantikan oleh udara yang berada di atas permukaan laut. Hal ini disebabkan karena massa jenis
udara yang berada di atas permukaan laut lebih besar. Ketika bergerak ke darat, posisi udara tadi digantikan oleh
temannya yang berada tepat di atasnya (2)
Sampai pada ketinggian tertentu, udara panas yang bergerak ke atas mengalami penurunan suhu. Ingat ya, ketika suhu
udara menurun, volume udara juga berkurang. Berkurangnya volume udara menyebabkan massa jenis udara bertambah.
Akibatnya, udara yang sudah mendingin tadi meluncur ke bawah untuk menggantikan posisi udara yang kabur dari
permukaan laut (3). Proses ini terjadi terus menerus sehingga terbentuk arus konveksi udara sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambar di atas. Dirimu menyebutnya dengan julukan angin laut. Di sebut angin laut karena udara yang
berada di atas permukaan air laut melakukan pengungsian massal menuju darat. Angin laut hanya terjadi pada siang
hari Kalau malam hari kasusnya sudah berbeda.
Angin darat
Ketika malam tiba, daratan lebih cepat dingin daripada air laut. Dengan kata lain, pada malam hari, suhu daratan lebih
rendah daripada suhu air laut. Hal ini disebabkan karena kalor jenis daratan (zat padat) lebih kecil daripada kalor jenis air
laut (zat cair). Walaupun jumlah kalor yang dilepaskan oleh daratan dan air laut sama, tetapi karena kalor jenis daratan
lebih kecil daripada kalor jenis air laut, maka penurunan suhu yang dialami oleh daratan lebih besar daripada air laut.
Ingat saja rumus Q = (m)(c)(deltaT). Jika bingung berlanjut silahkan pelajari kembali pokok bahasan kalor, kalor jenis dan
kalor laten.

Air laut yang memiliki suhu lebih tinggi menghangatkan udara yang berada di atasnya. Akibatnya suhu udara yang berada
di atas permukaan laut meningkat. Peningkatan suhu udara menyebabkan massa jenis udara berkurang sehingga udara
bergerak ke atas (1)
Daratan yang memiliki suhu lebih rendah mendinginkan udara yang berada di atasnya. Akibatnya suhu udara yang berada
di atas daratan menurun. Penurunan suhu udara menyebabkan massa jenis udara bertambah. Udara yang berada di atas
daratan segera meluncur ke laut (2)
Sampai pada ketinggian tertentu, udara yang bergerak ke atas mendingin (suhunya menurun). Penurunan suhu
menyebabkan massa jenis udara bertambah. Si udara pun meluncur ke bawah, menggantikan posisi udara yang meluncur
ke laut tadi (3). Proses ini terjadi terus menerus sehingga terbentuk arus konveksi udara sebagaimana yang ditunjukkan
pada gambar di atas. Dirimu menyebutnya dengan julukan angin darat. Di sebut angin darat karena udara yang berada di
daratan melakukan pengungsian massal menuju laut. Angin darat hanya terjadi pada malam hari..
Catatan :
Pertama, meningkatnya suhu daratan dan lautan yang terjadi pada siang hari merupakan korban dari perpindahan kalor
secara radiasi (Daratan dan air laut mendapat sumbangan kalor dari matahari). Mengenai radiasi akan dibahas kemudian.
Kedua, perpindahan kalor dari daratan atau air laut menuju udara yang berada di atasnya terjadi secara konduksi.
Perpindahan kalor secara konveksi hanya terjadi pada udara saja.
Ketiga, angin adalah udara yang bergerak. Berdasarkan kasus angin darat dan angin laut di atas, kita bisa menyimpulkan
bahwa terjadinya angin disebabkan karena adanya perbedaan suhu udara. Jadi angin sebenarnya merupakan korban
dari proses perpindahan kalor secara konveksi. Coba bayangkan, apa yang terjadi jika perbedaan suhu udara

sangat tinggi ? Badai pun datang melanda, membuat atap rumah ikut2an kabur bersama angin.
Cerobong Asap
Pernah lihat cerobong asap ? yang tinggal di kota pasti pernah lihat cerobong asap pabrik mengapa asap bisa bergerak
naik melalui cerobong ? emang dari sono-nya dah begitu kok yee anak SD juga bisa jawab kayak gini

Asap

hasil pembakaran memiliki suhu tinggi. Karena suhunya tinggi, maka asap tersebut memuai. Ketika memuai, volume asap
bertambah (massa asap tidak berubah, yang berubah hanya volumenya saja). Bertambahnya volume asap membuat massa
jenisnya berkurang. Akibatnya si asap pun meluncur ke atas.
Mengapa asap hasil pembakaran cenderung bergerak ke atas ?
Kasusnya mirip dengan asap pabrik yang meluncur melalui cerobong asap
Contoh yang lain dipikirkan sendiri ya Jalan ceritanya sama saja seperti yang telah gurumuda jelaskan panjang lebar di
atas. Btw, contoh yang telah gurumuda ulas di atas merupakan proses perpindahan kalor dengan cara konveksi yang
terjadi secara alami. Ada juga konveksi yang dipaksakan.

Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat.
Konveksi terjadi karena gerakan massa molekul pada suatu tempat ke tempat lain, yang disebabkan oleh adanya
perbedaan massa jenis zat. Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi pada zat cair dan zat gas.
Laju perpindahan kalor secara konveksi bergantung pada luas permukaan yang bersentuhan, dan perbedaan suhu
antara fluida dengan benda. Banyaknya kalor yang dialirkan secara konveksi dapat dirumuskan sebagai berikut.

Konveksi dibagi menjadi dua jenis, yakni konveksi almiah dan konveksi paksa. Contoh konveksi alamiah lainnya
adalah asap yang bergerak ke atas. Ketika kita membakar sesuatu, udara panas di dekat api akan memuai sehingga massa
jenisnya menjadi kecil. Sementara, udara dingin yang berada di sekitar api menekan udara panas ke atas. Akibatnya,
terjadi arus konveksi udara pada udara dan asap bergerak ke atas. Sementara itu, konveksi paksa terjadi saat fluida yang
dipanasi langsung diarahkan ke tujuannya oleh sebuah peniup atau pompa.
Konveksi panas terjadi ketika panas mengalir melalui medium dan disertai perpindahan molekul penyusun material
tersebut. Konveksi di udara contohnya adalah terjadinya angin darat dan angin laut

PERCOBAAN 3: KONVEKSI DALAM AIR


Peristiwa koneksi dapat ditunjukkan juga pada kegiatan arus konveksi dalam air. Pemanasan air dalam bejana
yang telah dicampur dengan serbuk gergaji akan menunjukkan bagaimana pergerakan konveksi dalam air
terjadi.
Tujuan
Membuktikan bahwa konveksi dapat terjadi di dalam zat cair (air).
Alat dan Bahan
1. Bejana kaca

1 buah.

2. Serbuk gergaji

secukupnya.

Alat dan Bahan


1.

Tripot

1 buah.

2.

Busen/lampu spiritus

1 buah.

3.

Kasa

1 buah.

Tahapan Kegiatan
1. Isilah bejana dengan air sampai hampir penuh.
2. Campurkan sedikit serbuk gergaji ke dalam bejana air dan aduklah sampai merata.
3. Panaskan bejana dan selanjutnya amati serbuk gergaji yang ada dalam air.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.
Hasil Pangamatan dan Pembahasan
Bejana kaca diisi air sampai hamper penuh, kemudian dicampur dangan sedikit serbuk gergaji, diaduk
sampai merata. Bejana dipanaskan dan diamati pergerakan serbuk gergajinya:
1.

Saat bejana belum panas serbuk gergaji yang ada didasar ada pula yang berada dipermukaan air.

2.

saat bejana mulai memnas hingga air didalamnya mendidih, serbuk-serbuk gergaji tersebut bergerak

berputar-putar mengitari aliran air, yang semula berada diatas berputar kebawah, begitupun sebaliknya secara
acak.
Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada air yang mendidih terjadi peristiwa konveksi
yaitu perpindahan panas karena perbedaan massa jenis antara bagian zat yang panas bagian zat yang dingin. Hal
ini diperlihatkan oleh serbuk gergaji dari bawah keatas begitupun sebaliknya mengikuti aliran air secara acak.
Jawaban Pertanyaan
1. Tak lama setelah bejana dipanasi dan air menjadi panas maka serbuk-serbuk gergaji didalamnya akan
bergerak naik turun mengikuti aliran air yaitu dari bawah ke atas berputar terus.
2. Serbuk gergaji bergerak karena pengaruh perubahan suhu dan massa jenis.Dapat digunakan hubungan
antara volume, massa, massa jenis dan suhu, yaitu:
= h x Ax

t
Keterangan :
h = Koefisien konveksi
t = Perbedaan suhu
= Massa

Anda mungkin juga menyukai